Disusun Oleh:
OK AGAM ADMAR (0502211030)
M ZUHRI RAMADHAN (0502213126)
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dengan judul: “MASA
DINASTI-DINASTI AGHLABIYAH, FATHIMIYAH, AYYUBIYAH, MURABBITUN
DAN MUWAHIDUN ”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.
Pemakalah
2
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Kesimpulan .....................................................................................................................20
Daftar Pustaka .................................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUN
I.Latar Belakang
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang harus dijadikan sebagai
bahan pelajaran untuk kemajuan umat manusia. Islam merupakan agama yang universal
dari segi penyebarannya, sejak berabad-abad yang lalu Islam telah mengalami pasang surut
di bidang peradabannya. Walaubagaimanapun itulah realita kehidupan.
Untuk lebih jelasnya dalam mengetahui historis dan kronologis sejarah islam
dimasa lalu. Didalam makalah ini akan dibahas tentang tiga Dinasti-Dinasti kecil Islam,
yaitu Dinasti Aghlabiyah, Dinasti Fathimiyah dan Dinasti Ayyubiyah yang sangat
berpengaruh pada kemajuan umat Islam, baik dari segi Ilmu Pengetahuan, dan yang
lainnya. Namun seiring perkembangan zaman, dinasti-dinasti tersebut tidak mampu
berdiri lama karena terpecah-pecah kedalam dinasti-dinasi kecil. Hal itu merupakan bentuk
dari perkembangan disintegrasi di lingkungan kerajaan/dinasti besar tersebut (dalam hal
ini adalah Dinasti Umayyah II). Kebanyakan munculnya dinasti-dinasti kecil tersebut
merupakan bentuk dari ketidakpuasaan masyarakat dengan kepemerintahan Dinasti
Umayyah II, sehingga sebagian masyarakat yang memberontak mulai mendirikan dinasti-
dinasti kecil yang dianggap lebih mampu dibanding Dinasti Umayyah II atau bahakan ingin
membersihkan paktik-prktik para penguasa yang tidak sesuai dengan tuntunan agama,
seperti yang dilakukan sebagian kelompok masyarakat dari kalanagan keagamaan seperti
Dinasti Murabbitun dan Muwahhidun.
II. RumusanMasalah
III.Tujuan Penulisan
4
BAB II PEMBAHASAN
Dinasti ini didirikan oleh Ibrahim ibn Al-Aghlab pada tahun 184H/800M di
Ifriqiyah dan kota Qairawan di jadikan sebagai pusat pemerintahan. Ayah Ibrahim adalah
seorang keturunan dari Turki yang menjadi pejabat di Khurasan dalam bidang militer
Abbasiyah.
Pada tahun 264/878 sempurnalah penaklukan atas Sisilia. Sejak itu Sisilia berada
dibawah pemerintahan muslim Aghlabiyah sampai pulau itu berada dibawah gubenur-
gubenur Dinasti Fatimiyah. Pulau ini menjadi pusat penting bagi penyebaran kultur islam
ke Eropa kristen melalui Universitas Palermu yang didirikan oleh pemerintahan Islam di
Pulau Sisilia. Pada universitas ini orang-orang Italia berdatangan untuk belajar ilmu
pengetahuan. Setelah menyelesaikan perkuliahan mereka kembali ke Negerinya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan disana.
b. Bidang Ekonomi
5
Dibidang Ekonomi Aghlabiyah juga telah mengalami kemajuan yang pesat yang
pernah ditemui sebelumnya di Afrika sejak abad ke-3 M. Kemajuan ini didukung oleh
kemajuan di Bidang Pertanian, Perkebunan, Perdagangan, Perindustrian, Persenjataan dan
Kerajinan terutama di daerah Qayrawan, sehingga nama kota ini terangkat sebagai kota
Metropolitan dan “Kota Pakubumi” Afrika. Aghlabiyah dibawah Sultan Ziyadatullah
membangun kembali Mesjid Agung Qayrawan dan Sultan Ahmad Membangun Mesjid
Agung Tunisia.
Menurut Von Grunibaum, pada tahun 860M kelompok ini pindah ke daerah
Salamiya di Syria dan disinilah mereka membuat suatu kekuatan dengan membuat gerakan
propaganda-propaganda dengan tokohnya Said ibnu Husein. Mereka secara rahasia
menyusupakan utusan-utusan ke berbagai daerah Muslim, terutama Afrika dan Mesir untuk
menyebarkan Ismailiyat kepada rakyat. Disamping itu penguasa-penguasa di Afrika Utara
bertindak sebagai penjajah. Oleh karena itu misi dan propaganda mereka meliputi :
2) Akan datang al-Mahdi yang akan membebaskan mereka dari penindasan dan teror.
3) Menyatakan bahwa mereka lebih dekat kepada nabi dari Dinasti Umaiyah dan
Abbasiyah.
Pada tahun 874 M muncullah seorang pendukung kuat dari Yaman yang bernama
Abu Abdullah Al-Husein yang kemudian menyatakan dirinya sebagai pelopor Al-Mahdi.
Abu Abdullah Al-Husein kemudian pergi ke Afrika Utara, dan karena pidatonya yang
sangat baik dan berapi-api ia berhasil mendapat dukungan dari suku Barbar Ketama. Selain
itu, ia mendapatkan dukungan dari seorang gubernur Ifrikiyah yang bernama Zirid. Philip
K. Hitti menyebutkan bahwa setelah mendapatkan kekuatan yang diandalkan ia menulis
surat kepada Imam Ismailiyat Said ibnu Husein untuk datang ke Afrika Utara yang
6
kemudian Said diangkat menjadi pimpinan pergerakan. Pada 909M, Said berhasil mengusir
Ziadatullah, seorang penguasa Aghlabid terakhir untuk keluar dari negerinya. Kemudian
Said di proklamasikan menjadi imam pertama dengan gelar Ubaidullah Al-Mahdi. Dengan
demikian, berdirilah pemerintahan Fathimiyah pertama di Afrika dan Al-Mahdi menjadi
khalifah pertama dari Dinasti Fathimiyah yang bertempat di Raqpodah daerah Al-
Qayrawan.
Pada 934M, Al-Mahdi wafat dan digantikan oleh anaknya yang bernama Abu Al-
Qosim dengan gelar Al-Qoim (934 M/ 323 H – 949 M/ 335 H). Pada 934 M Al-Qoim
mampu menaklukan Genowa dan wilayah sepanjang Calabria. Pada waktu yang sama ia
mengirim pasukan ke Mesir tetapi tidak berhasil karena sering dijegal oleh Abu Yazid
Makad, seorang khawarij di Mesir. Al-Qoim meninggal dan kemudian digantikan oleh
anaknya, Al-Mansur yang berhasil menumpas pemberontakan Abu Yazid Makad. Al-
Mansur kemudian digantikan oleh Abu Tamim Ma’ad dengan gelar Al-Muiz.
a. Bidang pemerintahan
7
perang, pengawal rumah tangga khalifah dan semua permasalahan yang menyangkut
keamanan. yang termasuk kelompok sipil diantaranya :
c) Inspektur pasar, yang membidangi bazar, jalan dan pengawasan timbangan dan ukuran
b. Bidang politik
b) Perluasan daerah dari Antlantik, Sisilia dan pulau-pulau lainnya sampai ke laut merah,
Yaman, Suriah dan Mekkah.
c) Membentuk angkatan laut untuk mendukung ekspansi ke luar Mesir dan mengusir
pasukan salib.
e) Menentukan sistem pergantian khalifah melalui imam dan membentuk Wazir Tanfiz.
c. Bidang Agama
a) Toleransi terhadap aliran-aliran agama yang ada, pada awal pemerintahannya, tetapi
pada masa selanjutnya Dinasti Fathimiyah menjadikan Syi’ah sebagai mazhab resmi negara
dan bahkan akhirnya ajaran Syi’ah dipaksakan kepada rakyat, sehingga untuk penjabat-
penjabat pemerintahan harus dari kalangan syi’ah.
d. Bidang pendidikan
e. Bidang Ekonomi
a) Dinasti Fathimiyah merupakan penghasil gandum dan kapas terbesar pada masa itu,
karena mesir daerah yang subur, sehingga mesir dapat mengekspor gandum dan kapas serta
kain pada waktu itu.
8
b) Dinasti Fathimiyah memajukan aneka industri dan kerajinan rakyat, seperti tenunan,
ukir mengukir dan sebagainya.
a. Keuletan para Da’i Syi’ah (Fathimiyah), sehingga sampai ajaran Syi’ah kepelosok-
pelosok Afrika Utara.disamping itu situasi dan kondisi masyarakat Afrika Utara yang
tertindas oleh penguasa Aghlabiyah dan Ikhsyidiah, sehingga Al-Mahdi menjanjikan akan
menyelamatkan mereka dari tindasan tersebut.
b. Ekonomi yang kuat, karena di Mesir terdapat Sungai Nil yang menyebabkan daerah
sekitarnya menjadi subur, sehingga Mesir menjadi pengekspor gandum dan kapas terbesar
pada waktu itu
c. Angkatan laut yang kuat dan sistem pergantian khalifah atau imam yang jelas.
a. Faktor intern
2) Militer yang terdiri dari beberapa suku, yakni antara suku Maghribi, Sudan dan Turki.
3) Khalifah sudah tidak mampu lagi menguasai militer dan wazir, karena khalifahnya
sudah lemah.
4) Terjadinya perebutan kekuasaan antara khalifah dengan wazir dan antara wazir-wazir
lainnya.
b. Faktor Ekstern
9
1) Masuknya pasukan Salib ke Suriah dan Mesir.
2) Munculnya Dinasti Ayyubiyah yang bermazhab Sunni, dipimpin oleh Salahuddin Al-
Ayyubi
Dinasti Ayyubiyah adalah sebuah Dinasti Sunni yang berkuasa di Dyar Bakir
hingga tahun 1429M. Dinasti in didirikan oleh Salahuddin Al-Ayyubi, wafat tahun 1193 M
(Glasse, 1996:143). Ia berasal dari suku Kurdi Hadzbani, putra Najawddin Ayyub, yang
menjadi abdi dari putra Zangi bernama Nuruddin.
Penaklukan atas Mesir oleh Salahuddin pada 1171 M, membuka jalan bagi
pembentuk madzhab-madzhab hukum sunni di Mesir. Madzhab Syafi’i tetap bertahan
dibawah pemerintahan Fathimiyah, sebaliknya Salahuddin memperlakukan madzhab-
madzhab Hanafi (Lapidus ,1999:545). Keberhasilannya di Mesir tersebut mendorongnya
untuk menjadi penguasa otonom di Mesir.
Najmudin Ayyub adalah seorang yang berasal dari suku Kurdi Hadzbani dan
menjadi Panglima Turki 1138 M, di Mosul dan Aleppo, dibawah pemerintahan Zangi Ibnu
Aq-Songur. Demikian juga adiknya Syirkuh, mengabdi pada Nuruddin, Putra Zangi 1169
M. Syirkuh berhasil mengusir Raja Almaric beserta pasukan salibnya dari Mesir.
10
perpajakan. Atas dasar inilah, ia melancarkan gerakan ofensif guna merebut Al-Quds
(Jerusallem) dari tangan tentara salib yang dipimpin oleh Guy de Lugsinan di Hittin, dan
menguasai Jerusalem tahun 1187 M.
11
Bukti konkritnya adalah Adelasd of Bath, karya-karya orang Arab tentang orang
astronomi dan geometri, penerjemahan bidang kedokteran. Di bidang kedokteran
kedokteran ini telah didirikan sebuah rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran.
c. Bidang Industri
Dibuatnya kincir oleh orang Syiriya yang lebih canggih di banding dengan kincir
orang Barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.
d. Bidang perdagangan
e. Bidang Militer
Selain memiliki alat-alat perang seperti kuda, pedang, panah, dan sebagainya, ia
juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung dalam perperangan. Disamping
itu adanya perang Salib telah membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri,
perdagangan dan intelektual, misalnya dengan adanya irigasi.
Murabbitun atau Almoraid adalah Dinasti Barbar yang berasal dari Sahara serta
menyebar di wilayah Afrika Barat-Laut dan Semenanjung Iberia selama abad ke-11 M. Di
bawah Dinasti Moor, dinasti ini terbentang dari Maroko, Sahara Barat, Gibraltar, Tlemcem
(di Aljazair), Senegal, Mali, Spanyol, dan Portugal. Dinasti Murabbitun pada awalnya
adalah sebuah paguyuban militer keagamaan yang didirikan pada paruh abad ke-11 oleh
seorang muslim yang saleh di sebuah ribath (sejenis padepokan masjid yang dibentengi, di
sebuah pulau di Senegal). Anggota-anggota pertamanya berasal dari Lamtunah, sempalan
dari suku Sanhaji, yang orang-orangnya hidup sebagai pengembara di padang Sahara dan
mengenakan cadar yang menutupi wajah di bawah mata.
12
Berawal dari sekitar seribu "rahib" prajurit, Murabbitun memaksa sejumlah suku, satu
demi satu, termasuk suku-suku negro, untuk memeluk Islam, dan dalam beberapa tahun
mereka berhasil menegakkan diri sebagai para penguasa atas seluruh wilayah Afrika barat-
laut, dan berikutnya Spanyol.
Pendiri dinasti Murabbitun ialah Yusuf ibn Tasyfin (memerintah pada tahun 1061-
1106 M). Pada tahun 1062 membangun kota Maroko, yang menjadi ibu kota
pemerintahannya dan para penerusnya. Para raja Murabbitun mempertahankan semua
otoritas penguasa, dan menyandang gelar amir al-muslimin, tetapi dalam persoalan
spiritual mereka mengakui otoritas tertinggi khalifah Abbasiyah di Baghdad.
Asal usul Dinasti Murabbitun berasal dari Lemtuna, yaitu salah satu anak dari suku
Sahara. Mereka adalah keturunan orang-orang Barbar Sahara dari kabilah Lamtunah (salah
satu cabang dari Shanhajah). Mereka menamakan diri dengan Murabbitun karena belajar
kepada Abdullah bin Yasin di Rath (disanalah dibangun tempat belajar sekaligus
beribadah, tepatnya di Padang Sahara Maghrib). Selain Murabbitun mereka juga seringkali
disebut Multasimin (pemakai kerudung sampai menutupi wajah/orang yang bercadar).
Kata “Murabbitun”, sebagaimana yang ditulis oleh Greet, berasal dari bahasa Arab,
yakni Muraith, yang dalam bahasa Prancis disebut Marabout yang bermakna mengikat,
menyimpulkan, memasang, melekatkan, mengaitkan, dan menambatkan, dengan
demikian, seorang marabout atau murabith adalah orang yang terikat, tertambat kepada
Tuhan. Sementara itu, Lapidus menerangkan bahwa Murabbitun berasal dari sebuah akar
kata al-quran “r-b-t”, yang merujuk kepada teknik pertempuran jarak dekat dengan infantri
di barisan depan dan pasukan berkuda pada barisan belakang (yang sudah lazim dalam
pertempuran masyarakat Barbar). Itu juga menunjukkan bahwa Murabbitun bermakna
orang-orang yang terjun ke medan perang suci.
Hal senada juga dinyatakan oleh Philip K. Hitti, semula Murabbitun ialah kumpulan
persaudaraan militer. Mereka mengambil anggota-anggota yang baru dari kalangan suku
yang kaum lelakinya mengenakan kerudung yang menutupi muka sampai mata. Maka dari
itu, mereka dinamai juga dengan pemakai kerudung. Sedangkan menurut K. Ali,
Murabbitun berasal dari kata ribath, yaitu sebuah kata turunan lainnya yang berarti sebuah
tempat suci yang menyerupai benteng, seperti biara bagi para biksu, serta “Rabat”, ibu kota
negeri ini (Maghrib) juga berasal dari kata ribat yang berarti tempat suci.
Dari beberapa uraian tersebut, dapat dipahami bahwa semula Murabbitun adalah suatu
gerakan keagamaan yang bertujuan memberantas berbagai penyelewengan keagamaan
yang dilakukan semua orang dan para penguasa, yang akhirnya berkembang memasuki
wilayah militer, lalu politik dan kekuasaan. Gerakan ini dipelopori Yahya bin Ibrahim Al-
Jaddali, salah seorang kepala suku Lamtunah.
Abu Bakar bin Umar al-Lamatuni mengatur pasukan dan berjihad, sehingga berhasil
menaklukkan Sus dan Mushadamah. Dalam pasukan itu, ada anak pamannya yang bernama
Yusuf bin Tasyafin yang terus naik pamornya. Oleh karena itu, Abu Bakar bin Umar al-
Lamatuni pun menyerahkan kekuasaan kepadanya. Ia adalah Raja Barbar pertama yang
memerintah Maghrib. Disebutkan pula bahwa ia sebagai raja terbesar pada masanya.
13
Khalifah-khalifah Dinasti Murabbitun:
Ia membentuk pembinaan keagamaan bersama saudaranya, Abu Bakar bin Umar al-
Lamtuni, yang dinamakan Ribat di Pulau Niger, dan Senegal yang dinamakan Murabbitun.
Sedangkan Abdullah bin Yasin adalah guru madzab Maliki yang bersedia mengemban
tugas itu. Wilayah kekuasaannya sampai Wadi Dara.
Pada masa ini, dibangun Marakesy guna dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan.
Ekspansi wilayah masih terus dilanjutkan, bahkan hingga ke Aljiers (Aljazair). Pada masa
itu pula, Murabbitun mengalami kejayaan. Puncak prestasi dan karier politiknya ialah saat
ia berhasil menyebrang ke Sanyol dan mengalahkan Raja Alfonso VI, lalu merebut
Granada, Malaga, Muluk al-Thawaif, Almeria, Badagoz, Saragosa dan pulau Baleaic. Ia
juga memperoleh gelar Amirul Mukminin. Pada masa ini, dinasti Murabbitun mengalami
kejayaannya.
14
7. Ibrahim bin Tasyifin (1145-1147 M)
1. Filsafat
Pada masa Daulah Umayyah II, kota Cordoba mampu menyaingi Baghdad sebagai
pusat Ilmu Pengetahuan dan Peradaban Islam. Kebijakan para penguasa Dinasti Umayyah
II di Andalusia ini merupakan langkah untuk melahirkan para ilmuan dan filsof terkenal
pada masa Daulah Murabbitun antara lain, Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail dan Ibnu Rusyd.
2. Sains
Diantara sains yang berkembang saat itu adalah kedokteran, musik, matematika,
astronomi, kimia, dan lain-lain. Dinasti Murabbitun juga yang pertama membuat uang
dinar memakai huruf Arab dengan tulisan Amiral-Mukminun dibagian depannya,
mencontoh uang Abbasiyah dan bertuliskan kalimat Iman di belakangnya. Selain itu juga
dibangun sejumlah Masjid yang indah di berbagai kota.
Mahzab Maliki ini mengalami perkembangan yang signifikan karena selain satu-
satunya mahzab yang dapat diterima dikalangan muslim Andalusia, juga karena mendapat
dukungan dari penguasa Murabitun dan para fuqaha. Sehingga Mahzab ini mengalami
perkembangan pesat.
15
4. Kontak dengan peradaban yang sedang menurun dan tidak siap mengadakan
asimilasi.
E. Dinasti Muwahhidun
Muwahhidun muncul sebagai reaksi dari Murabbitun yang dianggap telah melakukan
banyak penyimpangan dalam akidah. Gerakan ini didasari atas keinginan untuk
memurnikan ajaran islam, berdasarkan Tauhid. Muwahhidun berkembang di wilayah
Afrika Utara, yang berpusat di Marakesy dan sebagian wilayah Andalusia (Spanyol).
Pada masa akhir Murabbitun, Abdullah bin Tumart, seorang sufi masjid Kordoba,
melihat sepak terjang kaum Murabbitun, dan ia pun mencoba untuk memperbaikinya. Lalu,
ia berangkat ke Baghdad guna menuntut ilmu kepada imam Al-Ghazali. Setelah dirasa
ilmunya memadai, ia kembali dan mempropagandakan ajarannya yang berpaham Tauhid.
Pengikutnya dinamakan Muwahhidun. Abdullah bin Tumart dikatakan sebagai pencetus
gerakan Muwahhidun, namun tidak pernah menjadi sultan dan mendakwakan diri sebagai
Al-Mahdi. Ia memberantas golongan Murabbitun yang menyimpang, menyerukan
kemurnian Tauhid, menentang kekafiran, dan mengajak umat untuk amar ma’ruf nahi
munkar.
1. Organisasi pemerintahan
a. Dewan Menteri (Ahl al-Asyrah atau Ahl al-Jama’ah), yang terdiri atas 10 orang
pembai’ah Al-Mahdi (kepala dari kalangan murid).
b. Dewan Majelis Pemuka Suku, yang terdiri atas 50 orang wakil tiap suku.
c. Majelis Rakyat, yang terdiri atas para murid, keluarga Al-Mahdi (ahl al-dar), qabilah
hurghah, dan ahl tanmal.
16
a. Abdul Mu’min bin Ali al-Khawfi
a) Pada tahun 1137 M, semua kabilah yang ada di negeri Tanmal dan Shaal mengakui,
tunduk, serta bersumpah setia.
b) Pada tahun 526 H / 1131 M, ia menaklukkan daerah Nadha, Dir’ah, Tinger, Fajar, dan
Giyasah.
d) Pada tahun 540 H / 1145 M, ia menaklukkan Fas, dan Marokes setahun kemudian.
e) Ia menaklukkan Aljazai (1152 M), Tripoli (1154 M), dan sebagian wilayah Andalusia
yang dikuasai oleh Kristen.
Sementara itu, ragam kemajuan yang dicapai oleh Abu Ya’qub Yusuf ialah sebagai
berikut:
17
2) Di bidang ilmu pengetahuan; ditandai dengan munculnya ulama Ibnu Rusyd
(filsafat), Ibnu Tufail (filsafat), Ibnu Malik (ilmu nahwu), Hafidz Abu Bakar al-Jadd (fiqh),
dan Abi Bakar bin Zhuhr (ilmu kesehatan).
Abu Yusuf al-Manshur mencatat kemenangan atas penduduk Bani Hamad di Bajaya
seusai ia meminta bantuan kepada Bahuddin, panglima Shalahuddin al-Ayyubi (pada tahun
584H / 1184 M). Sedangkan, pada tahun 1195 M, ia bisa mematahkan kekuatan Alfonso
VIII setelah menguasi Benteng Alarcos, lalu menguasai Toledo, dan akhirnya kembali ke
Sevilla (ibu kota baru).
Karena Khalifah lemah (usianya masih muda), pemerintah dijalankan oleh para
menterinya. Akan tetapi, terjadilah persaingan di antara para menteri. Maka dari itu, terjadi
pemberontakan di wilayah-wilayah taklukkan. Kota-kota di Spanyol kembali dikuasai oleh
tentara Kristen. Sedangkan, pada tahun 667 H /1269 M, Bani Marin berhasil menguasai
Murakesh, dan berakhirlah Dinasti Muwahhidun.
1. Politik:
2. Ekonomi:
3. Arsitektur:
Dalam bidang arsitektur yang berbentuk monument seperti Giralda. Menara pada
masjid Jami’ di Sevilla, dan lain sebagainya.
Tercatat cedekiawan muslim yang terkenal adalah Ibnu Bajjah (ahli filsafat dan
musik), Ibn Tufayl (dokter istana), dan Ibnu Rusyd (filosof, dokter, ahli matematika, ahli
hukum, juga seorang polimek).
18
4. Faktor penyebab kemunduran Dinasti Muwahhidun
19
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Dinasti Aghlabiyah adalah dinasti yang didirikan oleh Ibrahim Ibn Al-Aghlab pada tahun
184H/800 M sampai 900 M, di Ifriqiyah dan kota Qayrawan. Selama pemerintahan itu islam
berkembang sangat pesat di Tunisia dan Al-Jazair dengan pusat kotanya di Qayrawan. Pada
tahun 1171 M pada masa khalifah Al-‘Adhid, kekuasaannya telah berhasil ditumbangkan oleh
Dinasti Ayyubiyah yang berkuasa selanjutnya.
Selanjutnya Dinasti Ayyubiyah adalah sebuah Dinasti sunni, yang didirikan oleh
Salahuddin Al-Ayyubi. Penaklukan atas Mesir menjadi oleh Salahuddin membuka jalan bagi
pembentuk madzhab-madzhab hukum sunni di Mesir. Kemajuan dan peninggalan Dinasti ini
adalah daam Bidang Arsitektur dan Pendidikan, Filsafat dan Keilmuan, Industri, Perdagangan,
Militer.
Asal usul Dinasti Murabbitun berasal dari Lemtuna, yaitu salah satu anak dari suku
Sahara. Mereka adalah keturunan orang-orang Barbar Sahara dari kabilah Lamtunah (salah
satu cabang dari Shanhajah). Mereka menamakan diri dengan Murabbitun karena belajar
kepada Abdullah bin Yasin di Rath (disanalah dibangun tempat belajar sekaligus
beribadah, tepatnya di Padang Sahara Maghrib). Selain Murabbitun mereka juga seringkali
disebut Multasimin (pemakai kerudung sampai menutupi wajah/orang yang bercadar).
Masa kejayaan dinasti ini ketika kepemimpinan Abu Ya’kub Yusuf bin Tasyifin (1061-
1107 M). Kemajuannya ada di bidang filsafat, sains, fiqih mahzab Maliki. Sedangkan salah
satu faktor kemundurannya disebabkan oleh lemahnya disiplin tentara dan merajalelanya
korupsi yang melahirkan disintegrasi.
Muwahhidun muncul sebagai reaksi dari Murabbitun yang dianggap telah melakukan
banyak penyimpangan dalam akidah. Gerakan ini didasari atas keinginan untuk
memurnikan ajaran islam, berdasarkan Tauhid. Muwahhidun berkembang di wilayah
Afrika Utara, yang berpusat di Marakesy dan sebagian wilayah Andalusia (Spanyol).
Kemajuannya ada di bidang politik, ekonomi, arsitektur, ilmu pegetahuan dan filsafat.
Sedangkan salah satu kemundurannya disebabkan oleh Perebutan tahta dikalangan
keluarga dinasti.
20
DAFTAR PUSTAKA
21