TITRIMETRI/VOLUMETRI
• Titrasi merupakan metode analisis kimia digunakan untuk
menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam larutan.
• Titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang digambarkan sebagai :
aA + bB hasil reaksi
A adalah penitrasi (titran), B senyawa yang dititrasi,
a dan b jumlah mol dari A dan B.
.
Titrasi dilakukan dengan menambahkan
(mereaksikan) sejumlah volume tertentu (biasanya
dari buret) larutan standar (yang sudah diketahui
konsentrasinya dengan pasti) yang diperlukan untuk
bereaksi secara sempurna dengan larutan yang belum
diketahui konsentrasinya.
Reaksi antara asam dan basa, dapat berupa asam kuat atau lemah
dengan basa kuat ata lemah.
Kurva Titrasi
Indikator Asam Basa
Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik
lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda.
Pada titrasi asam dengan basa, maka indikator yang digunakan adalah
asam kedua yang merupakan asam yang lebih lemah dan konsentrasi
indikator berada pada tingkat kecil.
Indikator asam basa adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk
fluoresen atau kekeruhan pada suatu range pH tertentu.
Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH.
Zat-zat indikator dapat berupa asam atau basa, larut, stabil dan
menunjukkan perubahan warna yang kuat serta biasanya adalah zat or
ganik.
Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer elektron.
Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda dan
akibatnya mereka menunjukkan warna pada range pH yang berbeda.
• Indikator ftalein: Pada pH 8,0‐9,8 warnanya merah.
• Indikator asam‐basa tidak dapat digunakan pada larutan yang
warnanya pekat atau larutan yang keruh.
• Untuk larutan tersebut biasanya digunakan indikator yang
menunjukkan pendar‐fluor (fluoroscene), misal α‐naftilamin.
• Indikator ini menunjukkan pendar‐fluor biru pada sinar ultraviolet.
Tugas
• Cari Jurnal : analisa titrasi asam basa
• Pelajari :
• Laporkan :
1. Nama jurnal, judul publikasi, penulisnya.
2. Analisa Asam-basa (metode siapa)
3. Prosedur analisa.
TITRASI REDOKS
Titrasi oksidasi reduksi (redoks) merupakan salah satu jenis titrasi
dimana titrasi berlangsung antara suatu oksidator pada buret
sebagai penitrasi dan reduktor pada erlenmeyer atau sebaliknya.
Pada reaksi oksidasi reduksi akan terjadi aliran elektron dari
suatu reduktor ke suatu oksidator.
• Oksidasi : setiap perubahan kimia sehingga terjadi kenaikan bilangan
oksidasi
• Reduksi: setiap penurunan bilangan oksidasi.
• Proses oksidasi disertai dengan hilangnya elektron sedangkan reduksi
memperoleh elektron.
• Oksidator adalah senyawa di mana atom yang terkandung mengalami
penurunan bilangan oksidasi.
• Reduktor, atom yang terkandung mengalami kenaikan bilangan oksidasi
• Oksidasi-
reduksi harus selalu berlangsung bersama dan saling mengkompensasi
satu sama lain.
• Jika suatu reagen berperanan baik sebagai reduktor dan oksidator, maka
dikatakan zat tersebut mengalami autooksidasi atau disproporsionasi.
Teori Kurva Titrasi Redoks
Kurva titrasi reaksi redoks: diplot grafik
E sel (terhadap SCE) dengan volume dari titran.
Titik ekivalen ditentukan dari kurva titrasinya.
Perubahan potensial akibat penambahan volume titran dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan Nernst asalkan potensial elektroda
standar diketahui.
Keseimbangan Oksidasi-Reduksi
Tetapan keseimbangan reaksi redoks diperoleh dari potensial suatu sel
galvanik yang sesuai.
Contoh;
Apabila besi II (Fe2+) dititrasi desngan serium IV (Ce4+),
reaksinya adalah Fe2+ + Ce4+ ↔ Fe3+ + Ce3+
⦋Fe3+ ] ⦋Ce3+]
Tetapan Keseimbangannya : K =
⦋Fe2+ ]⦋Ce4+]
5 mmol Fe2+ dititrasi dengan Ce4+ dalam larutan asam sulfat. Hitung
konsentrasi Fe2+ pada titik ekivalen. Volume larutan 100 mL dan K = 7,6
x 1012 .
Pada titik ekivalen, Fe2+ = Ce4+ dan
Fe3+ = Ce3+ = 0,05 - Fe2+ karena Fe2+ kecil,
Fe3+ = Ce3+ = 0,05
12 ⦋0,05 ] ⦋0,05] 2+ ]= 1,8 x 10-8 M
Jadi 7,6 x 10 = ⦋Fe
⦋Fe2+ ]2
PERHITUNGAN VOLUMETRI
1. MOLARITAS (M) : banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 ml (1 L)
larutan.
Hitung