Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mampu mendukung pembangunan bangsa dimasa mendatang,

karena melalui pendidikan segala potensi peserta didik dikembangkan. Semakin

tinggi kualitas pendidikan maka kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan

juga semakin tinggi. Oleh karena itu pendidikan merupakan faktor penting dalam

peningkatan kualitas dan kesejahteraan manusia. Kualitas tersebut dijelaskan pada

standar nasional pendidikan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan dapat mewujudkan

kualitas peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.

Upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia salah

satunya dengan merevisi kurikulum 2013. Sesuai dengan prinsip pembelajaran

kurikulum 2013, Permendikbud lampiran III nomor 58 tahun 2014 (2014:323)

untuk pelajaran matematika SMP/MTs menyatakan bahwa pelajaran matematika

perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai

dengan sekolah menengah, untuk membekalinya dengan kemampuan berpikir

logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta bekerja sama. Di sisi

lain, melalui belajar matematika peserta didik dapat memperoleh manfaat seperti

berpikir sistematis, berpikir secara deduktif, melatih ketelitian, mengajarkan

kesabaran dalam menghadapi persoalan dan terbiasa menggunakan matematika

dalam kehidupan sehari-hari.

1
2

Peserta didik dapat merasakan manfaat belajar matematika yaitu melalui

proses pembelajaran. Sehingga sangat diperlukan peran guru sebagai motor

penggerak berjalannya proses pembelajaran. Demi menciptakan kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif, guru dapat meningkatkan potensi

aktivitas belajar peserta didik, seperti pemanfaatan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi sebagai alat bantu atau media yang digunakan dalam

proses pembelajaran.

Permendikbud lampiran III nomor 58 tahun 2014 (2014:410) menyatakan

bahwa supaya pembelajaran matematika lebih mudah dicerna oleh peserta didik,

guru dapat memanfaatkan media pembelajaran. Sebab media pembelajaran dapat

mengkongkretkan suatu yang abstrak, menyeragamkan penerimaan peserta didik

atas materi pelajaran, meningkatkan daya serap dan membantu menerangkan hal-

hal yang sulit dipahami secara verbal. Pemanfaatan berbagai media dan sumber

belajar dalam kegiatan pembelajaran akan membuka peluang yang lebih besar

bagi terciptanya kondisi pembelajaran yang efektif, karena peserta didik

mendapatkan perilaku yang lebih variatif.

Meskipun perancanaan, kegiatan dan evaluasi pembelajaran telah diatur

secara teoritis dalam kurikulum 2013, akan tetapi pelaksanaan di lapangan belum

terlaksana sebagaimana mestinya. Dengan kata lain kurikulum 2013 belum dapat

dilaksanakan di sekolah secara utuh. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

yang dilakukan di SMPN 6 Bukittinggi (tanggal 02,03 dan 09 Agustus 2016),

SMPN 7 Bukittinggi (tanggal 02, 03 dan 04 Agustus 2016), MTsN 2 Bukittinggi

(tanggal 04, 10 dan 11 Agustus 2016) dan MTsN 1 Bukittinggi (tanggal 11, 12
3

dan 19 Agustus 2016) diketahui bahwa permasalahan utama yang dimiliki peserta

didik dalam pembelajaran matematika adalah kesulitan memahami konsep materi.

Padahal konsep tersebut merupakan hal yang penting untuk dapat memahami

materi.

Kesulitan peserta didik dalam memahami konsep materi diperoleh dari

hasil observasi yang dilakukan di sekolah-sekolah. Proses pembelajaran masih

cendrung satu arah yaitu dari guru ke peserta didik dan pola pelaksanaan

pembelajaran disetiap pertemuannya belum ada variasinya. Biasanya guru

melaksanakan pembelajaran dengan pola yang sama yaitu dengan menjelaskan

materi pelajaran, memberikan contoh-contoh penerapan, memberikan latihan dan

di akhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah (PR). Meskipun guru

telah berupaya menggunakan model/stategi pembelajaran seperti pembelajaran

berkelompok, tetapi belum berjalan dengan baik. Banyak peserta didik membuat

tugas yang bukan matematika, mengobrol, meribut, menganggu temannya dan

bahkan membuat kegaduhan saat belajar di kelas.

Di sisi lain kelengkapan bahan ajar yang digunakan guru dalam kegiatan

pembelajaran belum terlaksana dengan baik. Pada kegiatan pembelajaran peserta

didik hanya menggunakan buku matematika Kemendikbud RI 2016 dan bahkan

terdapat juga peserta didik yang belum memiliki buku tersebut. Demi mengatasi

hal tersebut guru berupaya untuk mencatatkan konsep materi, contoh soal, latihan

soal dan pembahasan latihan soal di papan tulis. Namun kegiatan tersebut banyak

menyita waktu pembelajaran, latihan soal terbatas dan bahkan guru tidak sempat
4

membahas latihan tersebut. Tentunya pembelajaran menjadi tidak efektif dan

efisiean serta akan berdampak negatif bagi hasil belajar peserta didik.

Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan

memanfaat peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Guru

seharusnya mampu menyediakan sumber/bahan ajar yang dapat memfasilitasi

peserta didik. Karena hanya guru yang mengetahui karakteristik, gaya belajar dan

bahan ajar yang cocok digunakan saat pembelajaran oleh peserta didiknya. Salah

satu bahan sumber/bahan ajar yang dapat digunakan adalah media pembelajaran

berupa multimedia pembelajaran. Multimedia melibatkan beberapa alat indera

karena merupakan gabungan dari teks, gambar, audio serta gerakan animasi

sehingga lebih menarik perhatian dan mampu membantu dalam penguatan materi

yang disajikan.

Dalam proses pembelajaran penggunaan media pembelajaran bertujuan

untuk membantu guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik sehingga

memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Karena media pembelajaran

memiliki beberapa manfaat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu media

pembelajaran dapat memuat animasi bergerak dan gambar yang menarik,

sehingga dapat memperkuat pemahaman peserta didik dan kefeektifan waktu

pembelajaran mereka.

Sejalan dengan hal itu Sudjana (1987:7) berpendapat bahwa kedudukan

media pembelajaran ada dalam komponen mengajar sebagai salah satu upaya

untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan peserta didik dan interaksi

peserta didik dengan lingkungan belajarnya. Dengan demikian jelas bahwa


5

penggunaan media ini dimaksudkan untuk mempermudah penyampaian pesan,

informasi atau materi pelajaran agar lebih memudahkan peserta didik dalam

mempelajari dan memahami suatu materi pelajaran.

Media pembelajaran telah ada digunakan guru saat kegiatan proses belajar.

Namun media tersebut belum dapat menunjang proses pembelajaran. Hal ini

dikarenakan tidak semua konsep materi termuat dalam media, keterbatasan waktu

guru dalam pembuatan media, kurangnya perangkat lunak atau program yang

memfasilitasi pembuatan media sehingga tidak ada kesempatan bagi guru untuk

membuat suatu media pembelajaran. Salah satu contoh media pembelajaran

menggunakan macromedia flash 8 yang dibuat oleh salah satu guru SMP/MTs di

kota Bukittinggi pada Gambar 1.1 sebagai berikut.

Gambar 1.1 Contoh media pembelajaran yang digunakan di sekolah


6

Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa kelengkapan dari isi media masih

sederhana yaitu hanya memuat konsep materi dengan uraian singkat dan belum

dilengkapi dengan contoh soal, latihan soal ataupun pembahasan latihan. Tidak

terdapat keterangan tujuan dari pembelajaran dan keterangan animasi gambar

bergerak. Media tersebut tidak dilengkapi pengaturan waktu mulai dan berhenti,

serta tidak dilengkapi dengan tombol-tombol navigasi yang jelas. Meskipun

demikian media tersebut dirancang dengan telah tersusun menurut konsep materi

yang sistematis dan memiliki animasi gambar yang bergerak. Oleh karena itu

pelaksanaan dan hasil pembelajaran dengan menggunakan sumber/bahan belajar

dan media pembelajaran yang biasa digunakan guru belum sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

Seiring dengan diperlukannya media pembelajaran matematika dalam

kegiatan pembelajaran, maka perlu juga suatu model pembelajaran yang dapat

dijadikan landasan dalam mengembangkan multimedia pembelajaran. Karena

kegiatan pembelajaran dapat memfasilitasi peserta didik untuk meningkatkan

memahaman peserta didik terhadap konsep pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa

kegiatan pembelajaran bukan hasil jadi/nilai yang diharapkan melainkan suatu

proses dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan

untuk mencapai tujuan adalah model penemuan terbimbing atau guided discovery.

Model penemuan terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran

yang disarankan dalam kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013. Model

penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang mengkondisikan peserta

didik berpikir sendiri sehingga dapat menemukan konsep yang diinginkan dengan
7

bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang

mengarahkan suatu konsep. Dengan model penemuan terbimbing ini peserta didik

dihadapkan kepada situasi dimana peserta didik bebas menyelidiki dan menarik

kesimpulan (Markaban, 2008:17).

Guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu peserta didik agar

mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk

menemukan pengetahuan yang baru. Jadi guru berperan sebagai orang yang

mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam melakukan menemukan suatu

konsep materi sehingga aktivitas dan pemahaman konsep peserta didik dapat

meningkat.

Berdasarkan hal tersebut dikembangkan media pembelajaran berupa

multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing yang

disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan peserta didik dan karakter peserta didik.

Pengembangan multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan

terbimbing merupakan faktor eksternal yang bermanfaat untuk meningkatkan

efisiensi belajar, sebab media itu mempunyai potensi atau kemampuan untuk

merangsang terjadinya proses pembelajaran. Dengan demikian anggapan negatif

peserta didik terhadap pelajaran matematika dapat diperoleh solusinya dengan

pemanfaatan media pembelajaran saat proses pembelajaran. Untuk itu dilakukan

penelitian dengan judul “pengembangan multimedia pembelajaran matematika

berbasis model penemuan terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII”.

B. Rumusan Masalah
8

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah pada

pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kevalidan multimedia pembelajaran matematika berbasis model

penemuan terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII yang dihasilkan?

2. Bagaimana kepraktisan multimedia pembelajaran matematika berbasis model

penemuan terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII yang dihasilkan?

3. Bagaimana efektifitas multimedia pembelajaran matematika berbasis model

penemuan terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII yang dihasilkan?

Untuk memperoleh jawaban dari efektifitas multimedia pembelajaran

matematika berbasis model penemuan terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII,

maka dilihat pada bagaimana hasil belajar peserta didik setelah menggunakan

multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing.

C. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian pengembangan adalah sebagai berikut.

1. Untuk menghasilkan kevalidan multimedia pembelajaran matematika

berbasis model penemuan terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII.

2. Untuk menghasilkan kepraktisan multimedia pembelajaran matematika

berbasis model penemuan terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII.

3. Untuk menghasilkan efektifitas multimedia pembelajaran matematika

berbasis model penemuan terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII. Efektivitas

produk ini dilihat dari hasil belajar peserta didik setelah menggunakan

multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing.


9

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah multimedia

pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing untuk SMP/MTs

kelas VII semester II. Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut.

1. Aspek isi

a. Multimedia pembelajaran matematika disesuaikan dengan KI dan KD.

b. Multimedia pembelajaran matematika disesuaikan dengan kebutuhan bahan

ajar dan karakter peserta didik.

c. Langkah kegiatan dalam multimedia pembelajaran matematika berbasis

model penemuan terbimbing.

d. Multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing

dilengkapi dengan materi-materi, soal-soal dan latihan soal.

e. Multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing

untuk SMP/MTs kelas VII semester II.

2. Aspek kebahasaan

a. Multimedia pembelajaran matematika menggunakan bahasa yang jelas,

mudah dipahami, efektif dan efisien sesuai dengan karakter peserta didik

SMP/MTs.

b. Multimedia pembelajaran matematika disesuaikan dengan kaidah Bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

3. Aspek penyajian

a. Multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing

dilengkapi dengan kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai.


10

b. Multimedia pembelajaran matematika disajikan dengan urutan yang jelas

sesuai dengan model penemuan terbimbing.

c. Multimedia pembelajaran matematika dilengkapi dengan motivasi, animasi

bergerak dan gambar menarik.

d. Multimedia pembelajaran matematika dilengkapi dengan materi-materi yang

tersusun secara sistematis.

e. Multimedia pembelajaran matematika dilengkapi dengan menu-menu utama

seperti home, tokoh matematika, materi, contoh soal dan latihan soal.

f. Multimedia pembelajaran matematika dilengkapi dengan tombol-tombol

navigasi seperti tombol menu, back, next dan lain-lain dilengkapi dengan

menu petunjuk penggunaan media.

g. Multimedia pembelajaran matematika dengan menggunakan macromedia

flash 8 yang memuat teks, gambar, animasi (gambar bergerak) dan audio.

h. Multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing

dikemas dikemas dalam bentuk compact disk (CD).

4. Aspek kegrafikan

a. Multimedia pembelajaran matematika disajikan dengan tampilan huruf (font)

yang menarik dan karakter peserta didik.

b. Lay out atau tata letak multimedia pembelajaran matematika disesuaikan

dengan karakter peserta didik.

c. Multimedia pembelajaran matematika disajikan dengan desain tampilan,

kombinasi warna dengan warna latar biru, ilustrasi, gambar, foto dan video

yang menarik.
11

E. Pentingnya Pengembangan

Pembelajaran bukan hanya sekedar transfer ilmu dari guru ke peserta didik

melainkan suatu proses kegiatan. Proses tersebut mengandung serangkaian

kegiatan guru dan peserta didik atas dasar timbal balik yang berlangsung secara

edukatif. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dituntut untuk

mampu merancang pembelajaran yang dapat menunjang pemahaman peserta didik

terhadap materi yang disajikan, salah satunya dengan pemanfaatan media

pembelajaran. Supaya pembelajaran matematika lebih mudah dicerna oleh peserta

didik guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang dimiliki secara optimal.

Media pembelajaran memiliki jumlah yang tidak terbatas. Berbagai alat

dapat dimanfaatkan sebagai penyalur materi dalam pembelajaran. Sehingga dapat

meningkatkan efisiensi belajar karena media mempunyai potensi atau kemampuan

untuk merangsang terjadinya proses pembelajaran. Oleh karena itu media

pembelajaran merupakan faktor penting dalam membantu peserta didik untuk

memperoleh pengalaman belajar yang lebih mudah dan bermakna.

Penggunaan media saat proses pembelajaran di kelas dapat berjalan teratur

dan terarah diperlukan model pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik

berpikir sendiri sehingga dapat menemukan konsep yang diinginkan dengan

bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang

mengarahkan suatu konsep disebut dengan model penemuan terbimbing atau

guided discovery. Dengan model penemuan terbimbing ini peserta didik

dihadapkan kepada situasi dimana peserta didik bebas menyelidiki dan menarik

kesimpulan terhadap suatu persoalan. Dengan kata lain apabila peserta didik
12

secara aktif terlibat dalam menemukan suatu konsep atau prinsip, maka mereka

akan memahami konsep lebih baik, ingat lebih lama dan mampu mentransfer

pengetahuannya ke berbagai konteks. Oleh karena itu salah satu cara yang dapat

dilakukan guru untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran adalah menggunakan

multimedia pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing untuk

SMP/MTs kelas VII.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi Pengembangan

Asumsi penelitian pengembangan ini adalah jika telah dihasilkan

multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing untuk

SMP/MTs kelas VII semester II yang valid, praktis dan efektif. Pengembangan

produk ini berdasarkan karakteristik peserta didik dan guru mampu menerapkan

pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran matematika berbasis model

penemuan terbimbing.

2. Keterbatasan Pengembangan

Agar penelitian yang dilakukan terarah dan mencapai sasaran maka masalah

penelitian ini perlu dibatasi. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah

pengembangan multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan

terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII semester II. Subjek ujicoba dan tempat

ujicoba hanya dilakukan di MTsN 1 Bukittinggi pada kelas VII semester II untuk

materi segiempat dan segitiga.

Materi yang digunakan untuk pengembangan berdasarkan pada wawancara

dengan guru MTsN 1 Bukittinggi dan guru SMP 6 Bukittinggi diperoleh


13

informasi bahwa materi bangun datar adalah titik awal bagi peserta didik untuk

mempelajari bangun ruang di kelas VIII dan IX. Sifat materi ini tidak mudah

dipahami karena materi ini bersifat abstrak sehingga perlu ada visualisasi dan

manfaat dalam mempelajarinya. Dengan demikian materi ini cocok digunakan

dalam pengembangan multimedia pembelajaran matematika berbasis model

penemuan terbimbing.

Cara penyajian dan tujuan multimedia pembelajaran adalah tutorial dengan

tampilan berupa audio-visual. Alasannya karena keterbatasan dari fasilitas

komputer yang ada di sekolah sehingga tidak memungkinkan peserta didik

menggunakan komputer masing-masing. Pada tahap uji coba lapangan peserta

didik akan menggunakan komputer secara berkelompok untuk memberikan

alternatif dan kesempatan bagi peserta didik menggunakan membelajaran

menggunakan multimedia pembelajaran matematika.

Multimedia dikembangkan dengan software program macromedia flash 8

kerena program desain dan animasi ini mudah dipelajari dan dipahami dengan

mudah tanpa harus dibekali dasar pengetahuan yang tinggi tentang program

tersebut. Program macromedia flash 8 mudah digunakan dan bebas dalam

berkreasi membuat animasi dengan gerakan bebas sesuai dengan alur adegan

animasi yang dikehendaki. Selain itu program macromedia flash 8 menghasilkan

file dengan ukuran kecil.

G. Definisi Istilah

Agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran istilah dalam penelitian,

maka perlu dikemukakan definisi istilah sebagai berikut.


14

1. Pengembangkan

Pengembangan adalah suatu proses, cara atau perbuatan merancang dan

mengembangkan sesuatu produk yang berguna dan bermanfaat dalam berbagai

bentuk sebagai perluasan, tambahan dan inovasi dari bentuk yang sudah ada.

Pengembangan dalam penelitian ini berupa multimedia pembelajaran matematika

berbasis model penemuan terbimbing untuk kelas VII SMP/MTs semester II,

sehingga media tersebut dapat digunakan guru dan peserta didik dalam mengikuti

proses pembelajaran.

2. Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan

(bahan pembelajaran) berfungsi untuk mengkongkretkan suatu yang abstrak,

menyeragamkan penerimaan peserta didik atas materi pelajaran, meningkatkan

daya serap dan membantu menerangkan hal-hal yang sulit dipahami secara verbal.

Oleh karena itu media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat

peserta didik dalam kegiatan belajar sebagai faktor eksternal yang dimanfaatkan

untuk meningkatkan efisiensi belajar, sebab media mempunyai potensi atau

kemampuan untuk merangsang terjadinya proses pembelajaran.

3. Multimedia pembelajaran

Multimedia melibatkan beberapa alat indera karena merupakan gabungan

dari teks, gambar, audio, serta gerakan animasi sehingga lebih menarik perhatian

dan mampu membantu dalam penguatan materi yang disajikan. Manfaat yang

diperoleh dari penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran yaitu

pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, mengatasi keterbatasan waktu


15

mengajar, kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses

pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar peserta

didik dapat ditingkatkan.

4. Model penemuan terbimbing

Penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang mengkondisikan

peserta didik berpikir sendiri sehingga dapat menemukan konsep yang diinginkan

dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang

mengarahkan suatu konsep. Proses belajar pada model penemuan terbimbing tidak

disajian dari suatu konsep dalam bentuk jadi, tetapi peserta didik dituntut untuk

mengorganisasikan sendiri cara belajarnya dalam menemukan konsep.

5. Macromedia flash 8

Macromedia flash 8 adalah software komputer yang digunakan untuk

mengembangkan media pembelajaran yang didasarkan pada beberapa kelebihan

yang dimilikinya, seperti gabungan antara grafis, animasi, suara dalam

menghasilkan media pembelajaran yang interaktif, menarik dan dinamis. Dapat

dikatakan bahwa software ini dapat membuat materi matematika menjadi lebih

menarik atau mempercantik tampilan presentasi untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika.

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau disingkat dengan RPP adalah

rencana jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan hal-hal yang

akan dilakukan dalam pembelajaran. RPP menggambarkan prosedur dan


16

pengorganisasian komponen-komponen pembelajaran, meliputi kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi.

7. Kevalidan multimedia pembelajaran

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau

kesahihan produk yang dihasilkan. Dalam penelitian ini kevalidan yang diukur

adalah multimedia pembelajaran matematika berbasis model penemuan

terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII.

8. Kepraktisan media pembelajaran

Praktikalitas merupakan suatu ukuran dari multimedia pembelajaran yang

mengacu pada kondisi dimana guru dan peserta didik dapat menggunakannya

dengan mudah. Dalam penelitian ini kepraktisan yang diukur adalah multimedia

pembelajaran matematika berbasis model penemuan terbimbing untuk SMP/MTs

kelas VII.

9. Keefektifan media pembelajaran

Efektifitas adalah suatu ukuran seberapa jauh tingkat keberhasilan yang

dapat dicapai dari tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini kepraktisan

yang diukur adalah multimedia pembelajaran matematika berbasis model

penemuan terbimbing untuk SMP/MTs kelas VII. Efektivitas berkaitan dengan

aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik setelah melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai

  • Seminar Proposal Ok
    Seminar Proposal Ok
    Dokumen24 halaman
    Seminar Proposal Ok
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Cover Proposal Ok
    Cover Proposal Ok
    Dokumen1 halaman
    Cover Proposal Ok
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • L. Flowchart Ok
    L. Flowchart Ok
    Dokumen3 halaman
    L. Flowchart Ok
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Cover Proposal Ok
    Cover Proposal Ok
    Dokumen1 halaman
    Cover Proposal Ok
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • L. Flowchart Ok
    L. Flowchart Ok
    Dokumen3 halaman
    L. Flowchart Ok
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Persamaan Kuadrat
    Persamaan Kuadrat
    Dokumen9 halaman
    Persamaan Kuadrat
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen4 halaman
    Bab V
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Seminar Proposal Ok
    Seminar Proposal Ok
    Dokumen24 halaman
    Seminar Proposal Ok
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen26 halaman
    Bab V
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen26 halaman
    Bab V
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen4 halaman
    Bab V
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Okk
    Daftar Pustaka Okk
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka Okk
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • BAB I Edit Lagi
    BAB I Edit Lagi
    Dokumen19 halaman
    BAB I Edit Lagi
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Arifa Rahmi
    Arifa Rahmi
    Dokumen1 halaman
    Arifa Rahmi
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Dilatasi
    Presentasi Dilatasi
    Dokumen10 halaman
    Presentasi Dilatasi
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • BAB I Edit Lagi
    BAB I Edit Lagi
    Dokumen19 halaman
    BAB I Edit Lagi
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Arifa Rahmi
    Arifa Rahmi
    Dokumen8 halaman
    Arifa Rahmi
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Laporan HLT
    Laporan HLT
    Dokumen37 halaman
    Laporan HLT
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Aksiologi
    Aksiologi
    Dokumen18 halaman
    Aksiologi
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Arifa Rahmi
    Arifa Rahmi
    Dokumen8 halaman
    Arifa Rahmi
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Dilatasi
    Presentasi Dilatasi
    Dokumen10 halaman
    Presentasi Dilatasi
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Arifa Presentasi
    Jurnal Arifa Presentasi
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Arifa Presentasi
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Ilmu Pendidikan
    Ilmu Pendidikan
    Dokumen14 halaman
    Ilmu Pendidikan
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kelompok 1
    Makalah Kelompok 1
    Dokumen35 halaman
    Makalah Kelompok 1
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Gunung Ess
    Gunung Ess
    Dokumen5 halaman
    Gunung Ess
    Arifa Rahmi
    100% (1)
  • Makalah Kelompok 1 OK
    Makalah Kelompok 1 OK
    Dokumen37 halaman
    Makalah Kelompok 1 OK
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • Filsafat
    Filsafat
    Dokumen14 halaman
    Filsafat
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat
  • KETERBAGIAN
    KETERBAGIAN
    Dokumen29 halaman
    KETERBAGIAN
    Arifa Rahmi
    Belum ada peringkat