WR.WB
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA
DAULAH FATHIMIYAH (909 M – 1171 M)
NAMA KELOMPOK :
AHMAD MAHIB AWWAB (01)
DEANA RULITA (06)
FAIZA NAURA AMALIA (09)
IQBAL MAULANA NURDIN (13)
MUHAMMAD FEBRIAN ARRIFANDI (18)
NADIA RATNADEWANTI TUNGGADEWI (21)
SHOBIHAH NASYWA SALSABILA (27)
KHODIJA ULYA NASRUDIN (32)
SEJARAH BERDIRINYA DAULAH FATHIMIYAH
Berdirinya dinasti fathimiyah dilatar belakangi oleh melemahnya Dinasti Abasiyah.dinasti fathimiyah
mengklaim sebagai keturunan garis lurus dari pasangan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti
Rasulullah.
Menurut mereka, Abdullah al – Mahdi yang merupakan pendiri dinasti ini merupakan cucu Ismail bin
Ja’far Ash – Shadiq. Sejarah mencatat, tatakala Ja’far Ash – Shadiq (kakaek dari ismail), syiah
terpecah menjadi dua cabang :
1. Meyakini musa Al – Kazim sebagai imam ketujuh pengganti imam Ja’far
2. Mempercayai Ismail bin Muhammad Al – Maktum sebagai imam syaiah ke tujuh. Cabang yang
kedua ini dinamakan Syi’ah Ismailiyah.
Syi’ah Ismailiyah pada masa itu tidak begitu tampak bentuk gerakannyasecara jelas sehingga muncullah
Abdullah bin Maimun. Yang membentuk Syi’ah Ismailiyah sebagai sebuah sistem gerakan politik keagamaan. Ia
berjuang mengorganisir propaganda Syi’ah Ismailiyahdengan tujuan menegakkan kekuasaan Fathimiyah dengan
cara mengirimkan misionaris secara rahasia ke seluruh penjuru wilayah muslim untuk mengajarkan ajaran
Syi’ah Ismailiyah.
Sebelum Abdullah bin Maimun wafat, beliau menunjuk pengikutnya yang paling bersemanngat yaitu Abdullah
Al – Husain sebagai pemipin Syi’ah Ismailiyah. Ia adalah orang Yaman asli. Ia menyebrang ke Afrika Utara dan
berkat propagandanya yang bersemangat ia berhasil menarik simpatisan suku Barbar khususnya dari kalangan
Kithamah menjadi pengikut setia gerakan ahli bait ini.
Stelelah berhasil menegakkan pengaruhnya di Afrika Utara, Abu Abdullah Al – Husain menulis surat kepada
Imam Ismailiyah, yaitu Sa’id bin Husain As – Salamiyah agar segera berangkat ke Afrika Utara untuk
menggantikan kedudukannya sebagai pemimpin tertinggi gerakan Ismailiyah. Sa’id mengabulkan undangan
tersebut dan ia memproklamirkan dirinya sebagai putra Muhammad Al – Habib, seorang cucu imam Ismail.
Setelah berhasil merebut kekuasaan Ziyadatullah, ia memproklamirkan dirinya sebagai pepmimpin tertinggi
gerakan Isailiyah. Gerakan Ismailiyah berhasil menduduki Tunis, pusat pemerintahan Dinasti Aghlabiyah tahun
909 M dan sekaligus mengusir penguasa Aghlabiyah yang terakhir yaitu Ziyadatullah. Sa’id kemudian
memproklamirkan dirinya sebagai imam dengan gelar “ Ubaidullah Al – Mahdi”. Dengan demikian terbentuklah
pemerintahan Dinasti Fathimiyah di Afrika Utara dengan Al – Mahdi sebagai khalifah pertamanya.
KEPEMIMPINAN DAULAH FATHIMIYAH
a. Bidang Administrasi
Khalifah menjabat sebagai kepala negara baik dalam urusan keduniaan maupun
spiritual. Ia berwenang mengangkat dan memberhentikan jabatan jabatan dibawahnya.
Kementerian negara (Wasir ) terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama para
ahli pedang dan kelompok kedua para ahli pena. Para ahli pedang menduduki urisan militer
dan keamanan serta pengawal khalifah. Sedangkan ahli pena menduduki beberapa jabatan
kementerian seperti hakim, pengelola pendidikan, inspektur pasar, pejabat keuangan negara,
regu pembantu istana dan petugas pembaca Al-Qur’an.
b. Kondisi Sosial
Mayoritas khalifah Fathimiyah bersikap moderat dan penuh perhatian kepada urusan nonmuslim.
Selama ini pemeluk Kristen Mesir diperlakukan secara bijaksana. Bahkan pada masa Al-Aziz mereka
ditunjuk menduduki jabatan tinggi negara. Pada masa itu, kota Kairo sebagai kota makmur dan aman.
Toko toko perhiasan dan pusat pusat penukaran uang ditinggalakn oleh pemiliknya begitu saja tanpa
terkunci.
Dinasti Fathimiyah berhasil mendirikan sebuah negara yang sangat luas dan peradaban yang tinggi di
dunia timur. Hal ini sangat menarik perhatian karena sistem administrasinya yang sangat baik,
aktivitas artistic, luasnya toleransi religius, efesiensi angkatan perang dan angkatan laut, kejujuran
pengadilan dan terutama perlindungannya terhadao ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan Kesusastraan
Khalifah Fathimiyah mendirikan sejumlah sekolah dan perguruan tinggi, perpustakaan umum Dar Al-
Hikmah yang merupakan prakarsa terbesar untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Para khalifah
fathimiyah juga mencintai berbagai seni termasuk seni arsitektur. Masjid Agung Al-Azhar dan Masjid
Agung Al- Hakim menandai kemajuan arsitektur Zaman Fathimiyah.