Anda di halaman 1dari 22

DINASTI FATHIMIYAH

"Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata SKI dan Pembelajaran


"
Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung
Tarbiah dan Keguran Jurusan Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Idzan Fautanu, M.A

Disusun Oleh :
Nama : Mahlil Nurul Ihsan
NIP : 2.215.3.067
Semester : III
2016

Pembahasan
A.Awal Pembentukan dan
Perkembangan Dinasti
Fathimiyah
B. Khalifah Daulah Fathimiyah
C. Masa Kemajuan dan konstribusi
dinasty fathimiyah terhadap
peradaban Islam
D.Masa Kemunduran dan
Kehancuran Dinasty Fathimiyah

A. Awal Pembentukan dan Perkembangan


Dinasti Fathimiyah
Loyalitas terhadap Ali bin Abi Thalib adalah isu
terpenting bagi komunitas Syiah untuk mengembangkan
konsep Islamnya, melebihi isu hukum dan mistisme. Pada
abad ke- VII dan ke- VIII M, isu tersebut mengarah
kepada gerakan politis dalam bentuk perlawanan kepada
Khalifah Umaiyah dan Khilafah Abbasiyah. Meski Khilafah
Abbasiyah mampu berkuasa dalam tempo yang begitu
lama, akan tetapi periode keemasannya hanya
berlansung singkat. Puncak kemerosotan kekuasaan
khalifah-khalifah Abbasiyah ditandai dengan berdirinya
khilafah-khilafah kecil yang melepaskan diri dari
kekuasaan politik Khalifah Abbasiyah, maka munculah
dinasti Fathimiyah.

Profil Dinasty Fathimiyah


Pendiri : Abu Muhammad Abdullah (Ubaydillah) alMahdi billah
Berdiri : Tahun 909 M
Tempat : Raqpodah daerah al-Qayrawan.
Perluasan wilayah :Pada tahun 914 M mereka
bergerak kearah Timur dan berhasil menaklukkan
Alexanderia, menguasai Syiria, Malta, Sardinia,
Cosrica, pulau Betrix dan pulau lainnya.
Berkuasa : 262 Tahun selama dari 909 M- 1171
M.

B. Khalifah Daulah
Fathimiyah
Khalifah-khalifah daulah Fatimiyah
secara keseluruhan ada empat
belas orang diantaranya :
1.Abu Muhammad Abdullah
(Ubaydillah) al-Mahdi billah
(909 M - 934 M)
2.Abul-Qasim Muhammad alQa'im bi-Amr Allah bin al-Mahdi
Ubaidillah(934 M -946 M).
3. Abu Zahir Isma'il al-Mansur
billah (946 M 953 M).
4. Abu Tamim Ma'ad al-Mu'izz liDinillah (953 M 975 M).
5. Abu Mansur Nizar al-'Aziz billah
(975 M 996 M).

6.Abu 'Ali al-Mansur al-Hakim biAmrullah (996 M- 1021 M).


7.Abu'l-Hasan 'Ali al-Zahir li-I'zaz
Dinillah (1021 M - 1036M).
8. Abu Tamim Ma'add al-Mustansir
bi-llah (1036 M 1094 M)
9.Al-Musta'li bi-llah (1094 M
1101 M).
10.
Al-Amir bi-Ahkamullah (1101 M
-1130 M).
11.
Abd al-Majid al-Hafiz (1130 M
-1149 M).
12.
al-Zafir (1149 M 1154 M).
13.
al-Fa'iz (1154 M - 1160 M)
14.al-'Adid (1160 M 1171 M).

C. Masa Kemajuan dan konstribusi


dinasty fathimiyah terhadap peradaban
Islam

a.Bidang Politik dan


Pemerintahan
b.Pemikiran dan Filsafat
c.Pendidikan dan Iptek
d.Ekonomi dan Perdagangan
e. Sosial Kemasyarakatan
f. Pemahaman Agama

a.Bidang Politik dan Pemerintahan

Disamping itu daulat fatimiyah juga


membentuk dewan-dewan dalam
pemerintahannya diantaranya,dewan
majlis , dewan nazar, dewan
tahkik(sekretaris)dewan barid(pos),
dewan tartib(keamanan), dewan
kharraj(pajak) dan lain-lainnya

Mentri-mentri Wazir kekhalifahan dibagi dalam dua kelompok,


yaitu kelompok Militer dan Sipil. Yang dibidangi oleh kelompok
Militer diantaranya: urusan tentara, perang, pengawal rumah
tangga khalifah dan semua permasalahan yang menyangkut
keamanan. Yang termasuk kelompok Sipil diantaranya:
Qadi, yang berfungsi sebagai hakim dan direktur percetakan uang
Ketua dakwah, yang memimpin Darul Hikmah
Inspektur pasar, yang membidangi bazar, jalan dan pengawasan
timbangan
Bendaharawan Negara, yang membidangi Baitul Mal
Wakil kepala urusan rumah tangga Khalifah
Qori, yang membaca al-Quran bagi Khalifah kapan saja dibutuhkan.

Selain dari penjabat di istana ini ada beberapa pejabat lokal yang
diangkat oleh Khalifah untuk mengelola bagian wilayah Mesir,
Siria, dan Asia kecil. Ketentaraan dibagi ke dalam tiga kelompok:
Amir-amir yang berdiri dari pejabat-pejabat tinggi dan pengawal
Khalifah
Para Obsir Jaga
Resimen yang bertugas sebagai Hafizah Juyudsiah dan Sudaniyah.

b. Pemikiran dan Filsafat


Dalam menyebarkan tentang kesyiahannya Dinasti
Fatimiyah banyak menggunakan filsafat Yunani
yang mereka kembangkan dari pendapat-pendapat
Plato, Aristoteles dan ahli-ahli filsafat
lainnya.Kelompok ahli filsafat yang paling terkenal
pada Dinasti Fatimiyah adalahikhwanu
shofa.Dalam filsafatnya kelompok ini lebih
cendrung membela kelompok Syiah Islamiyah, dan
kelompok inilah yang menyempurnakan pemikiranpemikiran yang telah dikembangkan oleh golongan
Mutazilah Ahmad Amin,Dhuhal al-Islam, (Kairo:
Lajnah Tawa alNasyr), h. 188

Tokoh-tokoh ahli filsafat di zaman


dinasty Fathimiyah
1.Abu Hatim Ar-Rozi, buku dia ntaranya kitabAzzayinah yang
terdiri dari 1200 halaman. Di dalamnya banyak membahas
masalah Fiqh, filsafat dan aliran-aliran dalam agama.
2.Abu Abdillah An-Nasafi, dia adalah seorang penulis kitab
Almashul. Kitab ini lebih banyak membahas masalahal-Ushul alMazhab al-Ismaily.Selanjutnya ia menulis
kitabUnwanuddinUshulus syari, Addawatu Manjiyyah.Kemudian
ia menulis buku tentang falak dan sifat alam dengan judulKaunul
Alamdanal-Kaunul Mujrof .
3.Abu Yaqup as Sajazi, ia merupakan salah seorang penulis yang
paling banyak tulisannya
4.Abu Hanifah An-Numan Al-Magribi
5.Jafar Ibnu Mansyur Al-Yamani
6.Hamiduddin Al-Qirmani.

c. Iptek dan Pendidikan

Seorang ilmuan yang paling terkenal pada masa Fatimiyah


adalah Yakub Ibnu Killis. Ia berhasil membangun akademiakademi keilmuan yang mengahabiskan ribuan Dinar
perbulannya. Pada masanya, ia berhasil membesarkan
seorang ahli fisika yang bernama Muhammad Attamimi.
Disamping Attamimi ada juga seorang ahli sejarah yang
bernama Muhammad Ibnu Yusuf Al Kindi dan Ibnu Salamah
Al Qudai. seorang ahli sastra yang muncul pada masa
Fatimiyah adalah Al Aziz yang berhasil membangun masjid
Al Azhar.[
Kemajuan keilmuan yang peling fundamental pada masa
Fatamiyah adalah keberhasilannya membangun sebuah
lembaga keilmuan yang disebut Darul Hikam atau Darul
Ilmi yang dibangun oleh Al Hakim pada tahun 1005 Masehi.
Ilmu astronomi banyak dikembangkan oleh seorang
astronomis yaitu Ali Ibnu Yunus kemudian Ali Al Hasan dan
Ibnu Haitam. Dalam masa ini kurang lebih seratus karyanya

Pada masa pemerintahan Al Hakim


didirikan Bait Al Hikmah, terinspirasi
dari lembaga yang sama yang
didirikan oleh Al Makmun di Bahgdad.
Pada masa Al Muntasir terdapat
perpustakaan yang di dalamnya berisi
200.000 buku dan 2.400 Illuminated
Al-Quranini
merupakan
bukti
kontribusi Dinasti Fatimiyah bagi
perkembangan budaya Islam.

D. Masa Kemunduran dan Kehancuran Dinasty


Fathimiyah
1. Perilaku al-Hakim (pengganti al-Aziz) yang kejam menjadi awal
kemunduran dinasti Fatimiyah. Al-Hakim membunuh beberapa wazir,
menghancurkan beberapa gereja, menghancurkan kuburan suci umat
Kristen (1009 M.), menetapkan aturan ketat terhadap non-Islam
dengan menjadikan Islam eksklusif dari agama lain seperti pakaian
dan identitas agama.
2. Konflik internal antar para elitnya yang cukup dahsyat dan
berkepanjangan. Koflik internal dalam pemerintahan Fatimiyah muncul
dikarenakan hampir semua khalifahnya, setelah wafatnya Al-Aziz, naik
tahta ketika masih dalam usia sangat mudah bahkan kanak-kanak,
misalnya, Al-Hakim naik tahta pada usia 11 tahun, al-Zhahir berusia
16 tahun, Al-Mustansir naik tahta usia 11 tahun, Al-Amir usia 5 tahun,
Al-Faiz usia 4 tahun, dan Al-Adid usia 9 tahun. Akhirnya, jabatan wazir
yang mulai dibentuk pada masa khalifah Al-Aziz bertindak sebagai
pelaksana pemerintahan. Kedudukan al-wazir menjadi begitu penting,
berpengaruh dan menjadi ajang perebutan serta ladang konflik.

3.

4.

Keberadaan tiga bangsa besar yang sama-sama


mempunyai pengaruh dan menjadi pendukung
utama kekuasaan Fatimiyah, yaitu bangsa Arab,
bangsa Barbar dari Afrika Utara dan bangsa Turki.
Di saat khalifah mempunyai pengaruh kuat, ketiga
bangsa itu dapat diintegrasikan menjadi kekuatan
yang dahsyat. Akan tetapi, ketika khalifahnya
lemah, maka konflik ketiga bangsa itupun menjadi
dahsyat untuk saling berebut pengaruh dan
kekuasaan. Kondisi terakhir itulah yang terjadi
pasca berakhirnya masa pemerintahan Al-Aziz.
Faktor eksternal juga ikut mempercepat kehancuran
dinasti Fatimiyah seperti ronrongan bangsa
Normandia, Banu Saljuk dari Turki danBanu Hilal
dan Banu Sulaim dari Nejed yang menguasai sedikit
demi sedikit terhadap wilayah kekuasan Fatimiyah.

5. Realita bahwa meski dinasti Fatimiyah telah berkuasa di Mesir


hampir 200 tahun, ternyata secara ideologis belum berhasil
membumikan doktrin ideologiSyiah Ismailiyah. Masyarakat
Muslim di Mesir teryata masih tetap setia kepada ideologiSunni.
Oleh karena itu, ketika dinasti Fatimiyah berada di ambang
kehancurannya, masyarakat Muslim Mesir bukannya berusaha
membantu, tapi justru berusaha mempercepat kehancurannya.
6. Pukulan menentukan dari kehancuran Fatimiyah terjadi pada
masa pemerintahan khalifah Al-Adid Lidinillah. Pada saat itu,
wilayah kekuasaan dinasti Fatimiyah menjadi ajang perebutan
antara Nuruddin Zinki sebagai wakil dinasti Abbasiyah yang ada
di Syiria dan pasukan Salib yang ada di Yerusalem pimpinan Raja
Almeric. Pada tahun 1169 M, pasukan Nuruddin Zinki yang
dipimpin panglima besar Shalahuddin al-Ayyubi dapat mengusir
pasukan Salib dari Mesir dan menaklukkan kekuasaan wazir dari
khalifah al-Adid. Setelah khalifah al-Adid wafat pada tahun 1171.
Runtuhnya dan berakhirnya kekuasaan Dinasti Fatimiyahuntuk
kemudian digantikan oleh Dinasti Ayubiyah.

THE END
THANK YOU
FOR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai