DISUSUN OLEH
1. PELIA PUTRI
2. NUR AFIFAH
Puji syukur atas kehadirat ALLAH yang maha esa atas segala rahmatNYA sehingga
kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya . tidak lupa juga kami mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca , khususnya para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki atau
dapat menambahkan isi makalh ini agar menjadi yang lebih baik lagi .
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah................................................................................................................4
C.Tujuan Masalah....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Proses berdirinya Dinasti Fatimiyah?
2. Siapa sajakah para penguasa Dinasti Fatimiyah?
3. Bagaimanakah kemajuan peradapan Dinasti Fatimiyah?
C.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Proses berdirinya Dinasti Fatimiyah.
2. Untuk mengetahui para penguasa Dinasti Fatimiyah.
3. Untuk mengetahui kemajuan peradapan Dinasti Fatimiyah
BAB II PEMBAHASAN
Sejak itulah terbentuk Dinasti Fatimiyah (dinisbatkan pada Fatimah al-Zahra’ putri
Rasululllah Saw) yang disebut juga Dinasti Bani Ubaidillah / al-‘Ubaidiyyun (menurut
kalangan Sunni atau orang yang tidak percaya bahwa mereka keturunan Fatimah al-
Zahra’) dengan ibu kota Qairawan (Tunisia).[8]
Masjidal-Hakim
Pembangunannya dimulai pada pemerintahanal-‘Aziz tahun 380 H /990 M. Dan diselesaikan
oleh al-Hakim pada tahun 402 H./ 1012 M. Tetapi roboh pada waktu terjadi gempa pada tahun
703 H. / 1309 M.
Masjid al-Aqmar
Dibangun pada masa pemerintahan al-Amir tahun 519 H. / 1125 M.g.
Masjid al-Salih
Dibangun pada tahun 555 H./1160 M. Akan tetapimasjid ini roboh pada waktu terjadi gempa
tahun 702 H. / 1308 M.Dinasti Fatimiyah juga membangun sejumlah makam Imam-Imam Shi’ah
seperti Makam Husayn di Mesir dan memindahkan kepalanya dari Ascalon ke Kairo, sebagai
salah satu bentuk pemuliaan kepada Imam mereka yang ma’sum sekaligus sebagai figur
penyelamat ( Messianisal-Mahdi ), hal ini disamping dimaksudkan sebagai dakwah juga sebagai
legitimasi keagamaan bagi Imam-Imam Dinasti Fatimiyah yang berkuasa berikutnya sebagai
salah satu keturunan para Imam (al- ma’sum dan al-Mahdi ) tersebut. [33]
Bidang Administrasi dan Pemerintahan
Kekuasaan Pemerintahan Dinasti Fatimiyah mencakup wilayah yang sangat luas sekali
meliputi Afrika Utara, Sisilia, pesisir Laut Merah Afrika, Palestina, Suriah, Yaman, dan Hijaz.
[34]. Bentuk pemerintahan Dinasti Fatimiyah adalah bentuk yang dianggap pola baru dalam
sejarah Mesir, karena dalam pelaksanaannya, khalifah adalah kepala negara yang bersifat
temporal dan spritual, pemecatan pejabat tinggi berada dibawah control kekuasaan khalifah.
Menteri-menteri dibagi dalam beberapa kelompk ataukelas yaitu:
a. Menteri Keamanan Negara
Yaitu menteri yang mengurusi bidang Ketentaraan, perang, pengawal rumah tangga khalifah dan
semua permasalahan yang menyangkut keamanan.
b. MenteriDalamNegeri.
c. Menteri Urusan Rumah Tangga yang bertugasmenyambut tamu-tamu kehormatan utusan
luar negerid.
d. Menteri Sekretaris Negara yang meliputi:
Qadi yang berfungsi sebagai hakim dan direkturpercetakan uang
Ketua Dakwah yang memimpin Dar al-Hikmah
Bidang keilmuan
Inspektur Pasar ( muhtasib )yang membidangi bazar, jalan dan pengawasan timbangan dan
takaran dalamperdagangan. Bendaharawan Negara yang membidangi bayt al-Mal .Wakil kepala
urusan rumah tangga khalifah Qari’ yang membacakan al-Qur’an kepada khalifah. [35] Terdapat
beberapa pejabat lokal yang diangkat olehkhalifah untuk mengelola negeri-negeri taklukan
untukbertugas menarik pajak [36]
Sebagai pusat studi tingkattinggi yang didalamnya dilakukan kegiatan diskusi, penelitian,
penulisandan penerjemahan bahasa asing dari bahasa Yunani, Persi, dan India kedalam Bahasa
Arab serta pendidikan, meskipun pada tahun 1008 M./398H. lembaga ini ditutup dan para guru
besarnya dihukum mati, [40]jauhsebelum itu sudah ada perpustakaan milik Ya’qub ibn Killis
(perdanamenteri pada masa pemerintahan khalifah al-Mu’iz dan al-‘Aziz wafattahun 381 H. /
991 M.) yang bernama makatabah al-Qisr , [41] dan ada jugasekolah Dar al-‘Ilm meskipun
pada tahun 1119 M./513 H. ditutup oleh al-Malik al-Afdal karena dianggap menyebarkan ajaran
bid’ah.[42] Adapun disiplin ilmu dalamn buku-buku tersebut adalah ilmu kodrat, Tafsir, bahasa
dan nahwu, adab, logika, sejarah, musik dan filsafat [43] .
Disamping itu didirikan juga sekolah Persi yang memiliki disiplin ilmu yangdiadopsi dari ajaran-
ajaran Neo-Platonisme. Sekolah ini didirikan oleh al-Nasafi dan diaktifkan pertama kali di
Nisapur lalu di Bukhara dan kemudiantersebar di seluruh wilayah kekuasaan Dinasti Fatimiyah.
[44]. Para ilmuwan yang terkenal pada masa Dinasti Fatimiyah adalah Ya’qubibn Killis, seorang
wazir yang sangat peduli terhadap pendidikan dankeilmuan. Pada masanya ia berhasil
membesarkan ahli fisika Muhammadal-Tamimi dan seorang ahli sejarah yangbernama
Muhammad ibn Yusuf al-Kindi dan ibn Salamah al-Quda’i.Seorang ahli sastra yang muncul
pada masa ini adalah khalifah al-‘Azizyang berhasil membangun masjid al-Azhar. Seorang
astronomis yangterkenal pada masa ini adalah Ali ibn Yunus, Ali al-Hasan dan ibn
Haythamsebagai peletak dasar ilmu fisika dan optic.[45]
Dalam bidang kebudayaan yang bisa kita saksikan sampai saat iniadalah beberapa bangunan
masjid yang memcirikan arsitektur khas Islamdengan menampilkan tiang tiang khas yang
didesain dengan kaligrafibergaya kufi serta terdapat pintu-pintu gerbang besar yang
masihbertahan sampai sekarang yaitu:
bab zawillah,
bab al-Nasr dan
bab al-Futuh
dan juga pintu-pintu gerbang yang sangat besar di Mesir yangdibangun oleh arsitek-arsitek
Edessa dengan rancangan ala Bizantium. Termasuk produk budaya masa Dinasti Fatimiyah yang
masih bisa kitalihat di museum Arab di Kairo adalah papan-papan yang diukir beberapamakhluk
hidup seperti rusa yang diserang monster, kelinci yang diterkamelang dan beberapa pasang
burung yang saling berhadapan, koleksiperunggu yang kebanyakan berupa cermin dan pedupaan
serta patungperunggu grifin dengan tinggi 40 cm. yang sekarang berada Pisa. [46]
Priode Fatimiyah juga dikenal dalam keindahan budaya tekstilnya,beberapa contoh ditemukan di
Barat yang dibawa kesana pada masaperang salib. Sedangkan produk tenun yang berkembang
saat itu adalahbergaya Koptik-Mesir dan kemudian dipengaruhi gaya Iran dan Sasaniyah,yang
diberi nama dengan nama sesuai tempat asal tenunan tersebut dikota Mesir seperti Dabiki,
Dimyat}i, dan Tinnisi yang pada zamanChaucher dikenal dengan sebutan Fustian berasal dari
kata Fustat, Mesir. [47]
Sedangkan dalam bidang filsafat, kelompok yang paling terkenalpada masa ini adalah ikhwan al-
Safa , yang pemikirannya lebih cenderung membela kelompok Shi’ah Isma’iliyyah. Beberapa
filusuf tersebutdiantaranya:
Abu Hatim al-Razi, ia adalah sorang da’i isma’iliyyat yang pemikirannyalebih banyak dibidang
politik, hasil karyanya al-Zayyinah setebal 1200halaman membahas tentang fiqih, filsafat dan
aliran-aliran dalamagama.
Abu Abdillah al-Nasafi, ia menulis kitab al-Mawsul membahas ushulfiqh Shi’ah Isma’iliyyah,
dan kitab Unwan al-Din, usul al-Shar’i, al-Da’watu al-Munjiyyah, Kaun al-‘Alam dan al-Kaun
al-Mujrof
Abu Ya’qub al-Sajasi, ia merupakan penulis yang paling bayaktulisannya, diantaranya adalah
Asas al-Da’wah, al-Sharai’, Kashf al- Asrar, Ithbat al-Nubuwwah dan al-Nashrah
Abu Hanifah al-Nu’man, ia menulis kitab Da’aim al-Islam al Yanabu,Mukhtasar al-Athar,
Mukhtasar al-Idah}, Kayfiyah al-Salah, Manhaj al Faraid} dan al-Risalah al-Misriyyah,
Ja’far ibn Mansur al-Yamani, ia menulis al-Shawahid wa al-Bayan dan al-fitrah wa al-Qirnat
Hamid al-Din al-Kirmani, ia menulis kitab Uyun al-Akhbar dan al-Masabih fi Ithbat al-Imamah
[48]
8. Bidang Politik
Keadaan politik pada masa awal pemerintahan Dinasti Fatimiyahsampai priode pemerintahan
yang ketujuh, masa pemerintahan al-Zahir ,relatif stabil dan tidak ada kejadian besar, karena
para khalifah tersebutmasih berkuasa penuh terhadap pemerintahan, meskipun keputusan
politikyang diambil oleh mereka sering kali merugikan pihak lain yang non Shi’ahbahkan non
muslim, seperti keputusan politik yang diambil oleh al-Hakim terhadap orang-orang Yahudi dan
Kristen dengan memaksa merekamemakai jubah hitam dan hanya dibolehkan menunggangi
keledai, lalu al-Hakim mengeluarkan maklumat untuk menghancurkan seluruh gereja diMesir
dan menyita tanah serta seluruh harta kekayaan mereka sehinggamereka merasa kehilangan hak-
haknya sebagai warga Negara [53] ,sedangkan kepada orang-orang muslim yang menjadi
pegawai kerajaandiwajibkan mengikuti paham Shi’ah, Keadaan ini sangat bertolak
belakangdengan kehidupan politik pada masa pemerintahan al-‘Aziz yang begitumoderat,
kondusif terhadap perkembangan semua paham dan agama yang ada di Mesir, meskipun al-‘Aziz
sendiri pernah melarang pelaksanaansalat tarawih disemua masjid di Mesir [54] , hal itu
disebabkan agar tidakterjadi gejolak sosial antara pengikut beberapa mazhab dengan
pendapatyang berbeda-beda tentang pelaksanaan salat tersebut.Setelah memasuki priode
pemerintahan yang kedelapan, masapemerintahan al-Mustansir, barulah terjadi gejolak politik
dalampemerintahan dinasti ini, kekacauan politik terjadi dimana-mana,pertikaian antara orang
Turki, suku Berber, bani Hamdan dan pasukanSudan, lalu dilanjutkan dengan munculnya
perseteruan para pejabat tinggiistana dalam memperebutkan posisi wazir yang didukung oleh
kelompoktentara masing-masing. Hal ini disebabkan karena khalifah yang diangkatmasih
dibawah umur sehingga tidak bisa berkuasa penuh terhadappemerintahan dan hanya dijadikan
sebagai boneka oleh para wazirtersebu
BAB III KESIMPULAN
Dinasti Fatimiyah adalah dinasti yang dibangun atas dasarprotes politik terhadap kekuasaan pada
saat itu denganlegitimasi agama yaitu tuntutan Imamah sebagai penggantiRasulallah SAW.
Karena sebuah hadith al-aimmah min quraysh dengan keyakinan bahwa Ali ibn Abi Talib (suami
Fatimah al-Zahro putri Rasulallah) dan keturunannya sebagai pewariskekhalifahan / Nabi
Dinasti Fatimiyah adalah satu-satunya dinasti Shi’ah dalamIslam yang eksis selama kurang lebih
dua setengah abad danbisa bejaya melampaui capaian wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan
Islam terdahulu, dan telah memberi banyaksumbangan peradaban terhadap dunia Islam,
khususnya Mesir,karena pada masa Dinasti Fatimiyah ini, Mesir mengalamitingkat kemakmuran
dan vitalitas kultural yang mengungguliIrak dan Baghdad sebagai pusat kekuasaan Islam kala
itu.
Dalam segala aspek kehidupan secara umum, Dinasti Fatimiyahmemberikan kelonggaran kepada
semua orang untukmelakukan kegiatan sosial, keagamaan dan bahkan politik,meskipun disisi
lain dinasti ini mempunyai misi menanamkanpaham keagamaan, yaitu Shi’ah sekte Isma’iliyah
Sumbangan terbesar Dinasti Fatimiyah yang cukup signifikanadalah menyatukan Dunia Barat
dan Timur, karena letak Mesir(Iskandariyah) yang sangat strategis untuk tercapainya haltersebut.