Anda di halaman 1dari 28

LAJU

REAKSI

KEMOLARAN
Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Kemolaran
dinyatakan dengan lambing M dan satuannya mol L-1.


=

Keterangan: M = Molaritas
V = Volume
n = Jumlah Mol

1) Pengenceran Larutan

Pengenceran larutan dilakukan dengan cara memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan
menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengenceran menyebabkan volum dan kemolaran larutan
berubah, tetapi jumlah zat terlarut tidak berubah.

+ air

Sebelum pengenceran: Setelah pengenceran:

Volum = V1 Volum = V2

Kemolaran = M1 Kemolaran = M2

Jumlah mol, n1 = V1M1 Jumlah mol, n2 = V2M2

1
Karena pengenceran tidak mengubah jumlah mol terlarut maka,

n1 = n2 atau V1 M1 = V2 M2.

Contoh:
Berapa mL air harus dicampur dengan 100 mL larutan NaOH 0,5 M sehingga menjadi 0,2 M?
Jawab:
V1= 100 mL, M1= 0,5 M, M2= 0,2 M.
Misal volum air yang harus ditambahkan = p
Maka V2= 100 + x mL
V1 M1 = V2 M2
100 mL x 0,5 M = (100 + p) x 0,2 M
50 = 20 + 0,2p
30
= = 150 mL
0,2

Jadi volume air yang harus ditambahkan sebanyak 150 mL.

2) Membuat Larutan dengan Kemolaran Tertentu


a. Pelarutan zat padat

Membuat larutan dari padatan murni dilakukan dengan mencampurkan zat terlarut dan
pelarut dalam jumlah tertentu.

Contoh:
Membuat 500 mL Larutan NaOH 1 M dari kristal NaOH murni.
Prosedur penyiapan larutan melalui beberapapa tahap sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu neraca, botol timbang, labu
ukur 500 mL, sendok stainless steel, kristal NaOH, dan akuades.
2. Menghitung jumlah NaOH yang diperlukan
Jumlah mol NaOH = 500 mL 1 mmol mL-1
= 500 mmol (=0,5 mol)
Massa NaOH = 0,5 mol 40 g mol-1
= 20 g
3. Menimbang 20 g kristal NaOH.

2
4. Melarutkan NaOH itu dengan kira-kira 300 mL akuades dalam labu ukur 500
mL. Setelah kristal NaOH itu larut seluruhnya, ditambahkan lagi akuades hingga
volum larutan tepat 500 mL.

b. Pengenceran larutan pekat

Kemolaran larutan pekat dapat ditentukan jika kadar dan massa jenisnya diketahui, yaitu
dengan menggunakan rumus :

10
=

Keterangan: = massa jenis


kadar = % massa
Mm = massa molar ( Mr )
Larutan pekat biasanya berasap (mudah menguap) dan sangat korosif. Oleh karena itu
pembuatan larutan dari larutan pekat harus dilakukan dalam lemari asam dan dikerjakan sacara
hati-hati.

KONSEP LAJU REAKSI


1) Pengertian laju reaksi

Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung.laju reaksi
didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi atau hasil reaksi per satuan waktu.Bagaimana cara
menyatakan laju reaksi? Coba lihat reaksi berikut ini:

AB

Pada reaksi A ke B,laju reaksi ditentukan dengan cara menghitung pertambahan B tiap
satuan waktu atau dapat juga dengan cara menghitung pengurangan konsentrasi A tiap satuan
waktu.

3
Contoh konsep laju reaksi
Laju pompa bensin 50 liter per menit Laju pesawat terbang 2000 km per jam

Laju mesin cetak 20 lembar perdetik

2) Penentuan Laju Reaksi

Penentuan laju reaksi ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur banyaknya
pereaksi yang dihasilkan atau banyaknya produk yang dihasilkan pada selang waktu tertentu.
Sebagai contoh,laju reaksi antara magnesium dangan larutan HCl dapat ditentukan dengan
mengukur jumlah salah satu produknya yaitu gas hydrogen.

Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)

Sepotong pita magnesium ditempatkan pada satu sisi dari labu bersekat, sedangkan sisi
lainnya di isi dengan larutan HCl. Setelah siring terpasang, labu dimiringkan sehingga kedua zat
pereaksi bercampur. Bersamaan dengan itu stopwatch dihidupkan. Tabel hasil percobaan reaksi
sebagai berikut.

Waktu Volume
(menit) H2 (cm3)
0 0
1 14
2 25
3 33
4 38
5 40
6 40
7 40

4
Data berikut dibuat grafik sebagai berikut:

Chart Title
50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8

Waktu (menit) Volume H2 (cm3)

Gambar. Laju reaksi H2

Pada menit pertama dihasilkan 14 cm3 gas hydrogen. Jadi laju reaksi pada menit pertama
adalah 14cm3 hidrogen per menit. Pada menit kedua dihasilkan 11 cm3 gas hydrogen (25-14). Jadi
laju reaksi pada menit kedua adalah 11 cm3 gas hydrogen per menit. Perhatikanlah bahwa laju reaksi
berubah sepanjang waktu dan semakin lama laju reaksinya akan semakin kecil. Kemiringan kurva
berubah setiap saat seiring dengan berkurangnya laju reaksi, kemiringan terbesar terjadi pada menit
pertama dan semakin kecil pada menitmenit berikutnya. Setelah menit kelima volume gas
hydrogen tidak lagi betambah reaksi telah selesai dan kurva menjadi datar.

3) Ungkapan Laju Reaksi

Cara umum untuk mengungkapkan laju reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar
pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu

Contoh:
Untuk persamaan stoikiometri berikut:
aA + bB cC + dD

Laju reaksi diungkapkan sebagai berkurangnya pereaksi A atau B dan bertambahnya produk
C atau D tiap satuan waktu, maka persamaan lajunya adalah

5
Dengan tanda minus (-) menunjukkan konsentrasi pereaksi semakin berkurang, tanda positip
(+) menunjukkan konsentrasi produk semakin bertambah dan menunjukkan perubahan
konsentrasi pereaksi atau produk

Hubungan antara perubahan konsentrasi dan waktu dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Latihan
Ungkapkan laju reaksi berikut: 2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g) !

Jawab :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


LAJU REAKSI

Dari pengalaman sehari-hari, kita dapat mengetahui bahwa laju reaksi


dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya, kita dapat mengamati bahwa
serpihan kayu terbakar lebih cepat dari pada balok kayu. Dalam bagian ini akan
dibahas faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pengetahuan tentang hal
ini memungkinkan kita dapat mengendalikan laju reaksi, yaitu melambatkan
reaksi yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan.

6
1) Luas Permukaan Sentuh Zat yang bereaksi

Luas permukaan bidang sentuh memengaruhi kecepatan reaksi. Makin luas permukaan bidang
sentuh, makin banyak kemungkinan terjadinya tabrakan antara partikel-partikel pereaksi sehingga
makin cepat reaksinya. Misalnya, zat padat bentuk serbuk lebih luas permukaannya daripada bentuk
bongkahan atau kepingan. Oleh karena itu, zat padat betuk serbuk lebih cepat reaksinya daripada
zat padat pada bentuk bongkahan atau kepingan. Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan
bidang sentuh terhadap laju reaksi, lakukan eksperimen berikut secara berkelompok.

Tujuan: mengetahui pengaruh luas permukaan bidang sentuh Terhadap laju reaksi
AlatdanBahan:
1. neraca 5. tabungreaksibesardangabus
2. bejana air 6. pualam (CaCO3)
3. gelasukur 25 mL 7. larutanHCl 3 M
4. selangplastik/pipapenghubung
Cara Kerja:
1. Masukkan 10 mL larutan HCl 3 M ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 0,5 g keeping pualam.
tamping gas yang terjadi dalam gelas ukur seperti terlihat pada gambar. Catat waktu yang
diperlukan untuk menampung 10 mL gas.
2. Ulangi cara kerja nomor 1 di atas, tetapi keping-keping pualam diganti dengan 0,5 g serbuk
pualam.

Pertanyaan:
Lakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. mana yang lebih cepat menghasilkan 10 mL gas, keping-keping atau serbuk pualam?
Jelaskan sebabnya.
2. Buatlah laporan tertulis secara individu.

7
2) Konsentrasi Pereaksi
Pengaruh konsentrasi terhadap berlangsungnya suatu reaksi dapat kita amati pada
percobaan. Hal ini dimengerti karena makin tinggi konsentrasi zat-zat pereaksi, makin banyak pula
kemungkinan terjadinya tumbukan antara partikel-partikel seperti diilustrasikan pada gambar
dibawah ini:

Dalam kehidupan sehari-hari juga dapat diamati pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi,
misalnya kendaraan yang konsumsi bahan bakarnya banyak (boros) dapat berjalan lebih cepat
dibandingkan dengan kendaraan yang konsumsi bahan bakarnya sedikit (irit). Lakukan eksperimen
berikut secara berkelompok untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi.

Tujuan : Menyelidiki pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi untuk reaksi pualam
dengan asam klorida. CaCO3(s) + 2 HCl(aq) CaCl2 (aq) + H2O(l) + CO2(g)

AlatdanBahan:

1. Gelas beker 5. Tabung reaksi kecil (10 mL)


2. Alat pengukur waktu 6. Larutan HCl 0,75 M
3. Batu pualam 7. LarutanHCl 3 M
4. Larutan HCl 1,5 M

Cara Kerja:

1. Pilihlah tiga kepingan batu pualam yang luas permukaannya kira-kira sama.
2. Buat saluran kecil pada sisi sumbat tabung reaksi.
3. Isi tabung reaksi dengan larutan 3 M HCl sampai hampir penuh. Tambahkan satu
keping pualam, segera sumbat tabung itu dan balikkan ke dalam gelas beker berisi air.
Pegang tabung itu tegak lurus. Catat waktu sejak tabung dibalikkan sampai tabung itu
berisi gas.

4. Ulangi percobaan, tetapi gunakan larutan 1,5 M HCl dan kemudian larutan 0,75 M HCl.

Pertanyaan:
Lakukandiskusiuntukmenjawabpertanyaan-pertanyaanberikut:
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan HCl terhadap laju reaksi pada reaksi 8
pualam dengan larutan HCl?
2. Buatlah laporan tertulis secara individu.
3) Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi seperti itu
juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volum akan memperbesar
konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Industri yang melibatkan pereaksi berupa gas, banyak yang dilangsungkan pada tekanan
tinggi, misalnya pembuatan ammonia yang menggunakan tekanan hingga 400 atm.

4) Suhu
Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan, maka energi kinetik
partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antar partikel akan mempunyai energi yang
cukup untuk melampaui energi pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak terjadi
tumbukan yang efektif dan menghasilkan reaksi. Di samping memperbesar energi kinetik, ternyata
peningkatan suhu juga meningkatkan energi potensial suatu zat. Dengan semakin besarnya energi
potensial zat, maka semakin besar terjadinya tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksi semakin
cepat.

Tujuan: menyelidiki pengaruh temperatur terhadap laju reaksi antara larutan Na2S2O3
(natrium tiosulfat) dengan larutan HCl.
Na2S2O3(aq) + 2 HCl (aq) 2 NaCl (aq) + H2O(l) + SO2(g) + S(s)

Alat dan Bahan:


1. Labu Erlenmeyer 250 mL 5. Larutan HCl 3M
2. Kaki tiga dan kasa 6. Larutan Na2S2O3
3. Alat pengukur waktu 7. Larutan HCl 1,5 M
4. Pemanas 8. Larutan HCl 0,75 M
Cara Kerja:
1. Buatlah tanda silang (X) yang identik pada dua helai kertas dan tempelkan kertas 9
tersebut pada dua labu Erlenmeyer dengan tanda silang menghadap ke dalam.
Pertanyaan:
Lakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap laju reaksi Na2S2O3dengan larutan
HCl?
2. Buatlah laporan secara tertulis secara individu.

Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah bila suhunya berubah. Bagi kebanyakan reaksi
kimia, kenaikan sekitar 10 oC akan menyebabkan harga tetapan laju reaksi menjadi dua kali semula.
Dengan naiknya harga tetapan laju reaksi(k), maka reaksi akan lebih cepat. Jadi, kenaikan suhu
akan mengakibatkan reaksi berlangsung semakin cepat.

21
V2=V1

Contoh:

Laju suatu reaksi menjadi dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu10oC. Bila pada suhu
20oC reaksi berlangsung dengan laju reaksi 2 x 10-3 mol L-1s-1, berapakah laju reaksi yang
terjadi pada suhu 50oC?

Jawab :
5020
V50 = V20 2 10 = 23

V50 = 2 x 10-3 (2)3

= 1,6 x 10-2 mol L-1s-1 10


5) Katalis

Katalis adalah zat yang memengaruhi laju reaksi tanpa mengalami perubahan kekal dalam
reaksi tersebut. Perhatikan eksperimen yang menunjukkan perbedaan laju reaksi peruraian H2O2
tanpa katalis dan dengan katalis pada dibawah.

Gambar disamping:Laju reaksi dekomposisi


larutan hidrogen peroksida (H2O2) dapat dimonitor
secara kualitatif dengan cara mengumpulkan gas
oksigen yang dibebaskan dalam suatu balon. (a)
tidak ada katalis hanya menghasilkan O2 sedikit (b)
setelah penambahan larutan

(a) (b)

Pada reaksi tersebut (Gambar (b)) yang bertindak sebagai katalis adalah ion iodida (I-).
Katalis yang memiliki fase sama dengan zat-zat pereaksi seperti itu, biasanya larutan, disebut katalis
homogen. Selain katalis homogen, juga dijumpai adanya katalis heterogen. Katalis heterogen
memiliki fase yang berbeda dengan zat-zat pereaksi, biasanya zat padat yang berinteraksi dengan
pereaksi zat cair atau gas. Sebagai contoh, hidrogenasi etilena dengan katalis logam (misalnya Ni)
membentuk etana seperti diilustrasikan pada Gambar.

Gambar:Katalislogam
padahidrogenasietilena
membentuketana.
Sumber. Silberberg, 2000: 701

Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai katalis adalah sebagai berikut.
Komposisi kimia katalis tidak berubah pada akhir reaksi.
Katalis tidak memulai suatu reaksi, tetapi memengaruhi laju reaksi.

11
Katalis bekerja secara spesifik untuk reaksi tertentu, contoh
C2H5OH(g) ZnO CH3CHO(g) + H2(g)
Al2O3
C2H5OH(g) C4H4(g) + H2O(g)
Cu
2 C2H5(g) CH3COOC2H5(g) + 2 H2(g)
Katalis bekerja pada temperatur optimum.
Katalis dapat diracuni oleh zat lain yang disebut sebagai racun katalis, contoh:
Reaksi Katalis Racun Katalis
2 H2O2 2 H2O2 + O2 Pt HCN, HgCl2
2 H2 + O2 H2O Pt CO, H2S, CS2
Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh promotor (pemacu katalis), contoh:
N2 + 3 H2 Fe 2 NH3
Efisiensi Fe dipertinggi oleh adanya penambahan Fe2O3 dan Al2O3
Katalis yang dapat memperlambat reaksi disebut katalis negatif atau inhibitor.
Reaksi Katalis negatif
2 H2 + O2 H2O iodin, CO
H2SO3 + udara H2SO4 timah (II) klorida
Salah satu hasil reaksi dapat berfungsi sebagai katalis untuk reaksi selanjutnya. Zat tersebut
disebut otokatalis.
2 KMnO4 + 5 H2C2O4 + 3 H2SO4 2 MnSO4 + K2SO4 + 8 H2O + 10 CO2
Otokatalis

CH3COOCH3 + H2O CH3COOH + CH3OH


Otokatalis

Katalis yang terdapat pada makhluk hidup dikenal sebagai enzim.

Sebagian besar enzim berupa molekul protein yang besar dengan berat sekitar 10.000 hingga
satu juta amu. Molekul ini mengatalisis reaksi sangat selektif, sebagai contoh dekomposisi hidrogen
peroksida. Hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat yang secara fisiologi berbahaya. Oleh
karena itu, darah dan hati mamalia mengandung enzim catalaze. Enzim ini menguraikan hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen.

2 H2O2 (aq) 2 H2O(l) + O2 (g)

Latihan:

1. Bagaimana pengaruh luas permukaan zat padat terhadap laju reaksi ? Jelaskan mengapa
demikian.
2. Manakah di antara reaksi berikut yang berlangsung lebih cepat?
sebuk zink + 1M HCl pada 20 atau serbuk zink + 2M HCL pada 20
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi?

12
4. Apakah pengaruh katalis terhadap laju reaksi?
5. Mengapa reaksi-reaksi gas umumnya berlangsung lebih cepat pada tekanan yang lebih
besar?
6. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, karena kenaikan suhu akan
7. Suatu laju reaksi akan meningkat tiga kali laju semula jika suhu reaksi ditingkatkan 20.
Berapa kali lebih cepat laju reaksi yang berlangsung pada suhu 80C dibandingkan reaksi
yang berlangsung pada suhu 20C?
8. Diketahui laju reaksi naik dua kali pada setiap kenaikan suhu 15C. Jika pada suhu 25C
reaksi berlangsung selama 240 sekon, waktu berlangsungnya reaksi pada suhu 100C adalah
sekon.

PERSAMAAN LAJU REAKSI DAN ORDE REAKSI


Gulberg dan Waage merumuskan hubungan kuantitatif antara konsentrasi zat-zat yang
bereaksi dengan laju dalam hukum Aksi Massa sebagai berikut.

1) Bentuk Persamaan Laju Reaksi

Jika diketahui persamaan reaksi: mA + nB pC + qD

Maka laju reaksinya dapat dirumuskan: v = k[A]m[B]n


keterangan:
V = laju reaksi (M det-1)
K = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A (mol L-1)
[B] = konsentrasi zat B (mol L-1)
m = orde reaksi (tingkat atau pangkat) reaksi terhadap pereaksi A
n = orde reaksi (tingkat atau pangkat) reaksi terhadap pereaksi B
m + n = orde reaksi total

Tetapan jenis reaksi (k) merupakan suatu tetapan yang harganya bergantung pada suhu, katalis dan
zat pereaksi. Dengan demikian, setiap reaksi mempunyai harga k yang berbeda-beda. pada
umumnya, reaksi yang berlangsung lambat mempunyai harga k yang kecil, sedangkan reaksi yang
berlangsung cepat, mempunyai harga k besar.

2) Makna Orde Reaksi

13
Pangkat konsentrasi pereaksi pada persamaan laju persamaan laju reaksi disebut orde atau
tingkat reaksi. Orde reaksi biasanya adalah suatu bilangan bulat positif sederhana (1 atau 2), tetapi
1
ada juga yang bernilai 0, 2, atau bilangan negatif, misalnya -1.

a. Orde Nol

v Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu


pereaksinya apabila perubahan konsentrasi pereaksi
tersebut tidak mempengaruhi reaksi. Artinya, asalkan
terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi
pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi.
[x]

b. Orde Satu

v Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu


peraksinya jika laju reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu
dilipat tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3
kali lebih besar.
[x]

c. Orde Dua

v Suatu reaksi berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju
reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu.
Apabila konsentrasi zat dilipat tigakan, mak laju reaksi akan
menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.

[x]

3) Menentukan Pwersamaan Laju

Perhatikan persamaan laju dan beberapa reaksi tersebut.

1. 2N2O5(g) 4NO2 (g) + O2(g) v = k [N2O5]


14
1
2. CHCl2(g) + Cl2(g) HCl(g) v = k [CHCl2][Cl2] 2
3. H2(g) + I2(g) 2HI(g) v = k [H2][I2]
4. CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) v = k [CH3COOC2H5]

Seperti pada contoh di atas, rumus laju reaksi sebenarnya hanya dapat ditentukan secara
eksperimen. Caranya dengan melakukan percobaan secara berulang-ulang terhadap zat yang akan
ditentukan laju reaksinya. Pada percobaan ini, konsentrasi diubah-ubah dan waktu berlangsungnya
reaksi dihitung.

Beberapa variabel yang digunakan dalam menentukan laju reaksi dengan cara eksperimen sebagai
berikut.

a. Variabel Bebas (Varabel Manipulasi)


Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja diubah-ubah untuk memperoleh hubungan satu
besaran dengan besaran lain. Misalnya konsentrasi dan suhu.
b. Variabel Kontrol
Variabel kontrol yaitu variabel yang dipertahankan atau tidak diubah-ubah.
c. Variabel Terikat (Variabel Respon)
Variabel terikat yaitu variabel yang berubah karena adanya perubahan variabel bebas.
Misalnya Contoh :

Pada reaksi: P(g) + Q(g) R(g) diperoleh data sebagai berikut.


Percobaan [P] (mol L-1) [Q] (mol L-1) v (mol L-1 det-1)
1 A B x
2 A 2b 4x
3 a 4b 16x
4 3a 4b 48x
5 9a 4b 144x

Orde reaksi terhadap zat P dan zat Q dapat ditentukan sebagai berikut.
a. Menentukan orde reaksi terhadap zat P
Orde reaksi terhadap zat P dapat ditentukan dengan mengambil data percobaan untuk
konsentrasi P yang berubah sedangkan konsentrasi Q tetap. Misal percobaan 3 dan 4.
Dari percobaan 3 dan 4:
v3 k [P ] [Q ]
= ( 3) ( 3)
v4 k [P ]4[Q ] 4
16x a 4b
=( ) ( )
48x 3a 4b
1 1
=( )
3 3

15
m =1

b. Menentukan orde reaksi terhadap zat Q


Orde reaksi terhadap zat Q dapat ditentukan dengan mengambil data percobaan untuk
konsentrasi Q yang berubah sedangkan konsentrasi P tetap. Misal percobaan 1 dan 2.
Dari percobaan 1 dan 2:
v1 k [P ] [Q ]
= ( 1) ( 1)
v2 k [P ] [Q ] 2 2
x a b
=( ) ( )
4x a 2b
1 1
=( )
4 2
n =2
Jadi, persamaan laju reaksinya v = k [P][Q]2

Dalam penentuan rumus laju reaksi secara eksperimen, jika konsentrasi salah satu zat dinaikan kali,
dan ternyata laju naik b kali, maka terdapat hubungan sebagai berikut.
aorde = b.

contoh soal
1. Data percobaan laju reaksi sebagai berikut.
A+BC
Percobaan [A] M [B] M t (detik)
1 0,01 0,5 8
2 0,02 0,5 2
3 0,01 1,0 4

Tentukan:
a. Orde reaksi total
b. Persamaan reaksi
c. Konstanta laju reaksi

Pembahasan:
a. Orde reaksi total merupakan jumlah ode reaksi A dan orde reaksi B.
1) Orde reaksi A, dihitung dari percobaan 1 dan 2.
1 1 1
v1 = = 8 0,01 0,5
t1 8 1 =( ) (0,5)
0,02
1 1 2
v2 = = 2 1
t2 2
=( )
v1 k [A1 ] [B1 ] 8 2
= ( ) ( )
v2 k [A ] [B ] 2 2

16
1 1 x =2
=( )
4 2

2) Orde reaksi B, dihitung dari percobaan 1dan 3.


1 1 1
v1 = = 8 0,01 0,5
t1 8 1 =( ) (1,0)
0,01
1 1 4
v3 = = 4 1
t3 4
=( )
v1 k [A ] [B ] 8 2
= ( 1) ( 1) 1 1
v3 k [A ] [B ] 3 3 =( )
2 2
y =1

b. Persamaan laju reaksi: v = k[A]2[B]1


c. Konstanta laju reaksi. Dihitung dari percobaan 2.
V2 = k[A]2[B]1 0,5 = k (0,0004)
1 0,5
= k (0,02)2(0.5)1 k = 0,0002
2
0,5 = k (0,0004)(0.5) k = 2.500

Soal
1. Berikut diberikan data perubahan laju reaksi:
Q(g) + 2T(g) T2Q(g)
Percobaan [Q] M [T] M v (M det-1)
1 0,1 0,1 1,25 x 10-2
2 0,2 0,1 5 x 10-2
3 0,1 0,2 10-1
Jika [Q] dan [T] masing-masing diubah menjadi 0,5 M, maka harga laju (v) reaksi itu adalah
... M det-1
a. 5,0 b. 7,5 c. 10,5 d. 12,5 e. 39,0

2. Pada reaksi P + Q R dipeoleh data sebagai berikut.


Percobaan [P] M [Q] M v (M det-1)

17
1 1.2 x 10-2 3,2 x 10-2 1,4 x 10-1
2 6,0 x 10-3 1,6 x 10-2 3,5 x 10-2
3 1,2 x 10-2 1,6 x 10-2 7,0 x 10-2
Orde reaksi total untuk reaksi tersebut adalah ...
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

3. Data eksperimen untuk reaksi berikut.


2A + B2 2AB
terdapat dalam tabel berikut.
Percobaan [A] M [B] M Laju Reaksi (M/s)
1 0,2 0,2 6
2 0,2 0,4 12
3 0,2 0,6 18
4 0,4 0,2 x
5 0,6 0,2 54
Harga x adalah ...

a. 20 b. 24 c.27 d. 36 e. 42

4. Suatu reaksi P + Q + R S + T mempunyai data percobaan sebagai berikut.


Percobaan [P] M [Q] M [R] M Laju Reaksi (M/s)
1 0,2 0,2 0,3 18
2 0,2 0,2 0,9 6
3 0,6 0,3 0,3 6
4 0,6 0,9 0,3 6
Berdasarkan data di atas persamaan laju reaksinya adalah ..
a. v = k[P]2[Q][R]
b. v = k[P][Q][R]
c. v = k[P][Q]
d. v = k[P]2[Q]
e. v = k[P]2[R]

5. Berikut disajikan data percobaan untuk reaksi.


mA + nB pB + qD
Percobaan Konsentrasi awal Laju Reaksi Awal
Ke A (mol L-1) B (mol L-1) (mol L-1 s-1)
1 0,1 0,1 x
2 0,2 0,2 8x
3 0,1 0,3 9x
Orde reaksi A adalah ...

18
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

TEORI TUMBUKAN
Menurut teori tumbukan,reaksi terjadi ketika partikel pereaksi saling bertumbukan .Namun
hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi minimum tertentu dan arah yang tepat yang
menghasilkan reaksi. Jadi kelajuan reaksi bergantung pada:
a. Frekuensi tumbukan,
b. Fraksi partikel yang memiliki energi minimum tertentu, dan
c. fraksi yang mempunyai arah tumbukan yang sesuai

Contoh tumbukan yang menghasilkan reaksi dan tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi antara
molekul hidrogen (H2) dan molekul iodin (I2), dapat dilihat pada gambar 3.4.
H2(g) + I2(g) 2 HI(g)

Gambar3.4 Tumbukan antara molekul hidrogen (A) dengan iodin (B) dan
membentuk molekul HI (AB)

Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal
sebagai energi pengaktifan atau energiaktivasi(Ea). Energi pengaktifan atau energi Aktivasi adalah
energi minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Ketika reaksi sedang
berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada puncak
energi. Jika reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi.
Hubungan antara energi pengaktifan dengan energi yang diserap atau dilepaskan selama reaksi
berlangsung dapat dilihat pada gambar 3.5.

19
Gambar 3.5 Energi pengaktifan dan energi yang dilepas (eksoterm) atau energi yang diserap
(endoterm)

1) Pengaruh Konsentrasi
Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga
susunan partikel lebih rapat.Tumbukan pada partikel yang lebih rapat akan lebih sering terjadi
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi lebih besar.

Semakin besar konsentrasi maka semakin besar laju


reaksi (reaksi semakin cepat)

2) Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh


Zat yang ukuran partikelnya lebih kecil akan mempunyai luas permukaan bidang sentuh lebih
besar, sehingga kemungkinan untuk terjadinya tumbukan akan semakin besar. Kemungkinan
untuk terjadinya reaksi akan lebih besar juga.

Semakin luas permukaan bidang sentuh maka semakin


besar laju reaksi (reaksi semakin cepat)

3) Pengaruh Suhu
Menurut teori kinetik gas, molekul-molekul dalam satu wadah tidaklah mempunyai energi yang
sama, tetapi bervariasi menurut suatu kurva yang mendekati kurva normal.Sebagian besar
molekul mempunyai energy rata-rata, sebagian di bawah rata-rata. Peningkatan suhu akan
menaikkan energy rata-rata molekul, sehingga jumlah atau fraksi molekul yang mencapai
energy pengaktifan bertambah. Akibatnya, laju reaksi akan meningkat.

Semakin tinggi suhu maka semakin besar laju reaksi


(reaksi semakin cepat)
20
4) Pengaruh Katalis
Katalis mempercepat laju reaksi karena dapat menurunkan energy pengaktifan.

Gambar 3.6 Grafik energi pengaktifan berkurang dengan adanya katalis

Dalamsuatureaksi, peran katalis adalah untuk menurunkan energi aktivasi dengan jalan mengubah
mekanis mereaksi, yaitu dengan jalan menambah tahap-tahap reaksi . Katalis ikut serta dalam suatu
tahap reaksi, akan tetapi pada akhir reaksi katalis terbentuk kembali (James E. Brady, 1990).

Katalis akan memperbesar laju reaksi (reaksi semakin cepat)

Contoh:
O2(g) + 2SO2(g) 2SO3(g)
(energi aktivasi tinggi)
Setelah ditambahkan gas NO yang bertindaks ebagai katalis, tahap-tahap reaksi
menjadi:
2 NO(g) + O2(g) 2 NO2(g) (energi aktivasi rendah)
2 NO2(g) + 2 SO2(g) 2 SO3(g) + 2 NO(g) (energi aktivasi rendah)
O2(g) + 2 SO2(g) 2 SO3 (g)

Dengan adanya katalis ini,energi aktivasi menjadi lebih rendah, sehingga persentase partikel yang
mempunyai energi lebih besar dari energi aktivasi.
Hal ini mengakibatkan tumbukan efektif menjadi lebih sering terjadi, sehingga reaksi berjalan lebih
cepat.
Petunjuk A
Soal-soal laju reaksi
21
Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf A, B,
C, D, atau E untuk pertanyaan yang paling tepat. Petunjuk C
Petunjuk B Pilihlah:
Pilihlah: A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan
A. Jika pernyataan (1), (2), dan (3) benar; keduanya menunjukkan hubungan sebab
B. Jika pernyataan (1) dan (3) benar; akibat;
C. Jika pernyataan (2) dan (4) benar; B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi
D. Jika hanya pernyataan (4) yang benar; keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab
E. Jika semua pernyataan benar. akibat;
C. Jika pernyataan benar dan alasan salah;
D. Jika pernyataan salah dan alasan benar;
E. Jika pernyataan salah dan alasan salah.
Gunakan Petunjuk A A. 2 gram batang Mg dengan larutan HCl 0,01
1. Laju reaksi A + B AB dinyatakan sebagai M
B. 2 gram batang Mg dengan larutan HCl 0,1
. M
A. Penambahan konsentrasi A tiap satuan C. 2 gram serbuk Mg dengan larutan HCl 0,01
waktu M
B. Penambahan konsentrasi B tiap satuan D. 2 gram serbuk Mg dengn larutan HCl 0,001
waktu M
C. Penambahan konsentrasi AB tiap satuan E. 2 gram serbuk Mg dengan larutan HCl 0,01
waktu M
D. Penambahan konsentrasi A dan B tiap 5. Laju reaksi suatu reaksi tertentu bertambah
satuan waktu menjadi dua kali lipat untuk tiap kenaikan
E. Penambahan konsentrasi A, B, dan AB tiap 100C. Laju reaksi pada temperatur 800C
satuan waktu dibandingkan pada temperatur 200C adalah
kali lebih cepat.
2. Berdasarkan teori kompleks teraktifan, katalis
mempercepat reaksi dengan cara. A. 8 D. 64
A. Menaikkan energi pereaksi B. 16 E. 128
B. Menurunkan energi zat hasil C. 32
C. Menurunkan energi pereaksi dan hasil
reaksi 6. Pada temperatur 2730C, gas bromine dapat
D. Menurunkan energi kompleks teraktifan bereaksi dengan nitrogen monoksida
E. Menaikkan energi kompleks teraktifan menurut persamaan reaksi:
2 NO(g)+ Br(g) 2 NOBr(g).
Dari reaksi tersebut diperoleh data sebagai
3. Suatu reaksi mula-mula berlangsung sangat berikut.
lambat. Setelah terbentuk zat hasil
No Konsentrasi Awal Laju
kecepatannya bertambah. Salah satu zat hasil
(M) reaksi (M
disebut .
NO Br2 detik-1)
A. Promotor D. inhibitor
B. Katalis E. racun katalis 1 0,1 0,05 0,06
C. Otokatalis 2 0,1 0,10 0,12
4. Di antara reaksi berikut yang mempunyai laju 3 0,1 0,20 0,24
reaksi paling cepat adalah. 4 0,2 0,05 0,24
5 0,3 0,05 0,54

22
[]
D. = [][]2 []
Reaksi tersebut adalah reaksi tingkat ke-.
a. 0 d. 3 E. Tidak dapat dinyatakan dari data yang
b. 1 e. 4 ada
c. 2
11. Reaksi antara gas hydrogen dan gas nitrogen
7. Satuan tetapan laju reaksi untuk orde satu monoksida berlangsung menurut persamaan;
adalah 2 H2(g) + 2 NO(g) 2 H2O(g) + 2 N2(g).
A. detik-1 Laju reaksinya diberikan dengan persamaan r
B. mol liter-1 detik-1 =k [H2][NO]2. Reaksi tersebut termasuk
C. mol-1 literdetik-1 reaksi tingkat ke- .
D. mol-1 A. 0 D. 3
E. mol liter-1 B. 1 E. 4
C. 2
8. Untuk reaksi A + B hasil, diketahui:
1. Jika konsentrasi awal A dinaikkan 12. Pada reaksi A + B C, terdapat data :
menjadi dua kali pada konsentrasi B yang A B Laju Reaksi
tetap, laju reaksi dua kali lebih besar. (M) (M) (M/jam)
2. Jika konsentrasi awal A dan B masing- 0,1 0,05 2
masing dinaikkan dua kali, laju reaksi 0,1 0,2 32
menjadi delapan kali lebih besar.
0,2 0,2 128
Persamaan laju reaksi tersebut adalah .
Orde reaksi terdapat A dan B berturut-turut
A. K[A] D. K[A]2[B]2 adalah .
B. K[A]2 E. K[A][B]2
C. K[A][B] A. 1 dan 1 D. 2 dan 2
B. 2 dan 1 E. 2 dan 3
C. 1 dan 2
9. Laju reaksi suatu reaksi A + B AB pada
setiap saat dapat dinyatakan sebagai . 13. Bagi reaksi 2 A + 2 B C + 2D,
A. Penambahan konsentrasi A tiap satuan diperoleh data sebagai berikut.
waktu [A], [B], Laju Reaksi,
B. Penambahan konsentrasi A dan mol/L mol/L mol L-1 detik-
konsentrasi B tiap satuan waktu 1
C. Penambahan konsentrasi A, konsentrasi p Q s
B, dan konsentrasi AB tiap satuan waktu
D. Penambahan konsentrasi tiap satuan 2p Q 4s
waktu 3p 2q 18s
E. Penambahan konsentrasi AB tiap satuan
Berdasarkan data tersebut, persamaan laju
waktu reaksinya adalah .
A. r = k [A] [B] D. r = k [A]2 [B]1/2
10. Bagi reaksi A + 2 B + C D, persamaan B. r = k [A]2 [B] E. r = k [A] [B]1/2
laju reaksinya adalah . C. r = k [A] [B] 2

A. r = k [A] [B] [C] [D]


B. r = k [A] [B]2 [C] [D] 14. Laju reaksi dari suatu reaksi didefinisikan
C. r = k [A] [B]2 [C] sebagai besarnya pengurangan konsentrasi

23
pereaksi tiap satuan waktu atau besarnya [A], [B], Laju
penambahan konsentrasi hasil reaksi tiap mol/L mol/L reaksi,
satuan waktu. Jika pada reaksi 2A + B (M/detik)
2 C, laju reaksi berdasarkan A dinyatakan rA 0,1 0,1 0,01
dan besarnya B dinyatakan rB maka . 0,1 0,2 0,04
1
A. = 4 D. = 0,2 0,3 0,36
Orde reaksi terhadap A dan B adalah .
1
B. = 3 E. =
A. 1 dan 1 D. 2 dan 2
2 B. 1 dan 2 E. 2 dan 3
1
C. = 2 C. 2 dan 1
0
15. Reaksi akan berlangsung 3 kali lebih cepat 18. Tiap kenaikan 20 C, laju reaksi menjadi 3 kali
dari semula tiap kenaikan 200C. Jika pada lebih cepat dari semula. Jika pada temperature
temperatur 300C suatu reaksi berlangsung 3 200C reaksi berlangsung selama 9 menit,
menit maka pada temperature 700C reaksi reaksi yang terjadi pada temperature 800C
akan berlangsung selama . memerlukan waktu .
1 1 2
A. 3menit D. 4 menit A. 9 D. 3
2 1 1
B. menit E. 12 menit B. 6 E. 2
3 1
C. 1 menit C. 3
16. Percobaan yang dilakukan untuk 19. Reaksi 4 HBr + O2 2 H2O + 2 Br2
mempelajari kinetika reaksi: berlangsung dalam tiga tahap berikut.
A+B P+Q I. HBr + O2 HbrO (lambat)
Ditunjukkan dalam table berikut. II. HBr + HBrO2 2HBrO (cepat)
Perc. [A] [B] Laju III. 2 HBr + 2 HBrO 2 H2O + 2 Br2 (cepat)
(M/s) Orde reaksinya adalah .
1 X y r A. 1 D. 4
2 2x 2y 4r B. 2 E. 5
3 4x y r C. 3
4 4x 4y 16r
Dari percobaan tersebut, dapat disimpulkan 20. Suatu katalis mempercepat reaksi dengan
bahwa persamaan laju reaksi yang sesuai adalah meningkatkan .
. A. Energi aktivasi
B. Perubahan entalpi
A. Laju = k[A][B] D. Laju = k[B] C. Energi kinetik molekul
B. Laju = k[A]2[B] E. Laju = k[B]2 D. Jumlah tumbukan molekul
C. Laju = k[A][B]2 E. Jumlah molekul yang memiliki energi di
atas energi aktivasi.
17. Diketahui reaksi:
21. Tiap 8 kenaikan temperature sebesar 10C,
A+2B C laju reaksi naik 2 kali lipat. Jika temperature
Dari percobaan, diperoleh data sebagai berikut. reaksi dinaikkan dari 20 C menjadi 60 C,
laju reaksi akan meningkat sebanyak.
A. 8 kali D. 48 kali
B. 16 kali E. 52 kali

24
C. 32 kali

22. Pembesaran dan pengecilan konsentrasi suatu


pereaksi tidak memengaruhi laju reaksi. Orde
reaksi terhadap pereaksi tersebut adalah.
A. 0 D. 3
B. 1 E. 4
C. 2

23. Reaksi di bawahini yang berlangsung paling


cepat adalah.
A. 1g lempengan Fe + 0,1M HCl pada 50 C
B. 1g serbuk Fe + 0,5 M HCl pada 50 C
C. 1g lempengan Fe + 0,5M HCl pada 50 C
D. 1g serbuk Fe + 0,5 M HCl pada 25 C
E. g lempengan Fe + 0,1 M HCl pada 25 C

24.Suatu reaksi X + Y hasil reaksi mempunyai


persamaan laju reaksi r = k[X][Y]. Jika reaksi
terjadi pada temperature konstan dan
konsentrasi masing-masing dinaikkan dua kali
dari semula, laju reaksinya adalah.
A. dua kali lebih besar
B. empat kali lebih besar
C. enam kali lebih besar
D. delapan kali lebih besar
E. sepuluh kali lebih besar

25.Laju reaksi 2 P + 3 Q 2 PQ dapat


dinyatakan sebagai.
A. penambahan konsentrasi P tiap satuan
waktu
B. penambahan konsentrasi Q tiap satuan
waktu
C. penambahan konsentrasi PQ tiap satuan
waktu
D. penambahan konsentrasi P dan Q tiap
satuan waktu
E. penambahan konsentrasi P, Q, dan PQ tiap
satuan waktu

25
GunakanPetunjuk B

26. Sifat yang dimiliki katalis antara lain 3. Energi aktivasi untuk pembentukan
1. Dapat diracuni zat pereaksi adalah E
2. Bekerja efisien pada temperatur 4. Entalpi total dari keadaan transisi
optimum adalah B + D
3. Dapat dibius
4. Bekerja spesifik
30.
27. Menurut teori tumbukan tentang kinetika
reaksi.
1. Setiap tumbukan antara molekul- A2 + A2 ykJ 2AB
molekul pereaksi akan menghasilkan xkJ
reaksi.
2. Setiap tumbukan antara molekul-
molekul pereaksi pada temperature
tinggi akan menghasilkan reaksi.
3. Tekanan tidak memengaruhi jumlah
tumbukan yang terjadi antara Grafik tersebut menunjukkan bahwa.
molekul-molekul pereaksi. 1. Reaksi 2 ABA2 + B2endoterm
4. Hanya tumbukan antara molekul- 2. Energi aktivasi untu kreaksi
molekul pereaksi yang mempunyai 2 ABA2 + B2 = (x + y) kJ mol-1
energy cukup dan posisi yang baik 3. Energi aktivasi untuk reaksi
pada waktu terjadinya tumbukkan A2 + B2 2 AB = x kJ mol-1
agar menghasilkan reaksi. 4. Perubahan entalpi reaksi
A2 + B2 2 AB = y kJ mol-1
28. Persamaan laju reaksi 3A + 2BC
dinyatakan oleh r = k[A][B]. 31. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
1. Reaksi tersebut tingkat 2 terhadap A reaksi adalah
2. Reaksi tersebut tingkat 1 terhadap B 1. Konsentrasi
3. Reaksi tersebut tingkat 3 2. Temperatur
4. Satuan k adalah mol-2 liter2 detik-1 3. Katalis
4. Jumlah tumbukan partikel

29. 32.
a
Y

B E

A C

b
D

Grafik di atas menunjukkan bahwa. Z

1. Perubahan entalpi untuk reaksi Kurva di atas memperlihatkan hubungan


tersebut adalah C antara konsentrasi (Y)zat-zat yang
2. Energi aktivasi untuk pembentukan bersangkutan dalam reaksiA B dan
zat hasil adalah A waktu (Z) dalam satu menit. Pengertian

26
yang diperoleh dari kurva tersebut 1. Jumlah mol A dan B yang berkurang
adalah tiap menitnya makin banyak.
1. Kurva a menunjukkan laju kenaikan 2. Reaksikan berakhir dalam waktu
konsentrasi zat B kurang dari 0 menit.
2. Setelah Z menit reaksinya dianggap 3. Jumlah molC yang terbentuk tiap
selesai. menitnya makin banyak.
3. Kurva b menunjukkan laju penurunan 4. Jumlah mol C yang terbentuk pada
konsentrasi zat A. akhir reaksi sama banyaknya.
4. Zat B berkurang setiap saat.
35.Larutan asam oksalat diberi setetes
33. Katalis dalam suatu reaksi kimia. KMnO4-setelah agak lama, warna KMnO4
1. Menurunkan energy aktivasi reaksi. hilang. Kemudian, ditambahkan lagi
2. Memberi jalan lain pada reaksi yang setetes KMnO4, ternyata warnanya lebih
energi aktivitasnya lebih rendah. cepat hilang.Warna tetesan ketiga lebih
3. Mempercepat pemutusan ikatan cepat lagi hilangnya. Hal tersebut
antara partikel-partikel dalam suatu menunjukkan
zat pereaksi. 1. Kecepatan reaksi berbanding terbalik
4. Padaakhir reaksi ditemukan kembali dengan konsentrasi.
dalam jumlah yang sama. 2. Kecepatan reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi.
34.Pada temperatur 30C dalam waktu 10 3. Reaksi tersebut eksoterm.
menit, 0,1 mol A dengan 0,1 mol B 4. Salah satu hasil reaksi menjadi katalis
membentuk 0,1 molC. Jika reaksi bagi reaksi selanjutnya.
dilakukan pada temperatur 100C
maka
Makin besar konsentrasi zat dalam
larutan, makin besar kemungkinan
GunakanPetunjuk C terjadinya tumbukan di antara partikel-
partikel pereaksi.
36.Peningkatan jumlah katalis dalam suatu
reaksi selalu menyebabkan kecepatan reaksi 39. Makin kecil aktivasi, makin cepat reaksi
bertambah berlangsung
Sebab
Sebab
Energi aktivasi adalah energi yang harus
Katalis dapat meningkatkan energi aktivasi dimiliki parikel-partikel
dari reaksi yang dikatalisis.
40. Laju reaksi akan bertambah besar jika
37. Untuk reaksi A+B C + D, tetapan laju konsentrasi zat yang bereaksi bertambah
reaksi ke kanan tidak sama dengan tetapan besar
laju reaksi ke arah kiri Sebab
Makin besar konsentrasi zat yang
Sebab
bereaksi dengan zat lain, makin sukar
Tetapan laju reaksi bergantung pada jenis terjadinya tumbukan antar molekul.
reaksi.

38. Pada suatu reaksi kimia, makin besar


konsentrasi zatdalam larutan, makinbesar
pula laju reaksinya
Sebab

27
28

Anda mungkin juga menyukai