Dosen pengajar:
Kelas : PAI 1D
TULUNGAGUNG
2023
i
KATA PENGANTAR
Penulis makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen. Tak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada dosen
pengajar. Atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikan
makalah ini. Penulis harap, mudah-mudahan dengan membaca makalah ini dapat
memberi manfaat pada kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita
mengenai “Dinasti Fatimiah”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinasti Fatimiah adalah salah satu dari dinasti Syi’ah dalam Sejarah
Islam. Kemunculan dinasti Fatimiah tidak terlepas dari gerakan-gerakan
militan dan prontal yang dilakukan oleh Syi’ah Ismailiyah. Dinasti ini didirikan
di Tunisia (Afrika Utara) pada tahun 909 M sebagai tandingan penguasa dunia
muslim saat itu yang terpusat di Baghdad, yaitu Bani Abbasiyah. Dinasti
fatimiah didirikan oleh Sa’id ibn Husain, keturunan pendiri kedua sekte
Islamiyah. Berakhirnya kekuasaan Daulah Abbasiyah di awal abad kesembilan
ditandai dengan munculnya disintegrasi wilayah. Di berbagai daerah yang
selama ini dikuasai, menyatakan melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah di
Baghdad dan membentuk daulah-daulah kecil yang berdiri sendiri (otonom).
Dinasti fatimiah merupakan salah satu dinasti islam yang pernah ada dan
juga memiliki andil dalam memperkaya khazanah sejarah peradaban Islam.
Sama halnya pengutusan Muhammad SAW sebagai Rasulullah telah menorah
sejarah islam, yang pada awalnya hanya merupakan bangsa jahiliyah yang
tidak mengenal kasih sayang dan saling menghormati.
Dari paparan diatas kami penulis tertarik untuk membahas lebih dalam
lagi tentang Dinasti Fatimiah ini dalam bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Fatimiah?
2. Bagaimana perkembangan dan kemajuan Dinasti Fatimiah?
3. Apa saja faktor penyebab kemunduran dan runtuhnya Dinasti Fatimiah?
1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Fatimiah
2. Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan Dinasti Fatimiah
3. Agar mengetahui penyebab kemunduran dan runtuhnya Dinasti Fatimiah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kerajinan seperti tenunan, keramik , perhiasan emas, dan perak, peralatan kaca
,ramuan, obat-obatan
Kesuksesan lainnya adalah dalam bidang pengembangan ilmu
pengetahuan. Besarnya minat masyarakat kepada ilmu pengetahuan mendapat
dukungan penguasa dengan membangun Dar Al-Hikmah pada tahun 1005M dan
perguruan tinggi Al-Azhar (yang sebelumnya adalah bangunan masjid), yang
mengajarkan ilmu kedokteran ,fiqih,tauhid, Al-Bayan, Mantiq, dan sebagainya.
4
b) Pemikiran dan filsafat
Dinasti Fatimiah banyak menggunakan filsafat Yunani yang mereka
kembangkan dari pendapat plato, Aristoteles, dan ahli-ahli filsafat lainnya.
Kelompok ahli filsafat yang paling terkenal pada Dinasti Fatimiah adalah
Ikhwanu Shofa.
Beberapa tokoh filsuf yang muncul pada masa Dinasti Fatimiah adalah:
1) Abu Hatim Ar-Rozi
2) Abu Abdillah An-Nasafi
3) Abu Yakub As Sajazi
4) Abu Hanifah An-Nu’man Al-Maghribi
5) Ja’far Ibnu Mansur Al-Yamani
6) Hamiduddin Al-Qirmani
c) Pendidikan dan iptek
Seorang ilmuan yang paling terkenal pada masa Fatimiah adalah Yakub
Ibnu Killis. Dia berhasil membangun akademi-akademi keilmuan yang
menghabiskan ribuan dinar perbulannya. Pada masanya ia berhasil
membesarkan seorang ahli fisika Bernama Muhammad At-Tamimi, ahli sejarah
Bernama Muhammad Ibnu Yusuf Al-Kindi, seorang ahli sastra adalah Al-Aziz
yang berhasil membangun masjid Al-Azhar Mesir. Kemajuan keilmuan yang
paling fundamental pada masa Fatimiah adalah keberhasilannya membangun
sebuah Lembaga keilmuan yang disebut Darul Hikam atau Darul Ilmi yang
dibangun oleh Al-Hakim pada tahun 1005 M.
d) Ekonomi dan perdagangan
Pada masa Fatimiah, Mesir mengalami kemakmuran ekonomi yang
mengungguli Irak dan daerah-daerah lainnya. Di segi pertanian Dinasti Fatimiah
juga mengalami peningkatan, keberhasilan pertanian di Mesir pada masa ini bisa
di kelompokkan kepada dua sektor:
1) Daerah pinggiran sungai Nil
2) Tempat yang telah ditentukan pemerintah untuh dijadikan lahan pertanian.
Dibidang perdagangan mereka melakukan perdagangan dengan
mengunjungi beberapa daerah seperti Asia, Eropa, dan daerah sekitar laut
tengah. Pada masa Dinasti Fatimiah mereka menjadikan kota Fustat sebagai kota
5
perdagangan, dari sini semua barang akan dikirim baik dari dalam maupun dari
luar Mesir.
6
Mereka bergerak kebagian barat dan berhasil menduduki Tropoli dan Tunisia
selama beberapa tahun.
Pada tahun 1083 M kekuasaan Fatimiah di Syria mualai goyah. Palestina
selalu berontak dan kekuasaan Seljuk dari timur pun menguasai Asia Barat. Pada
tahun 446-454 H, Mesir dilanda wabah penyakit, kemarau Panjang dan Sungai
Nil mengering.
Setelah Al-Muntashir meninggal, kekhalifahan diganti oleh putranya
yang kedua Bernama Abu al-Qasim Ahmad al-Musta’li. Anak pertamanya yang
bernama Nizar yang mealarikan diri ke Iskandariyah tetapi berhasil ditangkap
dan dipenjarakan sampai meninggal.
Al-Adhid adalah khalifah Fatimiah yang paling akhir meninggal dunia
pada 10 Muharram 576 H/1171 M. Pada saat itulah Dinasti Fatimiah hancur
setelah berkuasa sekitar dua setengah abad (909 H/1171 M).
Beberapa pengarang juga menjelaskan tentang kemunduran Dinasti
Fatimiah antara lain:
1) Perilaku Al-Hakim (pengganti Al-Aziz) yang kejam menjadi awal
kemunduran Dinasti Fatimiah. Al-Hakim membunuh beberapa wazir,
menghancurkan beberapa gereja, menghancurkan kuburan suci umat
Kristen (1009 M.), menetapkan aturan ketat terhadap non-Islam dengan
menjadikan Islam eksklusif dari agama lain seperti pakaian dan identitas
agama.
2) Konflik internal antar para elitnya yang cukup dahsyat dan berkepanjangan.
Koflik internal dalam pemerintahan Fatimiyah muncul dikarenakan hampir
semua khalifahnya, setelah wafatnya Al-Aziz, naik tahta ketika masih dalam
usia sangat mudah bahkan kanak-kanak, misalnya, Al-Hakim naik tahta
pada usia 11 tahun, al-Zhahir berusia 16 tahun, Al-Mustansir naik tahta usia
11 tahun, Al-Amir usia 5 tahun, Al-Faiz usia 4 tahun, dan Al-Adid usia 9
tahun. Akhirnya, jabatan wazir yang mulai dibentuk pada masa khalifah Al-
Aziz bertindak sebagai pelaksana pemerintahan. Kedudukan al-wazir
menjadi begitu penting, berpengaruh dan menjadi ajang perebutan serta
ladang konflik.
7
3) Keberadaan tiga bangsa besar yang sama-sama mempunyai pengaruh dan
menjadi pendukung utama kekuasaan Fatimiyah, yaitu bangsa Arab, bangsa
Barbar dari Afrika Utara dan bangsa Turki. Di saat khalifah mempunyai
pengaruh kuat, ketiga bangsa itu dapat diintegrasikan menjadi kekuatan
yang dahsyat. Akan tetapi, ketika khalifahnya lemah, maka konflik ketiga
bangsa itupun menjadi dahsyat untuk saling berebut pengaruh dan
kekuasaan. Kondisi terakhir itulah yang terjadi pasca berakhirnya masa
pemerintahan Al-Aziz.
4) Faktor eksternal juga ikut mempercepat kehancuran dinasti Fatimiyah
seperti ronrongan bangsa Normandia, Banu Saljuk dari Turki dan Banu
Hilal dan Banu Sulaim dari Nejed yang menguasai sedikit demi sedikit
terhadap wilayah kekuasan Fatimiyah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, bisa dikatakan bahwa di antara para khalifah
Fathimiyah, khalifah Al-Aziz adalah khalifah yang paling bijaksana dan paling
murah hati. Dinasti Fatimiah merupakan salahsatu imperium besar sepanjang
sejarah Islam. Dalam masa pemerintahannya, Daulah Fatimiah sangat konsern
dengan pengembangan paham Syi’ah. Untuk kesuksesannya, mereka
mewajibkan seluruh aparat di jajaran pemerimtah dan warga masyarakat untuk
menganut paham tersebut. Upaya ini cukup berhasil yang ditandai dengan
banyaknya masyarakat yang bersedia menerimanya meskipun berasal dari non
muslim.
Kemunduran Dinasti Fatimiah dimulai dari masa pemerintahan Al-
Hakim (996-1021) yang membuat kebijakan kontroversial dalam bidang agama
dan terus merosot pasca pemerintahan Az-Zhahir (1021-1035) dan musnah pada
masa Al-Adid (1160 M-1171 M), kemunduran itu karena faktor eksternal berupa
ronrongan dari penguasa luar dan ronrongan internal.
B. Saran
Mengingat perjuangan mendirikan Dinasti Fatimiah maka disarankan
untuk meraih suatu kekuatan dan melahirkan persatuan diperlukan satu kesatuan
yang utuh. Hasil peradapan yang di lahirkan para ilmuan perlu dijaga. Dari faktor
kemunduran dan keruntuan Dinaasti Fatimiah seperti pententangan internal
keluarga, maka disarankan perlu adanya pigur seorang pemimpin yang dapat
memberikan contoh tauladan kepada rakyatnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10