Anda di halaman 1dari 3

Dinasti Fatimiyah

a). Sejarah Singkat Keluarga Bani Fatimiyah


Bani Fatimiyah mengambil namanya dari Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah SAW.
Mereka menasabkan asal usul mereka kepada Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad
SAW, melalui garis Ismail, putra Jafar As-Sadiq. Bani Fatimiyah menganut aliran Syiah.

b). Masa Kekuasaan Bani Fatimiyah


Melemahnya kekuasaan Bani Abbasiyah memberi kesempatan kepada kelompok Syiah,
Khawarij dan Mawali untuk melakukan gerakan. Di Afrika Utara, kelompok Syiah Ismailiyah mulai
membagun gerakannya. Pada tahun 288 H/909 M, Ubaidillah Al-Mahdi mendirikan kekhalifahan
Bani Fatimiyah di Tunisia (Khairuwan). Atas bantuan Abdullah Asy-SyiI, seorang dai Ismailiyah.
Setelah kekhalifahan Bani Fatimiyah berdiri, ia segera mendapat perlawanan dari kelompok
pendukung Bani Umayyah di Andalusia serta kelompok Khawarij dan Barbar.

Khalifah-khalifah Bani Fatimiyah :


1). Ubaidillah Al-Mahdi (909 - 946 M)
2). Al-Qaim (934 - 946 M)
3). Al-Mansur (946 - 953 M)
4). Al-Muizz (953 - 975 M)
5). Al-Aziz (975 - 996 M)
6). Al-Hakim (996 - 1021 M)
7). Az-Zahir (1021 - 1036 M)

8). Al-Mustansir (1036 - 1094 M)


9). Al-Mustail (1094 - 1101 M)
10).Al-Amir (1101 - 1130 M)
11).Al-Hafiz (1130 - 1149 M)
12).Az-Zafir (1149 - 1154 M)
13).Al-Faiz (1154 - 1160 M)
14).Al-Adid (1160 - 1171 M)

Setelah menancapkan kekuasaannya di Tunis, Usaha-usaha Ubaidillah Al-Mahdi :

a.
b.

Mendirikan kota Almahdiyah


Meluaskan kekuasaan dan penyerbuan terhadap Mesir tetapi tidak berhasil

Ubaidillah Al-Mahdi wafat dan digantikan oleh putranya Al-Qaim. Kemudian khalifah AlQaim melanjutkan penyerbuan terhadap Mesir dan juga tidak berhasil. Selanjutnya Al-Qaim
digantikan oleh putranya Al-Mansur dan beliau juga berusaha menaklukkan Mesir tapi usahanya
masih gagal. Kemudian khalifah Al-Mansur digantikan oleh putranya yang bernama Al-Muizz dan
beliaulah yang berhasil menaklukkan Mesir dengan mengutus panglima Jauhar Al-Katib as-Shaqali
pada athun 969 M. lalu mendirikan kota baru yang disebut Al-Qahira (Kairo) yang berarti
kemenangan. Setelah itu memindahkan ibu kota ke Kairo. Di kota inilah Bani Fatimiyah mencapai
puncak kejayaan, terutama pada masa pemerintahan khalifah Al-Muizz , khalifah Al-Aziz , dan
khalifah Al-Hakim.
Kejayaan pada masa khalifah Al-Aziz, istananya dapat menampung 30.000 tamu,
mesjidnya sangat megah, perhubungan lancar, dan keamanan terjamin. Serta melakukan
pembangunan dilakukan di sektor pertanian, perdagangan, dan industri. Bani Fatimiyah juga
mencapai perkembangan yang pesat dalam bidang kebudayaan ditandai dengan didirikannya
Universitas Al-Azhar yang berfungsi sebagai pusat pengkajian islam dan pusat pengembangan ilmu
pengetahuan.

Pada masa khalifah Al-Hakim didirikan Darul Hikmah, yaitu pusat pengajaran ilmu
kedokteran dengan tokohnya Ibnu Yunus dan ilmu astronomi dengan tokohnya Ibnu Haitam. Selain
itu khalifah Al-Hakim juag mendirikan perpustakaan yang diberi nama Dar Al-llm yang
menyediakan jutaan buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Pada tahun 1013 M, Al-Hakim
membentuk majelis ilmu di istananya.
Beberapa faktor yang mendorong kemajuan Bani Fatimiyah adalah militernya yang kuat,
administrasi pemerintahan yang baik, ilmu pengetahuan yang berkembang, dan perekonomian yang
stabil. Akan tetapi, Bani Fatimiyah kurang berhasil di bidang politik.
Penyebabnya itu antara lain :
a. Ketika menghadapi kelompok Nasrani dan Islam Suni yang lebih dahulu mapan di Mesir
b. Lemahnya figur khalifah setelah meninggalnya khalifah Al-Aziz
c. Banyak khalifah yang diangkat pada usia muda. Akibatnya khalifah hanya menjadi budak
Wajir dan pejabat yang berkepentingan
d. Permusuhan diantara pejabat istana yang berasal dari suku Barbar, Turki, Bani Hamdan, dan
Sudan
e. Kehidupan khalifah dan bangsawan yang tenggelam dalam kemewahan serta memaksakan
ideologi syiah kepada rakyat Mesir yang mayoritas Suni

c). Berakhirnya Kekuasaan Bani Fatimiyah


Berakhirnya kekuasaan Bani Fatimiyah berawal dari konflik kepentingan untuk merebut
jabatan Wajir di istana Bani Fatimiyah. Selain itu, terdengar rencana penyerangan pasukan perang
salib terhadap Bani Fatimiyah.
Pada masa itu, pemerntahan dipegang oleh khalifah Az-Zafir. Ia merasa tidak mampu
menahan serangan pasukan perang salib kemudian meminta bantuan kepada Nuruddin Zanki,
penguasa Bani Abbasiyyah di Suriah yang mengirim Asaduddin Syirkuh dan Salahuddin Yusuf AlAyyubi. Mereka berhasil membendung serangan tentara Salib ke Mesir yang dipimpin oleh Amauri.
Lalu pada masa pemerintahan khalifah Al-Adid, Amauri kembali menyerang Mesir. Khalifah AlAdid kembali meminta bantuan kepada Nuruddin Zanki melalui perdana mentrinya bernama
Syawar. Asaduddin Syirkuh dan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi yang dikirim oleh Nuruddin Zanki
berhasil mengalahkan pasukan salib. Asaduddin Syirkuh dan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi
mendapat sambutan hangat dari khalifah dan semua masyarakat Mesir. Keadaan ini menumbuhkan
rasa iri pada diri Syawal. Kemudian dia berusaha menyingkirkan dua orang tersebut. Akan tetapi
niat buruk itu diketahui oleh Asaduddin Syirkuh dan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi. Mereka berhasil
menangkap Syawar, sebelum ia sempat melaksanakan rencananya. Syawar akhirnya dihukum mati
oleh khalifah.
Khalifah Al-Adid kemudian mengangkat Asaduddin Syirkuh sebagai perdana menteri pada
tahun 1169 M. akan tetapi, ia menjabat Perdana Menteri selama dua bulan karena meninggal.
Kemudian jabatan perdana menteri digantikan oleh Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi yang diberi gelar
Al-Malik An-Nasir. Mulai saat itu pemegang kekuasaan di Mesir adalah Salahuddin Yusuf AlAyyubi. Setelah khlifah Al-adid meninggal dunia pada tahun 1171 M. Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi
menyatakan kesetiaannya kepada khalifah Bani Abbasiyah, Al-Mutadi. Peristiwa ini menandai

berakhirnya kekuasaan Dinasti Bani Fatimiyah. Penguasa Mesir selanjutnya adalah Dinasti
Ayyubiyah.

Anda mungkin juga menyukai