Di dalam kitab at-Tahbîr, Imam as-Sam’ani memuji asy-Syahrastani sebagai orang yang
tinggi adab. Terbukti, ketika beliau pergi ke Baghdad di saat umurnya baru menginjak 15
tahun, warga daerah tersebut sangat welcome padanya. Bahkan di sana asy-Syahrastani
memperoleh popularitas sebagai seorang dai yang ucapannya diterima oleh masyarakat
awam.
Terlepas dari keutamaan beliau yang telah disebutkan di atas, asy-Syahrastani juga
tak luput dari belati dergama yang ditujukan pada dirinya. Diantara pelakunya adalah as-
Sam’ani. Meskipun di atas as-Sam’ani disebut memuji asy-Syahrastani, namun sejatinya as-
Sam’ani juga kontra dengannya.
Senyawa dengan bantahan as-Subki di atas, pada kitab asy-Syahrastani yang berjudul
Nihâyatul-Iqdâm fî ‘Ilmil-Kalâm isinya justru menunjukkan pada hal sebaliknya. Dalam artian,
isi dari karyanya itu sama sekali tidak diambil dari kitab-kitab karangan ulama Syiah,
melainkan dari kitab ulama Asyairah. Maka tak heran ungkapan seperti, “Pandangan dari
Syekh kami al-Asy’ari” senantiasa muncul dalam kitab al-Iqdâm.
Ghazali/MADINAH