Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERIODE KEMUNCULAN DINASTI-DINASTI ISLAM

DOSEN PEMBIMBING :

Turhamun S.Sos.I.,M.S.I

DISUSUN OLEH :

1. Adam Bagus Mahesa Tanjung

2. Imroatun Syarifah

3. Nabil Rifqi Nidhomi

4. Supriadi Triyustino

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI Prof. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO

3
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ...............................................................................................................................3

1.2 Rumusan masalah ..........................................................................................................................3

1.3 Tujuan ...........................................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN

1.1 Awal mula munculnya dinasti...................................................

1.2 Dinasti-dinasti Islam di dunia

BAB 3 PENUTUP

1.1 Kesimpulan…………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Melihat kembali tentang perkembangan Islam yang terjadi di masa lalu, Islam
menempuh banyak sekali dinamika dari masa ke masa, mulai dari masa keterasingannya sampai
dengan masa kejayaannya. Adapun masa-masa perkembangan itu sendiri terbagi menjadi
beberapa bagian, mulai dari masa kekhalifahan Nabi Muhammad SAW, Khulafaur Rasyidin,
hingga terbagi menjadi dinasti-dinasti.

Kemunculan dan kehancuran dinasti-dinasti itu sendiri tidak lepas dari pengaruh-
pengaruh politik dari berbagai golongan. Baik dari golongan yang tidak puas atas kekuasaan
sebelumnya, maupun golongan yang ingin berdiri sendiri.

Dinasti Umayyah menjadi dinasti awal yang juga mengawali periode kedinastian, setelah
masa Kholifah ke-4 Ali bin Abi Thalib. Masa kedinastian itu dimulai dari tahun 41H/661M
sampai dengan berakhirnya masa Dinasti Usmaniyah, yaitu pada tahun 1923 M.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana awal munculnya dinasti?

2. Apa saja dinasti-dinasti Islam yang ada di dunia?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui awal mula munculnya masa dinasti.

2. Mengetahui dinasti-dinasti Islam yang ada di dunia.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

1.1 Awal Mula Munculnya Dinasti

Dinasti Islam muncul setelah masa Khulafaur Rasyidin berakhir. Tradisi pemerintah Islam
tetap dipertahankan bersamaan dengan upaya perluasan wilayah Islam ke seluruh dunia.
Berikut adalah beberapa dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia.

1.2 Dinasti-Dinasti Islam di Dunia

1.2.1 Dinasti Umayah

Setelah kekhalifahan Ali bin Abi Thalib berakhir, kepemimpinan umat Islam dikendalikan
oleh dinasti Umayyah. Nama dinasti ini diambil dari nama Umayyah bin Abdul syams kakek
buyut muawiyah bin Abi Sufyan, khalifah pertama dinasti Umayyah Umayyah salah satu kabilah
Quraisy yang berpengaruh pada zaman jahiliyah dinasti yang berkuasa dari mazmur ini
berkuasa kurang lebih 90 tahun yaitu dari tahun 41H-132H.

Pemerintahan dinasti Umayyah juga dipimpin oleh 14 khalifah yang berperan penting dalam
membangun pemerintahan Islam, yaitu Muawiyah bin Abi Sufyan, Abdul Malik bin Marwan,
Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz. Beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani
Umayyah lemah dan membawanya pada kehancuran dan faktor-faktornya antara lain :

1. Sistem penggantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi
tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas pengaturannya tidak jelas
menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.

2. Terbentuknya dinasti Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang
terjadi di masa Ali.

3. Pertentangan etnis antara suku Arabia dan Arabia Selatan yang sudah ada sejak zaman
sebelum Islam makin meruncing.

4. Lemahnya pemerintahan daulah Bani Umayyah.

5. Tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah ialah munculnya kekuatan yang dipelopori
oleh keturunan Al Abbas ibn Al Muthalib.
1.2.2 Dinasti Abbasiyah (132/750 M - 656 H/1258 M)

Dinasti ini mempunyai wilayah kekuasan yang meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arabia,
Uzbekistan dan Mesir bagian timur. Pendiri dinasti sekaligus khalifah pertama adalah Abu
Abbas as-Saffah. Kekuasaan Dinasti Abbaisyah dibagi menjadi empat periode, yaitu periode
awal 132 H/750 M-232 H/847 M), periode lanjutan (232 H/847 M-333 H/945 M), periode
Buwaihi (333 H/945 M- 447 H/1055 M), dan periode Seljuk (447 H/1055 M- 656 H/1258 M).
Masa panjang dinasti ini dilalui dengan pola pemerintahan yang berubah-ubah seusuai
perubahan politik, sosial, budaya dan penguasa. Dinasti Abbasiyah mengalami zaman keemasan
ketika dipimpin oleh as-Saffah, al-Mansur, al-Mahdi, Harun ar-Rasyid, al-Amin, al-Ma'mum,
Ibragim, al-Mu'tasim dan al-Wasiq. kekuasaan Abbasiyah melemah dengan adanya
pertentangan dan pemberontakan dari dalam negeri serta ancaman dari pihak luar, seperti
Bizantum (Romawi Timur) dan orang Mongol. Dinasti Abbasiyah runtuh oleh pasukan Mongol di
bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Jengiz Khan, menghancurkan Baghdad. Peninggalan Dinasti
Abbasiyah meliputi antaran lain Baitulhikmah, yaitu suatu lembaga pusat kajian keilmuan yang
didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid, dan Masjid al-Mutawakkil yang mempunyai menara
spiral di Samarra (Irak).

1.2.3 Dinasti Fatimiyah

a. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Fatimiyah

Konstelasi dalam bidang politik yang terjadi dikalangan umat Islam mulai akhir zaman
Dinasti Umayyah, kemudian memuncak di zaman Dinasti Abbasiyah, memberikan ruang
bagi daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan di Damaskus maupun di Bagdad,
berusaha untuk melepask diri dari kekusaan Khalifah pusat. Sehingga bermunculan
dinasti-dinasti kecil yang melakukan independensi pemerintahan. Salah satu dari dinasti yang
melepaskan diri dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah yaitu dinasti Fatimiyah. Ubaidillah Al-
Mahdi merupakan pelopor yang memiliki andil besar terkait berdirinya Dinasti Fatimiyah
pada tahun 909 M. Dinasti Fatimiyah adalah Dinasti Syi’ah yang berkuasa dari tahun 909 M
sampai dengan tahun 1171 M, atas dasar legitimasi klaim keturunan Nabi lewat Fahtimah
dan Ali bin Abi Thalib dari Ismail anak Jafar Sidik, keturunan keenam dari Ali bin Abi Thalib.
Dinasti ini didirikan sebagai tandingan bagi penguasa dunia muslim saat itu yang terpusat
diBagdad, yaitu Bani Abbasiyah. Wilayah kekuasaan Dinasti Fatimiyah meliputi Afrika Utara,
Mesir, dan Suriah. Berdirinya Dinasti Fatimiyah dilatarbelakangi oleh melemahnya Dinasti
Abbasiyah.

3
b. Hancurnya Dinasti Fatimiyah

Dinasti fatimiyah mulai mengalami keruntuhan ketika kebijakan politik Al-hikam telah
menimbulkan rasa benci kaum Dzimmi dan Muslim non Siyiah. Hal tersebut bisa diatasi
ketika Abu Al Hasan menjadi Khalifah. Pada tahun 1083 M kekuasan Fatimiyah di Syria mulai
goyah. Palestina selalu berontak dan kekuasan Saljuk dari Timur pun mampu menguasai
Asia Barat. Provinsi-provinsi Fatimyah yang di Afrika mulai memboikot pembayaran pajak,
ada yang menyatakan kemerdekaan atau kembali bersatu dengan Abbasiyah. Selain itu
yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Fatimiyah adalah Mesir dilanda wabah penyakit,
kemarau panjang, sungai Nil mengering, Amir Makkah dan Madinah melepaskan diri dari
Mazhab islamiyah dan Maroko menyatakan bebas dari kekuasan Fatimiyah.

Pada 10 Muharram 576 H/1171 M Al Adhid Khalifah Fatimiyah yang paling terakhir
meninggal dunia. Pada saat itulah Dinasti Fatimiyah hancur setelah berkuasa sekitar 280
tahun lamanya, kemudian Shalahudin memegang kekhalifahan. Dengan munculnya
Shalahudin sebagai Khalifah, sekte islamiyah telah kehilangan pamornya. Sinkron dengan
telah dijadikannya paham Ahlussunah Wal Jamaah sebagai dasar dalam kehidupan
keagamaan, maka berakhirlah kekuasaan Syiah Ismailiyah.

1.2.4 DINASTI UTSMANIYAH

a. Sejarah Berdiri

Utsmani berasal dari pendiri pertama dinasti ini, yaitu Utsman bin Erthogril bin Sulaiman
Syah. Beridirinya dinasti ini berawal dari Sulaiman Syah yang mengembara degan
pasukannya ke Anatolia dan singgah di Azerbaijan, namun sebelum sampai tujuan, ia
meninggal dunia. Erthogril sebagai putranya menggantikan perjalanannya.

Sesampainya di sana, Erthogril membantu Sultan Alauddin II sebagai penguasa dinasti


Saljuk melawan Romawi Timur, sehingga dinasti Saljuk mendapatkan kemenangannya.
Karena jasanya, Sultan Alauddin II memberikan wilayah Dorylaeum yang berbatasan dengan
Bizantium.

Sepeninggal Erthogril, Utsman menggantikan ayahnya atas persetujuan Sultan Alauddin


II. Serangan bangsa Mongol terhadap dinasti Saljuk, menyebabkan dinasti Saljuk terpecah
menjadi beberapa dinasti kecil. Dalam kondisi ini Utsman mengklaim kemerdekaan atas
wilayahnya sekaligus memproklamasikan berdirinya dinasti Utsmani.
b. Khalifah-khalifah yang berperan

3
c. Faktor-Faktor Keruntuhan Dinasti Utsmani

Pertama, luasnya wilayah kekuasaan yang berbanding lurus dengan menurunnya atau
buruknya sistem pemerintahan yang ditangani oleh orang-orang yang tidak cakap.
Hilangnya keadilan, merajalelanya korupsi, dan meningkatnya kriminalitas; Kedua,
heterogenitas penduduk dan agama; Ketiga, kehidupan istimewa yang bermegahan;
Keempat, merosotnya perekonomian negara akibat peperangan yang sebagian besar
mengalami kekalahan; Kelima, timbulnya gerakan Nasionalisme yang mengubah sistem
kekhalifahan menjadi republik.

Anda mungkin juga menyukai