listrik.
Macam-macam reaksi volumetri:
1. Reaksi asam-basa (penetralan):
H+Cl- + NaOH Na+Cl- + H2O
H+ + OH- H2O
2. Reaksi oksidasi –reduksi (redoks):
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
5C2O42- + 2MnO4- +16H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
3. Reaksi pengendapan:
Ag+ + Cl- AgCl(s)
Pb2+ + CrO42- PbCrO4(s)
4. Reaksi pembentukan kompleks:
Ag+ + 2CN- Ag(CN)2-
Mg2+ + (EDTA)4- --) Mg(EDTA)2-
Larutan Standar / Titrant Standar :
larutan yang diketahui konsentrasinya.
ada 2 macam larutan standar standar primer &
standar sekunder.
Larutan standar primer:
larutan yang konsentrasinya dapat ditentukan
hanya dengan menimbang dan melarutkannya
dengan tepat.
Larutan standar sekunder:
larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan
cara titrasi dengan larutan standar primer.
prosesnya disebut standarisasi / pembakuan
Titrasi :
Proses penambahan larutan standart dari buret/
alat lain secara perlahan lahan ke dalam larutan
analat sampai terjadi reaksi antara keduanya
dengan sempurna.
Volume reagent yg diperlukan untuk
kesempurnaan titrasi ditentukan dari selisih
pembacaan awal dan akhir di buret (volume titrasi).
Indikator :
Zat yang ditambahkan kedalam larutan analat
untuk mengamati perubahan fisik yang terjadi saat
mendekati TE atau TA titrasi
Titik Ekivalent (TE) dalam titrasi:
dicapai jika jumlah titrant yang
ditambahkan ekivalent secara kimia dengan
sejumlah analat dalam sample. Secara
teoritis titik ekivalent tidak dapat
ditentukan dari percobaan.
Karena
1. Kehilangan cuplikan karena tumpah saat
penimbangan, pemindahan larutan, buret bocor,
salah pipet.
2. Kontaminasi atau larutan jadi encer karena
kurang baik membilas buret, pipet atau labu.
3. Salah mencampurkan larutan setelah diencerkan.
4. Pengotoran pada standar primer
5. Kesalahan menimbang
6. Salah baca buret
7. Salah pemakaian indikator
8. Peralatan ( pipet atau buret) kurang bersih
1. Reaksi harus stoikiometri (tidak ada reaksi
samping)
2. Pada saat mendekati TE reaksi harus
sempurna (K >>)
3. Ada cara untuk menentukan bahwa TE /TA
sudah tercapai.
4. Reaksi berlangsung cepat , sempurna
dalam beberapa menit.
1. Kemurnian tinggi (>99%) atau bila tidak
ada maka impuritas harus diketahui dan
inert.
2. Stabil terhadap udara
3. Tidak mengandung air hidrat (komposisi
tertentu)
4. Mudah dikeringkan, tidak higroskopis
(tidak menyerap air dan CO2)pada waktu
penimbangan
5. Harga murah.
6. Dapat larut dalam medium titrasi
7. Berat rumus besar supaya kesalahan
penimbangan kecil.
Contoh : Na2CO3 , Na2B4O7, KHP, HCl.
Satuan konsentrasi (analisa volumetri):
Molaritas (M) mol zat terlarut dalam 1
liter larutan.
Normalitas (N) jumlah ekivalen (gram-
ekivalen) zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Titer (T) jumlah g/L suatu zat yang tepat
bereaksi dengan sekian titer suatu larutan.
Perhitungan analisa Volumetri dengan
Cara ekivalen:
kenormalan suatu larutan yang dinyatakan sebagai jumlah
ekivalen per liter larutan.
Normalitas= ekiv zat terlarut = mekiv zat terlarut
L larutan mL larutan
Reaksi asam-basa :
Satu ekiv jumlah gram zat yang menghasilkan/ bereaksi
dengan satu mol ion H+.
Reaksi redoks:
Satu ekiv jumlah gram zat yang menghasilkan / bereaksi
dengan 1 mol elektron.
Reaksi pengendapan & pembentukan kompleks:
Satu ekivjumlah gram zat yang menghasilkan satu mol
ion +1 atau ½ mol ion +2
T = mg / mL dan N = mg / (mLxBE)
jadi T = N x BE