PERADABAN ISLAM
TENTANG
PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI FATIMIYAH
NPM : 041425044
2015
DAFTAR ISI
BAB I
I. PENDAHULUAN
BAB II
II. PEMBAHASAN
BAB III
III. PENUTUP
KESIMPULAN ................................................................................................ 11
A. Latar Belakang
Dinasti fatimiah adalah salh satu dari dinasti syi’ah dalam sejarah islam. Dinasti ini
didirikan di Tunisia pada tahun 909 M, sebagai tandingan bagi penguasa dunia muslim pada saat itu
yang berpusat di Bagdad, yaitu Dinasti Fatimiah didirikan oleh Sa’id bin Husain. Berakhirnya
kekuasan Dinasti Abasiyah diawal abad ke-9 ditandai dengan munculnya disintegrasi wilayah itu
sebagai daerah yang selama ini dikuasai, menyatakan melepaskan diri dari kekuasaan pemerintahan
Bagdad dan membentuk daualah-daulah kecil yang berdiri sendiri (otonomi) di sebelah timur Bagdad,
muncul dinasti Fatimiah, Saariyah , Samaniyah, Gasaniyah, Buwaihiyah, dri bani Saljuk, sementara
bagian barat, muncul dinasti Idrisiyah , Aglabiyah, Tuluniyah, Fatimiyah, ikhsidiyah dan
Hamdaniyah.
Dinasti ini mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Al-Aziz. Kebudayaan islam
berkembang pesat pada masa dinasti Fatimiah, yang ditandai dengan berdirinya masjid Al-
Azhar.masjid ini berfungsi sebagai pusat pengkajian islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti ini berakhir
jatuh sakit. Dinasti Fatimiah merupakan salah satu dinasti islam yang pernah ada dan memiliki andil
dalam memperkaya khzanah Sejarah Peradaban Islam .
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 850 Afrika U tara meliputi wilayah Ifriqiyah (Tunisia ) sebagian pulau
sisiliah yang merupakan bagian Daulah Abbasiyah masih dikuasai oleh bani Aqlab. Wilayah
disebelah baratnya berkuasa Bani Rustamiyah di Aljazair dan bani Idris di Maroko dan Sepanyol
masih ada dibawah kekuasaan Bani Umayyah II. Semua Dinasti ini berkuasa sampai tahun 90. Namun
sesudah tahun 909muncul sebuah dinamika baru , terbentuknya sebuah dinasti Fatimiah di Tunusia
(909 M-1171 M). Wilayah kekuasaannya meliputi Afrika Utara, Mesir dan Suriah.
Setelah Imam Ja’far Ashidiq wafat, Syi’ah terpecah menjadi dua cabang. Cabang
pertma meyakini Musa Al-Kazim sebagai imam ke-7 pengganti Imam Ja’far, sedang sebuah cabang
yang lainnya mempercayai Ismail bin Muhammad Al- Maktum sebagai imam Syi’ah ke-7. Cabang
Syi’ah kedua ini dinamai Syi’ah Ismailiyah. Syi’ah Ismailiyah tidak menampakkan gerakannya secara
jelas, sehingga muncullah Abdullah bin Maimun yang membentuk Syi’ah Ismailiyah sebagai sebuah
sistem gerakan politik keagamaan. Ia berjuang mengorganisir propganda Syi’ah Ismailiyah dengan
tujuan menegakkan kekuasan Fatimiah. Secara rahasia ia mengirimkan misionari kesegala penjuru
wilayah islam untuk menyebarkan ajaran Syi’ah Ismailiyah. Kegiatan ini menjadi latar belakang
berdirinya Dinasti Fatimiah di Afrika dan kemudian berpindah ke Mesir.
Sebelum Abdullah bin Maimun wafat pada tahun 874 M, ia menunjuk pengikutnya
yang paling bersemangat yakni Abdullah Al-Husain sebagai pemimpin Syi’ah Ismailiyah, ia
menyebrang ke Afrika Utara, dan berkat propagandanya yang bersemangat ia berhasil menarik
simpatisan suku Barbar, khususnya dari kalangan khitamah menjadi pengikut setia gerakan ahli bait .
pada saat itu penguasa Afrika Utara, yakni Ibrahim bin Muhammad berusaha menekan gerakan
Ismailiyah namun usahanya sia-sia, Ziyadatullah putranya dan pengganti Ibrahim bin Muhammad
tidak berhasil menekan gerakan ini.
Adapun para pengyasa Dinasti Fatimiah secara keseluruhan ada empat belas
khalifah, akan tetapi yang berperan hanya delapan orang khalifah yaitu sebagai berikut :
Abu Al-Qasim Muhammad Al-Qa’im ibnu Amrullah ibnu Al-mahdi Ubaidillah (322-
323H/934-946 M). Setelah Al- Mahdi meninggal pemerintahan digantikan putra tertuanya
yang bernama Abu Al-Qasim, ia merupakan khalifah Fatimiah pertama yang berhasil
menguasai lautan tengah. Pada masa pemerintahannya mampu menaklukan Genoa dan
Calarabia. Pada waktu yang sama ia mengirim pasukan ke Mesir tetapi gagal karena adanya
penjegalan oleh Abu Yazid Makad.
Abu Tahir Ismail Al- Mansur Billah (323-341 H/926-962 M). Al- Manur merupakan putra
Al-Qa’lim, ia adalah pemuda yang sangat lincah. Al-Masur berhasil menghancurkan Abu
Yazid Makad, mekipun putra Abu Yazid dan sejumlah pengikut setianya senantiasa
menimbulkan keributan, namun seluruh diwilayah Afrika pada masa itu tunduk kepada
kehalifaan dinasti fatimiah. Al-Mansur membangun sebuah kota yang sangat mewah yang
wilayah diperbatasi Susa’ diberi nama kota Al-Manshuriyah
Abu Tamim Ma’add Al-Mu’izz Lidinillah (341-365 H/952-975 M)
Khalifah keempat ini diberi nama gelr Mu’izz Lidinillah. Banyak keberhasilan yang
dicapainya. Pertama kali ia menetapkan untuk mengadakan peninjauan keseluruh penjuruh
wilayah kekuasaanya untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Selanjutnya ia
menetapkan langkah yang harus ditempuh demi tercapainya keadilan dan kemakmuran. Ia
menghadapi gerakan pemberontakan secara tuntas. Oleh sebab itu dalam tempo singkat
masyarakat seluruh negeri mengenyam kehidupan yang damai dan makmur. Wilayah yang
berhasil ditaklukannya meiputi: Maroko, Syicilia, dan Mesir dengan memasuki Kota Kairo
lama dan berhasil menyingkirkan Dinasti Ikhsidiyah. Ia memperluas kekuasannya samapai
kePalestina, Suriah dan mengambil pe
\njagaan atas tempat suci di Hijaz
Abu Mansur Nizar Al-Aziz Billah (365-386 H/975-996 M). Al-Aziz termasuk khalifah yang
paling bijaksana dan pemurah. Kedamaian pada masanya ditandai dengan kesejahteraan
warga baik muslim maupun non muslim dalam pemerintahannya, al-aziz sangat liberal dan
memberikan kebebasan agama untuk berkembang dan terjaganya teloramsi beragama.
Kemajuan imperium Fatimiah mencapai puncaknya pada masa pemerintahan in. Luas
kekuasaan imperium membentang dari wilayah Eufrat samapai Atlantik. Imperium ini
mengungguli kebesaran Abbasiyah di bagdad yang sedang dalam kemunduran dibawah
kekuasan Buwaihiyah. Antara khalifah Al-Aziz dan Amin Buwaihiyah, Aziz Adaulat,
menjalin hubungan persahabatan dengan saling mengirim duta masing-masing, pada masa
ini banyak ekali kemajuan dalam bidang pembangunan fisik dan seni arsitektur
Abu Al-Mansur Al-Hakim ibnu Amrillah (386-411 H/ 996-1021 M). Diangkat pada usia 11
tahun . kekuasannya ditandai dengan berbagai kekejaman ; membunuh beberapa Wazir,
merusak gereja Kristen termasuk makam suci di Palestina, peristiwa ini menjadi salah satu
pemicu berkobarnya perang salib. Is juga memaksa orang keristen dan yahudi untuk
memekai jubah hitam mengendarai keledai dan meninjukan salib bagi orang keristen,
sedangkan orang yahudi mengendari lembu dengan memakai bel . kebijakan Al-Hakim
menimbulkan rasa benci kaum dzimmi dan muslim non syi’ah. Pada masa ini kemunduran
dan keruntuhan dinasti Fatimiah dimulai.
Abu Al-Hasan Al-Zahir (411-428 H/ 1021-1035 M). Al-Zhair naik tahta pada usia 16 tahun,
sehingga pusat kekuasannya dipegang oleh bibinya yang bernama Sitt Al-Mulk ,
sepeninggalan bibinya , Al-Zhair menjadi raja boneka ditangan menterinya. Pada masa
pemerintahan ini rakyat menderita kekurangan bahan makanan dan harga barang tidak dapat
terjangkau, kondisi disebabkan terjadinya musibah banjir terus menerus. Peristiwa yang
paling terkengan pada masa ini adalah penyelesaian persengketaan keagamaan pada tahun
1025 dimana tokoh-tokoh mazhab malikiyah diusir dari mesir, meskipun demikian Al-Zhair
cukup toleran kepada kaum sunni . ia bersida membut perjanjian dengan kaisar Romawi
Constantine VIII dengan memberi izin untuk membangun kembali gereja Yerussale yng
roboh, ia berhasil menarik simpati kembali kaum dzimmi, akan tetapi tak lama kemudian ia
jatuh sakit karena penceklikan kemudian mennggal dunia
Abu Tamim Ma’add Al-Mustanshir (428-487 H/1035-1094 M). Terjadi pemberontakan
dipalestina dan beberapa diantaranya meyatakan bergabung kembali dengan Abbasiyah.
Pada masa ini Mesir dilanda wabah penyakit dan kemarau panjang , hal ini menimbulkan
kekacauan dan perang saudara. Amir Makkah dan Madinnah melepaskan diri dan Maroko
menyatakan diri bebas dari kekuasaan Fatimiah begitupun Yaman. Al-Munsahir merupakan
khalifah yang memerintah dalam kurun waktu lama sangat panjang yakni 61 tahun. Ia
meninggal pada tahun 1095 m, imperium fatimiah dilanda konfelik dan permusuhan, tidak
seorangpun khalifah sesudah Al-Muntanshir mampu mengendalikan kemerosotan
imperium ini .
Pada mulanya Dinasti Fatimiah berdiri di Qairawan, Maroko pada tahun 909 M,
imam yang pertama yaitu Ubaidillah Al- Mahdi yag memimpin dari tahun 909-934 M. Khalifah
Ubadillah sangat menegakkan pemerintahan di Istana Aqlabiyah, yakni Raqqadah yang terletak
dipinggiran kota Qairawan, ia membuktikan dirinya sebagai penguasa yang paling mampu dan
berbakat, dua tahun setelah memegang kekuasan tertinggi, ia membunuh panglima dainya Al-Syi’i .
setelah itu memperluas kekuasannya meliputi wilayah Afrika dan Maroko yang dikuasai Idrisiyah
sampai perbatasan-perbatasan Mesir .
Sekitar tahun 920 M, ia memindahkan pusat pemerintahannya keibu kota baru, Al-
Mahdiyyah yang didirikandi pesisir Tunisia , sekitar 27,2 kilometer kearah Tenggara kota Qairawan
dan kota ini dinamai dengan nama dirinya sendiri. Pada tahun 935 M, Al-Qaim bin Amrillah Abu Al-
Qasim Muhammad, putra sulung Ubaidillah melanjutkan kepemimpinannya didalam dinasti Fatimiah
ia mengirimkan ekespedisi untuk menguasai Itaia, Peramcis, Andalusia, Genoa, dan sepanjang pesisir
Carabia serta berhasil membawa para budak dan harta rampasan lainya sebagaimana orang tuanya, ia
tidak pernah putus asa untuk mengirimkan pasukan kemesirq, kendatipun uapaya tersebut selalu
berakhir dengan kegagalan.
Dibawah pimpinan cucu Al-Qaim Abu Tamim Ma’add Al-Muiz (952-975) pasukan
fatimiah menyerbu pantai Spanyol yang khalifahnya pada saat itu adalah Al-Nasir yang agung. Pada
tahun 969 M Mesir telah terbebes dari penguasa ikhsidiyah, armada pasukan ini diperkuat dengan
tambahan sebuah unit baru yang dibangun di Maqs. Pahlawan penting yang mengagumkan ini adalah
jawhar al-shiqiliah (orang sisilia) atau al-rumi ( orang Yunani) aslinya ia orang keristen yang tingga
didaerah Bezantium. Kemudian Jahwar muai mendirikan markas baru yang diberi nama Al-Qahira,
kemidian pada tahun 972 Jawhar mendirikan masjid agung al-azhar yang kemudian oleh khalifah Al-
Aziz dikembangkan menjadi universitas besar. Jawhar menjadi pendiri dinasti Fatimiah yang kedua
setelah Al-Syi’i yang daerah kekuasannya meliputi seluruh wilayah Afrika Utara.
Salah satu dokterin keimanan yang lain adaah bahwa islam misti dijaga oleh
Allah dari kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh manusia biasa. Selanjutnya doktrin ini bisa
dimanfaatkan oleh khaifah untuk membuat legitimasi keagamaan pada dirinya. Misalnya , Ubaidillah
Al-Mahdi, pendiri fatimiah, adalah gelar dari Said Bin Husaen al-salamiyah, sekaligus dengan gelar
ini dia menyatakan diri sebagai imam dari Syi’ah Ismailiyah, dengan gelar ini menimbulkan kesan
umum bahwa khalifah adalah seorang imam yang terjaga dari kesalahan-kesalahan fatal. Imam dalam
doktrin syi’ah juga bersifat messianistik (Mahdisme), yakni ia dipahami sebagai figur penyelamat
dikala suatu bangsa mengalami konflik yang berkepanjangan yang tak diselesaikan.
Hasil persanabatan yang pernah di torehkan pada masa dinasti fatimiah ini
antara lain ;
a) bidang administrasi
b) Bidang sosial
mayoritas khalifah fatimiah bersikap moderat dan penuh perhatian kepada
urusan agama nonmuslim. Selama masa inipemeluk keristen Mesir diperlakukan secara bijaksana,
hanya khalifah Al-Hakim yang bersikap agak keras terhadap mereka. Orang-orang kerisy=ten kopti
dan armenia tidak pernah merasakan kemurahan dan keramahan melebihi sikap pemerintah muslim ,
pada masa khalifah Al-Aziz bahkan mereka merasa diuntungkan dari pada umat isam dimana mereka
ditunjuk menduduki jabatan-jabatan tinggi diistana, demikian juga pada masa Al-Mustansir dan
seterusnya.
yang terkenal diantaranya adalah ibnu Kalis merupakan salah satu orang wazir
fatimiah yang sangat memperdulikan sebuah lembaga pendidikan dan memberikan subsidi besar
setiap buan
e) Bidang poitik
f) Bidang kebudayaan
salah satu bukti bawha dinasti fatimiah juga mempunyai pertasi gemilang dalam
bidang arsitektur dan seni yaitu didirikannya masjid A-Azhar yang dibangun pada masa Al-Mu’iz
a) Figur khalifah yang lemah yang disebabkan pengkatan khalifah yang masih sangat muda,
karena khalifahnya terlena karena kemewahan istana maka khalifah melakukan sikap yang sewenang-
wenang sehingga membuat masyarakat tidak menyukainya
b) perebutan kekuasaan ditingkat istana, sebagai akibat dari diangkatnya khaifah diusia
muda mengakibatkan peranan wazir menjadi sangat penting dan kompetitif , sehingga perebutan
kekuasaan antar wasir tak terhindarkan lagi.
c) Konflik ditubuh militer. Pada saat aziz menjabat sebagai khalifah keempat dia membuat
kebijakan untuk merekrut orang-orang Turki dan Negro.kebijakan ini dilakukan untuk mengimbangi
kekuasaan para pegawai istana yang telah terlanjur membesar yang sebagaian besar dari dari suku
Barbar yang terkenal keras.
d) Bencana alam berkepanjangan, pada masa Al- Munthasir selama tujuh tahun mesir
ditimpah musibah kelaparan akibat kekeringan , yang menyebabkan pertanian mengalami kegagalan,
demikian juga penyakit merajarela. Sehingga penguasa mengalami kesulitan yang besar dalam
mengatasi hal seperti ini
e) Keterlibatan non islam dalam pemerintahan , dalam masa pemerintahan A-lAziz banyak
kebijakan yang diberikan kepada non islam , yaitu memberikan jabatan-jabatan terpenting dalam roda
pemerintahan, tampaknya kebijakan ini memeng terut memajukan fatimiah tetapi pada sisi yang lain
justru menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kemunduran dinasti fatimiah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Joesoef Sou’yb. Sejarah Daulat Abbasiyah I, bulan bintang Jakarta 1977
Khairiyah, reoritasi wawasan sejarah islam, teras Yogyakarta ; 2012
Samsul Munir Amin, sejarah peradaban islam, Amzah Jakarta 2010
Ibnu Ghifarie , Dinasti fatimiah htt ://agama, kompasian.com/2010/12/15
Sekola-Dinasti-fatimiah -325368. Html. Diunduh tanggal 1 januari 2016 pukul 12.30 WI.