Anda di halaman 1dari 4

2.

Peserta Didik
Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong 1981
mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan
dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah latar belakang
budaya masyarakat peserta didik ? bagaimanakah tingkat kemampuan anak
didik ? hambatan-hambatan apakah yang dirasakan oleh anak didik disekolah
? dan bagaimanakah penguasaan bahasa anak di sekolah ?Berdasarkan
persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan
perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang memilikikelainan,
dan penanaman sikap dan tangggung jawab pada anak dididk.[10]Ciri khas
peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah :[11]a)Individu yang
memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang
unik. Maksudnya, anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin
dikembangkan
dan
diaktualisasikan.
Untuk
mengaktualisasikan
membutuhkan bantuan dan bimbingan.b)Individu yang sedang berkembang,
maksudnya perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik secara wajar,
baik ditujukan kepada diri sendiri maupun kearah penyesuaian
lingkungan.c)Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan
perlakuan manusiawi. Maksudnya, dalam proses perkembangannya peserta
didik membutuhkan bantuan dan bimbingan. Bayi yang baru lahir secara
badani dan hayati tidak terlepas dari ibunya seharusnya setelah ia tumbuh
berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup sendiri. Tetapi
kenyataannya
untuk
kebutuhan
perkembangan
hidupnya,ia
masih
menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa, sepanjang ia belum
dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa pada diri peserta didik ada dua hal yang
menggejala ;1)Keadaannya yang tidak berdaya menyebabkan ia
membutuhkan bantuan. Hal ini menimbulkan kewajiban orang tua untuk
membantunya.2)Adanya kemampuan untuk mengembangkan dirinya, hal ini
membutuhkan bimbingan. Orang tua berkewajiban untuk membimbingnya.
Agarbantuan dan bimbingan itu mencapai hasilmaka harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak.d)Individu yang memiliki kemampuan
untuk mandiri. Maksudnya dalam perkembangan peserta didik ia mempunyai
kemampuan untuk berkembang kearah kedewasaan. Pada dirianak ada
kecenderungan untuk memerdekakan diri. Hal ini menimbulkan kewajiban
pendidik dan orang tua ( si pendidik) untuk setapak demi setapak
memberikan kebebasan dan pada akhirnyamengundurkan diri. Jadi, pendidik
tidak boleh memaksakan agar peserta didik berbuat menurut pola yang
dikehendaki pendidik. Ini dimaksud agar peserta didik memperoleh
kesempatan
memerdekakan
diri
dan
bertanggung
jawab
sesuai
dengankepribadiannya
sendiri
dan
bertanggung
jawab
sendiri.3.PendidikSalah satu komponen penting dalam pendidikan adalah
pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai
gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidikan sekolah saja. Guru
sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam
lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun informal
sebagai pendidik dilingkungan masyarakat.[12]Pendidik adalah unsur
manusiawi dalam pendidikan, pendidik atau guru adalah figur manusia
sumber yang menempati posisi memegang peranan penting dalam
Pendidikan, ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan,
figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang

menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah (Djamarah, 2000 : 1).


[13]Sehubungan dengan hal tersebut diatas Syaifullah (1982) mendasarkan
pada konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang termasuk kategori
pendidik adalah 1) orang dewasa, 2) orang tua, 3) guru/pendidik, dan 4)
pemimpin
kemasyarakatan,
dan
pemimpin
keagamaan.[14]i.Orang
DewasaOrang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum
kepribadian orang dewasa , yakni: (1) manusia yang memiliki pandangan
hidup prinsip hidup yang pasti dan tetap, (2) manusia yang telah memiliki
tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu, termasuk cita-cita untuk mendidik,
(3) manusia yang cakap mengambil keputusan batin sendiri atau
perbuatannya sendiri dan yang akan dipertanggungjawabkan sendiri, (4)
manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secara konstruktif
dan aktif penuh inisiatif, (5) manusia yang telah mencapai umur kronologs
paling rendah 18 th, (6) manusia berbudi luhur dan berbadan sehat, (7)
manusia yang berani dan cakap hidup berkeluarga, dan (8) manusia yang
berkepribadian yang utuh dan bulat.ii.Orang TuaKedudukan orang tua sebgai
pendidik, merupakan pendidik yang kodratidalam lingkungan keluarga.
Artinya orang tua sebagai pedidik utama dan yang pertama dan
berlandaskan pada hubungancinta-kasih bagi keluarga atau anak yang lahir
di lingkungan keluarga mereka.iii.Guru/Pendidik di SekolahGuru sebagai
pendidik disekolah yang secara lagsung maupun tidak langsung mendapat
tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan.
Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratanpersyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan.
Persyaratan pribadi didasrkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari
tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional.
Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik
yang berhubungan dengan pesan yangingin disampaikan maupun cara
penyampainannya,
dan
memiliki
filsafat
pendidikan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.iv.Pemimpin
Masyarakat
dan
Pemimpin
KeagamaanSelain orang dewasa, orang uta danguru, pemimpin masyarakat
dan pemimpinkeagamaan merupakan pendidik juga. Peran pemimpin
masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam
mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin.
Pemimpin keagaam sebagai pendidik, tampak pada aktifitas pembinaanatau
pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai
keagamaan.4.Materi/Isi PendidikanIsi pendidikan memiliki kaitan yang erat
dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu
disampaikan kepada peserta didik isi/bahan yang biasanya disebut
kurikulumdalam pendidikan formal. Isi pendidikan berkaitan dengan tujuan
pendidikan, dan berkaitan dengan manusia ideal yang dicita-citakan.Untuk
mencapai manusia yang ideal yang berkembang keseluruhan sosial, susila
dan individu sebagai hakikat manusia perlu diisi dengan bahan pendidikan.
Macam-macam isi pendidikantersebut terdiri dari pendidikan agama.
pendidikan moril, pendidikan estetis, pendidikan sosial, pendidikan civic,
pendidikan intelektual, pendidikan keterampilan dan peindidikan jasmani.
[15]Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam
kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini
meliputi materi inti maupun materi local, materi inti bersifat nasional yang
mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan

lokal misinya adalah mengembangkan kebinekaan kekayaan budaya sesuai


dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian jiwa dan semangat Bhinneka
Tunggal
Ika
dapat
ditumbuh
kembangkan.[16]5.Konteks
yang
Memepengaruhi Suasana PendidikanLingkunganLingkungan pendidikan
meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan pada
pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak
membatasi pendidikan pada sekolah saja. Lingkungan pendidikan dapat
dikelompokkan berdasarkan lingkungan kebudayaan yang terdiri dari
lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial politis, lingkungan
sosial.Lingkungan pendidikan biasanya disebut dengan tri pusat pendidikan
pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.a.Pendidikan keluargaPada
mulanya keluargalah yang terutama berperan baik pada pendidikan anak,
aspek
kebuadayaan,
maupun
penguasaan
pengetahuan
dan
ketrampilan.b.Pendidikan
SekolahDengan
meningkatnya
kebutuhandanaspirasi anak, maka keluarga pada umumnya tidak mampu
memenuhinya . oleh karena itu, sebagian dari tujuan pendidikan itu akan
dicapai melalui jalur pendidikan sekolah.c.Pendidikan Masyarakat.Fungsi
pendidikan sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf
perkembangan dari masyarakat itu besertasumber-sumber belajar yang
tersedia di dalamnya.[17]Sarana/Alat dan MetodeSarana atau media
pendidikan berguna untuk membantu dalam proses pendidikan sehingga
sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode dimaksudkan sebagai jalan
dalam sebuah transfer nilai pendidikan oleh pendidik kepada peserta didik.
Oleh karena itu pemakaian metode dalam pendidikan Islam mutlak
dibutuhkan.Sarana/Alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi
dan efektivitasnya. alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan
pendidikan. Alat pendidikan dibedakan atas yang preventif dan yang
kuratif.1)Yang bersifat preventif, yaitu yang bermaksud mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan
bahkan juga hukuman.2)Yang bersifat kuratif, yaitu yang bermaksud
memperbaiki, misalnya ajakan contoh,nasihat, dorongan, pemberian
kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga hukuman.3)Untuk memilih dan
menggunakan alat pendidikan yang efektif ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu ;-Kesesuaiannya dengan tujuan yang ingindicapaiKesesuaiannya
dengan
peserta
didik.[18]Demikianlah
komponenkomponendalam Pendidikan Agama Islam, keseluruhan komponen-komponen
tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam proses
pendidikan Islam yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.DARTAR
PUSTAKA*.Abudin Nata, 2001,Paradigma Pendidikan Islam : Kapita Selekta
Pendidikan Islam,PT Gramedia, Jakarta.*.Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati.
2001.lmu Pendidikan.jakarta.PT.Rineka Cipta*.Nur Uhbiyati. 1998.Ilmu
Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.*.Udin Syaefudin dan Abin
Syamsudin Makmun. 2005.Perencanaan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.*.Pidarta, Made. 2000.Landasan Kependidikan. Jakarta: aneka
Cipta.*._________.2003.Dasar
Konsep
PendidikanMoral.Bandung.Alfa
Beta*.http://m-arif-am.blogspot.com/2010/10/unsur-unsur-pendidikan.html.
[1]Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun. 2005.Perencanaan
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. hlm.13.[2]Abu Ahmadi dan Nur
Uhbiyati. 2001.lmuPendidikan.jakarta.PT.Rineka Cipta.hlm.69.[3]Dasar Konsep

Pendidikan Moral.Bandung.Alfa Beta hal.1.[4]Nur Uhbiyati.1998.pendidikan


Agama Islam.Bandung. CV.Pustaka Setia. Hlm.42.[5]Udin Syaefudin dan Abin
Syamsudin Makmun. 2005.Perencanaan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
hlm.51.[6]http://m-arif-am.blogspot.com/2010/10/unsur-unsurpendidikan.html[7]Pidarta, Made. 2000.Landasan Kependidikan. Jakarta:
aneka Cipta.hlm.98.[8]Abudin Nata,Paradigma Pendidikan Islam : Kapita
Selekta
Pendidikan
Islam,PTGramedia,
Jakarta.13.[9]http://m-arifam.blogspot.com/2010/10/unsur-unsur-pendidikan.html[10]Pidarta,
Made.
2000.Landasan Kependidikan. Jakarta: aneka Cipta.hlm39-40.[11]http://marif-am.blogspot.com/2010/10/unsur-unsur-pendidikan.html.[12]Abudin
Nata,Paradigma
Pendidikan
Islam
:
Kapita
Selekta
Pendidikan
Islam,PTGramedia,
Jakarta.hlm18.[13]http://m-arifam.blogspot.com/2010/10/unsur-unsur-pendidikan.html.[14]Nur
Uhbiyati.1998.pendidikan Agama Islam.Bandung. CV.Pustaka Setia. Hlm.5152[15]Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. 2001.lmu Pendidikan.jakarta.PT.Rineka
Cipta.hlm.43.[16]http://m-arif-am.blogspot.com/2010/10/unsur-unsurpendidikan.html.[17]Ibid.

Anda mungkin juga menyukai