METODE PRATIKUM
sampai tanggal 23 November 2023. Di mulai pada pukul 8.00 WITA sampai dengan
selesai.
Alat yang digunakan berupa pipet volume,pipet ukur, pipet tetes, labu ukur,
gelas ukur, Erlenmeyer,tabung reaksi ,corong, neraca analitik,rak tabung dan gegep,
batang pengaduk, spatula, buret, klem,statif, tabung bengkok, gelas arloji, botol
semprot, sentrifuge, tabung sentrifuge ,oven, neraca analitik, kaca arloji, gegep
desikator, labu ukur 100 mL, gelas kimia 250 mL, pipet volum 25 mL, Erlenmeyer
250 mL,buret 50 mL, labu semprot, batang pengaduk, gelas arloji, lumpang dan alu,
ayakan, pemanas, gelas ukur 100 mL, cawan penguap, gelas kimia 100 mL, gelas
ukur 100 mL, ph meter, kertas pH universal, magnetic stirrer, Bunsen, kaki tiga, kasa
Bahan yang digunakan yaitu aquades, sampel padat seperti kepingan logam
atau serpihan batu, padatan NaOH, larutan NaOH 1 M, larutan HCL 1 M, indicator
PP, tanah, kacang hijau, kacang kedelai, indikator PP, kertas lakmus, reagen nesler,
spirtus bakar, kapur tohor, asam sulfat pekat, difenil amin, asam nitrat, amonium
molibdat, asam klorida, natrium kobalti nitrit, larutan KCL 1 M, larutan natrium
hidroksida 0,01 M, larutan asam klorida 0,01 M, larutan alfa naftol 10% dalam
alcohol 95 %, reagen fehling A, reagen fehling B, reagen barfoed, larutan iodium 0,1
N, larutan glukosa 10%, larutan maltose 10 %, larutan sukrosa 10 %, larutan pati 1%,
tauge, larutan NaOH 10 %, larutan ninhydrin 0,1 %< larutan NaOH 2 N, larutan
CuSO4 0,01 N, reagen millons 0,5 %, larutan timbal asetat 0,2 N, reagen biuret,
etanol, heksana aseton, minyak kelapa, NaOH 2 % dalam etanol, dan NaOH 2 %
dalam methanol.
3.3.1 Stoikiometri
Cawan porselin disiapkan terlebih dahulu lalu dimasukkan dalam oven yang
bersuhu 1000C selama 20 menit. Setelah itu cawan porselin dikeluarkan dari oven
menit. Langkah selanjutnya yaitu dengan menimbang cawan porselin yang telah
berat cawan porselin kosong (W1), dan mengisinya dengan bahan yang hendak di
tetapkan kadar airnya. Cawan porselin yang telah terisi dengan bahan selanjutnya
ditimbang kembali dengan neraca analitik dan beratnya dicatat (W 2). Cawan porselin
dimasukkan kembali kedalam oven yang bersuhu sama dengan cawan porselin
kosong kemudian dipanaskan selama 2 jam dan mencatat beratnya (W 3). Langkah
2
Menyiapkan cawan porselin terlebih dahulu lalu dimasukkan kedalam oven yang
bersuhu 100°C selama 20 menit.
cawan porselin panaskan kembali dalam oven yang bersuhu sama dengan kaca
arloji kosong dan beratnya di catat.
3
3.3.2 Larutan
kimia yang berisi aquades sebanyak 50 ml. kemudian di aduk dengan menggunakan
batang pengaduk hingga semua zat Naoh larut, dan larutan di pindahkan kedalam
labu ukur, setelah itu menambvahkan aquades dengan pipet tetes hingga sampai tanda
mengisi asam klorida 1 M didalam buret 50 ml. larutan Naoh dalam erlenmeyer tadi
di titrasi hingga larutan tidak berwarna dan mencatat volume HCL yang digunakan
diatas.
4
Menimbang NaOH sebanyak 2g lalu di masukan kedalam gelas kimia yang berisi
aquades sebanyak 50 mL
Lalu di aduk dengan batang pengaduk hingga semua zat NaOH larut
indikator PP
5
3.3.2.2 Membuat Larutan Dari Zat Cair
sebanyak 5 mL, dan dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL. kemudian di
tambahkan aquades melalui pipet tetes sampai tanda batas. Langkah selanjutnya
tetes dan di masukkan kedalam erlenmeyer lalu tambahkan 3 tetes indikator PP.
kemudian buret 50 ml di isi larutan NaOH 1 m. titrasi larutan HCL dalam erlenmeyer
hingga larutan berwarna merah mudah selanjutnya mencatat volume larutan NaOH
pengenceran.
6
Mengukur asam klorida 1 M menggunakan pipet volume 10 mL sebanyak 5 mL,
7
3.3.3 Sistem Periodik Unsur unsur
F. Lalu tabung A, B, dan C diberi kertas lakmus merah pada permukaan tabung dan
Setelah itu tabung D, E, dan F disumbat dengan gabus yang dilengkapi dengan pipa
bengkok dan menghubungkan dengan tabung lain yang berisi aquades, kemudian
tabung dipanaskan selama 30 menit dan tabung yang berisi aquades tersebut
dikeluarkan dan ditetesi dengan indikator PP. Akhirnya perubahan warna yang
terjadi diamati.
8
Tabung Reaksı disiapkan terlebih dahulu, Kemudian diberikode, A, B, C, D, E, F.
Tabung A, B, dan C diberi kertas lakmus merah pada permukaan tabung lalu
Tabung D, E, dan F disumbat dengan gabus yang dilengkapi dengan pipa bengkok
9
3.3.3.2 Nitrogen Nitrat-Amoniak
di sumbat dengan gabus yang di lengkapi pipa bengkok yang terhubung dengan
tabung reaksi berisi 5 ml aquades. Setelah itu di panaskan selama 30 menit, tabung
yang berisi aquades di pisahkan kemudian di tetesi dengan reagen nesler dan
erlenmeyer pada butir d di pimdah kan ke dalam cawan penguap untuk kemudian di
dengan 5 tetes asam sulfat pekat kemudian memasukkannya ke dalam tabung reaksi
yang berisi reagen difenil amin dan mengamati serta mencatat perubahannya.
10
Memasukkan tanah halus 20 g ke dalam erlenmeyer, kemudian di tambahkan 100
Erlenmeyer di sumbat dengan gabus yang dilengkapi dengan pipa bengkok yang
Setelah itu di panaskan selama 30 menit dan menyisakan tabung yang berisi
aquades, kemudian di tetesi dengan reagen nesler dan mengamati perubahan yang
terjadi
tabung reaksi yang berisi reagen difenil amin dan mengamati serta mencatat
perubahannya,
11
Gambar 3. Bagan Kerja Sistem Periodik Unsur ( Nitrogen Nitrat-Amoniak)
dengan 2 g tanah, 2 g bubuk kacang kedelai, 2g bubuk kacang hijau. Lalu dipanaskan
dengan api bunsen. Setelah dipanaskan lalu cawan di dinginkan lalu di tambah kan
panaskan, cawan di dinginkan dan menambahkan aquades dengan volume yang sama.
Setelah itu di saring dan tampung filtratnya di dalam tabung reaksi, lalu menetesinya
kembali dengan reagen ammonium molibdat setelah itu mengamati perubahan warna
yang terjadi.
12
3 buah cawanporselin disiapkan dan diberi masing masing cawan dengan 2 g
tanah, 2 g bubuk kacang kedelai dan 2 g bubuk kacang hijau. Lalu dipanaskan
filtratnya di tampung dan disaring dalam tabung reaksi kemudian menetesi dengan
13
3.3.3.4 Kalium
selama lima menit. Kemudian filtratnya dibakar dan disaring hingga kering dan
14
Memasukkan 10 gram tanah halus kedalam erlenmeyer, kemudian
menambahkan 25 ml asam klonda 0,1 N dan mendidihkannya selama 5 menit
bakar
Langkah akhir, menambahkan beberapa tetes larutan natrium kobaltın nitrat dan
mengamati perubahan yang terjadi.
15
3.3.4 Asam Basa
kedalam lumpung dan gerus halus. Kemudian masukan kedalam erlenmeyer dan di
universal kemudian hal yang sama di lakukan pada butir 1, 2, dan 3 namun akuades
16
Menimbang contoh tanah sebanyak 10 g, Kemudian memasukkannya ke dalam
Hal yang sama dilakukan pada butir 1, 2, dan 3 akan tetapi aquadesnya diganti
dengan KCL 0,01 м
17
3.3.4.2 Menentukan pH larutan NaOH 0,01 M dan larutan HCL 0,01 M
dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL, kemudian pH-nya di ukur dan di catat
0,01 M diambil menggunakan gelas ukur dan dimasukkan kedalam gelas kimia 100
mL, setelah itu mengukur dan mencatat pH-nya menggunakan pH meter dan pH
universal.
100 mL, kemudian pH-nya dicatat dan diukur menggunakan pH meter dan pH
universal
kimia 100 mL, kemudian pH-nya dicatat dan diukur menggunakan pH meter dan
pH universal
18
Gambar 9. Bagan kerja Asam Basa (Menentukan pH larutan)
dan 5 tetes benzene di masukkan ke dalam masing masing tabung reaksi. Sebanyak 7
tetes laruta KmnO4 ditambahkan ke dalam masing masing tabung reaksi. Selama 2
menit kedua tabung reaksi di goyangkan dan mencatat dan mengamati perubahan
yang terjadi.
Meneteskan 7 tetes Kmn dan di tambahkan ke dalam masing masing tabung reaksi
Gambar 10. Bagan kerja Identifikasi gugus fungsi (Hidrokarbon jenuh dan tak jenu)
19
3.3.5.2 Alkohol Dan Fenol
Setelah itu kedua tabung reaksi digoyangkan untuk setiap penambahan 1 tetes NaOH
dan mengamati apa yang terjadi. Selanjutnya menambahkan 5 tetes HCL teknis ke
dalam tabung reaksi 2 yang berisi fenol teknis dan langkah akhir mengamati dan
digoyangkan untuk setiap penambahan 1 tetes NaOH lalu mengamati apa yang
Menambahkan 5 tetes HCL teknis ke dalam tabung reaksi 2 yang berisi fenol
20
teknis dan mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi
Gambar 11. Bagan kerja identifikasi gugus fungsi (alkohol dan fenol)
Hal yang pertama dilakukan yaitu dengan menyiapkan 2 tabung reaksi dan
dilanjutkan dengan menambahkan 5 tetes asetal dehid ke dalam tabung reaksi 1 dan 5
tetes aseton ke dalam tabung reaksi 2. Setelah itu kedua tabung reaksi dipanaskan di
atas penangas air, kemudian mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.
21
Memanaskan kedua tahung di atas penangas air, dan mengamati dan mencatat
Gambar 11. Bagan kerja identifikasi gugus fungsi (Aldehid Dan Keton )
dan D dan disimpan di dalam rak tabung. Selanjutnya tabung reaksi A B C dan D di
A, 2 ml larutan maltose 10% untuk tabung B, 2 ml larutan sikrosa 10% untuk tabung
memanaskan nya selama 15 menit. Langkah akhir yang di lakukan yaitu dengan
22
Menyiapkan 4 tabung reaksi, kemudian diberi kode A, B, C, dan D dan disimpan
Mengamati dan mencatat warna yang terbentuk pada masing masing tabung I
23
Gambar 12. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi karbohidrat (Uji Fehling)
kode A,B,C dan D lalu ke empat tabung reaksi di simpan di dalam rak tabung.
ditambahkan 3 tetes larutan alfa naftol lalu di kocok secara perlahan-lahan dan
Langkah akhir mengamati dan mencatat warna yang terbentuk pada masing-masing
tabung.
24
Menyiapkan 4 tabung reaksi, kemudian diberi kode A, B, C, dan D dan disimpan
Menambahkan 3 tetes larutan alfa naftol pada masing masing tabung dan dikocok
25
Mengamati dan mencatat warna yang terbentuk pada masing masing tabung
Gambar 13. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi karbohidrat (Uji Molisch)
Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan beri kode A dan B,
larutan glukosa 10% dan tabung reaksi B masukkan 3 mL larutan sukrosa 10%,
masukkan ke dalam penangas air,Amati dan catat waktu terbentuknya endapan merah
bata.
Menyiapkan 2 tabung yang bersih dan beri kode A dan B, lalu simpan dalam rak
tabung
26
Menambahkan masing-masing tabung 3 mL reagen Barfoed, kocok campuran dan
masukkan ke dalam penangas air Amati dan catat waktu terbentuknya endapan
merah bata
Gambar 13. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi karbohidrat (Uji Barfoed)
Hal yang di lakukan yaitu dengan menyiapkan empat buah tabung reaksi yang
di beri kode A,B,C dan D ke empat tabung reksi di masukkan kedalam rak tabung
larutan maltose 10%, tabung C dengan 1 ml larutan sukrosa 10% dan tabung D
larutan iodium 0,1% langkah akhir yaitu dengan mengocok dengan perlahanlahan dan
27
Menyiapkan 4 tabung reaksi, kemudian diberi kode A, B, C, dan D dan disimpan
Menambahkan 5 tetes larutan iodium 0,1 N pada masing masing tabung dan
Gambar 15. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi karbohidrat (Uji Iodium)
Menyiapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan diberi kode 1 dan 2, kemudian
ekstrak kacang kedelai dan pada tabung 2 diisi dengan 2 mL ekstrak tauge. Kemudian
masing masing tabung ditambahkan 5 tetes asam nitrat pekat, dan dipanaskan lalu
terjadi.
29
Menyiapkan 2 tabung reaksi, kemudian diberi kode A dan B dan disimpan dalam
raktabung
Menambahkan 5 tetes asam nitrat pekat pada masing masing tabung dan
dipanaskan
30
Kemudian didinginkan. lalu ditambahkan larutan NaOH 10% secara perlahan
Mengamati dan mencatat warna yang terbentuk pada masing masing tabung
Gambar 14. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi protein (Uji Xanthoprotein)
Langkah pertama, menyiapkan dua tabung reaksi yang bersih dan di beri
kode 1 dan 2, kemudian di masukkan ke dalam rak tabung. Selanjutnya tabung 1 di isi
dengan 2 ml ekstrak kacang kedelai dan tabung 2 di isi dengan 2 ml ekstrak tauge.
Pada masing-masing tabel di tambahkan 2 ml larutan tembaga sulfat 0,5 % dan secara
dengan mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi pada masing-masing
tabung.
31
Menyiapkan 2 tabung reaksi, kemudian diberi kode A dan B dan disimpan dalam
rak tabung
tabung
Gambar 16. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi protein (Uji Biuret)
Langkah pertama yaitu dengan menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan di
beri kode 1 dan 2, lalu di masukkan ke dalam rak tabung reaksi. Selanjutnya pada
tabung 1 di isi dengan 2 ml ekstrak kacang kedelai dan tabung 2 di isi dengan 2 ml
ekstrak tauge. Pada masing-masing tabel di tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1%
lalu di panaskan di atas penangas air selama 10 menit. Langkah terakhir yaitu dengan
tabung.
33
Menyiapkan 2 tabung reaksi, kemudian dibsxi kode A dan B dan disimpan
34
Menambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1% pada masing masing tabung, dan
Mengamati dan mencatat perubahan wana yang terbentuk pada masing masing
tabung
Gambar 17. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi protein (Uji Ninhidrin)
Langkah pertama yaitu dengan menyiapkan 4 tabung reaksi dan di beri kode
A, B, C dan D. Pada tabung A di isi dengan 2 ml air dan 10 tetes minyak kelapa, pada
tabung B di isi dengan 2 ml etanol dan 10 tetes minyak kelapa, pada tabung C di isi
dengan 2 ml heksana dan 10 tetes minyak kelapa, pada tabung D di isi dengan 2 ml
aseton dan 10 tetes minyak kelapa. Langkah selanjutnya semua tabung di tutup
35
dengan sumbat karet lalu di kocok dengan vortex selama 10 menit. Kemudian
Gambar 18. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi minyak dan lemak (Uji
Kelarutan)
ml KOH 0,5 N dan erlenmeyer berkode B di isi dengan 1 ml minyak kelapa dan di
atas penangas air sambil mengaduknya kurang lebih 10 menit. Langkah akhir yaitu
37
mengamati dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pad masing-masing
tabung.
38
Gambar 19. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi minyak dan lemak (Reaksi
penyabunan)
Langkah pertama dengan menyiapkan 2 tabung reaksi dan di beri kode A dan
B lalu memasukkan kedua tabung ke dalam rak tabung. Pada tabung A di isi dengan
39
80. Selanjutnya kedua tabung di kocok selama 5 menit kemudian mendiamkannya
pada suhu ruang selama 15 menit. Langkah akhir yaitu mengamati dan mencatat
Gambar 20. Bagan kerja senyawa karbon identifikasi minyak dan lemak (Uji
Pembentukan Emulsi)
41