UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM
Aiko Chandra
D061221051
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun tujuan percobaan adalah menentukan kadar atau konsentrasi larutan asam
dengan larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya atau sebaliknya.
2.1 pengertian
Analisis kuantitatif adalah analisis penetapan jumlah suatu zat tertenti didalam suatu
larutan sampel. Analisis kuantitatif berkaitan dengan identifikasizat kimia Titrasi
merupakan proses penentuan banyaknya suatu larutan dengankonsentrasi yang telah
diketahui sebelumnya untuk bereaksi secara lengkapdengan larutan yang
konsentrasinya belum diketahui sebelumnya . Titrasi umumnya digunakan untuk
pembakuan atau standardisasi padalarutan baku sekunder, seperti NaOH dan HCl
dengan menggunakan larutan baku primer, seperti asam oksalat, NaCl, atau larutan
baku sekunder yangtelah dilakukan standardisasi terlebih dahulu menjadi larutan baku
primer Indikator dibagi menjadi dua yaitu indikator alami dan indikator
buatan.Indikator buatan diantaranya metil merah (MM) dan metil jingga atau metil
Orange (MO) sebagai indikator asam, serta fenolftalein (PP) sebagai indikator basa (.
Indikator alami dapat dibuat dari bagian- bagian tumbuhan yang berwarna, seperti
kunyit, kelopak bunga sepatu, kolungu, karamunting, daun bayam merah, dan bunga
bugenvil Titrasi merupakan suatu metode penetapan kadar suatu larutan
denganmenggunakan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Suatularutan
yang belum diketahui konsentrasinya ditambahkan secara bertahap kelarutan yang
telah diketahui konsentrasinya Proses titrasi digunakan dalam penentuan analisis
banyak, termasukmelibatkan reaksi asam basa. Indikator adalah zat yang digunakan
untuk inyal ketika titrasi telah sampai di titik dimana kesetimbangan antara
titransebagai larutan baku sekunder dan analit sebagai larutan baku primer adalahsama.
Keadaan ini disebut juga titik ekivalen yang ditandai dengan perubahanwarna pada
larutan. Reaksi yang menggunakan titrasi pada asam dan basamenghasilkan garam dan
air disebut juga proses netralisasi Asidimetri berasal dari kata asidi dan metri, dimana
asidi berasal dari kataaad yang berarti asam sedangkan metri berasal dari bahasa
Yunani yang berarti ilmu, proses, seni mengukur. Sehingga dapat disimpulkan
bahwaasidimetri adalah pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asamuntuk
menentukan basa. Titrasi asidimetri-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan
dengan reaksi asam basa (Padmaningrum, 2006). Menurut pengertian lain, alkalimetri
dapat diartikan sebagai suatu titrasi dengan larutanstandar basa untuk menentukan
asam Alkalimetri merupakan metode yang berdasarkan pada reaksi netralisasi,yaitu
reaksi anatara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan air hidroksidayang berasal
dari basa yang membentuk molekul air. Oleh sebab itu,alkalimetri dapat didefinisikan
sebagai metode untuk menetapkan kadar asamdari suatu sampel dengan menggunakan
larutan basa yang sesuai
Titrimetri merupakan suatu analisa kuantitatif yang berkaitan dengan pengukuran
volume suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui, yang diperlukan untuk
bereaksi dengan zat yang akan ditetapkan. Alkalimetri adalah metode yang digunakan
untuk menetapkan kadar senyawa asam yang direaksikan dengan larutan baku bersifat
basa. Antasida merupakan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan
lambung akibat dari produksi asam lambung yang berlebih. Kandungan zat
aktifnya adalah campuran dari magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang
merupakan basa lemah sehingga bereaksi dengan asam. Alkalimetri merupakan suatu
metode volumetrik dengan prinsip reaksi penetralan asam basa. Alkalimetri adalah
penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku
asam. Magnesium hidroksida dan Alumunium hidroksida bersifat basa lemah yang
dapat dititrasi dengan larutan standar yang bersifat basa kuat. Pada penetapan
kadar ini menggunakan metode alkalimetri secara tidak langsung. Alkalimetri secara
tidak langsung yaitu kelebihan asam klorida dititrasi dengan natrium hidroksida
dimana untuk melihat titik akhir titrasinya indikator yang dipakai adalah fenolftalein,
karena jangkauan pH dari fenolftalein adalah 8,0 – 9,6 ditujukkan dengan adanya
perubahan warna dari tidak berwarna sampai warna merah muda. Larutan standar
yang digunakan pada titrasi Alkalimetri ini adalah Natrium Hidroksida. Indikator
diperlukan dalam metode ini untuk menentukan titik akhir titrasi. Untuk asam-
asam lemah dengan larutan standar basa kuat pH titik kesetaraan terletak di atas.
Titrasi atau disebut juga volumetri merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat
dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam larutan.
Titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang digambarkan sebagai :
a A + b B hasil reaksi dimana : A adalah penitrasi (titran), B senyawa yang dititrasi,
a dan b jumlah mol dari A dan B. Volumetri (titrasi) dilakukan dengan cara
menambahkan (mereaksikan) sejumlah volume tertentu (biasanya dari buret) larutan
standar (yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti) yang diperlukan untuk
bereaksi secara sempurna dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Untuk
mengetahui bahwa reaksi berlangsung sempurna, maka digunakan larutan indikator
yang ditambahkan ke dalam larutan yang dititrasi.
Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acidus (asam),yang berkaitan dengan kata
acer (tajam) dan acetum (cuka). Cukamerupakan larutan dari asam asetat. Dan untuk
istilah alkali (basa)berasal dari bahasa Arab yaitu al-qali yang berarti abu dari suatu
tanaman yang ada kaitannya dengan daerah rawa garam danpadang pasir. Sumber dari
kata basa yaitu abu hasil pembakaran kayu. Sudah sejak lama diketahui bahwa asam
dan basa dapat saling menetralkan dan dapat membentuk senyawa berupa garam dan
air. Sifat yang berkaitan dengan asam yaitu rasanya yang asam, rasa seperti tertusuk
jarum apabila terkena kulit. Kemampuan yang dimiliki asam yaitu, dapat melarutkan
sebagian besar dari logam ,dapat melarutkan batu kapur dan mineral karbonat lainnya.
Sedangkan basa memiliki rasa pahit dan licin. Sifat dasar dari basa ini yaitu banyak
ditemukan pada sabun dan zat pembersih peralatan rumah tangga lainnya. Baik asam
maupun basa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi warna dari unsur pokok
tanaman tertentu. Misalnya, lakmus berasal dari sebangsa tumbuhan lumut. Dalam
larutan asam lakmus ini akan berwarna mmerah dan lakmus akan tetap berwarna biru
jika dalam larutan yang bersifat basa. Terdapat beberapa teori yang mencoba
menjelaskan tentang asam basa diantaranya yaitu :
Antoine Lavoisier (1777). Mengemukakan bahwa semua
dari asam mengandung O₂(oksigen).
Humphry Davy(1810). Mengemukakan bahwa unsur dalam
asam bukan oksigen tetapi hidrogen, yang ditunjukkan oleh asam
hidrokhlorik yang mengandung hanya atom H dan Cl tanpa ada O.
Svante Arrhenius(1884). Berdasarkan teori tentang penguraian elektrolisis, bahwa
terdapat dua macam larutan elektrolit (larutan dalam air). Dua macam larutan elektrolit
tersebut yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Disebut dengan elektrolit kuat
apabila zat tersebut terlarut terurai sempurna (terionisasi) di dalam air, sedangkan
apabila disebut dengan elektrolit lemah jika hanya sedikit sekali senyawa yang
terionisasi. Menurut Arrhenius, asam merupakan senyawa yang jika terurai akan
menghasilkan ion hidrogen(H⁺). Contohnya :
Sedangkan basa merupakan senyawa yang jika terdisosiasi menghasilkan ion OH⁻ ,
contohnya :
Reaksi yang terjadi antara larutan asam dan basa disebut dengan reaksi netralisasi serta
dapat dinyatakan dengan persamaan ionik, sebagai berikut :
Dari data di atas, Teori Arrhenius mengemukakan bahwa reaksi netralisasi melibatkan
penggabungan hidrogen dan ion hidroksida yang akan membentuk air.
Keterbatasan Teori Arrhenius. Keberhasilan teori ini mengenai asam dan basa namun
juga memiliki keterbatasan yang sangat penting. Salah satunya yaitu tentang basa
lemah amonia, NH₃. Menurut teori Arrhenius, senyawa dapat dikatakan basa jika
mengandung OH⁻ tetapi senyawa NH₃ tidak mengandung OH⁻. Untuk menanggulangi
keadaan ini, teori dari Arrhenius ini mengemukakan bahwa dalam larutan air NH₃
membentuk senyawa amonium hidroksida (NH₄OH), yang selanjutnya akan terurai
sebagai basa lemah menjadi NH₄⁺ dan OH⁻. Reaksinya sebagai
berikut :
Dari permasalahan di atas sebenarnya senyawa NH₄OH tidak nyata. Tampaknya dari
penjelasan Arrhenius mengenai asam dan basa, ia tidak mempertimbamngkan peran
penting dari pelarut dalam penguraian zat terlarut.
Jadi terjadinya perubahan pH pada indikator dari satu warna ke warna yang lain terjadi
pada pH berkisar antara pKa-1 sampai dengan pKa+1. Pada titik tengah atau saat terjadi
transisi warna, maka konsentrasi [In⁻] akan sama dengan [HIn]. Oleh sebab itu pH =
pKa. Maka dari itu jarak antara perubahan warna indicator satu ke warna lain
merupakan trayek perubahan warna indicator yang nilainya mencakup dua satuan pH.
BAB III
3.1 pembahasan
pada percobaan ini, ada tiga percobaan yang dilakukan yaitu yang pertama pembakuan
larutan baku primer asam oksalat 0,1 N dengan berat oksalat sebanyak 6,3035 gram
dan volume asam oksalat sebanyak 1000 mL. percobaan kedua yaitu pembakuan
konsentrasi larutan NaOH 0,1 dengan larutan baku primer Asam oksalat. Percobaan
ketiga yaitu asam asetat dalam cuka
pada percobaan kedua , dilakukan 2 kali percobaan. asam oksalat dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer, kemudian ditetesi dengan indicator PP. kemudian asam oksalat di tetesi
dengan dengan NaOH yang berada di dalam buret setetes demi setetes hingga
mengalami perubahan warna menjadu merah muda.
3.1 Hasil
1. Asam oksalat dengan volume 15 mL yang telah ditetesi dengan indicator PP berubah
warna menjadi warna merah muda Ketika ditetesi dengan NaOH pada volume 16
ml.
Asam cuka dengan volume 17,5 mL yang telah ditetesi dengan indicator PP berubah
menjadi warna merah muda Ketika ditetesi dengan NaOH pada volume 5
BAB VI
PENUTUP
4.2 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah larutan asam asetat dan cuka berubah warna
menjadi merah ketika diteteskan ke dalam buret yang berisi NaOH. Perubahan warna
4.2 Saran
Adam wirawan Dkk (2008) Kimia Analitik Jakarta Direktorat pembinaan sekolah
Menengah kejuruan
Jumilator dan Setiyo Chylen 2020 kimia analisis Sidoarjo UMSIDA Press
Hitung :
1. Normalitas NaOH pada percobaan I