Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PERCOBAAN 1
PEMBUATAN LARUTAN DAN TITRASI ASAM BASA

NAMA : RESKI AMELIA


NIM : A25122034
KELAS :A
ASISTEN : SAULI SAFITRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
PERCOBAAN 1
PEMBUATAN LARUTAN TITRASI ASAM BASA

I. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk membuat larutan HCl dan larutan NaOH
standar sebagai larutan sediaan.
II. Dasar Teori
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi
yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah
contoh tertentu yang akan di analisis. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai
(tak diketahui, unknown). Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-
larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri. Dalam analisis
larutan asam dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume-volume
suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralkan (Keenan,1998:422-423).
Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang
ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan
warna. Perubahan warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi
(Brady,1999:217-218).
Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa
panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan
sesudah titrasi. Larutan asam yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas kimia
(erlenmeyer) dengan mengukur volumenya terlebih dahulu denga memekai pipet
gondok. Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar
titik ekivalen. Dala titrasi yang diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen
(syukri,1999:428).
Suatu proses didalam laboratorium untuk mengukur jumlah suatu reaktan
yang bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan lainnya, dimana reaktan pertama
ditambahkan secara kontinu ke dalam reaktan kedua disebut titrasi. Reaktan yang
ditambahkan tadi disebut sebagai titrant dan reaktan yang ditambahkan titrant
kedalamnya disebut titree. Didalam beberapa titrasi, titik ekivalen adalah titik selama
proses titrasi dimana tepatnya titrat telah cukup ditambahkan untuk bereaksi dengan
titree. Salah satu masalah tekhnis dalam titrasi adalah titik dimana suatu perubahan
dapat diamati, terjadi yang untuk mengindikasikan pendekatan yang paling baik ke
titik ekivalen. Secara ideal, titik akhir dan titik ekivalen seharusnya identik, tetapi
dalam prakteknya jarang sekali ada orang yang mampu membuat kedua titik tersebut
tepat sama, meskipun ada beberapa hal dimana perbedaan antara kedua hal tersebut
dapat diabaikan (Snyder,199 :597-599).
III. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan yang digunakan pada percobaaan ini adalah :
IV. PROSEDUR KERJA

1. Buat larutan NaOH 0.1 M sebanyak 250 mL dengan menimbang I gram dalam
gelas kimia 100 mL, larutkan secara perlahan-lahan dengan air suling sambil diaduk
dan masukkan ke dalam labu takar 250 mL/botol yang telah disediakan.
2. Buat larutan HCI 0.1M sebanyak 250 ml dan simpan dalam botol yang telah
disediakan. Timbang asam oksalat sebanyak 1,26 gram dan larutkan dengan aquadest
dalam labu takar 100 mL sampai tanda batas. Hitung konsentrasi larutan asam
oksalat tersebut (minimal 4 desimal).
3. Standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam oksalat dengan memipet 25 mL
NaOH ke dalam Erlenmeyer 250 mL, tambahkan air suling sebanyak 25- mL dan 3
tetes indikator yang sesuai. Titrasi larutan ini dengan larutan asam oksalat yang telah
dibuat.
4. Titrasi dilakukan 3 kali dan hitung konsentrasi larutan NaOH tersebut.
5. Pipet larutan HCI yang telah dibuat sebanyak 25 mL kedalam Erlenmeyer dan
tambahkan 25 mL air suling dan 3 tetes indikator. 6. Titrasi larutan ini dengan larutan
NaOH yang telah distandarisasi. Ulangi titrasi sampai 3 kali dan hitung konsentrasi
asam tersebut.
V. HASIL PENGAMATAN
NO PERLAKUAN HASIL
VI. PERHITUNGAN
VII. PEMBAHASAN
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu
zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui
konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi
asam basa.Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah
asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi
perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang
dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam
basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada.
umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah
titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi
harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan
warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen.
Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan
titrasi..Perubahan larutan pada titik ekuivalen digunakan indikator, yaitu suatu
senyawa organik asam atau basa lemah yang mempunyai warna molekul (warna
asam) berbeda dengan wama ion (wama basa), dimana indikator ini memperlihatkan
perubahan warna pada pH tertentu. Secara umum, untuk titrasi asam basa, indikator
yang digunakan adalah indikator penolftalien, yang mempunyai trayek 8,3-10.5
dimana senyawa ini tidak bewarna pada larutan asam dan bewarna merah jambu pada
larutan basa (Marwati 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1999. Kimia Universutas Asas Dan Struktur. Jakarta: Binarupa
Aksara
Keenan, C. W, Dkk. 1998. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Marwati, Siti. 2012. Ekstraksi Dan Preparasi Zat Warna Alami Sebagai Indikator
Titrasi Asam Basa. Jurnal Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA
UNY. Yogyakarta.
Snyder, Milton K. 1996. Chemistry Structure And Reaction. New York: Holt
Rinehart And Winston. Inc.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung ITB

Anda mungkin juga menyukai