Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERIODE PERTENGAHAN : FASE KEGUGURAN

DISUSUN OLEH :

AHMAD TAHSISUL ARFAH


(10900118015)

SITI RATDIYANTI AMRIANA


(01900118016)

Jurusan Ilmu Falak


Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Angkatan 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah

melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai

pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan

memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun

terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga

kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya

makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Samata, 13 Mei 2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang......................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah....…………………………….......................................... 2
3. Tujuan…..………….……………………………………………………………2
4. Manfaat…………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

FASE KEMUNDURAN

1. Lahirnya beberapa dinasti kecil di Barat dan Timur kota Baghdad…….3


2. Adanya Perang Salib…………………………………………………...3
3. Kemunduran Pemerintahan Bani Abbas……………………………… 4
4. Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Spanyol……………. 4

5. Penyerahan Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan………………………. 5

6. Serangan-serangan Timur Lenk………………………………………..6

7. Berdirinya Dinasti Mamluk di Mesir…………………………………..7

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ……………………………………..............................9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa pertengahan ditandai dengan kemunduran total imperium di Baghdad. Ibarat orang
yang menderita penyakit akut dan tengah menunggu ajalnya. Maka, sudah barang tentu akan
mudah ditebak, bila kemudian hari pemerintahan pusat di Baghdad tidak dapat mempertahankan
wilayah kekuasaannya. Kondisi seperti ini dimulai dengan adanya pemberontakan-
pemberontakan dan lepasnya kontrol kekuasaan secara politik di seluruh wilayah Islam. Otoritas
Islam di Spanyol merdeka penuh dengan diproklamirkannya sistem kekhalifahan sendiri oleh
‘Abd al-Rahman al-Dakhil (w 788 M/172 H). Begitu pula yang terjadi pada Daulah Fatimiyah di
Mesir. Pemberontakan ini merupakan awal aspirasi pembentukan dinasti-dinasti kecil di Timur
dan Barat Baghdad. Dinasti-dinasti kecil disini adalah semula wilayah tingkat satu yang biasa
dikepalai oleh wali atau amir (gubernur) atas penunujukan pemerintah pusat. Selanjutnya pusat
memberikan jaminan otonomi terhadap wilayahnya. Namun, pada perkembangannya wilayah
tersebut sedikit demi sedikit sengaja melepaskan diri dari pemerintaha pusat (disintegration,
dismembered) sehingga oleh beberapa sejarawan disebut dengan dinasti-dinsati kecil (petty
dynasties atau smaller dynasties).

Dinasti-dinasti kecil yang terdapat di Barat Baghdad antaralain: Dinasti Idris (172-311 H/ 788-
932 M), Dinasti Aghlabi (184-296 H/800-909 M), Dinasti Thuluni (254-292 H/ 868-905 M),
Dinasti Ikhsidi (323-358 H/ 935-969 M) dan Dinasti Hamdani (296-394 H/ 905-1004 M).
Sedangkan yang terdapat di Timur Baghdad antaralain: Dinasti Thahiri (205-259 H/ 821-875 M),
Dinasti Saffari (254-290 H/ 867-903 M) dan Dinasti Samani (261-389 H/ 87-999
M). Kemunculan dinasti-dinasti kecil ini membuat kekhalifahan Banni Abbas sebagai simbol
kekuatan politik Islam dalam menghadapi persoalan-persoalan disintegrasi yang menjadi salah
satu penyebab kemunduran pemerintahan Baghdad.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor penyebab kemunduran pada masa pertengahan?
C. Tujuan
1. Mengetahui faktor penyebab kemunduran pada masa pertengahan.
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen dalam mata

kuliah Peradilan Islam. Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan

bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam

lingkup Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar maupun civitas akademika yang

lain.
2. Bagi pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang Sejarah Peradiln agar tidak

terjadi kesalahpahaman antara perbedaan peradilan serta pengadilan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fase Keguguran

Begitu banyak peristiwa dan corak pemerintahan yang terjadi di masa pertengahan ini.
Selain kekuasaan Abbasiyah yang sungguh mencolok, juga karena keikutsertaan dinasti-dinasti
kecil dalam memeriahkan perjalanan Sejarah Islam di dunia. Pada setiap masa pasti ada fase
kejayaan dan juga kemunduran (kemerosotan). Kemunduran yang terjadi pada masa pertengahan
ini tidak sekaligus, namun berangsur-angsur dan memakan waktu yang cukup lama. Beberapa
faktor yang menjadi penyebab kemunduran masa pertengahan antaralain:

1. Lahirnya beberapa dinasti kecil di Barat dan Timur kota Baghdad

Dinasti-dinasti yang kecil yang lahir dan melepaskan diri dari Khalifah Abbasiyah
diantaranya adalah: Bangsa Persia, Bangsa Turki, Bangsa Kurdi dan Bangsa Arab.

2. Adanya Perang Salib

Sebagaimana yang telah disebutkan, peristiwa penting dalam gerakan ekspansi yang
dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa Manzikart. Tentara Alp yang hanya berjumlah
15.000 prajurit dapat mengalahkan Romawi yang berjumlah 200.000 orang. Peristiwa kekalahan
ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap Islam, yang
kemudian mencetuskan Perang Salib.

Kebencian itu makin menjadi setelah Dinasti Saljuk dapat merebut baitul maqaddis dari
tangan Fatimiyah di Mesir. Penguasa Saljuk menerapkan peraturan (merugikan) bagi umat
Kristen yang ingin berziarah kesana. Peraturan ini dirasakan sangat berat dan terlalu mengada-
ada. Oleh karena itu, penguasa tertinggi umat Kristen yang saat itu bernama Paus Urbanus II
untuk menggelar perang suci. Perang ini dikenal dengan Perang Salib dan dilakukan selama tiga

3
periode. Akibat dari Perang Salib ini, umat Islam menderita banyak sekali. Kerugian ini
mengakibatkan melemahnya kekuatan politik Islam.

3. Kemunduran Pemerintahan Bani Abbas

Khalifah Abbasiyah yang telah melemah, semakin menunjukkan kemerosotannya pada


akhir-akhir pemerintahannya. Beberapa penyebab terjadinya kemunduran dalam Dinasti
Abbasiyah:

1. Persaingan antarbangsa

2. Kemerosotan Ekonomi

3. Konflik Keagamaan ancaman dari Luar negeri

4. Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Spanyol

Setelah berakhirnya periode klasik Islam, dan ketika Islam mulai memasuki era
kemunduran, Eropa bangkit. Kebangkitan ini bukan hanya terlihat dari bidang politik yang telah
mampu mengalahkan beberapa kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya. Kemajuan yang juga
tak kalah pesatnya adalah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan-kemajuan ini
sebenarnya sama-sekali tidak dapat dipisahkan dari penguasa Islam yang menyebarkan Islam di
kawasan Spanyol.

Ibarat “guru” bagi murid-muridnya, Islam dijadikan tempat utama untuk menimba ilmu
bagi bangsa Eropa Kristen. Mereka banyak belajar di pergurua-perguruan tinggi yang terdapat di
kawasan Islam (Baghdad Timur).

1. Rintisan agar dapat mencapai kemajuan yang hebat di kawasan Eropa dilakukan dalam
tujuh periode. Sungguh bukan hal yang main-main, karena pencapaian kejayaan di Spanyol juga
bisa dibilang lama yakni selama tujuh abad. Banyak prestasi yang diperoleh Eropa dengan
adanya Islam disana dan membawanya pada kemajuan yang cukup kompleks. Diantara kemajuan
yang dicapainya sebagai berikut:

4
2. Kemajuan intelektual

3. Kemegahan Pembangunan Fisik

4. Faktor-faktor pendukung kemajuan

Dalam setiap kemajuan juga pasti akan disertai dengan kemunduran. Beberapa faktor
penyebab kemunduran antaralain:

1. Konflik Islam dengan Kristen

2. Tidak adanya ideologi pemersatu

3. Kesulitan ekonomi

4. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan

5. Keterpencilan

5. Penyerahan Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan

Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan hanya
mengakhiri Kekhalifahan Abbasiyah tapi juga merupakan awal kemunduran politik dan
peradaban Islam disana. Baghdad yang merupakan pusat peradaban Islam dan Islam sebagai
sumber ilmu pengetahuan dihancurkan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.

Hulagu Khan meneruskan tradisi kakeknya Janghis Khan yang membawa kehancuran di
dunia Islam. Ia merusak apaun yang ditemuinya dan merobohkan tempat-tempat ibadah. Seluruh
peradaban dan kebudayaan Islam hancur berantakan. Setelah Hulagu Khan membumihanguskan
kota dan penduduknya, ia kembali ke Azdsebaija. Pada tanggal 12 September 1259 M, Hulagu
menuju Syiria. Selanjutnya pada tanggal 20 Januari 1260 M, Hulagu menaklukkan Allepo,
disusul kemudian dengan Hamam dan Hamim Syria Utara.

Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjtnya diperintah oleh dinasti
Ilkhan. Ilkhan adalah yang diberikan oleh Hulagu. Dareah yang dikuasai oleh Hulagu adalah
Asia Kecil di Barat India, di Timur dan di Tabriz. Hulagu meninggal pada tahun 1265 M dan
diganti oleh anaknya yang bernama Abaga yang kemudian masuk Kristen.

5
6. Serangan-serangan Timur Lenk

Setelah satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit akibat serangan bangsa
Mongol di bawah kuasa Hulagu Khan, serangan yang datang dari keturunan Mongol kembali
terjadi. Penyerangan ini berasal dari Dinasti Ilkhan. Penyerang ini telah memeluk Islam, namun
sisa kebiadabannya masih sangat terlihat. Serangan ini dipimpin oleh Timur Lenk, yang berarti
Timur si Pincang.

Sejak muda keberanian dan keperkasaan Timur Lenk telah terlihat. Saat berusia 12 tahun,
ia telah terlibat dalam beberapa peperangan dan menunjukkan kehebatan dan keberaniannya
yang mengangkat dan mengharumkan namanya di kalangan bangsanya. Peperangan demi
peperangan dia ikuti hingga menginjak masa dewasa, ia sering kali ditunjuk sebagai panglima
perang yang tangguh. Pada tahun 1401 M, ia memasuki wilayah Syiria bagian utara dan
menghancurkan pemerintahan Allepo.

Sekalipun ia dikenal sebagai pemimpin yang kejam dan ganas, sebagai seorang Muslim
Timur Lenk juga memperhatikan pengembangan Islam. Dalam beberapa literatur dipaparkan
bahwa ia adalah serang penganut Syi’ah yang taat dan menyukai Tarekat Naqsyabandiyah.
Dalam perjalannya, ia selalu membawa serta ulama-ulama, sastrawan dan seniman. Ulama dan
ilmuwan sangat dihormatinya. Belum diketahui waktu yang tepat meninggalnya Timur Lenk,
hanya ada data yang mengatakan bahwa kedudukannya diperebutkan dan digantikan oleh
anaknya Syah Rukh. Cukup bangus pemerintahan yang dijalankan oleh Syah Rukh, namun ini
tidak bertahan lama dan digantikan oleh ‘Abd al-Latif.

6
7. Berdirinya Dinasti Mamluk di Mesir

Mamluk atau Mameluk (Bahasa Arab: ‫مملوك‬, mamlūk (tunggal), ‫مماليك‬, mamālīk
(jamak)) adalah tentara budak yang telah memeluk Islam dan berdinas untuk khalifah Islam dan
Kesultanan Ayyubi pada abad Pertengahan. Mereka akhirnya menjadi tentara yang paling
berkuasa dan juga pernah mendirikan Kesultanan Mamluk di Mesir.
Pasukan Mamluk pertama dikerahkan pada zaman Abbasiyyah pada abad ke-9. Bani
Abbasiyyah merekrut tentara-tentara ini dari kawasan Kaukasus dan Laut Hitam yang pada
mulanya bukanlah orang Islam. Dari Laut Hitam direkrut bangsa Turki dan kebanyakan dari
suku Kipchak.

Pada tahun 1249 keluarga Ayyubiyah diruntuhkan oleh sebuah pemberontakan oleh salah
satu resimen budak (mamluk)-nya, yang membunuh penguasa Ayyubiyah. Kekuasaan saat itu
berada di tangan perempuan bernama Syajar al-Durr janda al-Shalih dari Dinasti Ayyubiyah.
Selama delapan tahun dia berkuasa sebelum akhirnya mengangkat nama ‘Izzuddin Aybag
sebagai sultan (atabeg al-askar) yang baru sekaligus suaminya. Pada awal-awal pemerintahan
Aybag sibuk memberantas legitimasi Ayyubiyah yang berada di Suriah. Sebelum akhirnya ia
membunuh istrinya (Syajar) dan kekuasaan seluruhnya berada di tangan Aybag.

Selama berdiri (648 H/1250 M) hingga runtuh (922 H/1517 M) Dinasti Mamluk
(Mamalik) memiliki dua periode kekuasaan. Pertama, kekuasaan Mamluk Bahri pada tahun 1250
M hingga 1389 M. Asal nama Bahri didapat karena barak-barak yang digunakan oleh para
pasukan berada di Pulau Rawdhah dekat denangan Sungai Nil (Al-Bahr). Kedua, kekuasaan
Mamluk Barji pada tahun 1389 M hingga 1517 M. Asal nama Barji didapatkan dari penempatan
pasukannya di benteng (Al-Burj).

Kemajuan-kemajuan yang terjadi di dalam Dinasti Mamluk meliputi: Bidang


Pemerintahan, Perekonomian, Ilmu Pengetahuan, Pembangunan serta Seni dan Sastra. Awal
Kemunduran Dinasti Mamluk dipicu karena tampuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum
Burji. Kaum Burji mayoritas berasal dari wilayah Siskasius. Kaum ini secara tegas menolak
pewarisan kekuasaan. Mereka menganggap bahwa sultan hanyalah primus inter pares dengan
kekuatan nyata berada di tangan penguasa militer (oligari militer). Kekuasaan yang telah menjadi

7
tanggung jawab ini tidak sepenuhnya berhasil. Faktor yang melatabelakangi adalah rendahnya
tingkat moral yang dimiliki tiap-tiap sultan. Kemewahan dan kebiasaan berfoya-foya
menyebabkan pajak dinaikkan. Akibatnya, semangat kerja menurun dan perekonomian tidak
stabil.

Pada tahun 1421 terjadi tiga kali pergantian sultan dan kekuasaan Qa’it Bay menjadi
kekuasaan yang paling lama. rezim ini terjadi politik tipu daya, pembunuhan, pembantaian dan
kejahatan-kejahatan lainnya. selain itu penyebaran penyakit karena musim kemarau yang
berkepanjangan merebak di mana-mana. Di lain pihak muncul tantangan baru dari kerajaan
Usmani. Kerajaan ini yang mengakhiri eksistensi dari Dinasti Mamluk di Mesir.

Dinasti Mamluk adalah Dinasti yang terbentuk dari kumpulan budak-budak Dinasti
Ayyubiyah yang memerdekakan diri. Sistem pemerintahan yang dianut Dinasti ini adalah
oligarki militer, bukan sistem monarki seperti dinasti-dinasti terdahulu. Terjadi beberapa
pembaharuan yang mengangkat citra Mesir menjadi lebih baik di mata wilayah sekitarnya.
Sultan Mamluk yang terkenal unggul adalah al-Malik Zhahir Rukn al-Din Baybar al-Bunduqdari.

Dalam bidang keilmuan yang banyak berkembang adalah ilmu kedokteran dan
matematika. Selain itu, dunia pembangunan juga didominasi dengan direnovasinya makam-
makam para sultan dan dibangunnya masjid-masjid. kemunduran dinasti Mamluk berawal ketika
tampuk pemerintahan dipegang oleh kaum Barji dan berakhir di tangan kerajaan Usmani.

Dengan berakhirnya pemerintahan Mamluk di Mesir berakhir pula masa pertengan dalam
Islam. Secara garis besar, memang masa pertengahan ditandai dengan lahirnya dinasti-dinasti
kecil dan diakhiri dengan runtuhnya kekuasaan Dinasti Mamluk.

8
BAB III

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Masa pertengahan ditandai dengan kemunduran total imperium di Baghdad, hal


ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain lahirnya beberapa dinasti kecil di barat
dan timur kota baghdad, adanya perang salib, kemunduran pemerintahan bani abbas,
kemajuan dan kemunduran peradaban islam di spanyol, penyerahan bangsa mongol dan
dinasti ilkhan, serangan-serangan timur lenk, berdirinya dinasti mamluk di mesir.

Masa-masa kemajuan dunia Islamyang telah berjalan beberapa abad lamanya,


yang pengaruhnya telah merebak dan merambah jauh ke berbagai belahan dunia non-
muslim pada akhirnya juga mengalami masa-masa mkemundurannya. Berbagai macam
krisis yang sangat komplek sekali telah menerpa dunia Islam. Jatuhnya kota Baghdad
pada tahun 1258M ke tangan bangsa mongol bukan saja mengakhiri Khilafah
Abbasiyah, tetapi merupakan juga awal kemunduran perdaban Islam

9
DAFTAR PUSTAKA

Asy’ary, Hasyim dkk.. 2004. Pengantar Studi Islam. IAIN Sunan Ampel Press: Surabaya.

Bosworth, C.E.. 1980. Dinasti-Dinasti Islam. Manchester: PT Mizan Khazanah Ilmu.

K. Hitti, Philip. 2006. History of the Arabs. Jakarta: PT Serambi ilmu Semesta.

Nurhakim, Moh. 2004.Sejarah dan Peradaban Islam. UMM Press: Malang.

SJ., Fadil. 2008. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. UIN Malang
Press: Malang.

Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai