Anda di halaman 1dari 18

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI PUASA


"Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Fiqih dan
Pembelajaran"
Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu :
Dr. H. Jaja Jahari, M.Pd

Disusun Oleh :
Irpan Saefurrahman (2.215.3.062)
Mustopa
Semester : III PAI-KB

BANDUNG
2016

(2.215.3.071)

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul "Implementasi Model
pembelajaran Jigsaw pada Pembelajaran Fiqih Materi Puasa".
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih dan
Pembelajaran.
Shalawat serta salam semoga selalu terpancarkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan akhlak baik
kepada kita dan menjadi contoh teladan nomber satu di dunia
bagi seluruh manusia yang ingin meraih kebahagiaan di dunia
dan di akherat.
Penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada
Bapak Dr. H. Jaja Jahari, M.Pd yang telah banyak mengajarkan
materi

Fiqih

kesempatan

dan

pembelajaran

serta

telah

memberikan

kepada penulis untuk menyusun makalah ini

sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini


masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita
semua dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua khususnya
dalam materi kuliah fiqih dan pembelajaran.
.

Bandung, 26
November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I Pendahuluan..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................1
C. Tujuan Makalah......................................................................1
BAB II Pembahasan..............................................................................2
A. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw.................................2
B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jigsaw......................4
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw........5
D. Pembelajaran Fiqih Materi Puasa...........................................6
BAB III Penutup...................................................................................10
Daftar Pustaka....................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam pendidikan ialah homo homoni socius (pembelajaran
gotong-royong) yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk
social. Pembelajaran kooperatif terutama tipe jigsaw dianggap
sangat cocok di terapkan di Indonesia karena sesuai dengan
budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.
Model

pembelajaran

jigsaw

adalah

suatu

tehnik

pembelajaran kooperatiff dimana siswa, bukan guru yang memiliki


tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran.
Adapun

tujuan

dari

model

pembelajaran

jigsaw

ini

mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, serta


menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin
diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi
secara sendirian.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa Yang Dimaksud Dengan Model Pembelajaran Jigsaw?


Bagaimana Langkah-Langkan Modek Pembelajaran Jigsaw?
Apa Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw?
Bagaiamana Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Pada
Pembelajaran Fiqih Materi Puasa?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw.
2. Untuk Menerapkan Langkah-Langkan Modek Pembelajaran Jigsaw.
3. Untuk Menyebutkan Kelebihan Dan Kekurangan Model
Pembelajaran Jigsaw.
4. Untuk Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw Pada Pembelajaran
Fiqih Materi Puasa.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk


pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.1
Mills, berpedapat bahwa model adalah bentuk representasi
akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu,.
Model merupakan nterprestasi terhadap hasil observasi dan
pengukuran

yang

pembelajaran

diperoleh

dapat

dari

diartikan

pola

beberapa
yang

sistem.

Model

digunakan

untuk

menyusun kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk


kepada

guru

dikelas.

Model

pembelajaran

ialah

pola

yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran


dikelas maupun tutorial. Menurut Arend, model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk
didalam tujuan-tujuan pembelajarann,tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka
konseptual

yang

melukiskan

prosedur

sistematis

dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan


belajar.2 Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang

bahan-bahan

pembelajaran,

dan

membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat


1 Kokom Komulasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010), hal. 57

2 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010),
hal. 54-55

dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model


pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya.3
Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe jigsaw.
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman-teman,
kemudian diadopsi oleh Slavin. Menurut Arends Model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif
dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 6
orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan
yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi
pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut
kepada anggota kelompok yang lain.4
Model pembelajaran jigsaw adalah (Model Tim Ahli) yang
dikembangkan oleh Arosan, Blaney, Stephen, Sikes, dn Snapp.
Pada dasarnya, model ini guru membagi satuan informasi yang
besar menjadi komponen-komponen yang lebi kecil. Selanjutnya
guru membagi siswa kedalam kelompok belajar koopertif yang
terdiri dari beberapa siswa sehingga setiap siswa bertanggung
jawab terhadap

penguasaan setiap komponen/subtopik

yang

ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.


Yuzar5 menyatakan, dalam pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6,
heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan
bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok
bertanggungjawab atas ketuntasan bagian bahan pelajaran yang
harus dipelajari dan menyampaikan bahan tersebut kepada
anggota kelompok asal.
Ibrahim, dkk (2001:21-22) mengemukakan, bahwa metode
jigsaw

merupakan

metode

mengajar

siswa

yang

dibagi

3 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal.136


4 Arends, 1997, Classroom Instructional and Management. New York : Mc Graw Hill Companies
5 Isjoni, 2007.Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta. Hal.79

perkelompok, dengan anggota belajar yang heterogen. Materi


pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap
anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu
bahan yang diberikan itu. Anggota dari kelompok lain yang
mendapat tugas topic yang sama berkumpul dan membentuk
kelompok ahli untuk mendiskusikan topic tersebut. Selanjutnya
anggota kelompok ahli tersebut kembali ke kelompok asal untuk
melaporkan dan menjelaskan materi yang telah dipelajari dan
didiskusikan di dalam kelompok ahli kepada teman kelompoknya
sendiri.
Siswa dari masing-masing kelompok yang bertangung jawab
pada subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri
dari tiga atau empat siswa. Setelah itu siswa kembali ke kelompok
masingmasing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan
informasi penting dalam subtopik lainnya, juga bertindak serupa
sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan
penguasaannya terhadap seluruh materi yang dtugaskan oleh
guru. Dengan demikian setiap siswa dalam kelompok harus
menguaai topik secara keseluruhan.6
Model pembelajaan ini sangat menarik untuk digunakan jika
materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian
dan materi tersebut tidak megharuskan urutan penyampaian.7
Siswa-siswi bekerja sama untuk menyelelesaikan tugas
kooperatifnya dalam:
1) Belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya
2)

Merencanakan

bagaimana

mengajarkan

subtopik

bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.

6 Nur Asma, Model Pembelajaran..., hal. 26-27


7 Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,2011), hal.
56

Untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima prinsip yang


harus diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif8 yaitu : (1)
saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan,
(3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, (5) evaluasi proses
kelompok. Untuk memenuhi kelima unsur tersebut memang
dibutuhkan proses yang melibatkan niat dan kiat para anggota
kelompok. Para pembelajar harus mempunyai niat untuk bekerja
sama dengan yang lainnya dalam kegiatan belajar yang akan
saling menguntungkan. Selain niat, para pembelajar juga harus
menguasai kiat-kiat berinteraksi dan bekerja sama dengan orang
lain.
B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jigsaw

Langkah-langkah dalam jigsaw adalah sebagai berikut:9


1) Siswa dikelompokkan ke dalam 4/5 anggota tim
2) Tiap siswa dalam tim diberi dalam tim diberi bagian
materi yang ditugaskan
3) Setiap siswa dalam satu tim diberi bagian materi yang
ditugaskan
4) Anggota tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota
kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman
satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguhsungguh.
6) Tiap tim

ahli

mempresentasikan

memberikan evaluasi berupa kuis


7) Memberi
penghargaan
terhadap

hasil

diskusi

kelompok

mendapatkan banyak skor dalam kui


8) Penutup/kesimpulan.
8 Anita Lie.2008, .Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia. Hal.31
9 Kokom Komalasari, Pembelajaran..., hal. 56-66

Guru
yang

C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

Adapun kelebihan dan kelemahan model jigsaw adalah:


1.Kelebihan Jigsaw

Belajar

kooperatif dapat mengembangkan

tingkah laku

kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat
mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa lebih banyak
belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru.
Interaksi yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapatmemacu
terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual
siswa.
2. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
Beberapa hal yang bisa menjadi kendala aplikasi model ini di
lapangan yang harus kita cari jalan keluarnya adalah:
a) Prinsip

utama

pola

pembelajaran

ini

adala

peer

teachingpembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi


kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami
suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan
siswa lain.
b) Dirasa sulit menyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi
menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak
memiliki rasa kepercayaan diri.
c) Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa
harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya
dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipetipe siswa dalam kelompok tersebut.
7

d) Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan,


biasanya membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan
yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.
e) Aplikasi metode ini pada kelas besar lebih dari 40 siswa
sangatlah sulit, tapi bias diatasi dengan model teaching.
D. Materi Puasa

Standar Kompetensi:
2. Melaksanakan Tata Cara Puasa
Kompetensi Dasar:
2.1. Memahami Ketentuan Puasa
Standar Materi:
A. Puasa
Indikator:
2.1.1. Menjelaskan pengertian puasa dan dalilnya
2.1.2. Menjelaskan syarat dan rukun puasa.
2.1.3. Menjelaskan amalan sunah pada waktu berpuasa
2.1.4. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa
2.1.5. Menjelaskan Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa
A.

Ketentuan Puasa
1.

Pengertian Puasa
Puasa merupakan terjemah dari shoum (bahasa Arab) yang

berarti menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah


puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan
puasa dimulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari
(maghrib).
ayat tentang puasa ini telah diterangkan dalam firman Allah surat
Al-Baqarah (2) :183

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu


berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa (Q.S. Al-Baqarah [2]: 183)
Dalam ayat tersebut terkandung tujuan utama dari ibadah puasa,
yakni supapa kita bertakwa kepada Allah Swt.
2. Syarat wajib puasa dan rukun puasa
Syarat

wajib

puasa

adalah

segala

sesuatu

yang

menyebabkan seseorang diwajibkan melakukan puasa. Muslim


yang belum memenuhi syarat wajib puasa maka dia belum dikenai
kewajiban

untuk

mengerjakan

puasa

wajib.

Tetapi

tetap

mendapatkan pahala apabila mau mengerjakan ibadah puasa.


Syarat wajib puasa adalah sebagai beriktu:
a.

Beragama Islam

b.

Berakal sehat

c.

Baligh

d.

Suci dari haid dan nifas (khusus bagi kaum wanita)

e.

Bermukim (tidak sedang bepergian jauh)

f.

Mampu (tidak sedang sakit)


Apabila salah satu dari hal-hal di atas tidak ada pada

seorang muslim, maka ia belum/tidak wajib mengerjakan puasa


wajib
Rukun puasa sendiri hanya ada 2, yakni niat dan imsak
(menahan diri dari hal yang membatalkan puasa).
a. Niat
Niat puasa yaitu adanya suatu keinginan di dalam hati untk
menjalankan puasa semata-mata mengharap ridha Allah swt,
karena menjalankan perintah-Nya. Semua puasa, tanpa adanya
niat maka tidak bisa dikatakan sebagai puasa.

Aku enjawab, Tidak. Rasulullah saw, bersabda Kalau begitu, aku


puasa. (H.R. An-Nasai)
b.

Menahan diri dari Segala hal yang membatalkan

puasa
menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti
makan, minum, dan lain-lain dari mulai terbit fajar sampai
terbenam matahari. Jadi, waktu dimulainya puasa bukanlah pada
saat sirine atau pengumuman imsak disuarakan, tetapi dimulai
ketika fajar (subuh).
3. Perbuatan yang disunnahkan ketika puasa
Adapun amalan sunnah saat berpuasa adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Menyegerakan berbuka
Makan Sahur
Menggosok gigi sebelum imsak.
Membaca dan Mengkhatamkan Al-Quran
Shalat Tarawih
Memperbanyak doa
Memberi buka puasa (tafthir shaim)
Memperbanyak Sedekah
Itikaf
Memperbanyak Amal Kebaikan

4. Hal-hal yang Dapat Membatalkan Puasa


a. Makan dan minum dengan sengaja. Apabila makan dan
minumnya karena lupa atau paksaan maka hal itu tidak
membatalkan puasa.
b. Muntah dengan sengaja. Apabila muntahnya tidak sengaja
maka hal itu tidak membatalkan puasa.
c. Berniat berbuka puasa. Sekali berniat berbuka puasa
meskipun buka puasa itu tidak dilaksanakan, puasanya
batal.
d. Megalami haid atu nifas.
e. Keluar air mani karena

memeluk

isteri/suami atau bermasturbasi.


f. Bersenggama.
g. Hilang akal
h. Merubah niat.

10

atau

mencium

5. Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa


a. Orang sakit. Sakit di sini adalah sakit yang apabila dia
berpuasa akan mengakibatkan sakitnya tambah parah. Ia
dibolehkan untuk tidak berpuasa Ramadhan dan wajib
mengqadha di hari lain di luar Ramadhan sejumlah puasa
yang telah ditinggalkan. Mengqadha (mengganti) puasa
wajib dilakukan setelah ia sembuh sebelum Ramadhan
tahun berikutnya datang. Apabila belum bisa mengqadha
hingga Ramadhan berikutnya datang tanpa alasan yang
bisa dimaklumi maka orang tersebut selain telah berdosa,
sebagian Ulama memerintahkannya untuk membayar
kafarat

dengan

ditinggalkan.
b. Wanita yang

tetap

menyusui

mengqadha
dan

hamil

puasa
karena

yang
alasan

kekhawatiran pada diri sendiri. Mereka dibolehkan tidak


berpuasa karena dapat digolongkan sebagai orang sakit.
Orang

hamil

membayar

dan
fidyah

menyusui
untuk

wajib

mengqadha

mengganti

puasa

atau
yang

ditinggalkan.
c. Orang yang bepergian (musafir). Orang yang bepergian
mendapat keringanan untuk tidak berpuasa, tetapi juga
harus

mengganti

di

hari

lain

ketika

tidak

dalam

perjalanan.
d. Orang yang sudah tua dan tidak mampu lagi berpuasa
juga

diberi

keringanan

tidak

mengerjakan

puasa

Ramadhan, dan ia diwajibkan menggantinya dengan


membayar fidyah, yaitu memberi makan sepuluh orang
miskin.
Sebagian ulama seperti Imam As-Syafi`i dan Imam Malik
menetapkan bahwa ukuran fidyah yang harus dibayarkan kepada
setiap satu orang fakir miskin adalah satu mud gandum sesuai
dengan ukuran mud Nabi SAW. Sebagian lagi seperti Abu Hanifah
mengatakan dua mud gandum dengan ukuran mud Rasulullah SAW

11

atau setara dengan setengah sha` kurma/tepung atau setara


dengan memberi makan siang dan makan malam hingga kenyang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu strategi
belajar mengajar yang menekan pada sikap atau perilaku bersama
dalam belajar atau membantu diantara sesame dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua
orang atau lebih.
Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw ini pada kelas siswa dibagi berkelompok dengan lima atau
enam

anggota

kelompok

belajar

heterogen.setiap

anggota

bertanggung jawab untuk mempelajari,menguasai bagian tertentu


bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota
kelompoknya.

Dengan

demikian

terdapat

rasa

saling

membutuhkan dan harus berkerjasama secara cooperative untuk


mempelajari materi yang ditugaskan.
Kerangka model pembelajaran jigsaw adalah para anggota
dari kelompok asal yang berbeda,bertemu dengan topik yang sama
dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang

12

ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membatu


satu sama lain untuk mempelajari topic mereka tersebut.setelah
pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali
pada kelompok semula ( asal ) dan berusaha mengajarkan pada
teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat
pertemuan
interdepensi

dikelompok
yang

ahli.

Kunci

diperlukan

tipe

dengan

JIGSAW
tujuan

ini

adalah

agar

dapat

mengerjakan kuis dengan baik.


Keuntungan mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar
kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang
tidak

mungkin

mempelajari

diperoleh

semua

apabila

materi

mereka

sendirian.

mencoba
Sementara

untuk
untuk

kerugiannya ada beberapa yaitu keadaan kondisi kelas yang ramai,


siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa
yang pandai serta membutuhkan waktu yang lebih lama apabila
bila ada pernataan ruang belum terkondisi dengan baik.
B. Saran
1. Guru seharusnya menjelaskan model pembelajaran tipe
jigsaw ini dulu kepada siswa sebelum menerapkannya, agar
siswa tidak binggung.
2. Guru harus pandai dalam memilih materi pembelajaran yang
tepat untuk diterapkan dalam model ini.
3. Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa
bisa melihat guru/papan tulis dengna jelas, bias melihat
rekan-rekan kelompoknya dengan baik,dan berada dalam
jangkauan kelompoknya dengan merata.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu digunakan
atau diterepkan karena suasana positif yang timbul akan
membarikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai
pelajaran dan sekolah atau guru, selain itu siswa akan
merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir serta
meningkatkan keaktifan.

13

14

DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono,2010, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya
(Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010)
Anita Lie.2008, .Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia
Arends, 1997, Classroom Instructional and Management. New
York : Mc Graw Hill Companies
Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2011)
Isjoni, 2007.Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta
Kokom Komulasari,2010, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan
Aplikasi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010)
Rusman,2011, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011)

15

Anda mungkin juga menyukai