Anda di halaman 1dari 15

VOLUMETRI

KELOMPOK VII:
HAJRIANA (H031181009)
JUMITA RANDAN (H031181301)
SITI AISYAH ALI (H031181005)
ANDI NURUL ANNISA (H031181011)
DEFINISI VOLUMETRI

Analisis volumetri adalah pengukuran volume secara


tepat suatu larutan yang diketahui konsentrasinya dengan
pasti, yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan
sejumlah volume tepat zat yang akan dianalisis. Larutan
yang kadarnya diketahui dengan pasti itu dinamakan
larutan standar atau larutan baku. Cara kerja dinamakan
titrasi. Titrasi didasari suatu reaksi kimia :

aA + bB → hasil reaksi
A = Zat pentitrasi (titran)
B = Zat yang dititrasi
Syarat-syarat reaksi kimia yang harus dipenuhi untuk analisis
volumetri adalah sebagai berikut.

1. Reaksi harus berlangsung dengan cepat, sehingga suatu titrasi


dapat selesai dalam beberapa menit. Reaksi-reaksi ion anorganik
memenuhi syarat ini. Kadang-kadang reaksi dipercepat dengan
pemanasan ataupenambahan katalis yang sesuai.
2. Reaksi harus stoikhiometrik dan tidak terjadi reaksi-reaksi
samping. Zat-zat lain dalam larutan tak boleh bereaksi atau
mengganggu reaksi utama.
3. Salah satu sifat pada sistim yang bereaksi harus mengalami
perubuhan yang besar dan sekonyong-konyong, pada
penambahan sejumlah ekivalen dari zat pentitrasi.
4. Harus ada indikator yang dapat dipakai untuk menunjukkan peru-
bahan di atas itu.
Pembagian Volumetri

A. Reaksi-reaksi kombinasi ion


a. Reaksi asam-basa atau penetralan

Asam atau garam dari basah lemah dapat dititrasi dengan larutan baku basa.
Proses ini dinamakan alkalimetri. Basa atau garam dari asam lemah dapat dititrasi
dengan larutan baku asam prosesnya dinamakan asidimetri.

b. Reaksi pengendapan

c. Reaksi pembentukan kompleks yang mudah larut atau molekul- molekul tak
berdisosiasi :
Pembagian Volumetri

d.Reaksi-reaksi yang didasari perpindahan elektron atau


reaksi- reaksi redoks
Titik Ekivalen dan Titik Akhir

Jika suatu larutan A dititrasi dengan larutan B akan tercapai suatu


titik dimana larutan A ekivalen dengan larutan B. Titik ini dinamakan
titik ekivalensi.

 Titik ekivalen adalah suatu titik dimana sejumlah zat yang dititrat
setara dengan zat penitrat (titran).
Titik akhir adalah suatu titik dimana terjadi perubahan warna dari
indikator yang digunakan.
Indikator adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan dan
memberikan perubahan warna saat titik akhir.
Titik akhir dapat dideteksi berdasarkan:

1. Perubahan warna larutan atau indikator yang


ditambahkan.
2. Terjadinya kekeruhan.
3. Perubahan arus listrik dalam larutan (titrasi
amperometri).
Larutan Volumetri
Tahap pertama yang dilakukan pada analisis volumetri
adalah pembuatan larutan baku. Zat murni ditimbang dengan teliti,
kemudian dilarutkan dalam labu ukur sampai volume tertentu
dengan tepat. Normalitasnya diperoleh dengan perhitungan.
Penimbangan dilakukan dengan neraca analitik yang mempunyai
ketelitian sampai 0,1 mg.
Perhitungan dalam analisis kunatitatif dilakukan sampai desimal
ke-4, misalnya N = 0,1304 dan bukan N = 0,13 atau
N = 0,1304256.
Larutan yang diperoleh namanya larutan baku primer. Cara yang
sama dapat diperoleh larutan baku primer dari kalium bikromat,
natrium oksalat, kaliumiodat, boraks, natrium karbonat dan seba-
gainya. Larutan baku ini harus dapat disimpan beberapa lama, tanpa
mengalami perubahan normalitasnya
Larutan Volumetri
.Zat yang dapat dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Zat tersebut harus murni dan mempunyai rumus molekul yang
pasti. Pengotoran tak boleh melebihi 0,01 - 0,02%.
2. Zat tersebut harus mudah dikeringkan, tidak menyerap H2O atau
CO2 dari udara dan mudah ditimbang.
3. Zat tersebut harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi, se-
hingga kesalahan yang disebabkan dalam penimbangan sekecil
mungkin.
4. Larutan zat tersebut harus stabil. Larutan baku primer ini dapat
dipakai untuk menentukan normalitas larutan baku sekunder
yang kemudian dipakai lagi untuk menentukan kadar larutan
yang tidak diketahui.
Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan
Cara-Cara Fisika
1. banyaknya gram zat terlarut dalam 1 liter larutan.
2. banyaknya gram zat terlarut dalam 1 liter pelarut.
3. banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram pelarut.
4. banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Biasanya larutan-larutan seperti di atas ini dinyatakan dalam
persentase zat terlarut dalam zat pelarut. Suatu larutan Natrium
klorida 5% berarti 5 gram NaCl padat dilarutkan dan larutannya
dijadikan 100 mL. Suatu larutan alkohol 5% berarti 5 mL alkohol
dilarutkan sampai volumenya 100 mL. Tetapi bila diperlukan
perhitungan yang lebih eksak dipakai persen-berat.

w = berat zat terlarut


wo = berat zat pelarut.
Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan
Cara Molar
Larutan 1 molar mengandung 1 Mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

M = kemolaran , n = jumlah mol terlarut, V = volume larutan dalam


liter
Karena,

Kemolaran suatu larutan yang mengandung 10,00 gram natrium


hidroksida (BM = 40,00 gram/mol) dalam 500 mL larutan adalah :

Kemolaran dapat juga ditulis sebagai berikut : N = M x V


Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan
Cara Ekuivalen
Untuk reaksi asam-basa, 1 gram ekivalen adalah berat asam
atau basa yang diperlukan untuk melepaskan atau bereaksi dengan
1,008 gram ion H+. Dan ini dinamakan 1 ekivalen. Untuk HCl 1
ekivalen sama dengan 1 Mol. Untuk H2SO4 1 ekivalen sama dengan
½ mol. Larutan satu normal adalah larutan yang mengandung 1
ekivalen zat dalam 1 liter larutan.

dimana : N = Kenormalan
ek = jumlah ekivalen zat
V = volume larutan dalam liter.
Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan

Bila BM dan BE zat terlarut sama, maka larutan mempunyai


kenormalan dan kemolaran yang sama pula, misalnya untuk NaOH
dan HCl. Kemolaran larutan asam sulfat adalah 2 x kemolarannya
karena BE H2SO4 = BM/2
kenormalan dapat ditulis :
Jumlah ekivalen = N x V
Dasar perhitungan stoikhiometrik pada titik ekivalen suatu titrasi
adalah: jumlah ekivalen titran = jumlah ekivalen zat yang dititrasi
Na x Va = Nb x Vb
Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan
Titer untuk Menyatakan Konsentrasi
Cara lain untuk menyatakan konsentrasi yang juga banyak di-
pergunakan dalam kimia analitik adalah titer. Satuan titer adalah
berat per volume, tetapi berat digunakan untuk pereaksi yang bere-
aksi dengan larutan dan bukan untuk zat yang terlarut.
Contohnya : 1 mL HCl tepat dapat menetralkan 4,00 mg NaOH, maka
konsentrasi larutan HCl dapat dinyatakan sebagai titer NaOH 4,00
gram/liter. Titer ini dengan mudah dapat menjadi normalitas atau
sebaliknya seperti berikut:
Pendahuluan Asam Basa

Kimia larutan air meliputi kesetimbangan kimia dan dasar perhitungan


tetapan kesetimbangan. Materi ini digunakan pada banyak pelajaran kimia
umum. Air merupakan pelarut yang terbaik di bumi ini, gampang dimurnikan dan
tidak beracun. Karena itu maka banyak digunakan sebagai media dalam analisis
kimia.
Analisis volumetri yang didasari titrasi suatu zat dengan larutan baku asam atau
larutan baku basa masing-masing disebut asidimetri atau alkalimetri. Keduanya
disebut titrasi penetralan atau titrasi asam-basa. Banyak reaksi asam-basa
berlangsung tidak sempurna bila sejumlah ekivalen pereaksi dicampurkan. Tidak
terdapat pembagian yang tegas antara reaksi sempurna dan reaksi kurang
sempurna. Oleh karena itu perlu dipelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kesempurnaan berlangsungnya reaksi, sehingga reaksi itu dapat dipakai dalam
suatu analisis. Juga perlu pengetahuan mengenai topik-topik seperti larutan buffer,
kerja indikator dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai