Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN DAN PERDABAN ISLAM I :

PEMBANGUNAN DAN KEJAYAAN ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :
1. Fatharani A : 171711040
2. Keysha N : 171711045
3. Reifa Y : 171711056

KELAS 1B
PROGRAM STUDI D3 – TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 3
B. TUJUAN ........................................................................................................................................... 3
C. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................. 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 4
A. Periodisasi Sejarah Islam .................................................................................................................. 4
1. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Nourouzzaman Shiddiqie ...................................................... 4
2. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Ahmad Al-Usairy ................................................................... 4
B. Periode pada masa pembangunan dan kejayaan islam ...................................................................... 6
1. Periode klasik ................................................................................................................................ 6
C. Konstribusi Islam Dalam Bidang Sains Dan Teknologi ................................................................. 11
D. Faktor-Faktor Kemajuan Peradaban Islam...................................................................................... 13
3. Berkembangnya Kebudayaan Islam secara Mandiri ....................................................................... 14
4. Termotivasi oleh Metode Berpikir Filsuf Yunani ............................................................................. 14
5. Adanya semangat untuk Mancapai Kamajuan dalam Berbagai Ilmu Pengatahuan ....................... 14
BAB III....................................................................................................................................................... 15
PENUTUP.................................................................................................................................................. 15
3.1 SIMPULAN ...................................................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian Islam bisa kita bedah dari dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek
peristilahan. Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi
bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang
berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut sebagai orang Muslim.
Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada
Allah swt. dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal
itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura,
melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan
telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.
Adapun pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli yang mendefinisikannya, di
antaranya Prof. Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai
agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia
melalui Nabi Muhammad saw sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran
yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenal berbagai segi dari kehidupan manusia.

B. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana keadaan agama Islam pada masa pembangunan dan kejayaan Islam
semenjak Rasulullah SAW
2. Mengetahui periodisasi sejarah umat Islam
3. Mengetahui kontribusi Islam terhadap sains dan teknologi dunia
4. Mengetahui faktor penyebab kejayaan Islam

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana keadaan agama Islam pada masa pembangunan?
2. Apa kontribusi yang dilakukan Islam untuk teknologi dunia?
3. Apa saja faktor penyebab kejayaan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Periodisasi Sejarah Islam
Periodisasi sejarah Islam terbagi menjadi 2. Yang pertama menurut Nourouzzaman
Shiddiqie dan yang kedua menurut Ahmad Al-Usairy

1. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Nourouzzaman Shiddiqie

 Periode Klasik ( 600-1258 )

Periode ini sejak kelahiran Nabi Muhammad sampai di dudukinya baghdad oleh
Hulagu Khan. Yang menjadi ciri periode ini adalah dengan mengabaikan adanya dinasti-
dinasti yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala negara ( khalifah
) tetap di jabat oleh seseorang dan di angggab pimpinan tertinggi negara wlaupun hanya
sekedar simbol.

 Periode Pertengahan (dari jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke -17)

Ciri periode ini adalah tanpa menghilangkan kenyataan adanya Dinasti Umayyah
di Andalusia, wilayah islam lainya telah terpecah berada di bawah 3 kekuasaan yang
saling bermusuhan. Kekuasaan Dinasti Usmaniyah di Andalusia, kekuasaan Dinastu
Mamluk di mesir, dan Dinasti Ilkhan dari Mongol di Persia.

 Periode modern ( mulai abad ke-18 )


Ciri periode ini ialah seluruh wilayah kekuasaan Islam berada di bawah cengkraman
penjajahan Barat, sampai kemudian setelah Perang Dunia Kedua kembali memperoleh
kemerdekaannya.
Jadi, menurut Nourouzzaman Shiddiqie periodesasi sejarah islam dibagi dalam 3 periode yaitu
periode kliasik, pertengahan dan modern.

2. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Ahmad Al-Usairy

 Periode Sejarah Klasik ( Masa Nabi Adam-Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad )


Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dilanjutkan dengan masa-masa para nabi
hingga sebelum diutusnya Rasulullah.
2. Periode Sejarah Rasulullah ( 570-632 M )
Di dalamya diungkapkan tentang berdirinya negara islam yang dipimpin langsung oleh
Rasulullah, yang menjadikan Madinah Al-Munawaroh sebagai pusat awal ssemua aktivitas
negara yang kemudian meliputi semua Jazirah
Arabia.

3. Periode Sejarah Khufaur Rasyidin ( 632-661 M )


Periode ini di mulai sejak tahun 11 H hingga 41 H. Pada masa itu terjadi penaklukan-penaklukan
Islam di Persia, Syam ( Syiria ) , Mesir, dan lain-lain.

4. Periode Pemerintahan Bani Umayyah ( 661-749 M )


Pada masa ini pemerintahan islam mengalami perluasan islam yang demikian signifikan.
Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahannya. Sayangnya, komitmen kepada syariah Islam
mengalami sedikit kemorosotan daripada periode sebelumnya.
5. Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah ( 749-1258 M )
Periode ini memiliki karakter khusus yang ditandai dengan kemunculan beberapa
pemerintahan dan kerajaan yang independen, dimana sebagian besar telah berkontribusi yang
besar terhadap islam. Kerajaan tersebut adalah
1. Dinasti Idrisiyah (788-974) M. Dinasti ini didirikan oleh salah seorang penganut syi'ah, yaitu
Idris bin Abdullah pada tahun 172 H / 789 M. Dinasti ini merupakan Dinasti Syi'ah pertama yang
tercatat dalam sejarah berusaha memasukan syi'ah ke daerah Maroko dalam bentuk yang sangat
halus.
2. Dinasti Aqlabiah ( 800-811 M). Dinasti ini muncul di akhir pemerintahan Raja Haru Al-
Rasyid. Pengangkatan Ibrahim bin Aqlab sebagai Gubernur turun temurun (800), yang kemudian
menjadi Dinasti Aqlabiah, di Afrika Utara (Magribi).
Masa ini juga di tandai dengan terjadinya gerakan kebatinan, pemerintahan syiah serta perang
salib.

6. Periode Pemerintahan Mamluk ( 1250-1517 M )


Goresan sejarah paling penting pada masa ini yaitu berhasil di bendungnya gelombang
penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa belahan negeri Islam. Juga telah berhasil eksstensi
kaum Salibis dari negara Islam. Pada masa ini kaum muslimin semakin jauh dari agamanya.

7. Periode Pemerintahan Usmani ( 1517-1923 M )


Pada awal pemerintahan ini telah berhasil melakukan ekspansi wilayah Islam terutama di
Eropa Timur. Pemerintahan ini juga telah melebarkan kekuasaannya ke kawasan timur wilayah
Islam. Goresan sejarah yang paling agung yamg berhasil dilakukan oleh pemerintahan Usmani
adalah ditaklukannya Konstatinopel. Namun pada akhirnya pemerintahan Turki berhasil
menaburkan benih pemikiran nasionalis sehingga pemikiran ini menjadi pemicu hancurnya
pemerintahan Islam serta kaum muslimin menjadi negeri-negeri kecil yang lemah dan
terbelakang serta jauh dari agama mereka.

 Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M)


Periodeini dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M. Periode ini merupakan masa sejarah
umat islam sejak berakhirnya Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan umat Islam pada masa
sekarang.

B. Periode pada masa pembangunan dan kejayaan islam

Periode penyebaran Islam dan peradabannya yang dimulai sejak masa Rasulullah saw
pada abad ke-6 M hingga saat ini, terdapat masa-masa kejayaan peradaban Islam yang
kemudian diwarisi oleh peradaban dunia. Dan pereodisasi peradaban Islam tersebut, secara
umum terbagi menjadi 3 (tiga) periode, yang antara lain :

1. Periode klasik

Pada masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Sebelum
wafatnya Nabi Muhammad saw (632 M), seluruh semenanjung Arabia telah tunduk ke bahwah
kekuasaan Islam, yang kemudian dilanjutkan dengan ekspansi keluar Arabia pada masa khalifah
pertama Abu Bakar ash-Shiddiq, hingga berlanjut pada kekhalifahan berikutnya.

Pencapaian kemenangan Islam pada masa ini adalah dapat dikuasainya Irak pada tahun
634 M, yang kemudian meluas hingga Suria, kemudian pada masa Umar bin Khattab, Islam
mampu menguasai Damaskus (635 M) dan tentara Bizantium di daerah Syiria pun ditaklukkan
pada perang Yarmuk (636 M), selanjutnya menjatuhkan Alexandria (641 M) dan menguasai
Mesir dengan tembok Babilonnya pada masa itu. Dan kekuasaan Islampun meluas hingga
Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir. Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Tripoli dan
Ciprus pun tertaklukkan. Walaupun setelah itu terjadi keguncangan politik pada masa
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, hingga wafatnya.

Kekhalifahan berlanjut pada kekuasaan Bani Umayyah, yang pada masa ini kekuasaan
Islam semakin meluas, berawal dti Tunis, Khurasan, Afganistan, Balkh, Bukhara, Khawarizm,
Farghana, Samarkand, Bulukhistan, Sind, Punjab, dan Multan. Bukan hanya itu, perluasan
dilanjutkan ke Aljazair dan Maroko, bahkan telah membuka jalan ke kawasan Eropa yaitu
Spanyol, dan menjadikan Cordova sebagai ibu kota Islam Spanyol. Lebih ringkasnya, pada masa
dinasti ini kekuasaan Islam telah menguasai Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina,
Semenanjung Arabia, Irak, sebagaian dari Asia Kecil, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenia,
Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tengah).

Sejak kedinastian Bani Umayyah, peradaban Islam mulai menampakkan pamor


keemasannya.Walaupun Bani Umayyah lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan Arab.
Benih-benih peradaban baru tersebut antara lain perubahan bahasa administrasi dari bahasa
Yunani dan Pahlawi ke bahasa Arab, dengan demikian bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang
harus dipelajari, hingga mendorong Imam Sibawaih menyusun Al-Kitab yang menjadi pedoman
dalam tata bahasa Arab.

Pada saat itu pula (± abad ke-7 M), bermunculan sastrawan-sastrawan Islam, dengan
berbagai karya besar antara lain sebuah novel terkenal Laila Majnun yang ditulis oleh Qais al-
Mulawwah. Lain dari pada itu, dengan adanya pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Basrah,
bermunculan ulama bidang tafsir, hadits, fiqh, dan ilmu kalam.

Pada bidang ekonomi dan pembangunan, Bani Umayyah di bawah pimpinan Abd al-
Malik, telah mencetak alat tukar uang berupa dinar dan dirham. Sedangkan pembangunan yang
dilakukan adalah pembangunan masjid-masjid di Damaskus, Cordova, dan perluasan masjid
Makkah serta Madinah, termasuk al-Aqsa di al-Quds (Yerussalem), juga pembangunan
Monumen Qubbah as-sakhr, juga pembangunan istana-istana untuk tempat peristirahatan di
padang pasir, seperti Qusayr dan al-Mushatta.

Setelah kekuasaan Bani Umayyah menurun, dan ditumbangkan oleh Bani Abbasiyah
pada tahun 750 H, kembali Islam dengan perkembangan peradabannya terus menerus bergerak
pada kemajuan. Di masa al-Mahdi, perekonomian mengalami peningkatan dengan konsep
perbaikan sistem pertanian dengan irigasi, dan juga pertambangan emas, perak, tembaga dan
lainnya yang juga meningkat pesat.Bahkan perekonomian menjadi lebih baik setelah dibukanya
jalur perdagangan dengan transit antara timur dan barat, dengan Basrah sebagai pelabuhannya.
Masa selanjutnya pada masa Harun al-Rasyid, kehidupan sosial pun menjadi lebih mapan
dengan dibangunnya rumah sakit, pendidikan dokter, dan farmasi.Hingga Baghdad pada masa itu
mempunyai 800 orang dokter. Dilanjutkan pada masa al-Makmun yang lebih berkonsenrasi pada
pengembangan ilmu pengetahuan, dengan menerjemahkan buku-buku kebudayaan Yunani dan
Sansekerta, dan berdirinya Baitu-l-hikmah sebagai pusat kegiatan ilmiahnya. Yang disusul
kemudian dengan berdirinya Universitas Al-Azhar di Mesir.Juga dibangunnya sekolah-sekolah,
hingga Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.Maka, tak dapat dipungkiri
lagi bahwa masa-masa ini dikatakan sebagai the golden age.

2. Periode pertengahan

Pada periode ini, terdapat periode kemunduran Islam pada sekitar 1250-1500 M. Yang
mana satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangan Mongol, dan kerajaan Islam Spanyol pun
mampu ditaklukkan oleh raja-raja Kristen yang bersatu, hingga orang-orang Islam Spanyol
berpindah ke kota-kota di pantai utara Afrika.

Namun dengan demikian, terdapat kebangkitan kembali kedinastian Islam pada masa
1500-1800 M. Di sana terdapat 3 kerajaan besar, yang menjadi tonggak bejayanya peradaban
Islam yang ke-2. Kerajaan besar tersebut adalah Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi Persia,
dan Kerajaan Mughal di India.

Karajaan Turki Usmani berhasil mengambil alih Bizantium dan menduduki


Konstantinopel (Istambul). Hingga akhirnya kekuasaan Turki Usmani mampu menguasai Asia
Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Libya, Tunis, Aljazair, Bulgaria, Yunani,
Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania.

Sedangkan di tempat lain, Persia Islam bangkit dengan dengan Kerajaan Safawi (1252
M), dengan dinasti yang berasal dari Azerbaijan Syaikh Saifuddin yang beraliran Syi’ah.
Kekuasaannya menyeluruh hingga seluruh Persia.Dan berbatasan dengan kekuasaan Usmani di
barat dan kerajaan Mughal di kawasan timur.

Kerajaan Mughal di India, yang berdiri pada tahun 1482 M dengan pendirinya Zahirudin
Babur. Kekuasaannya mencakup Afganistan, Lahore, India Tengah, Malwa dan Gujarat. Di
India, bahsa Urdu akhirnya menjadi bahasa kerajaan menggantikan bahasa Persia. Dan
kemajuannya telah membuat beberapa bukti peninggalan sejarah antara lain, Taj Mahal, Benteng
Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi.

Akan tetapi pada masa kemajuan ini, ilmu pengetahuan tidak banyak diberikan perhatian,
namun perhatiannya terhadap seni dalam berbagai bentuk adalah sangat besar, sehingga kerajaan
Usmani mendapatkan julukan the patron of art.Ketiga kerajaan besar tersebut lebih banyak
memperhatikan bidang politik dan ekonomi. Sedangkan di Barat, mulai menuai kebangkitan
dengan melihat jalur yang terbuka ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah dari daerah
Timur Jauh melaui Afrika Selatan.

Hingga pada Abad ke-17, di eropa mulai mencul negara-negara kuat, bahkan Rusia mulai
maju di bawah Peter Yang Agung.Dan melalui peperangan, Usmani mengalami kekalahan. Dan
Safawi Persia pun ditaklukkan oleh Raja Afghan yang mempunyai perbedaan faham. Dan
kerajaan Mughal India pecah dikarenakan terjadi pemberontakan dari kaum Hindu, bahkan
Inggris pun berperan menguasainya pada tahun 1857 M.

3. Periode Modern

Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam, yang mana dengan berakhirnya
ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata umat Islam akan kemunduruan dan
kelemahannya di samping kemajuan dan kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam
mulai berpikir mencari jalan keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah
pincang dan membahayakan umat Islam.Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik, kini
berbalik menjadi gelap.Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu pengetahuan, teknologi
dan peradabannya.

Dengan demikian, timbullah pemikiran dan pembaharuan dalam islam yang disebut
dengan modernisasi dalam Islam. Sekian tokoh pembaharu Islam telah mengeluarkan buah
pikirannya guna membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Para
tokoh tersebut antara lain, Muhammad bin Abdul Wahab di Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin
al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan
Muhammad Iqbal di India, Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal di Turki, dan masih banyak
lagi yang lainnya.
C. Konstribusi Islam Dalam Bidang Sains Dan Teknologi
Salah satu sumbangsih Islam yang sangat besar bagi dunia modern sekarang, adalah
mewariskan sejumlah teori tentang alam semesta dan cara-cara mengaplikasikan pengetahuan
tentangnya. Sarjana-sarjana Muslim pada sekitar abad 9 – 13 M telah banyak mencontohkan dan
mengujicobakan hubungan ilmu pengetahuan (sains) dengan cara penerapannya (teknologi).
Mereka bukan hanya ditopang oleh pengetahuan dan pengalamannya, tetapi juga
anugerah yang melimpah dengan mendapat fasilitas dari pemerintahan, terutama pada masa-
masa kejayaan Abbasiyah di Baghdad. Sebelum melahirkan teknologi, pengembangan sains
lebih dahulu mereka peroleh, bukan hanya dari hasil-hasil temuan mereka sendiri, tetapi juga
mereka peroleh dari sejumlah sumber yang berasal bukan hanya dari dalam doktrin Islam
saja.Kebanyakan pengetahuan tentang hukum-hukum alam, ilmu ukur dan matematika, fisika
dan geometrika sampai ilmu gaya dan berat mengenai macam-macam benda, mereka peroleh
dari warisan Yunani, Persia, India dan Mesir. Pengetahuan sains ini mereka kuasai terlebih
dahulu sebelum mengembangkan teknologi.
Beberapa contoh sains dan teknologi Islam, yang berkait erat dengan warisan Hellenisme Yunani
adalah filsafat, astronomi, fisika, geometrika, kimia, pertambangan, matematika, kedokteran,
pertanian dan lain sebagainya. Dalam bidang matematika kontribusi Islam telah mengenalkan
sistem bilangan India, dengan mengenalkan bilangan baru nol (0) dengan sebuah titik (.).Hal ini
telah mempermudah bagi proses penghitungan berikutnya, sekalipun dengan jumlah kelipatan
yang sangat panjang. Penulis bilangan pertama adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizm
(w.875), selanjutnya Abul Hasan al-Uqdisy (w.953), Umar Khayyam (w.1131). Sedangkan
dalam bidang astronomi pengaruh Babilonia dan India sangat terasa, apalagi sejak diterjemahkan
risalah India, Siddhanta ilmu perbintangan para raja sejak tahun 711M di Baghdad. Abu Ma’syar
al-Falaky al-Balkhy merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal dalam membuat ramalan-
ramalan perbintangan, karyanya , Kitab al-Uluf.
Adapun dalam bidang fisika yang paling menonjol adalah mengenai teori optic yang
dikembangkan oleh Ibn al-Haitsam dalam karyanya “Kitab al-Manadzir”, al-Khaziny (w. 1040
M) juga mengurai tentang gaya grafitasi spesifik dalam karyanya “Kitab Mizan al-Hikmah”
Pengobatan dalam Islam mereka dapatkan banyak dari Persia, Mesopotamia, India dan lainnya.
Muhammad Ibn Zakaria Ar-Razi (865-925 M) telah menggunakan alat-alat khusus untuk
melakukan proses-proses yang lazim dilakukan oleh ahli kimia, misalnya distilasi, kristalisasi,
kalsinasi, dan sebagainya.

Di dunia Barat, Ar-Razi juga dikenal sebagai ahli di bidang ilmu kedokteran, sama halnya
dengan Ibnu Sina, sehingga gambaran kedua ilmuwan Muslim ini dapat menghiasi Fakultas
Kedokteran Universitas Paris. Ia juga dianggap sebagai orang yang menemukan benang
fontanel (yang dipakai dalam ilmu bedah). Buku-bukunya yang beredar di Barat lebih popular
dengan nama “Razes”.
Ibnu Sina selain dikenal sebagai seorang filosof , dikenal juga sebagai ilmuwan dalam
bidang kedokteran. Karya ilmiahnya di Barat dikenal dengan istilah Canun, menjadi buku teks
standar ilmu kedokteran di berbagai Universitas baik di dunia Islam atau di dunia Barat (Non
Islam). Di Barat, ia lebih dikenal sebagai politikus dan dokter. Ilmu politik sudah diperkenalkan
oleh ayahnya sejak ia masih kecil, sedangkan ilmu kedokteran ia pelajari hanya dalam tempo 18
bulan, kemudian ia perdalam sendiri secara otodidak. Di antara karya-karyanya yang popular
adalah ; Al-Syifa’, Al-Hikmah Al-Masyriqiyah, Al-Qanun.
Ibn Khaldun nama lengkapnya Waliyuddin Abdurrahman Ibn Khaldun Al-Hamdhami dari
Tunisia. Dia dikenal sebagai ilmuwan Muslim dalam bidang sosiologi, sejarah, dan filsafat.
Dunia Barat mengakuinya sebagai perintis ilmu dan pakar di bidang sosiologi modern.Bukunya
yang berjudul “Muqaddimah”, merupakan bagian dari karyanya yang terbesar.
Masih banyak penemu dan pakar di bidang sains dan teknologi yang hidup di dunia
Islam, meskipun dalam sejarahnya mengalami tarik menarik dengan para ilmuwan Barat, baik
yang hidup sebelumnya, semasanya, ataupun sesudahnya. Walaupun demikian, sesungguhnya
setiap individu muslim dituntut, bahkan diwajibkan untuk memahami dan menjelaskan
kebenaran yang terkandung dalam al-Quran, baik dalam pernyataan maupun penyangkalan yang
terdapat dalam ayat-ayat al-Quran yang sistematik, holistik, dan integralistik. Hal ini bertujuan
antara lain untuk menyatakan bahwa disamping sebagai kitab suci, Al-Quran juga sumber segala
ilmu, termasuk sains dan teknologi.
Untuk melakukan hal itu tentu dibutuhkan suatu proses pemahaman dan penjelasan secara ilmiah
yang kilas baliknya akan berpengaruh terhadap proses trasformasi budaya dalam Islam.
Wahyu pertama (Al-‘Alaq: 1-5) itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena Al-
Qur’an menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut Bismi Rabbik, dalam
arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri
sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri yang tertulis maupun
yang tidak. Alhasil, obyek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya.
Sains dan Teknologi dalam Islam adalah sebagai sarana (tools) untuk mencapai
kebahagiaan dunia akhirat dan sebagai kunci kebangkitan Islam oleh karena itu umat Islam harus
menempatkan sains dan teknologi sebagai kebutuhan primer bukan sekunder. Mempelajari sains
dan teknologi sama wajibnya dengan amalan fardhu lainnya seperti shalat, puasa dan zakat.

Sains dan tekonologi dalam Islam harus didasari dengan nilai-nilai agama yang universal
agar dapat memberikan kemaslahatan bagi umat manusia, sains dan teknologi yang tidak didasari
noleh nilai-nilai agama pasti akan membawa kehancuran, kerusakan dan kesengsaraan bagi umat
manusia.
Salah satu sumbangsih Islam yang sangat besar bagi dunia modern sekarang, adalah
mewariskan sejumlah teori tentang alam semesta dan cara-cara mengaplikasikan pengetahuan
tentangnya. Sarjana-sarjana Muslim pada sekitar abad 9 – 13 M telah banyak mencontohkan dan
mengujicobakan hubungan ilmu pengetahuan (sains) dengan cara penerapannya (teknologi).

D. Faktor-Faktor Kemajuan Peradaban Islam


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kejayaan Islam juga ditunjang oleh :
1. Terjadinya Asimilasi antara Bangsa Arab dan Bangsa Lain
Asimilasi dengan bangsa lain membuat perkembangan ilmu pengetahuan cukup terbantu.
Salah satunya adalah asimilasi dengan Persia, yang pengaruhnya sangat kuat di bidang
pemerintahan. Selain itu, juga berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat, dan sastra. Pengaruh
India terlihat dalam bidang kedokteran, matematika, dan astronomi, sedangkan pengaruh Yunani
masuk melalui terjemahan-terjamahan dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
2. Gencarnya Gerakan Penerjemah
Dalam proses terjemahan ini dilakukan dalam tiga fase, yaitu sebagai berikut.Pada masa
Khalifah Al-Mansyur hingga Harun ar-Rasyid. Pada fase ini penerjemahan didominasi oleh
karya-karya di bidang astronomi dan mantik.

 Pada masa Khalifah Al-Makmun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak
diterjemahkan adalah bidang filsafat dan kedokteran.
 Setelah tahun 300H. Dalam fase ini proses penerjemahan semakin berkembang, terutama
setelah adanya pembuatan kertas.
3. Berkembangnya Kebudayaan Islam secara Mandiri

Hal ini ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam,


madrasah-madrasah dan universitas-universitas yang merupakan pusat-pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Islam. Pada masa ini pendidikan Islam berkembang seiring dengan
perkembangan dan kemajuan-kemajuan budaya Islam sendiri yang berlangsung sangat cepat.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awalnya memang merupakan perpaduan antara
unsur-unsur pembawaan ajaran Islam sendiri dan unsur-unsur yang berasal dari luar, yaitu dari
unsur budaya Persia, Yunani, Romawi, dan India dan unsur budaya lainnya.

Kemudian, dalam perkembangannya potensi atau pembawaan Islam tidak merasa cukup
hanya menerima saja unsur budaya dari luar itu, tetapi juga mengembangkannya lebih jauh
sehingga kemudian warna dan unsur-unsur Islamnya tampak lebih dominan dalam
perkembangan Ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Kemajuan-Kemajuan tidak hanya dalam ilmu
pengetahuan keagamaan saja, tetapi juga dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan pada
umumnya.

4. Termotivasi oleh Metode Berpikir Filsuf Yunani

Majunya pola pikir filsuf Yunani memberikan motivasi bagi ilmuan muslim untuk lebih
banyak berkarya dalam kemajuan pendidikan Islam sehingga muncul ilmuan, seperti Jabir bin
Hayyan, Al-Kindi, Al-Razi, Al-Khawarizmi, Al-Farabi, Ibnu Umay Kayyam, dan Ibnu Ruyd.

5. Adanya semangat untuk Mancapai Kamajuan dalam Berbagai Ilmu Pengatahuan

Para Ilmuan Islam senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kemajuan
ilmu dengan cara belajar dan membaca buku-buku yang bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
1. Periodisasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam
konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-macam.
2. Periodisasi sejarah islam menurut Nourouzzaman Shiddiqie terbagi menjadi periode klasik,
periode pertengahan dan periode modern.
3. Periodisasi sejarah Islam menurut Ahmad Al-Usairy terbagi menjadi beberapa periode yaitu
periode sejarah klasik, periode sejarah rasulullah, periode sejarah khulafaurrasyidin, periode
pemerintahan Bani Umayyah, periode pemerintahan Bani Abbasiyah, periode pemerintahan
Mamluk, periode pemerintahan Usmani, Periode Dunia Islam Kontemporer.
4. Periodisasi sejarah Islam menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam tiga periode yaitu
periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.
Daftar Pustaka
Amin, Drs. Samsul Munir. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Muhaimin, Abd.Mujib, Jusuf Mudzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Ed. I cetakan ke-2
PT.Prenada Media, Jakarta, Juli 2007.
Drs. Nourouzzman zhiddiqie, M.A, 1983,Pengantar Sejarah Muslim, yogyakarta:Nur cahaya.
Ahmad Al-Usairy, 2006,Sejarah Islam Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (terjemahan dari
At-Tarikh Al-Islami), cetakan keempat, Jakarta: Akbar
http://www.freedomsiana.com/2017/02/faktor-faktor-kemajuan-peradaban-islam.html#

http://xcontohmakalah.blogspot.co.id/2013/07/konstribusi-islam-dalam-bidang-sains.html

Anda mungkin juga menyukai