Anda di halaman 1dari 11

BAB III.

METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum kimia bertempat di Laboratorium Agronomi, Fakultas

Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan setiap hari

jum’at mulai tanggal 07 Oktober sampai dengan 18 November 2022, dimulai pada

pukul 13:00 WITA sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan satu sampai delapan

yaitu ,oven, neraca analitik, kaca arloji atau sejenisnya, desikator, tabung

reaksi,lumpang dan alu, rak tabung, pengayak, hot plate, thermometer, klem,

kertas ph universal, maknetik stiker, bunse, kaki tiga, kasa asbes, pamanas, pipa

bengkok dan gabus, gelasukur 100 ml, pipet tetes, erlenmeyer, corong, cawan

penguap, labu ukur 100 ml, labu semprot, gelas kimia 250 ml, batang pengaduk,

pipet tetes, pipet volume 25ml, buret 50 ml, pH meter, pengaduk magnetik,

penangas air, stop watch,timbangan, vorteks.

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan satu sampai delapan yaitu,

aquades, tanah, kacang hijau, kacang kedelai, indikator pp, kertas lakmus, reagen

nesler, spirtus, kapur tohor, asam sulfat, difenil amain, asam nitra, amonium

molibdat, asam klorida, natrium kobalti nitrit, padatan NaOH, larutan NaOH 1 M,

larutan HCL, ethanol teknis, garam, minyak kelapa, larutan KCL 1 M, larutan

natrium hidroksida 0,01 M, larutan asam klorida 0,01 M, sikloheksana, benzen,


KmnO4 1%, fenol teknis, larutan natrium hidroksida, 2M, HCL teknis, FeCL3 0,2

M, reagen fehling biru (B), asetaldehit, aseton, etil asetat, HCL 1N, asam sulfat

pekat, larutan alfa naftol 10%, alcohol 95 %, reagen fehling A dan B, reagen,

berfoed, larutan oidium 0,1 N, larutan glukosa 10%, larutan maltosa 10%, larytan

sukrosa 10%, larytan pati 1%, tauge, larutan ninhidrin 0,1%, larutan CuSO4 0,01

N, reagen millos, larytan timbal asetat 0,2 N, reagen biuret, etanol, aseton, dan

methanol.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pengenalan Alat dan K3

Pada pengenalan alat menjelaskan penggunaan alat-alat laboratorium oleh

asisten. Menggambar alat-alat yang ditunjukan oleh asisten. Diamati dan

mencatat fungsi alat-alat laboratorium. Pada pengenalan lambang dan bahan kimia

dijelaskan terlebehih dahulu oleh asisten praktikum serta dengan hal, yang

mendukung keselamatan kerja di laboratorium, kemudian hal-hal yang telah di

jelaskan asisten praktikum dijelaskan Kembali oleh praktikan. Dengan di tunjuk

langsung oleh asisten praktikum

3.3.2 Sistem Periodik Unsur

Pada percobaan Nitrogen Organik, Langkah pertama yaitu menyiapkan

empat tabung reaksi dan beri label A, B, C, D, E, dan F. Tabung A dimasukan

sampel tanah dan kapur tohor, tabung B dimasukan sampel kacang kedelai dan

kapur tohor, tabung C dimasukan kacang hijau dan kapur tohor, tabung D
dimasukan tanah dan kapur tohor, tabung E dimasukan kacang kedelai dan kapur

tohor, dan tabung F dimasukan kacang ijo dan kapur tohor. Langkah kedua pada

tabung A, B, dan C diberi kertas lakmus pada permukaan tabung, kemudian

panaskan dan amati perubahan warna kertas lakmus. Langkah ketiga tabung D, E,

dan F disumbat dengan gabung yang dilengkapi dengan pipa bengkok dan

hubungkan dengan tabung lain yang berisi aquades. Dan langkah terakhir yaitu

panaskan tabung selama 30 menit dan keluarkan tabung berisi aquades, kemudian

tetesi dengan indikator PP. Amati perubahan warna yang terjadi.

Pada percobaan Nitrogen Nitrat-Amoniak, pertama-tama memasukan 20 g

tanah halus ke dalam erlenmeyer, kemudian menambahkan 100 mL aquades dan

kocok selama 10 menit. Kedua menyaring campuran dan tampung filtratnya

dalam Erlenmeyer. Ketiga sumbat dengan gabus yang dilengkapi pipa bengkok.

Pipa ini dihubungkan dengan tabung reaksi berisi 5 mL aquades. Langkah

keempat yaitu memanaskan selama 30 menit dan pisahkan tabung berisi aquades,

kemudian tetesi dengan reagen Nesler dan amati perubahan warna yang terjadi.

Kelima cairan dalam Erlenmeyer pada butir d pindahkan kedalam cawan penguap,

kemudian panaskan hingga hampir kering, dan dinginkan. Langkah terakhir

tambahakan 5 tetes asam sulfat pekat, kemudian masukan kedalam tabung reaksi

yang berisi reagen difenil amin, amati dan catat perubahannya.

Pada percobaan Unsur Fosfat, hal pertama yang perlu dilakukan yaitu

menyiapkan 3 buah cawan forselin, kemudian masing-masing dimasukan 2 g

tanah, 2 g bubuk kacang kedelai, dan 2 g bubuk kacang hijau. Bahan-bahan dalam

cawan dibakar dengan api Bunsen. Langkah kedua dinginkan, kemudian


tambahkan 10 mL asam nitrat pekat dan panaskan kembali hingga mendidih.

Ketiga yaitu di dinginkan, kemudian ditambahkan aquades dengan volume yang

sama. Langkah terakhir saring, kemudian tampung filtratnya dalam tabung reaksi,

kemudian tetesi dengan reagen ammonium molibdat dan amati perubahan warna

larutan.

Pada percobaan Kalium, langkah pertama yaitu memasukkan terlebih

dahulu 10 g tanah halus ke dalam erlenmeyer, kemudian tambahkan 20 mL asam

klorida 0,1 N dan didihkan selama 5 menit. Kedua saring kemudian uapkan

filtratnya hingga kering dan bakar residunya. Ketiga dinginkan, kemudian

tambahkan air panas sebanyak 25 mL, saring kembali dan tampung filtratnya

dalam tabung reaksi. Terakhir tambahkan beberapa tetes larutan natrium kobalti

nitrat dan amati perubahan yang terjadi.

3.3.3 Stoikiometri

Pada percobaan Penentuan Kadar Air, pertama mencuci bersih kaca arloji

yang akan digunakan kemudian dimasukan kedalam oven selama 20 menit.

Kedua gelas arloji yang telah dipanaskan keluarkan dari oven dengan gegep dan

masukkan kedalam desikator sekitar 10 menit (agak dingin). Ketiga timbang gelas

arloji yang telah dipanaskan tersebut dengan neraca analitik dan nyatakan

beratnya sebagai berat gelas arloji kosong (W1), kemudian di isi dengan bahan

yang hendak ditetapkan kadar airnya. Langkah keempat kaca arloji yang telah

terisi dengan bahan selanjutnya ditimbang kembali dengan neraca analitik dan

catat beratnya (W2). Keempat masukkan kembali kaca arloji yang berisi bahan
kedalam oven yang bersuhu sama dengan kaca arloji kosong, kemudian

dipanaskan hingga beratnya konstan (pemanasan berlangsung selama 2 jam) dan

catat beratnya (W3). Langkah keenam hitung kadar air bahan dengan

menggunakan persamaan berikut:

Pada percobaan Penentuan Kerapatan Jenis Suatu Zat Padat, pertama-tama

menimbang sampel logam/batu atau zat padat lainnya dan catat beratnya. Kedua

isi 50 mL air kedalam gelas ukur 100 mL, lalu catat tinggi permukaan air (X), dan

mencatat tinggi permukaan air tingkat air (Y). Keempat mengulangi perlakuan 1

sampai 4 sebanyak empat kali. Kelima menghitung berat rata-rata dan volume

rata-rata, serta standar defiasi relative masing-masing.

𝑊 −𝑊
Kadar Air Bahan = 𝑊2 −𝑊3 ˣ 100 %
2 1

3.3.4 Larutan I

Pada Pembuatan Larutan Dari Zat Padat, pertama-tama menimbang NaOH

sebanyak 4 g dan dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi aquades sebanyak

95 mL (air yang digunakan harus bebas dari karbondioksida). Langkah kedua

yaitu dengan mengaduk menggunakan batang pengaduk hingga semua zat NaOH

larut, kemudian memindahkan larutan kedalam labu ukur dan tambahkan aquades

dengan pipet tetes hingga tanda batas. Ketiga ambil larutan sebanyak 25 mL

dengan pipet volume,kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer, dan


ditambahkan 3 tetes indikator PP. Keempat menyiapkan buret 50 mL, kemudian

di isi dengan asam klorida 1M. Kelima titrasi larutan NaOH dalam Erlenmeyer

hingga larutan tidak berwarna.. Keenam mencatat volume larutan HCl yang di

gunakan. Terakhir menentukan konsentrasi NaOH menggunakan rumus

pengenceran di atas.

Pada percobaan membuat Larutan Dari Zat Cair, hal pertama yang perlu

dilakukan yaitu mengukur 10 mL larutan asam klorida 1 M menggunakan pipet

volume 10 mL, kemudian di masukkan kedalam gelas ukur 100 mL. Kedua

tambahkan 85 mL aquades, kemudian tambahkan aquades melalui pipet tetes

sampai tanda batas. Ketiga kocok campuran hingga homogen, kemudian ambil

sebanyak 25 mL dengan pipet volume dan masukkan kedalam Erlenmeyer,

tambahkan 3 tetes indicator PP. Yang keempat siapkan buret 50 mL, kemudian isi

dengan larutan NaOH 1 M. Kelima titrasi larutan HCl dalam erlenmeyer hingga

larutan berwarna merah muda. Keenam catat volume larutan NaOH yang

digunakan. Dan yang terakhir tentukan konsentrasi HCl menggunakan rumus

pengenceran.

3.3.5 Asam Basa

Pada percobaan menentukan pH Tanah, langkah pertama timbang contoh

tanah sebanyak 10 gram, kemudian dimasukkan kedalam lumpang dan gerus

halus. Kedua masukkan kedalam Erlenmeyer dan tambahkan aquades sebanyak

50 mL, kemudian kocok selama 30 menit. Ketiga didiamkan sampai tanahnya

mengendap dan ukur pH-nya menggunakan pH meter dan kertas pH universal.


Yang terakhir lakukan hal yang sama pada butir 1, 2 dan 3 akan tetapi aquadesnya

ganti dengan KCl 0,01 M.

Pada percobaan menentukan pH larutan NaOH 0,01 M dan larutan HCl

0,01 M, pertama mengambil 25 mL larutan NaOH 0,01 M dengan gelas ukur,

kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia 100 mL, kemudian mengukur dan

mencatat pH dengan pH meter dan kertas pH universal. Kemudian mengambil 25

mL larutan HCl 0,01 M dengan gelas ukur kemudian memasukkan kedalam gelas

kimia 100 M, dan mengukur pH-nya dengan pH meter dan kertas pH universal

3.3.6 Identifikasi Gugus Fungsi

Pada percobaan Hidrokarbon Jenuh Dan Tidak Jenuh, pertama-tama

menyiapkan 2 tabung reaksi masing-masing tabung reaksi di masukkan 5 tetes

sikloheksena dan 5 tetes benzena. Kemudian memasukkan 7 tetes larutan

KMnO4. Setelah itu tabung reaksi di goyangkan selama 2 menit.

Pada percobaan Alkohol dan Fenol, langkah pertama menyiapkan 2 tabung

reaksi. Kemudian masing-masing tabung reaksi di masukkan 1 mL etanol dan 1

mL fenol. Selanjutnya menambahkan 10 tetes NaOH 2 M kemudian kedua tabung

reaksi di goyang untuk setiap penambahan 1 tetes NaOH. Yang terakhir tetesi 5

tetes HCl teknis kedalam tabung reaksi 2 yang berisi fenol teknis.

3.3.7 Identifikasi Karbohidrat

Pada percobaan Uji Fehling, langkah pertama menyiapkan 4 buah tabung

reaksi, kemudian memberi kode A, B C dan D. Keempat tabung reaksi disimpan


tabung. Kemudian tabung A, B, dan C dimasukkan masing-masing 2 mL larutan

fehling A dan fehling B. Kemudian masing-masing tabung reaksi ditambakan 2

mL larutan glukosa 10% untuk tabung A, 2 mL larutan maltose 10% untuk tabung

B, 2 mL larutan sukrotsa 10% untuk tabung C dan 2 mL larutan pati 1% untuk

tabung D. Kemudian mengocok keempat tabung tersebut, kemudian memasukkan

kedalam penangas air dan dipanaskan selama kurang lebih 15 menit. Mengamati

dan mencatat warna endapan yang terbentuk.

Pada percobaan Uji Molisch, langkah pertama menyiapkan 4 buah tabung

reaksi, kemudian beri kode A, B, C dan D. Keempat tabung reaksi simpan di

dalam rak tabung. Kemudian masing-masing tabung reaksi isi dengan larutan

yaitu tabung A diisi dengan 1 mL larutan glukosa 10%, tabung B diisi dengan 1

mL larutan maltose 10%, tabung C diisi dengan 1 mL larutan sukrosa 10% dan

tabung D diisi dengan 1 mL larutan pati 1%. Kemudian masing-masing tabung

ditambahkan 3 tetes larutan alfa naftol, kocok perlahan-lahan, kemudian

tambahkan 1 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung secara hati-hati (jangan

dikocok). Diamati dan catat warna yang terbentuk pada masing-masing tabung.

Pada percobaan Uji Barfoed, langkah pertama menyiapkan 2 buah tabung

reaksi yang bersih dan tabung reaksi tersebut diberi kode A dan B. Selanjutnya

tabung reaksi tersebut disimpan kedalam rak tabung. Kemudian dalam tabung

reaksi A dimasukkan 3 mL larutan glukosa 10% dan tabung reaksi B di masukkan

3 mL larutan sukrosa 10%. Dan masing-masing tabung reaksi ditambahkan 3 mL

reagen Barfoed, kocok campuran dan masukkan kedalam penangas air. Yang

terakhir mengamati dan mencatat waktu terbentuknya endapan merah mata.


Pada percobaan Uji Iodium, langkah pertama menyiapkam empat buah

tabung reaksi yang bersihdan beri kode A ,B, C dan D. Kemudian masing-masing

tabung reaksi dengan larutan, untuk tabung A di isi dengan 1 mL larutan glukosa

10%, tabung B diisi 1 mL larutan maltose 10%, tabung C diisi dengan 1 mL

larutan sukrosa 10% dan untuk tabung D diisi dengan larutan pati 1%. Kemudian

masing-masing tabung reaksi di tambahkan 5 tetes larutan iodium 0,1 N, dan

kocok secara perlahan-lahan dan diamati warna yang terbentuk pada masing-

masing tabung

3.3.8 Identifikasi Protein

Pada percobaan Uji Xanthoprotein, pertama menyiapkan 2 tabung reaksi

yang bersih dan di beri kode 1 dan 2, kemudian memasukkan kedalam rak tabung

reaksi.kemudian tabung reaksi 1 di isi dengan 2 mL ekstrak kacang kedelai

(ekstrak kacang kedelai dibuat dengan cara kacang kedelai berbentuk tepung

sebanyak 20 g di tambahkan larutan NaOH 0,1 N dan di kocok selama 30 menit

kemudian didekantasi). Kemudian tabung 2 diisi dengan 2 mL ekstrak tauge

(ekstrak tauge di buat dengan cara tauge sebanyak 30 g diblender dengan 200 mL

air, kemudian di saring), masing-masing tabung di tambahkan 5 tetes asam nitrat

pekat, kemudian di panaskan dan di amati perubahan warna yang terjadi. Kedua

tabung didinginkan kemudian di tambahkan larutan NaOH 10 % secara perlahan-

lahan dengan pipet tetes sampai terjadi perubahan warna, amati dan catat

perubahan warna yang terjadi.


Pada percobaan Uji Biuret, pertama menyiapkan 2 tabung reaksi yang

bersih dan beri kode 1 dan 2, kemudian masukkan kedalam rak tabung reaksi.

Untuk tabung 1 diisi dengan 2 mL ekstrak kacang kedelai. Dan tabung 2 diisi

dengan ekstrak kacang tauge. Masing-masing tabung di tambahkan 2 mL larutan

tembaga sulfat 0,5 % dan secara pelan-pelan di tambahkan 2 mL NaOH 10 %,

kemudian dikocok. Setelah itu amati dan catat perubahan warna yang terjadi pada

masing-masing tabung.

Pada percobaan Uji Ninhidrin, pertama menyiapkan 2 buah tabung reaksi

yang bersih dan di beri kode 1 dan 2, kemudian masukkan ke dalam rak tabung

reaksi. Untuk tabung 1 diisi dengan 2 mL ekstrak kacang kedelai. Dan tabung 2

diisi dengan ekstrak kacang tauge. Masing-masing tabung di tambahkan 5 tetes

larutan ninhidrin 0,1 %, kemudian dipanaskan diatas penangas air selama 10

menit. Kemudian amati dan catat perubahan warna yang terbentuk pada masing-

masing tabung.

3.3.9 Sifat-Sifat Minyak dan Lemak

Pada percobaan Uji Kelarutan, pertama menyiapkan 4 tabung reaksi dan

diberi kode A, B, C dan D. Keempat tabung tersebut dimasukkan kedalam rak

tabung. Pada tabung A diisi dengan 2 mL air dan 10 tets minyak kelapa, tabung B

diisi 2 mL etano dan 10 tetes minyak kelapa, tabung C diisi 2 mL heksana dan 10

tetes minyak kelapa, dan tabung D diisi dengan 2 mL aseton dan 10 tetes minyak

kelapa. Kemudian tutupi semua tabung dengan sumbat karet lalu dikocok dengan
vortex selama 1 menit, kemudian didiamkan selama 10 menit. Setelah itu

mengamati kelarutan minyak dalam setiap tabung.

Pada percobaan Reaksi Penyabunan, pertama-tama menyiapkan dua buah

Erlenmeyer 50 mL dan kedua buah erlenmeyer tersebut diberi kode A dan B.

Kemudian Erlenmeyer berkode A diisi dengan 1 mL air,

kemudian di tambahkan 10 mL KOH 0,5 N. Erlenmeyer yang berkode B diisi

dengan 1 mL minyak kelapa, ditambahkan 10 mL KOH 0,5 N. Kemudian kedua

erlenmeyer di panaskan di atas penangas air sambil diaduk selama kurang lebih 10

menit. Terakhir amati dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada

masing-masing erlenmeyer.

Uji pembentukkan emulsi. Disiapkan 2 buah tabung reaksi kemudian beri

kodeA dan B, selanjutnya dimasukkan pad arak tabung. Tabung A diisi dengan 10

mL air kemudian ditambahkan 2 mL minyak kelapa dan tabung B diisi dengan 10

mL air, kemudian ditambahkan 2 mL minyak kelapa dan 2 mL twin 80. Lalu

kedua tabung dikocok dengan vortex selama 5 menit dan didiamkan pada suhu

ruangan selama 15 menit. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada

masing-masing tabung.

Anda mungkin juga menyukai