Anda di halaman 1dari 9

LAJU REAKSI

OLEH : 1. 2. 3. 4. AMIRTA PUSPA S FARAH RAMADHIANI NAILA ALFI S NUR HASANAH P (02/XI IPA 1) (07/XI IPA 1) (23/XI IPA 1) (25/XI IPA 1)

PEMERINTAHAN KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 MALANG Jl. Tugu Utara No. 1 Malang, Telp. (0341) 366454, Fax. (0341) 329487 Website: http://www.sman1-mlg.sch.id E-mail: mitrekasatata@sman1-mlg.sch.id NOVEMBER 2011

Mengukur Laju Reaksi Pembentukan Gas Oksigen


Tujuan Mengukur laju reaksi pembentukan gas O2 dari penguraian hidrogen peroksida dengan katalis MnO2

Dasar Teori

Di dalam reaksi kimia pereaksi berubah menjadi hasil reaksi. Laju dari perubahan zat adalah ukuran jumlah perubahan zat yang terjadi tiap satuan waktu.

Pada Gambar di atas, air dialirkan dari botol besar ke gelas kimia. Lubang untuk aliran kedua botol tersebut berbeda. Pada botol yang mana laju aliran air yang lebih cepat? Dari percobaan ini, laju dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan mengukur volum air yang berkurang dari botol per satuan waktu dan volum air yang bertambah pada gelas kimia per satuan waktu. Dari ilustrasi tersebut maka untuk mengukur laju reaksi dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan mengukur: 1. jumlah pereaksi yang digunakan atau bereaksi per satuan waktu, dan 2. jumlah hasil reaksi yang terbentuk per satuan waktu. Misalnya pada saat mereaksikan logam magnesium dengan asam klorida dengan reaksi: Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g) Laju reaksi dapat dihitung dengan mengukur jumlah magnesium atau asam klorida yang digunakan dalam waktu tertentu atau jumlah magnesium klorida atau gas hidrogen yang terbentuk dalam waktu tertentu. Dalam beberapa reaksi, pereaksi dan hasil reaksi dalam keadaan bercampur dan dalam wujud yang sama. Untuk memisahkannya cukup sulit. Oleh karena itu, pengukuran laju reaksi akan lebih mudah pada reaksi yang wujud hasil reaksinya berbeda dengan pereaksi. Pengukuran laju reaksi yang menghasilkan gas dapat dilakukan dengan mengukur volum gas yang terjadi dalam waktu yang ditentukan atau mengukur massa setelah beberapa waktu yang ditentukan.

1. Menghitung Laju Reaksi dengan Mengukur Perubahan Volum Sebagai contoh pengukuran laju reaksi untuk reaksi logam dengan asam. Perhatikan Gambar berikut: Gambar : Mengukur laju reaksi dengan mengukur perubahan volum

Pada percobaan ini digunakan labu erlenmeyer berlengan. Pada saat logam dimasukkan ke dalam larutan asam, labu erlenmeyer segera di tutup. Asam dan logam akan bereaksi menghasilkan gas. Gas yang terbentuk akan menekan air sehingga volum gas dapat diukur. Volum gas diukur tiap menit. Hasil percobaannya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel: Hasil pengukuran volum gas yang terbentuk dari reaksi asam dan logam

Data percobaan tersebut dapat dibuat grafik seperti Gambar berikut: Gambar : Grafik antara volum gas yang dihasilkan dari reaksi asam danlogam dengan waktu (menit)

Dari data percobaan dapat dilihat reaksi mula-mula sangat cepat gas yang dihasilkan 12 mL dalam waktu 1 menit. Tetapi setelah 5 menit hanya 3 mL dan setelah 9 menit tidak ada lagi gas yang dihasilkan, artinya reaksi telah selesai. Untuk menentukan laju reaksinya diambil dari kemiringan (gradien) kurva pada waktu-waktu tertentu dan menggambarkan tangens pada kurva. Langkahlangkahnya yaitu: a. Buat garis miring pada titik yang menunjukkan waktu 2 menit. b. Gambarkan tangens pada kurva. c. Ukur perubahan jarak vertikel dan perubahan jarak horisontal. Hitung kemiringan (gradien) dengan rumus:

Perhatikan Gambar Berikut:

Pada diagram, perubahan jarak vertikal = perubahan volum dan Perubahan jarak horisontal = perubahan waktu.

Gradien pada grafik menunjukkan perubahan volum per satuan waktu atau laju reaksi, maka laju reaksi di atas adalah 6 mL per menit. Artinya setiap 1 menit dihasilkan 6 mL hidrogen.

Alat dan Bahan Stopwatch Statif Gelas ukur Tabung Y Selang Baskom Penutup/sumbat H2O2 7 ml MnO2 0,10 g

Cara Kerja 1. Mengisi baskom dengan air 2. Menyusun tabung ukur seperti gambar dibawah. Usahakan jangan sampai ada gelembung didalamnya 3. Memasukkan MnO2 0,10 g dan larutan H2O2 7 ml pada tabung Y pada sisi yang berlainan 4. Menutup tabung Y dengan sumbat 5. Sebelumnya, menyambungkan sumbat dengan selang yang terhubung ke bagian bawah tabung ukur di dalam air. 6. Mencampur MnO2 0,10 g dan larutan H2O2 7 ml, 7. Segera memasukkan tabung Y kedalam air di baskom 8. Mengukur volume oksigen setiap 10 detik sampai 180 detik 9. Mencatat data hasil volume dan waktu terbentuknya gas oksigen. Lalu, ulangi prosedur di atas 3 kali 10. Membuat grafik volume dan waktu Catatan : Pencampuran MnO2 dan larutan H2O2 dalam pipa Y ditunggu 5 detik, kemudian baru dimulai pengukuran volume gas oksigen Pipa Y harus dimasukkan dalam air Sumbat gabus tidak boleh bocor

Data Pengamatan Waktu detik 10 20 30 dalam Volume Oksigen yang terbentuk 40 ml 78 ml 98 ml

Volume O2 (ml) 100

80

60

40

20 10 20 30 Waktu(detik)

Kesimpulan Laju reaksi berubah sepanjang waktu reaksi. Laju terbesar terjadi pada awal reaksi dan semakin lama semakin kecil Volum total gasoksigen yang dihasilkan sebanyak 98 ml, yaitu dalam waktu 30 sekon Laju reaksi rata rata = 98 ml/30 s = 3,267 ml gas oksigen per sekon.

Kemolaran dan Pengenceran


Tujuan Mengetahui pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,6 M Mengetahui pembuatan 50 ml larutan HCl 0,4 M dari larutan HCl 2 M

Dasar Teori Dalam melakukan percobaan di laboratorium, seringkali reaksi yang dilakukan dalam bentuk larutan. Satuan konsentrasi larutan yang umum digunakan adalah molaritas (M). Larutan dengan konsentrasi 1 M artinya di dalam 1 L larutan tersebut terdapat 1 mol zat terlarut. Secara matematis, hubungan antara molaritas dengan mol dan volum larutan ditulis sebagai berikut.

Pengenceran larutan Di laboratorium larutan yang berasal dari pabriknya, biasanya dalam konsentrasi tinggi, misalnya asam klorida 12 M, dan asam asetat 17 M. Reaksi-reaksi kimia biasanya dilakukan pada konsentrasi larutan yang rendah misalnya 1 M atau 0,1 M. Untuk keperluan tersebut, larutan yang pekat harus diencerkan dahulu dengan menambahkan air. Di dalam pengenceran larutan, jumlah mol zat pada larutan pekat sama dengan larutan encer, hanya volum larutannya yang berubah. Jumlah mol zat terlarut dapat dihitung dengan mengalikan volum (V) dengan molaritas larutan.

Dengan demikian hasil perkalian volum dan molaritas larutan semula sama dengan hasil perkalian volum dan molaritas larutan setelah pengenceran

V1 = volum sebelum pengenceran M1 = konsentrasi molar sebelum pengenceran

V2 = volum sesudah pengenceran M2 = konsentrasi molar sesudah pengenceran Alat dan Bahan Neraca Kaca arloji Labu ukur 100 ml Labu ukur 50 ml Sendok stainless steel Gelas kimia Pipet ukur Gelas ukur Sumbat HCl 2 M NaCl Akuades

Cara Kerja Pelarutan 1. Menyiapkan alat alat yang dibutuhkan dalam membuat larutan NaCl 2. Menghitung NaCl yang diperlukan dalam membuat larutan M =m( gram)/Mr 1000/V 0,6 =m( gram)/58,5 1000/100 m(gram) = 3,51 g 3. Menimbang gelas arloji dengan neraca 4. Setelah mendapatkan ukurannya, menimbang NaCl pula hingga mendapatkan ukuran yang merupakan jumlah massa dari gelas arloji dan NaCl 5. Memasukkan NaCl ke dalam gelas kimia 6. Melarutkan NaCl dengan akuades 7. Menuangkan larutan NaCl ke dalam labu elemeyer 8. Membilas gelas kimia dengan akuades. Kemuadian menuangkan ke dalam labu ukur. Melakukan berulang ulang hingga batas di labu elemeyer 9. Menutup dengan sumbat kemudian campurkan dengan membalikkan labu ukur beberapa kali Pengenceran 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan 2. Menghitung volume HCl yang diperlukan V1 M1 = V2 M2

3. 4. 5. 6.

V1 2 M = 50 0,4 M V1 = 50 0,4 M / 2 M V1 = 10 ml Mengambil 10 ml HCl 2 M menggunakan pipet ke dalam gelas ukur Menuangkan 10 ml HCl 2 M ke dalam labu ukur 50 ml Membilas gelas ukur dengan akuades dan tuangkan ke dalam labu ukur yang telah terisi dengan HCl 2 M. Lakukan berulang ulang hingga mencapai garis batas pada labu ukur Menutup labu ukur dengan sumbat. Kemudian mencampurkan dengan cara membalikkan labu ukur beberapa kali

Pertanyaan 1. Mengapa gelas ukur harus dibilas dahulu setelah digunakan untuk mengukur zat ? Jawab : Supaya zat yang selanjutnya akan diukur tidak tercemar zat lain, sehingga dengan tidak tercemarnya dengan zat lain reaksi akan sempurna. 2. Mengapa saat mengukur zat yang diukur adalah meniskusnya ? Jawab : untuk meminimalkan kesalahan dalam mengukur volume suatu zat atau larutan.

Kesimpulan Pelarutan 100 ml NaCl 0,6 M dapat dilakukan dengan mencampurkan NaCl sebanyak 3,51 gr dengan 100 ml aquades. Massa NaCl dapat diketahui dengan menggunakan rumus M =m( gram)/Mr 1000/V Pembuatan 50 ml larutan HCl 0,4 M dari larutan HCl 2 M dapat dilakukan dengan mencampurkan 10 ml HCl 2 M dengan aquades. Volume HCl dapat dicari dengan rumus V1 M1 = V2 M2 Di dalam pengenceran larutan, jumlah mol zat pada larutan pekat sama dengan larutan encer, hanya volum larutannya yang berubah

Anda mungkin juga menyukai