Anda di halaman 1dari 12

Kode Kelas Kumpul

AmbilRevisi
A MaksRevisi

Kembali

LAPORAN RINGKAS
PRAKTIKUM DASAR-DASAR PROSES
EKSTRAKSI PEKTIN
(E)

NAMA : DEANA RULITA


NIM : 21/474270/TK/52316
HARI/TANGGAL : SENIN, 19 SEPTEMBER 2022
ASISTEN : DANIELLA NADIA PRIJADI

LABORATORIUM DASAR-DASAR PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK KIMA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini diantaranya:
1. Ekstraksi pektin dari serbuk albedo pamelo (serbuk mesocarp jeruk
bali) dengan menggunakan pelarut HCl pada kondisi pH sekitar 1.
2. Melakukan pemisahan pektin dari ekstrak dengan proses koagulasi
dengan memvariasikan jenis koagulan (etanol 96% dan HCl 0,05 N)
dan volume koagulan.
3. Menghitung nilai percent recovery pectin pada berbagai variasi jenis
dan volume koagulan.

II. METODOLOGI PERCOBAAN


A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya
1. Serbuk albedo pamelo (serbuk mesocarp jeruk bali)
Menyebabkan iritasi dan lombahnya dapat dibuang di tempat
penampungan limbah serbuk albedo yang telah disediakan.
2. Larutan HCl 37%
Sifat bahan yang berbahaya karena dapat menyebabkan iritasi
dan korosi serta permeator. Tergolong ke dalam limbah halogen.
3. Aquadest
Tidak berbahaya dan tidak beracun, limbahnya dapat dibuang di
wastafel.
4. Air Keran
Tidak berbahaya dan tidak beracun, limbahnya dapat dibuang di
watafel.
5. Etanol 96% Air
Mudah terbakar dengan flash point 17⁰C dan dapat
menyebabkan iritasi. Etanol termasuk dalam limbah golongan
non halogen.
6. HCL 0,05 N
Senyawa berbahaya yang dapat menyebebkan iritasi dan korosi
serta bersifat permeator. HCl termasuk dalam limbah golongan
halogen.
B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain

Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan Ekstraksi Pektin dan


Serbuk Albedo Pomelo Menggunakan Pelarut HCl 0,1 N
Keterangan
1. Waterbath
2. Labu leher tiga
3. Pendingin bola
4. Pengaduk merkuri
5. Penyumbat dengan termometer
6. Motor pengaduk

Gambar 2. Alat Penyaringan setelah Proses Koagulasi Pektin


Keterngan:

1. Kertas saring
2. Erlenmeyer untuk proses koagulasi
3. Erlenmeyer untuk menampung filtrat
4. Corong gelas

C. Cara Percobaan
1. Proses Ekstraksi Pektin dari Serbuk Albedo Pamelo
Menggunakan Pelarut HCl 0,1 N
Waterbath dihidupkan 30 menit sebelum praktikum dimulai
dengan suhu diatur pada ±75⁰C. Larutan HCl pekat 37%
diambil sebanyak 2,10 mL dari lemari asam untuk dibuat larutan
HCl dengan pH sekitar 1 sebanyak 250 mL. Larutan HCl di
lemari asam diambil menggunakan pipet ukur dan 2 gelas beker
berisi ±50 mL aquadest dimasukkan ke dalam lemari asam
sebagai wadah larutan asam dan wadah untuk mencuci pipet
ukur. Proses dilakukan di dalam lemari asam dengan exhauster
dalam keadaan hidup. Larutan HCl yang telah diambil
kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 250 mL dan
ditambahkan aquadest hingga tanda batas. Larutan di dalam
labu ukur kemudian digojog hingga larutan menjadi homogen.
Sebelum memulai hidrolisis, alat percobaan terlebih dahulu
dirangkai dengan bantuan dari asisten. Larutan HCl 250 mL
yang terdapat di labu ukur lalu dibagi menjadi 3 bagian
menggunakan wadah gelas beker 250 mL dengan volume yang
kurang lebih sama banyak. Larutan HCl pada salah satu gelas
beker dimasukkan ke dalam labu leher tiga 500 mL. Motor
pengaduk dihidupkan dan aliran air melalui pendingin bola juga
dihidupkan. Larutan dipanaskan hingga suhu yang terbaca di
termometer mencapai sekitar 70⁰C. Apabila suhu telah melebihi
70⁰C, maka suhu waterbath diturunkan. Sebanyak 10,0187
gram serbuk albedo pamelo ditimbang dengan gelas arloji
menggunakan neraca anaitis digital. Serbuk albedo pamelo yang
telah ditimbang lalu dimasukkan ke salah satu gelas beker yang
berisi larutan HCl. Isi gelas beker tersebut kemudian diaduk
hingga membetuk slurry. Gelas arloji kemudian dibilas
menggunakan larutan HCl hingga tidak ada serbuk yang tersisa.
Setelah suhu larutan dalam labu leher tiga mencapai 70⁰C,
slurry dimasukkan ke dalam labu leher tiga menggunakan
bantuan corong gelas. Pada saat ini suhu larutan turun hingga
sekitar 60⁰C. Pada suhu 60⁰C, hidrolisis dilakukan selama 1
jam. Setelah 1 jam, suhu akhir yang tertera dituliskan pada
laporan sementara. Waterbath dimatikan, lalu pengaduk
merkuri dilepaskan dan pendingin bola juga dilepaskan dari labu
leher tiga. Untuk termometer tetap terpasang dalam labu leher
tiga. Labu leher tiga kemudian didinginkan menggunakan
baskom yang berisi air hingga suhu pada termometer mencapai
40⁰C. Apabila suhu sudah 40⁰ C, slurry dari labu leher tiga
disaring menggunakan kain saring yang dipasang pada corong
Buncher yang dilengkapi dengan pompa vakum dan filtrat
ditampung dalam Erlenmeyer 500 mL. Setelah proses
penyaringan filtrat yang tertampung dalam Erlenmeyer
kemudian dituang ke dalam gelas ukur dan volume filtrat yang
tertera dituliskan pada laporan sementara. Filtrat ini siap
dikoagulasikan.
2. Persiapan Gravimetri
Sebanyak 4 petri dish dan kertas saring (telah diberi label)
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 70⁰C selama 10 menit.
Setelah dioven, 4 petri dish dan kertas saring dimasukkan ke
dalam eksikator selama 10 menit. Petri dish dan kertas saring
dari eksikator kemudian ditimbang menggunakan neraca analitis
digital dan hasil penimbangan dituliskan pada laporan
sementara. Petri dish dan kertas saring kembali dimasukkan ke
dalam oven selama 10 menit. Langkah yang sama diulangi lagi
hingga diperoleh berat petri dish dan kertas saring yang konstan.
Apabila berat sudah konstan, petri dish dan kertas saring
disimpan di eksikator. Petri dish dan kertas saring siap
digunakan untuk analisis gravimetri.

3. Proses Penggumpalan (Koagulasi) Pektin dan Pengendapan


Disiapkan sebanyak 4 buah Erlenmeyer 100 mL dengan
filtrat sebanyak 25 mL dimasukkan ke setiap Erlenmeyer 100
mL dengan diberi tanda menggunakan label kertas I, II, III, dan
IV. Larutan koagulan etanol 96% sebanyak 25 mL dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer I dan etanol 96% sebanyak 15 mL ke
dalam Erlenmeyer II. Untuk Erlenmeyer III dimasukkan larutan
koagulen HCl 37% sebanyak 25 mL dan Erlenmeyer IV
dimasukkan larutan koagulen HCl 37% sebanyak 15 mL.
Keempat Erlenmeyer dipasang di dalam shaker dan dilakukan
penggojogan selama 10 menit pada skala 30 dengan harapan
semua pektin telah terkoagulasi. Pektin pada masing-masing
Erlenmeyer disaring menggunakan kertas saring yang telah
disimpan di dalam eksikator yang dipasang pada corong gelas
dan filtratnya ditampung pada Erlenmeyer 100 mL. Kertas
saring yang berisi pektin diletakkan ke dalam petri dish dan
diberi label sesuai dengan label Erlenmeyer sebelumnya.
Selanjutnya dilakukan proses pengukuran berat pektin tersebut
secara gravimetri.

4. Penentuan Berat Pektin yang dihasilkan dengan Analisis Gravimetri


Sebanyak 4 petri dish + kertas saring + pektin (telah diberi
label) dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 70⁰C selama 30
menit, kemudian petri dish dan kertas saring dimasukkan ke
dalam eksikator selama 10 menit. Masing-masing petri dish dan
kertas saring ditimbang menggunakan neraca analitis digital dan
berat hasil penimbangan dituliskan pada laporan sementara.
Petri dish dan kertas saring yang sudah ditimbang dimasukkan
kembali ke dalam oven dengan suhu 70⁰C selama 2 jam,
kemudian dimasukkan kembali ke dalam eksikator selama 10
menit. Masing-masing petri dish dan kertas saring ditimbang
menggunakan neraca analitis digital dan berat hasil
penimbangan dituliskan pada laporan sementara. Petri dish dan
kertas saring yang sudah ditimbang dimasukkan kembali ke
dalam oven dengan suhu 70⁰C selama 3 jam, kemudian
dimasukkan kembali ke dalam eksikator selama 10 menit.
Masing-masing petri dish dan kertas saring ditimbang
menggunakan neraca analitis digital dan berat hasil
penimbangan dituliskan pada laporan sementara. Pengovenan
dilakukan sekali lagi dengan petri dish dan kertas saring yang
sudah ditimbang dimasukkan kembali ke dalam oven dengan
suhu 70⁰C selama 2 jam, kemudian dimasukkan kembali ke
dalam eksikator selama 10 menit. Masing-masing petri dish dan
kertas saring ditimbang menggunakan neraca analitis digital dan
berat hasil penimbangan dituliskan pada laporan sementara.

III. ANALISIS DATA


1. Penentuan volume HCl pekat yang harus diencerkan untuk membuat
larutan HCl denga pH sekitar 1 dapat menggunakan persamaan
berikut:
. .
= (1)
. .

Dengan,
a : Volume HCl pekat yang harus diencerkan, mL
M : Molaritas atau konsentrasi hasil pengenceran, mol/mL
V : Volume hasil pengenceran, mL
k : Kadar HCl pekat, %
: densitas HCl pekat, g/mL
BM : berat molekul HCl, g/mol
Contoh perhitungan,
. .
= . .

, ,
=
,

= 2,0725

2. Penentuan berat pektin hasil koagulasi untuk masing-masing proses


koagulasi
( !") = ( #! $! ℎ + # #!"& + !" ) ℎ !'
&# (! #! ℎ!"&& ) # *" " − ( #! $! ℎ + #
#!"& ) ℎ !' &# (! #! $ "& " ) # *" n
Contoh perhitungan menggunakan data pada sampel pertama,
, !" = 33,6518 − 33,4681
, !" = 0,1836 &#

3. Penentuan total pektin yang terkoagulasikan dengan jenis dan


jumlah koagulan tertentu dalam cairan hidrolisis
3
, * ' !" &# = .5 (3)
4

Dengan,
6 : Volume total filtrat cairan hidrolisis, mL
6 : Volume filtrat untuk masing-masing proses koagulasi, mL
5 : Massa pektin hasil gravimetri yang terdapat dalam 6 , gram
Contoh perhitungan menggunakan data sampel pertama,
3
, * ' !" &# = .5
4

, * ' !" &# = × 0,1837

, * ' !" = 1,1169 &#


4. Perhitungan Percent Recovery
=>??> @A@>B CD @EF
% : ;*( #< = × 100% (4)
=>??> ?DGHI >BHDJA

Contoh perhitungan menggunakan sampel pertama,


=>??> @A@>B CD @EF
% : ;*( #< = × 100%
=>??> ?DGHI >BHDJA
,
%: ;*( #< = × 100%
, K

%: ;*( #< = 11,16%

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Terdapat dua ejnis koagulen yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu Isopropil Alkohol sebanyak 20 mL dan 15 mL serta HCl 0,5 N
sebanyak 20 mL dan 15 mL. Perolehan percent recovery yang berasal
dari perbandingan massa pektin yang diperoleh dengan massa serbuk
albedo pamelo yang digunakan menentukan keberhasilan dari
praktikum ekstraksi pektin ini. Di bawah ini adalah grafik percent
recovery dari masing-masing sampel dengan jenis dan volume koagulen
yang berbeda-beda.
18,00%
16,34%
16,00%

14,00%

12,00% 11,16%
Isopropil Alkohol 20 mL
10,00%
Isopropil Alkohol 15 mL
8,00%
HCl 0,5 N 20 mL
6,00% HCl 0,5 N 15 mL

4,00%
1,77%
2,00% 1,28%

0,00%
Percent Recovery (%)

Grafik 1. Percent Recovery dari Masing-Masing Sampel


Grafik di atas menunjukkan bahwa percent recovery dari sampel
setiap sampel menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan pengaruh jenis dan volume koagulen yang digunakan.
Tingkat kepolaran yang dimiliki oleh masing-masing koagulen akan
mempengaruhi kesetimbangan dari pektin dan air yang dihasilkan oleh
gaya elektrostatis dari keduanya. Semakin tinggi tingkat kepolaran,
maka kesetimbangan pektin dan air akansemakin terganggu dan
membuat pektin yang menggumpal semakin banyak. Jika digunakan
jenis koagulen yang sama namun volumenya berbeda, maka hal itu akan
berpengaruh terhadap jumlah pektin yang menggumpal. Semakin
banyak volume koagulen yang digunakan, maka akan semakin banyak
juga pektim yang menggumpal.
Dapat dilihat jika hasil percent recovery dari tiap-tiap sampel masih
jauh dari percent recovery secara teoritis. Percent recovery secara
teoritis yaitu 100%. Hasil aktual percobaan yang masih jauh dari teoritis
ini dapat terjadi dikarenakan masih adanya koagulen yang belum
bereaksi secara sempurna. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap
jumlah pektin yang terkestraksi. Selain itu, hal ini bisa terjadi juga
disebabkan proses gravimetri yang belum sempurna atau proses
pengeringan yang tidak merata pada setiap sampelnya sehingga
memengaruhi massa pektin yang terdapat pada kertas saring.
Beberapa cara dapat digunakan untuk menambah percent recovery
dari sampel, diantaranya menggunakan koagulen yang memiliki tingkat
kepolaran yang tinggi. Semakin tinggi kepolaran maka kesetimbangan
pektin dan air akan semakin terganggu, hal tersebut mengakibatkan
pektin menggumpal dengan lebih mudah. Alternatif lain yang dapat
digunakan adalah menggunakan koagulen yang memiliki pH rendah.
Pada pH yang rendah, struktur petin yang terekstraksi menjadi lebih
padat. Hal ini tentuya berbeda dengan penggunaan koagulen yang
memiliki pH sangat rendah, pH yang sangat rendah akan membuat
struktur gel pektin menjadi rusak. Dengan demikian perlu diperhatikan
pH yang sesuai artinya koagulen yang pHnya rendah namun tidak terlalu
rendah. Cara lainnya yang dapat digunakan adalah pengaturan suhu
pengovenan. Suhu pengovenan yang baik adalah suhu yang tinggi
namun tidak terlalu tinggi, jika pengovenan dilakukan pada suhu yang
sangat tinggi ditakutkannya pektin yang dioven bukannya kering tapi
malah gosong.

V. KESIMPULAN
Dari percobaan ektraksi pektin yang telah dilakukan, maka dapat
diperoleh kesimpulan data percent recovery untuk masing-masing
sampel adalah sebagai berikut:
2. Isopropil alkohol 20 mL : 11,16%
3. Isopropil alkohol 15 mL : 16,34%
4. HCl 0,5 N 20 mL : 1,77%
5. HCl 0,5 N 15 mL : 1,28%

Yogyakarta, 19 September 2022

Asisten, Praktikan

Daniella Nadia Prijadi Deana Rulita


POIN-POIN PENILAIAN

NAMA : DEANA RULITA

NIM : 21/474270/TK/52316

No. PENILAIAN Nilai Max

1. TUJUAN 2

2. METODOLOGI 20

Bahan 4

Alat 6

Cara Kerja 10

3. ANALISIS DATA 20

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 50

Tuliskan hasil akhir sesuai tujuan 10

Jelaskan mengapa hasil demikian (pengaruh jenis dan volume bahan


24
kimia penggumpal). Bandingkan dengan teori

Jelaskan kesesuaian atau penyimpangan hasil percobaan terhadap teori 16

5. KESIMPULAN 8

TOTAL 100

Anda mungkin juga menyukai