Anda di halaman 1dari 17

LAJU REAKSI

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menghitung molaritas suatu larutan dalam satuan molar.
2. Membuat larutan dengan molaritas tertentu.
3. Menghitung molaritas larutan hasil pengenceran.
4. Menjelaskan pengertian laju reaksi.
5. Menentukan besarnya laju reaksi suatu reaksi kimia berdasarkan data perubahan konsentrasi dan
waktu.
6. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
7. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan sentuh, temperatur dan tekanan, serta volume
terhadap laju reaksi ditinjau dari teori tumbukan.
8. Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi suatu reaksi berdasarkan data eksperimen.
9. Menuliskan persamaan hukum laju reaksi suatu reaksi kimia.
10.Menjelaskan penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak reaksi di sekitar kita yang berlangsung cepat, sedang, dan juga lambat, bahkan sangat lambat.
Misalnya, petasan yang dinyalakan, membusuknya buahbuahan dan makanan lain, serta masaknya
buah-buahnya setelah diperam. Dapatkah anda menyebutkan contoh reaksi dalam kehidupan
seharihari yang berlangsung sangat cepat, sedang, ataupun lambat?

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang laju reaksi atau kecepatan reaksi, terlebih dahulu kita akan
mempelajari tentang konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan dalam laju reaksi adalah molaritas.

1. Molaritas

A. Pengertian Molaritas
Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan kosentrasi larutan, selain molalitas,
normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam satu
liter larutan. Molaritas dilambangkan dengan notasi dan satuannya adalah mol/liter
Rumus yang digunakan untuk mencari molaritas larutan adalah:

M=

Jika zat yang akan dicari molaritasnya ada dalam satuan gram dan volumenya dalam mililiter,
maka molaritasnya dapat dihitung dengan rumus:

M=
dengan:
= molaritas (mol/liter)
= mol zat terlarut (mol)
= volume larutan (liter)
= massa zat terlarut (gram)
= massa molekul relatif zat terlarut

Contoh:
1. T entu ka n m ola ritas 0,2 m ol H C l d a la m 1 lite r la ru ta n!

= 0,2 m o l
= 1 liter

= 0 ,2 m ol/lite r
2. T entu ka n m ola ritas la ru ta n ya ng d ibu a t d a ri 2 gra m N a OH ya ng dilaru tka n ke da lam a ir sa m pa i
vo lu m enya m e nja d i 5 00 m L !

M a ssa za t terla ru t (N a O H ) = 2 gra m


Vo lu m e la ru ta n = 50 0 m L

M=

M=

= 0,1 M

B. Hubungan antara Molaritas dengan Kadar Larutan


Di laboratorium ditemui banyak zat kimia yang berwujud larutan dengan satuan kadar kepekatan
(%) tertentu, sehingga untuk memanfaatkan dalam kegiatan praktikum harus ditentukan untuk
diencerkan sesuai dengan molaritas yang dikehendaki. Untuk itu harus ditentukan terlebih dahulu
molaritasnya dengan mengubah satuan kadar kepekatan (%) dengan molaritas.
Untuk dapat mengubah kadar kepekatan menjadi molaritas, digunakan rumus sbb:

M=

Contoh:
Tentukan molaritas dari asam sulfat pekat yang mengandung 96% H2SO4 dan massa
jenis 1,8 kg L– 1! (diketahui H = 1, S = 32, dan O = 16)

Jawab:
M=

M=

= 17,63 M

C. Pengenceran Larutan

Seringkali di laboratorium, larutan yang tersedia mempunyai molaritas tidak sesuai dengan yang
kita kehendaki. Jika larutan yang tersedia mempunyai molaritas yang lebih besar dari yang kita
butuhkan, maka kita harus melakukan pengenceran. Pengenceran menyebabkan volume dan
molaritas larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah.

Rumus yang digunakan adalah:

1. 1 = 2. 2

dengan:
1 = volume larutan sebelum pengenceran

2 = volume larutan setelah pengenceran


1 = molaritas larutan sebelum pengenceran

2 = molaritas larutan setelah pengenceran

Contoh:
Tentukan molaritas larutan yang terjadi, jika 50 mL larutan H2SO4 2 ditambah dengan 150 mL air!

1 = 2 2
1
50 × 2 = 200 × 2

2 = 0,5

1. Hitunglah besarnya molaritas larutan NaOH yang dibuat dengan melarutkan 16 gram NaOH (
Na = 23 dan O = 16) dalam 250 mL air!
2. Hitunglah besarnya K2Cr2O7 yang harus ditimbang untuk membuat 500 mL larutan K2Cr2O7 0,05
( K = 39, Cr = 52, dan O = 16)!
3. Hitunglah volume (mL) yang diperlukan untuk melarutkan 0,53 gram Na2CO3 untuk membuat
larutan Na2CO3 0,01 ( Na = 23, C = 12, O = 16)!
4. Hitunglah besarnya molaritas larutan asam nitrat yang mengandung 63% HNO3 massa jenisnya
1,8 kg L– 1 ( H = 1, N = 14, O = 16)!
5. Berapa molaritas H2SO4 1 yang dibutuhkan untuk membuat 250 mL larutan H2SO4 0,1 ?
6. Berapakah volume air yang ditambahkan pada 25 mL larutan HCl 2 M, untuk membuat larutan
HCl 0,5 ?
7. Berapa volume air yang harus ditambahkan pada 50 mL larutan HNO3 2 untuk membuat
larutan HNO3 0,5 ?

2. Konsep Laju Reaksi


Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya petasan, adalah

contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi, pematangan buah
di pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwa-peristiwa kimia yang berlangsung
sangat lambat.
Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi
(produk).
Pereaksi (reaktan) Hasil reaksi (produk)
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai
atau

Berdasarkan grafik diatas, maka:

Laju reaksi = -

= +

Di mana:
[Pereaksi] = konsentrasi pereaksi (mol/Liter)
[Produk] = konsentrasi produk (mol/Liter)
Δt = perubahan waktu (detik)
v = laju reaksi (M/detik)

(Tanda negatif menunjukkan bahwa konsentrasi pereaksi berkurang, sedangkan tanda


positif menunjukkan bahwa konsentrasi produk bertambah)

contoh:
1. Berdasarkan reaksi:
2 N2O5 → 4 NO2 + O2
diketahui bahwa N2O5 berkurang dari 2 mol/liter menjadi 0,5 mol/liter dalam waktu
10 detik. Berapakah laju reaksi berkurangnya N2O5?

V =

= 0,15 M/detik
2. Ke dalam ruang yang volumenya 2 liter, dimasukkan 4 mol gas HI yang kemudian terurai
menjadi gas H2 dan I2. Setelah 5 detik, dalam ruang tersebut terdapat 1 mol gas H2.
Tentukan:
a. laju reaksi pembentukan gas H2
b. laju reaksi penguraian gas HI!

Persamaan reaksi : 2 HI → H2 + I2
Mula-mula : 4 mol - -
Setelah 5 detik : 2 mol 1 mol 1 mol
a. Laju reaksi pembentukan H2
Karena mol H2 yang terbentuk = 1 mol,

maka molaritas H2 =

= 0,5 mol/liter
Jadi, laju pembentukan H2 =

= 0,1 /detik
b. Laju reaksi penguraian HI
2 mol HI ~ 1 mol H2

maka gas HI yang terurai = mol

= 2 mol
Molaritas HI yang terurai =

= 1 mol/liter

Jadi, laju peruraian HI =

= 0,2 /detik

3. TEORI TUMBUKAN
Menurut teori tumbukan reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antarpartikel pereaksi.
Akan tetapi tidak setiap tumbukan menghasilkan reaksi , melainkan hanya tumbukan antarpartikel
yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat.
Laju reaksi bergantung pada 3 hal, yaitu:
1. Frekwensi tumbukan
2. Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel pereaksi dengan energy cukup
3. Fraksi partikel pereaksi yang bertumbukan dengan energy cukup dengan arah yang tepat
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut . Energi minimum yang harus dimiliki
oleh perekasi-pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif disebut
Semua reaksi, baik reaksi eksoterm maupun reaksi endoterm memerlukan energy pengaktifan.
Reaksi yang berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki energy pengaktifan yang rendah,
sebaliknya reaksi yang memiliki energy pengaktifan besar hanya dapat berlangsung pada suhu tinggi.
Profil diagram energy pada reaksi eksoterm dan endoterm sbb:

energi Ea

Pereaksi ΔE produk

Jalan reaksi

(a) Reaksi eksoterm

energi Ea
produk

ΔE
pereaksi
Jalan reaksi
(b) Reaksi endoterm

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPEGARUHI LAJU REAKSI


a. Konsentrasi
Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat
yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga
partikel-partikelnya tersusun lebih rapat disbanding zat yang konsentrasinya rendah.
Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering bertumbukan dibanding dengan partikel
yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
b. Luas Permukaan
Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur atau
bersentuhan. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas
campuran. Bidang batas campuran inilah yang dimaksud dengan bidang sentuh. Dengan
memperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan berlangsung lebih cepat.
c. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi kinetik
partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi.
Dengan frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar.
Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat yang
energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif.
Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi.
Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi potensial, sehingga ketika
bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
d. Katalis
adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada akhir reaksi
dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi, sehingga jika ke
dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini
disebabkan karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.

Ea = energy pengaktifan tanpa katalisator


Ea Ea′ = energy pengaktifan dengan katalisator

Ea’
pereaksi
produk

Jalan reaksi
Gambar: Katalisator dapat mempercepat reaksi karena menurunkan energy pengaktifan

5. PERSAMAAN LAJU REAKSI


Hubungan kuantitatif antara perubahan konsentrasi dengan laju reaksi dinyatakan dengan
atau .
Untuk reaksi:
pA + qB rC
maka bentuk umum persamaan lajunya adalah:

V = k [A]m [B]n

dimana:
v = laju reaksi (mol/ Liter. s)
k = tetapan laju reaksi
m = orde/tingkat reaksi terhadap A
n = orde/tingkat reaksi terhadap B
[A] = konsentrasi awal A (mol/ Liter)
[B] = konsentrasi awal B (mol/ Liter)

Tingkat reaksi (orde reaksi) tidak sama dengan koefisien reaksi. Orde reaksi hanya dapat
ditentukan melalui percobaan. Tingkat reaksi total adalah jumlah tingkat reaksi untuk setiap
pereaksi.
Orde reaksi total = m + n
Orde reaksi menunjukkan hubungan antara perubahan konsentrasi pereaksi dengan perubahan laju
reaksi. Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.
Hubungan antara kedua besaran ini dapat dinyatakan dengan grafik orde reaksi.
a. Pada reaksi orde nol, laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi.

b. Pada reaksi orde satu, laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi.
Jika konsentrasi dinaikkan dua kali, maka laju reaksinya pun akan dua kali lebih cepat dari
semula

c. Pada reaksi orde dua, kenaikan laju reaski akan sebanding dengan kenaikan konsentrasi
pereaksi pangkat dua. Bila konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali, maka laju reaksinya akan
naik menjadi empat kali lipat dari semula.
Dengan demikian, jika konsentrasi suatu zat dinaikkan a kali, maka laju reaksinya menjadi b kali;
sehingga orde reaksi terhadap zat tersebut adalah :
ax=b

dimana x = orde reaksi

Persamaan laju reaksi dapat ditentukan melalui eksperimen, yaitu dengan mengukur
konsentrasi salah satu produk pada selang waktu tertentu selama reaksi berlangsung.

1. Re a ksi g as brom in de ng a n ga s nitroge n oksid a sesu a i deng an persa m a a n re aksi:


2 NO + B r2 N O Br
Be rda sa rka n h a sil perc ob aa n d ipe role h da ta se ba ga i be riku t.

T entu ka n:
a . o rde rea ksi terh a da p N O
b . o rde rea ksi terh a da p Br 2
c . p ersa m a a n la ju rea ksi
d . o rde rea ksi tota l
e. h a rga t eta pa n re a ksi k
f. b esa r la ju re a ksi jika [N O ] = 0,2 da n [Br 2 ] = 0,1

Ru m u s pe rsa m aa n la ju rea ksi ad a la h V = · [N O ] [B r 2 ]


a . O rd e re a ksi te rh ad a p N O , pilih konse ntra si B r 2 ya ng teta p, ya itu p erco ba a n 1 da n 3.
J a d i, ord e rea ksi te rh a da p N O a da la h 2.

b. O rd e re a ksi te rh ad a p B r 2, pilih konse ntra si N O ya ng te ta p, ya itu perc ob aa n 1 da n 2 .

J a di, o rde rea ksi terh a da p Br 2 a da la h 1 .

c. Ru m u s p ersa m a a n la ju re aksi a da la h = · [N O ] 2 [B r 2].


d. O rd e re a ksi to tal a da la h 2 + 1 = 3 .
e. U ntu k m e nentu ka n h a rga k, p ilih sa la h sa tu pe rco ba a n, m isa l p erc oba a n 2 .
V = k · [ N O ] 2 2 · [B r 2]2 1
12 = k · (0,1) 2 · (0,1 )

k = 120,12(0,1)

k = 1 ,2 · 10 4
f. B esa r la ju rea ksi jika [N O ] = 0,1 da n [B r 2 ] = 0,1 a da la h :
= k · [ N O ] 2 2 · [Br 2] 2 1
= 1,2 · 10 4 · (0 ,1) 2 · (0,1)
= 12 d etik – 1

2. Pada suhu 273oC, gas brom dapat bereaksi dengan gas nitrogen monoksida menurut
persamaan reaksi:
2NO2(g) + Br2(g) 2NOBr(g)
Dari reaksi tersebut diperoleh data sebagai berikut:

Perc. No [NO2] [Br 2] V mol/L/det


1 0.1 0,05 6
2 0,1 0,1 12
3 0,1 0,2 24
4 0,2 0,05 24
5 0,3 0,05 54
Tentukan:
a. Orde reaksi terhadap NO2
b. Orde reaksi terhadap Br2
c. Orde reaksi total
d. Persamaan laju reaksinya
e. Harga tetapan laju reaksi (k)

Persamaan laju reaksi untuk reaksi di atas:


V= k [NO2]m[Br2]n
Untuk menentukan orde reaksi terhadap NO2, kita ambil yang konsentrasi Br2 nya sama (tetap), yaitu
percob. 1 dan 4 : [NO2] naik 2 kali, laju reaksi naik 4 kali,
maka: 2m = 4
m=2
Untuk menentukan orde reaksi terhadap Br2, kita ambil yang konsentrasi NO2 nya sama (tetap), yaitu
percob. 1 dan 2 : [Br2] naik 2 kali, laju reaksi naik 2 kali,
maka: 2n = 2
n=1
a. Orde reaksi terhadap NO2 = 2
b. Orde reaksi terhadap Br2 = 1
c. Orde reaksi total = 2+1 = 3
d. Persamaan laju reaksinya= V= k [NO2]2[Br2]
e. Harga tetapan laju reaksi (k)

Masukkan ke salah satu percobaan, misalnya percob. 1


V= k [NO2]2[Br2]

K=

K=

= 12000

Soal Latihan:
1. Pada percobaan reaksi + → diperoleh data-data percobaan sebagai berikut:
No. Percob. [ ]( ) [ ]( ) Laju Reaksi ( detik– 1)
1 0,1 0,1 8
2 0,1 0,2 16
3 0,2 0,2 32
Tentukan:
a. orde reaksi terhadap
b. orde reaksi terhadap
c. orde reaksi total
d. harga tetapan
e. persamaan laju reaksi
f. besarnya laju reaksi bila [ ] dan [ ] sebesar 0,5

2. Pada percobaan reaksi +2 → 2 diperoleh data-data percobaan sebagai berikut:


No. Percob. [P] ( ) [Q] ( ) Waktu Reaksi (detik)
1 0,1 0,1 128
2 0,2 0,1 64
3 0,1 0,2 32
4 0,2 0,4 x
Tentukan:
a. orde reaksi terhadap
b. orde reaksi terhadap
c. orde reaksi total
d. harga tetapan
e. persamaan laju reaksi
f. besarnya x

3. Pada percobaan reaksi 2 NO + Br2 → 2 NOBr diperoleh data-data percobaan:


No. Percob. [NO] ( ) [Br2] ( ) Laju Reaksi ( detik– 1)
1 0,1 0,05 6
2 0,1 0,1 12
3 0,1 0,2 24
4 0,2 0,2 24

Tentukan:
a. orde reaksi terhadap
b. orde reaksi terhadap
c. orde reaksi total
d. harga tetapan
e. persamaan laju reaksi
f. besarnya laju reaksi bila [NO] dan [Br2] sebesar 0,5
SOAL LATIHAN BAB 3

1. Larutan asam nitrat (HNO3) dengan = 63 mempunyai konsentrasi 1 molar, artinya ... .
A. dalam 1 liter larutannya mengandung 63 gram HNO3
B. dalam 1 liter pelarut terdapat 63 gram HNO3
C. dalam 1 liter air mengandung 63 gram HNO3
D. sebanyak 63 gram HNO3 dilarutkan dalam 100 mL air
E. sebanyak 63 gram HNO3 dilarutkan sampai 100 mL
2. Molaritas asam nitrat pekat 63% dengan massa jenis 1,3 kg/liter adalah ... .
( HNO3 = 63)
A. 6,3 D. 13
B. 6,5 E. 63
C. 10
3. Jika ke dalam 10 mL larutan asam sulfat (H2SO4) 2 M ditambahkan air sebanyak 90 mL, maka
konsentrasi larutan asam sulfat sekarang adalah ... .
A. 0,002 D. 2
B. 0,02 E. 20
C. 0,2
4. Sebanyak 10 mL larutan HCl 2 dicampur dengan 140 mL larutan HCl 0,5 .
Konsentrasi larutan HCl sekarang adalah ... .
A. 0,2 D. 0,5
B. 0,3 E. 0,6
C. 0,4
5. Larutan urea [CO(NH2)2] dibuat dengan jalan melarutkan 3 gram urea ke dalam air sampai volume
250 mL. Konsentrasi larutan urea yang dibuat adalah ... .
( urea = 60)
A. 0,1 D. 0,4
B. 0,2 E. 0,5
C. 0,3
6. Diketahui reaksi + → + . Pernyataan yang untuk menunjukkan laju reaksi adalah

7. Suatu reaksi melibatkan zat dan , sehingga menghasilkan reaksi dengan persamaan
+2 → . Konsentrasi awal zat adalah 0,8 mol/liter.
Setelah 10 detik ternyata didapatkan 0,2 mol/liter zat . Ungkapan laju reaksi yang tepat bagi
reaksi tersebut adalah ... .

A. VA = molar/detik

B. VA = molar/detik

C. VB = molar/detik

D. VB = molar/detik

E. VC = molar/detik

8. Di bawah ini yang mempengaruhi laju reaksi adalah ... .


A. katalis D. gerak partikel
B. suhu E. konsentrasi
C. luas permukaan
9. Pada percobaan yang mereaksikan logam magnesium dengan larutan HCl didapatkan data
sebagai berikut:

Reaksi yang paling cepat terjadi adalah pada percobaan ke- ... .
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
10. Suatu reaksi yang melibatkan zat dan menghasilkan reaksi sebagai berikut:
2 +2 →
Diperoleh data bahwa reaksi tersebut merupakan pangkat 2 terhadap pereaksi X dan orde total
reaksi adalah 3. Rumus persamaan laju reaksi yang benar bagi reaksi tersebut adalah ... .
A. = [ ]2 [ ] D. = [ ]2 [ ]
B. = [ ] [ ] [ ] E. = [ ]3
C. = [ ] [ ]2
11. Dari reaksi A2B → 2A +B diketahui bahwa reaksi tersebut berorde dua terhadap A2B.
Grafik yang menyatakan hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi A2B adalah ... .
v v
A. D.

[A2B] [A2B]

V V
B. E.

[A2B] [A2B]

v
C.

[A2B]
12. Dari percobaan reaksi:
CaCO3 + 2 HCl → CaCl2 + CO2 + H2O
diperoleh data data sebagai berikut:
Pada percobaan 1 dan 3, laju reaksi dipengaruhi oleh ... .
A. temperatur
B. katalis
C. sifat-sifat
D. konsentrasi
E. luas permukaan
13. Energi minimum yang diperlukan oleh sebuah reaksi agar dapat berlangsung disebut energi ... .
A. potensial
B. gerak
C. kinetik
D. reaksi
E. aktivasi
14. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi. Hal tersebut disebabkan karena kenaikan suhu
akan ... .
A. menaikkan energi pengaktifan zat yang bereaksi
B. memperbesar konsentrasi zat yang bereaksi
C. memperbesar energi kinetik molekul pereaksi
D. memperbesar tekanan ruang terjadinya reaksi
E. memperbesar luas permukaan
15. Laju reaksi dari suatu reaksi tertentu menjadi dua kali lipat setiap kenaikan suhu 10 ° C. Suatu
reaksi berlangsung pada suhu 30 ° C. Jika suhu ditingkatkan menjadi 100 ° C maka laju reaksi
akan menjadi ... kali lebih cepat dari semula.
A. 128 D. 16
B. 64 E. 8
C. 32
16. Untuk reaksi + → , ternyata jika konsentrasi awal dinaikkan menjadi dua kali (konsentrasi
tetap), maka laju reaksi menjadi dua kali lebih besar.
Bila konsentrasi awal dan masing-masing dinaikkan tiga kali, maka laju reaksi menjadi 27 kali
lebih besar. Persamaan laju reaksi tersebut adalah ... .
A. = · [ ]2[ ]2
B. = · [ ][ ]
C. = · [ ]2[ ]
D. = · [ ][ ]3
E. = · [ ] [ ]2
17. Reaksi antara gas H2 dan O2 pada suhu 25 oC berlangsung sangat lambat, tetapi ketika ditambah
serbuk , reaksi menjadi lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh ... .
A. temperatur
B. katalis
C. sifat-sifat
D. konsentrasi
E. luas permukaan
18. Untuk reaksi + → + diperoleh data sebagai berikut:

Orde reaksi terhadap adalah ... .


A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
19. Dari reaksi Br2 + 2 NO → 2 NOBr , diperoleh data eksperimen
sebagai berikut.
Orde reaksi total dari reaksi tersebut adalah ... .
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
20. Untuk reaksi + + → hasil, diperoleh data sebagai berikut.
Persamaan laju untuk reaksi tersebut adalah ... .
A. = [ ]2[ ] D. = [ ][ ]2[ ]
B. = [ ]2[ ][ ] E. = [ ][ ][ ]2
C. = [ ][ ][ ]

Anda mungkin juga menyukai