Anda di halaman 1dari 18

URAIAN MATERI

TEORI
TUMBUKAN
Teori tumbukan menggambarkan pertemuan partikel-partikel pereaksi sebagai suatu tumbukan.
Reaksi dapat terjadi akibat tumbukan antar partikel zat yang bereaksi, akan tetapi tidak semua tumbukan
yang menimbulkan reaksi. Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi adalah tumbukan efektif.
Syarat terjadinya tumbukan efektif
1. Posisi partikel pereaksi tepat saat bertumbukan
2. Energi yang menyertai tumbukan partikel pereaksi cukup
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel-partikel agar menghasilkan tumbukan efektif

disebut energi aktivasi (Ea)..

LAJU
REAKSI

Untuk menyatakan cepat lambatnya suatu reaksi kimia diperlukan konsep laju reaksi
Laju reaksi → berkurangnya kosentrasi reaktan atau bertambahnya kosentrasi produk dalam satuan
waktu
Sebelum masuk tentang laju reaksi kita harus tahu tentang molaritas
Molaritas → banyaknya mol zat terlarut dalam 1 L larutan

M=

12
M= x

Misal :
A+B→C
Pada awal reaksi zat produk (C) belum terbentuk, setelah reaksi berjalan zat C mulai terbentuk, semakin
lama kosentrasi zat C bertambah sedangkan kosentrasi A + B berkurang. Sehingga di dapatkan grafik :

[C]

Berdasarkan grafik, jumlah kosentrasi reaktan


(A+B) berkurang, sedangkan kosentrasi
produk (C) bertambah.
[A] + [B]
Reaksi A + B → C
Ungkapan laju reaksi dapat dinyatakan dengan :

v=+

v=-

v=-

contoh :
N2 + 3H2 → 2NH3
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai pengurangan kosentrasi molar N2 dan H2 atau laju pertambahan
kosentrasi molar NH3

V NH3 = + M/dtk

V N2 = - M/dtk

V H2 = - M/dtk

Hubungan dengan perbandingan koefisien :


13
Mis laju penguraian N2
N2 + 3H2 → 2NH3
1mol~3mol ~2mol

v N2 = H2 = NH3

Contoh soal :
1. Berdasarkan eksperimen pada reaksi :
H2O2 + 2HI → 2H2O + I2
Diketahui I2 bertambah dari 0 menjadi 0,02 mol/l dalam waktu 10 detik.berapakah lau reaksi I2 ?
Jawab :

V=

V=

= 2.10-4 mol L-1 s-1


2. Persamaan reaksi dari pembentukan ammonia berdasarkan reaksi berikut:
N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)
Diketahui pada waktu t laju pertambahan NH3 adalah 0,05 mol L-1 s-1, tentukanlah:
(a) Perbandingan laju reaksi ketiga zat tersebut
(b) Laju pengurangan pereaksi N2
(c) Laju pengurangan pereaksi H2
Jawab:

Diketahui v NH3 = 0,05 mol L-1 s-1

a. Laju perubahan konsentrasi zat-zat tersebut:

b. Laju pengurangan pereaksi N2

= x 0,05 mol L-1 s-1

= 0,025 mol L-1 s-1

14
c. Laju pengurangan pereaksi H2

= x 0,05 mol L-1 s-

= 0,075 mol L-1 s-1

15
BAHAN AJAR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LAJU REAKSI

Kelompok :
Nama :

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. siswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi melalui percobaan
dengan benar.
2. Siswa dapat menyajikan data hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
melalui diskusi dengan benar.
3.

DASAR TEORI

Pengalaman menunjukkan bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat daripada balok kayu. Hal ini berarti
bahwa reaksi yang sama dapat berlangsung dengan kelajuan yang berbeda, bergantung pada keadaan zat
pereaksi. Dalam materi ini akan dibahas faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dalam
kehidupan sehari-hari sering kita jumpai tentang peristiwa yang menerapkan prinsip faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi antara lain:
1. Makanan yang disimpan dalam kulkas dapat bertahan lebih lama
2. Bahan makanan yang dipotong-potong matang lebih cepat

3. Mencuci dengan detergen yang lebih banyak membuat pakaian lebih bersih

4. Pembakaran zat makanan dalam tubuh dapat berlangsung pada suhu tubuh yang relative rendah,
sedangkan di laboratorium pembakaran serupa hanya dapat berlangsung pada suhu yang jauh
lebih tinggi.

5. Pengetahuan tentang hal ini memungkinkan kita dapat mengendalikan laju reaksi, yaitu
melambatkan reaksi yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan.

16
Adapun faktor - faktor yang memengaruhi laju suatu reaksi antara lain:

1. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi, semakin besar pula kemungkinan partikel saling bertumbukan,
sehingga reaksi bertambah cepat. Banyaknya zat terlarut di dalam sejumlah pelarut disebut konsentrasi.
Semakin banyak pereaksi (zat terlarut), maka akan semakin besar pula konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan larutan
dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada konsentrasi tinggi, memungkinkan tumbukan yang terjadi
akan lebih banyak, sehingga membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menyebabkan
laju reaksi menjadi lebih cepat. Akibatnya, hasil reaksi akan lebih cepat terbentuk. Beberapa contoh

1. Seng dan asam hidroklorida


Di labotarium, butiran seng beraksi cukup lambat dengan larutan asam hidroklorida, tetapi akan
lebih cepat apabila konsentrasi dari asam ditingkatkan.

2. Dekomposisi katalis pada hidrogen peroxide


Mangan(IV) oksida padat biasa digunakan sebagai katalis dalam reaksi ini. Oksigen dihasilkan jauh
lebih cepat apabila hidrogen peroxide dalam konsentrasi pekat daripada dalam konsentrasi encer.

3. Reaksi antara larutan natrium thiosulfat dan asam hidroklorida


Reaksi ini sering digunakan untuk menyelidiki relasi antara konsentrasi dan laju reaksi. Ketika
larutan asam ditambahkan ke dalam larutan natrium thiosulfat, endapan berwarna kuning pucat dari
belerang dihasilkan.

Semakin banyak larutan natrium thiosulfate menjadi encer, semakin lama juga endapan terbentuk.

2. Luas Permukaan Sentuhan


Semakin kecil ukuran suatu zat padat maka luas permukaan bidang sentuh zat padat tersebut
semakin besar sehingga semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan
reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah bongkahan zat padat dengan massa yang sama, karena
bubuk padat memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada sebuah bongkahan zat
17
padat. Suatu zat akan bereaksi hanya jika zat tersebut bercampur atau bersentuhan dan terjadi tumbukan.
Tumbukan tersebut terjadi antar luas permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul.
Suatu reaksi mungkin banyak melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Bila kita mempunyai
kubus dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 1cm. Luas permukaan kubus bagian
depan 1 cm x 1 cm = 1 cm2. Luas permukaan bagian belakang, kiri, kanan, atas dan bawah, masing-
masing juga 1cm2. Jadi luas permukaan seluruhnya 6 cm2.

Kemudian kubus tersebut kita pecah jadi dua, maka luas permukaan salah satukubus hasil pecahan
tadi adalah 2(1 cm x 1 cm) + 4 (0,5 cm x 1 cm) = 4 cm2. Berarti luas dua kubus hasil pecahan adalah 8
cm2. Apa yang dapat kita simpulkan mengenai hal ini? Jadi makin kecil pecahan tersebut, luas
permukaannya makin besar dan permukaan sentuh tadi bereaksi dengan cairan atau gas.
Hal ini merupakan contoh bagaimana penurunan ukuran partikel dapat memperluas permukaan sentuh
zat. suatu reaksi antara logam magnesium dengan larutan asam seperti asam hidroklorida. Reaksi
melibatkan tumbukan antara atom magnesium dengan ion hidrogen.

18
Apa hubungannya dengan tumbukan? makin luas permukaan atom magnesium makin luas bidang
sentuh atom magnesium dengan asam klorida, sehingga jumlah tumbukannya juga makin besar. Artinya
makin kecil ukuran, makin luas permukaannya, makin banyak tumbukan, makin cepat terjadinya reaksi
Pengaruh luas permukaan banyak diterapkan dalam industri, yaitu dengan menghaluskan terlebih
dahulu bahan yang berupa padatan sebelum direaksikan. Ketika kita makan, sangat dianjurkan untuk
mengunyah makanan hingga lembut, agar proses reaksi di dalam lambung berlangsung lebih cepat dan
penyerapan sari makanan lebih sempurna.

3. Suhu

Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu memperlambat
reaksi. Bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat dibandingkan api kecil. Bila kita ingin
mengawetkan makanan (misalnya ikan) pasti kita pilih lemari es, mengapa? Karena penurunan suhu
memperlambat proses pembusukan.
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Ingat, laju
reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan
menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel pereaksi makin cepat,
makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat pereaksi makin
banyak, sehingga reaksi makin cepat.
Umumnya kenaikan suhu sebesar 100oC menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga
kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat
kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu,kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul yang ada.
Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi yang dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak
cukup untuk menghasilkan tabrakan yang efektif. Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk
menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan
Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh karena itu,
pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada yang bertabrakan secara
tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia ada yang tidak
menghasilkan reaksi kimia.
Energi minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi. Kita dapat menggambarkan
keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-Boltzmann seperti ini:

19
Hanya partikel-partikel yang berada pada area di sebelah kanan dari aktivasi energi yang akan
bereaksi ketika mereka bertumbukan. Sebagian besar dari partikel tidak memiliki energi yang cukup dan
tidak menghasilkan reaksi. Untuk mempercepat reaksi, kita perlu untuk meningkatkan jumlah dari
partikel-partikel energik - partikel-partikel yang memiliki energi sama atau lebih besar dari aktivasi
energy. Peningkatan suhu merupakan pengaruh yang tepat.
Meningkatkan suhu reaksi berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-molekul
sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul bergerak lebih cepat
dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin sering terjadi. Dengan demikian, benturan
antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga
makin banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa laju reaksi makin tinggi.

4. Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi seperti itu juga
dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volum akan memperbesar konsentrasi,
dengan demkian memperbesar laju reaksi. Peningkatan tekanan dari gas adalah sama dengan peningkatan
pada konsentrasi. Jika kita memilki gas dalam massa tertentu, semakin Anda meningkatkan tekanan
semakin kecil juga volumenya. Jika kita memiliki massa yang sama dengan volume yang lebih kecil,
maka semakin tinggi konsentrasinya.

20
5. Katalis

Diketahui bahwa laju reaksi dapat meningkat dengan tajam dengan naiknya suhu, tingginya
konsentrasi pereaksi, dan luasnya bidang sentuh. Namun, terkadang cara- cara tersebut sulit untuk
diterapkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada, sebagai contoh sel makhluk hidup dapat
bertahan pada rentang suhu yang agak rendah, dan tubuh manusia dirancang untuk beroperasi pada suhu
relatif tetap sekitar 37°C. Namun, banyak reaksi biokimia yang begitu rumit dalam tubuh terlalu lambat
pada suhu ini bila tanpa ada campur tangan zat lain. Sel tubuh bekerja hanya disebabkan tubuh
mengandung banyak zat yang dinamakan enzim yang mampu meningkatkan laju reaksi biokimia dalam
tubuh.
Enzim merupakan contoh katalis. Katalis adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi
laju/kecepatan suatu reaksi dan diperoleh kembali di akhir reaksi. Walaupun katalis bukan pereaksi, tetapi
dalam pelaksanaannya turut andil dalam salah satu tahap mekanisme reaksi. Katalis memasuki satu tahap
dan keluar pada tahap selanjutnya. Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan cara mencari jalan lain
(mekanisme lain) yang memiliki energi aktivasi (energi pengaktifan) lebih rendah, sehingga katalis dapat
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Walaupun katalis menurunkan energi
aktivasi reaksi tetapi tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi, dengan kata lain
katalis tidak mengubah entalpi reaksi. Katalis berperan hanya pada reaksi tertentu.

a. Jenis-Jenis Katalis
1) Katalis Homogen
Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur secara homogen dengan pereaksinya. Contoh:
a) Katalis wujud gas dan pereaksi wujud gas
Katalis uap nitroso pembuatan gas SO3 dan gas SO2 dengan O2

b) Katalis wujud cair dan pereaksi wujud cair

21
Katalis asam pada proses hidrolisa sukrosa

2) Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara homogen dengan pereaksinya.
Contoh:
a) Katalis wujud padat dan pereaksi wujud gas
Katalis vanadium oksida pada reaksi pembuatan gas SO3 dari gas SO2 dan O2

b) Katalis wujud padat dan pereaksi wujud padat


Katalis MnO2 pada penguraian KClO3

Di beberapa negara maju, kendaraan bermotor telah dilengkapi dengan katalisdari oksida logam atau
paduan logam pada knalpotnya sehingga dapat mempercepatreaksi antara gas CO dengan udara. Dalam
industri banyak dipergunakan nikel atauplatina sebagai katalis pada reaksi hidrogenasi terhadap asam
lemak tak jenuh. Katalis platina, digunakan pada proses Oswald dalam industri asam nitrat, pengubah
katalitik pada knalpot kendaraan bermotor

22
Uraia
n
Mater
i
PERSAMAAN LAJU REAKSI
DAN ORDE REAKSI

Definisi Laju Reaksi

Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya petasan, adalah
contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi, pematangan buah di pohon,
dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwa-peristiwa kimia yang berlangsung sangat lambat.
Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi
(produk).
Pereaksi (reaktan) → Hasil reaksi (produk)
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi per satuan waktu atau
bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu. Laju reaksi disimbolkan dengan r yang
artinya rate reaction.

Grafik Perubahan Konsentrasi Terhadap Waktu

Berdasarkan grafik di atas, maka :

Laju reaksi =

r = r pereaksi = r produk
Dimana :
[Pereaksi] = konsentrasi pereaksi (mol/liter)
[Produk] = konsentrasi produk (mol/liter)

23
= perubahan waktu (detik)
r = laju reaksi (M/detik)

(Tanda negatif menunjukkan bahwa konsentrasi pereaksi berkurang, sedangkan tanda positif
menunjukkan bahwa konsentrasi produk bertambah)

Misal reaksi zat A menjadi B dapat dituliskan sebagai berikut.


A→B

laju reaksi A : rA =

laju reaksi B : rB =

Laju reaksi persamaan tersebut dapat dituliskan: r = =

Untuk reaksi dengan koefisien yang berbeda seperti reaksi berikut.


aA → bB
laju reaksi dapat ditulis

rA =

rB =

r = rA = r B = =

Persamaan Laju Reaksi

Hubungan kuantitatif antara perubahan konsentrasi dengan laju reaksi dinyatakan dengan
persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi. Secara eksperimen terbukti bahwa pada suhu tetap laju
reaksi keseluruhan sebanding dengan perkalian molaritas reaktan-reaktan yang bereaksi dengan pangkat
tertentu. Misal, reaksi :
aA + bB → cC
Persamaan laju reaksi (r) dapat dituliskan sebagai berikut.

24
dengan : k = tetapan laju reaksi
x = orde atau tingkat reaksi terhadap zat A
y = orde atau tingkat reaksi terhadap zat B

Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan kuantitatif antara laju reaksi dengan molaritas
reaktan. Persamaan laju reaksi dikenal sebagai hukum laju reaksi.
Tetapan laju reaksi disimbolkan dengan k. Harga k bergantung pada jenis reaksi dan suhu. Setiap jenis
reaksi mempunyai harga k tertentu. Jika reaksi berlangsung cepat, maka harga k besar. Begitu pula
sebaliknya. Jika reaksi berlangsung lambat, maka harga k kecil.
Selain harga k, pada persamaan laju reaksi juga ada orde reaksi. Orde reaksi adalah pangkat molaritas
pada persamaan laju reaksi. Orde reaksi disebut juga tingkat reaksi. Berarti x merupakan orde reaksi A
dan y merupakan orde reaksi B. Penjumlahan masing-masing reaktan merupakan orde reaksi total, yaitu
x + y.

Orde Reaksi

Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Orde reaksi
tidak dapat dituliskan dari persamaan reaksi, melainkan harus dari data eksperimen.Pada umumnya,
harga orde reaksi merupakan bilangan bulat sederhana, yaitu 1, 2, atau 3, tetapi kadang-kadang juga
terdapat pereaksi yang mempunyai orde reaksi 0, ½, atau bahkan negatif.
Beberapa orde reaksi yang umum terdapat dalam persamaan reaksi kimia beserta maknanya sebagai
berikut:
a) Reaksi orde nol
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju reaksi tersebut tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapapun peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan
mempengaruhi besarnya laju reaksi. Secara grafik, reaksi yang mempunyai orde nol dapat digamabarkan
seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

Grafik reaksi orde nol

b) Reaksi orde satu


Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju reaksi berbanding lurus
dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula,
maka laju reaksi juga akan meningkat besarnya sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga Secara grafik,
reaksi orde satu dapat digambarkan seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

25
Grafik reaksi orde satu

c) Reaksi orde dua


Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi merupakan pangkat dua
dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula,
maka laju reaksi akan meningkat sebesar (2) pangkat 2 atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi
dinaikkan 3 kali semula, maka laju reaksi akan menjadi (3) pangkat 2 atau 9 kali semula.

Grafik reaksi orde dua


d) Reaksi orde negatif
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde negatif, apabila besarnya laju reaksi berbanding
terbalik dengan konsentrasi pereaksi. Artinya, apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan atau diperbesar,
maka laju reaksi akan menjadi lebih kecil.

Penentuan Laju Reaksi


Untuk dapat menentukan rumus laju reaksi, tidak dapat hanya dengan melihat reaksi lengkapnya
saja, tetapi harus berdasar percobaan. Yaitu pada saat percobaan dan dilakukan pada suhu yang tetap.
Penentuan rumus laju reaksi dapat dilihat pada contoh berikut.
Persamaan laju dari reaksi aA → bB, dapat dituliskan sebagai berikut.

Dari eksperimen diperoleh data sebagai berikut


Nomor Molaritas Awal (M) Laju Awal (mol L-1 detik -1)
1 0,05
3 10-4

2 0,1
12 10-4

3 0,2
48 10-4

Tentukan : orde reaksi, tetapan laju reaksi (k), dan persamaan laju reaksi.

Jawab
26
Orde reaksi; Jika reaksi tersebut memiliki orde reaksi terhadap a = 1, maka laju reaksi sebanding dengan
molaritas [A] , yaitu r = k[A]. Hal ini tidak mungkin, karena pada molaritas awal nomor 2 ketika
molaritas awal dinaikan 2 kali, laju awal 4 kali lebih besar.
Orde reaksi dapat dicari dengan cara membandingkan laju reaksi dari masing-masing eksperimen sebagai
berikut.

Perbandingan laju reaksi 2 dan 1

Perbandingan laju reaksi 3 dan 2

Perbandingan laju reaksi 2 dan 1

27
karena dari 3 perbandingan tersebut nilai x tetap 2, maka dapat disimpulkan bahwa orde reaksi terhadap
A adalah 2.

Tetapan Laju Reaksi (k)

Harga tetapan reaksi dapat dihitung dengan cara memasukkan nilai orde reaksi yang telah
ditemukan ke dalam salah satu persamaan hasil eksperimen.

Misal dari eksperimen nomor 1

Dari eksperimen nomor 3

Jadi, harga tetapan laju reaksi sebesar

Persamaan Laju Reaksi 28


Karena orde reaksi terhadap A = 2 dan k = , maka persamaan reaksi aA → bB

mempunyai persamaan laju reaksi :

Jadi, persamaan laju reaksinya adalah

29

Anda mungkin juga menyukai