Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PMIPA FKIP UNILA

Nama : Bellia Nabila Reta


NPM : 2013023056
Kls : 4A

KIMIA ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Ujian Akhir Semester


Genap 2021/2022

Petunjuk:
1. Ganti foto, Nama dan NPM yang di atas sesuai dengan anda
2. Isi absen ke siakadu dan vclass sesuai jadwal kuliah
asli Pada tiap Selasa, pukul 07.30-10.00
3. Kerjakan UAS secara mandiri
4. Pelajari jawaban soal dari beberapa referensi anda dan simpulkan.
Ketik jawaban sesuai dengan bahasa sendiri
5. File jawaban UAS, kirimkan secara mandiri ke email:
tasviriefkar@yahoo.com
Terakhir Rabu 11 Mei 2022 pukul 21.00 WIB

Soal:
1. Jelaskan prinsip titrasi dalam analisis volumetri dan apa yang
membedakan antara Titrasi Netralisasi, Kompleksometri, Argentometri
dan Redoksimetri.
Jawab :
Analisis volumetri adalah teknik analisis kuantitatif berdasarkan
jumlah, yaitu volume suatu larutan yang diketahui konsentrasinya
supaya bereaksi sempurna dengan sejumlah tertentu komponen
cuplikan. Prinsip dasar analisis volumetri adalah zat analit dalam
sampel ditambahkan indikator dan direaksikan dengan zat titran yang
dialirkan dari buret hingga kedua volume zat tersebut bereaksi
sempurna atau disebut dengan titik ekuivalen. tercapainya titik
ekuivalen ditandai dengan perubahan warna zat analit (sampel).
Prinsip titrasi dalam analisis volumetri adalah analisis kimia yang
cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu
unsur atau senyawa dalam larutan. Prinsip titrasi dalam analisis
volumetri yaitu sebagai berikut :
 Pencapaian reaksi titik akhir ekuivalen harus berlangsung secara
stoikiometri.
 Titik ekivalen adalah titik pada saat senyawa yang ditambahkan
(pentiter) telah tepat mencukupi bereaksi dengan analit

Perbedaan antara titrasi netralisasi, kompleksometri, argentometri dan


redoksimetri yaitu sebagai berikut :
 Titrasi Netralisasi
Titrasi netralisasi merupakan metode analisis volumetri yang
didasari oleh reaksi asam basa. Metode titrasi netralisasi dapat
digunakan apabila analat yang ingin ditentukan kadarnya bersifat
asam atau basa. Jika analat yang ditetapkan bersifat asam, maka
larutan penitar (titran) harus bersifat kebalikannya yaitu basa.
Begitu pula sebaliknya, jika analatnya bersifat basa maka larutan
penitarnya harus bersifat asam. Contohnya berdasarkan pada
reaksi netralisasi antara ion hidrogen dari asam dengan ion
hidroksida dari basa membentuk molekul air. Titrasi asam basa
melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi
asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam
ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.

 Titrasi Kompleksometri
Titrasi kompleksometri merupakan titrasi berdasarkan
pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam
yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil
berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang
menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang
cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan
diterapkan pada titrasi. Kompleksometri digunakan untuk
menetapkan kadar ion-ion alkali dan alkali tanah atau ion-ion
logam. Menggunakan larutan bakunya yaitu EDTA. Reaksi
pembentukan kompleks antara EDTA dan ion logam mendasari
metode ini. EDTA merupakan jenis titrant yang banyak dipakai
untuk titrasi kompleksometri dan bereaksi dengan banyak logam,
reaksinya pun dapat dikontrol dengan mengontrol pH larutan

 Titrasi Argentometri
Titrasi argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan
kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk
endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu.
Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan
karena pada argentometri memerlukan (terjadi proses) pembentukan
senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Titrasi pengendapan
merupakan reaksi titran dengan titrat membentuk endapan yang
sukar larut seperti misalnya ion klorida dititrasi dengan larutan
perak nitrat (AgNO3) membentuk endapan perak klorida (AgCl)
berwarna putih.

 Titrasi Redoksimetri
Titrasi redoksimetri merupakan titrasi reduksi oksidasi (redoks)
adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan
atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi
dan oksidator akan tereduksi. Titrasi ini didasarkan pada reaksi
oksidasi-reduksi antara analit dan titran. Analit yang mengandung
spesi reduktor dititrasi dengan titran berupa larutan standar dari
oksidator atau sebaliknya.
2. Beri satu contoh dari pengalaman anda melakukan analisis volumetri.
Jelaskan disini apa yg dilakukan, (judul, tujuan dan lainnya, serta
bagaimana melakukannya sampai diperoleh hasil
analisisnya/kesimpulannya).
Jawab :

A. Judul Percobaan
Titrasi Netralisasi Asam Basa

B. Tujuan Percobaan
 Mampu mengetahui proses titrasi asam basa
 Mampu melakukan percobaan titrasi asam basa
 Mampu mengetahui konsentrasi dari suatu larutan berdasarkan
titrasi

C. Dasar Teori
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu
zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan
reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi
redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi
kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi
asam basa). Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai
“titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat
yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant
biasanya berupa larutan.

Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan


konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan
reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah
diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika
asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan
warna indikatornya. Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya
perubahan warna indicator. Untuk menentukan kemolaran suatu
zat dapat dirumuskan sebagai berikut :
V1 x M1 x n1 = V2 x M2 x n2
Keterangan :
n1 = valensi asam
n2 = valensi basa

D. Alat dan Bahan


 Alat :
1. Labu erlenmeyer 250 ml
2. Pipet volumetrik 25 mL
3. Buret
4. Statif dan klem
5. Pipet tetes
6. Corong kaca
7. Kertas putih

 Bahan :
1. Larutan HCl
2. Larutan NaOH 0,1 M
3. Indikator fenofltalein

E. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan buret, statif, dan klem.
3. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1 M tepat sampai garis 0
dengan bantuan corong kaca.
4. Mengambil 25 mL HCl 0,1 M dengan menggunakan pipet
volumetrik.
5. Memasukkan 25 mL HCl 0,1 M ke dalam labu erlenmeyer.
6. Menambahkan 3 tetes indikator fenolftalein menggunakan pipet
tetes ke dalam larutan pada labu erlemenyer.
7. Meletakkan labu erlenmeyer di atas kertas putih dan tepat di
bawah buret.
8. Membuka kran buret secara perlahan sehingga NaOH mengalir
tepat ke dalam labu erlenmeyer.
9. Mengoyangkan labu erlenmeyer agar NaOH dapat tercampur
rata hingga terjadi perubahan warna yang paling awal.
10. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada larutan asam
klorida.
11. Mencatat jumlah NaOH yang digunakan dengan menghitung
selisih antara volume akhir dan volume awal NaOH.
12. Melakukan titrasi ini hingga tiga kali dan hitung rata-rata
jumlah NaOH yang terpakai untuk mengetahui titik ekuivalen.

F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


 Hasil Pengamatan

Percobaan Volume HCl Volume NaOH

1 25 mL 10 mL

2 25 mL 14 mL

3 25 mL 16 mL

Volume rata-rata 25 mL 10 mL

 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai analisis volumetri yang
dimana merupakan titrasi netralisasi asam kuat dengan basa
kuat dengan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
asam atau basa, di sini untuk menentukan konsentrasi dari
HCl. Konsentrasi larutan yang ingin ditentukan adalah
konsentrasi dari asam klorida melalui proses titrasi dengan
ditambahkan indikator fenolftalein (PP) sebanyak 3 tetes dengan
natrium hidroksida 0,1 M. Larutan yang semula bening akan
terjadi perubahan warna menjadi ungu muda, maka pada saat
itu titrasi dapat dihentikan.
Proses Perhitungan :
Ma x Va x na = Mb x Vb x nb
Ma x 25 ml x 1 = 0,1 M x 10 ml x 1
20 Ma = 1
Ma = 0,04 M
Maka konsentrasi dari HCl adalah 0,04 M.

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan
hasil konsentrasi dari asam klorida sebesar 0,04 M.

3. Setelah anda mengerti, memahami dan dapat mengimplementasikan


tentang pengetahuan analisis kimia (analisis kimia kualitatif dan
analisis kimia kuantitatif). Apa yang akan anda perbuat, ketika sudah
menjadi guru kimia di sekolah, dan beri contoh.
Jawab :
Setelah saya mengerti, memahami dan dapat mengimplementasikan
tentang pengetahuan analisis kimia (analisis kimia kualitatif dan
analisis kimia kuantitatif). Saya sebagai calon guru ketika sudah
menjadi guru kimia di sekolah saya akan mengimplementasikan yang
telah saya dapat dari perkuliahan mata kuliah analisis kimia yang
dimana untuk mekanisme pembelajarannya saya membuat rancangan
pembelajaran agar waktu yang digunakan dapat seefisien mungkin,
lalu membuat bahan ajar ataupun juga video pembelajaran yang
mendukung mengenai tentang analisis kimia kualitatif dan kimia
kuantitatif yang dimana ini dapat berisi tentang fenomena, teori, dan
perihal praktikumnya. Siswa diajarkan juga untuk memiliki sikap
ilmiah yang baik seperti displin, tekun, jujur, ingin tahu, objektif,
dapat bekerja sama, dan lainnya.

Untuk pemberian materinya, saya akan memberikan praktikum yang


sederhana hingga kompleks. Contohnya untuk analisis kuantitatif
seperti praktikum menganalisis uji kandungan karbohidrat dan protein
pada beberapa bahan makanan seperti nasi, pisang, tempe, tahu,
mentega, dan sebagainya. Hingga melakukan praktikum yang lebih
kompleks lagi yaitu melakukan titrasi untuk mengetahui kadar pada
larutan.

##KA4A##

Anda mungkin juga menyukai