Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR- DASAR KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN V

ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI

OLEH:

NAMA : ABDUR RAHMAN

STAMBUK : F1C1 21 094

KELOMPOK : VI (ENAM)

ASISTEN : AGNES RANDATU

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Titrasi merupakan suatu metode analisis kuantitatif untuk menentukan

konsentrasi dari suatu larutan menggunakan larutan lain yang telah distandarisasi

atau larutan yang konsentrasinya telah diketahui. Dalam metode titrimetri ini,

larutan yang akan ditentukan konsentrasinya disebut larutan analit sedangkan

larutan yang diketahui konsentrasinya disebut titran. Penambahan titran ke dalam

analit dilakukan hingga tercapat titik ekivalen dimana akan terjadi perubahan

warna dari larutan indikator. Larutan indikator yang digunakan disesuaikan

dengan metode titrimetri yang dilakukan.

Metode titrimetri atau yang juga dikenal dengan metode volumetri secara

garis besar diklasifikasikan dalam empat kategori berdasarkan jenis reaksinya,

yaitu : titrasi asidi-alkalimetri, titrasi oksidimetri, titrasi pengendapan dan titrasi

kompleksometri. Titrasi asidimetri dan alkalimetri merupakan titrasi netralisasi

dimana pada titrasi ini digunakan larutan asam dan basa kuat ataupun lemah

sehingga dihasilkan air yang bersifat netral. Titrasi ini dapat digunakan untuk

menentukan konsentrasi atau kadar dari asam/basa kuat ataupun lemah yang

dititrasi dengan basa/asam lemah ataupun kuat.

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara

pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan

standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan

standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu

dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan).


Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan

menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah

sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisas. Berdasarkan latar belakang

diatas, maka dilakukan Percobaan Asidimetri dan Alkalimetri.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada Percobaan Asidimetri dan

Alkalimetri adalah bagaimana menentukan kadar asam asetat dalam sampel?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada Percobaan Asidimetri dan Alkalimetri

adalah untuk menentukan kadar asam asetat dalam sampel.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari Percobaan Asidimetri dan Alkalimetri

adalah dapat menentukan kadar asam asetat dalam sampel.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Titrasi adalah metode analitik yang digunakan untuk mengukur suatu zat

dari suatu larutan. Titrasi adalah penambahan lambat satu larutan dengan

konsentrasi yang diketahui (disebut titran) ke volume yang diketahui dari larutan

lain yang konsentrasinya tidak diketahui sampai reaksi mencapai netralisasi yang

sering ditunjukkan dengan perubahan warna. Proses ini biasanya dilakukan

dengan secara bertahap menambahkan larutan standar (yaitu, larutan dengan

konsentrasi yang diketahui) reagen titrasi, atau titran, dari buret, pada dasarnya

tabung ukur panjang dan bertingkat dengan stopcock dan tabung pengantar di

ujung bawahnya (Pierre, 2019).

Alkalimetri adalah penentuan kuantitatif kadar senyawa yang bersifat asam

dengan menggunakan basa standar. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk

mengidentifikasi zat-zat dalam sampel dan menentukan level mereka adalah

prinsip reaksi asam basa. Titrasi asam-alkalimetri adalah titrasi volumetrik

menggunakan NaOH sebagai larutan standar sekunder dan kalium hidrogen ftalat

sebagai larutan standar primer dan ditambahkan indikator pp. Titik akhir titrasi

ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi warna merah muda (Hipi et

al., 2021).

Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang memiliki satu

warna jika konsentrasi ion hidrogennya lebih tinggi daripada suatu harga tertentu

dan suatu warna lain jika konsentrasinya lebih rendah. Indikator asam basa bisa

mengalami perubahan warna jika pH lingkungan mengalami perubahan. Jika

dalam suatu titrasi asam maupun basa yang merupakan elektrolit kuat, larutan
pada titik ekuivalen akan memiliki pH=7. Jika asam ataupun basa merupakan

elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalami hidrolisis pada titik ekivalen

larutan akan memiliki pH>7. Harga pH yang tepat dapat dihitung dari tetapan

ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut, serta dari konsentrasi larutan yang

diperoleh (Wati and Hasby, 2020).

Titrasi asam basa adalah metode laboratorium yang digunakan untuk

penentuan kuantitatif konsentrasi asam atau basa dengan menetralkannya dengan

larutan standar asam atau basa yang konsentrasinya diketahui biasanya dengan

menggunakan indikator pH untuk memantau perkembangan reaksi ( menunjukkan

perubahan warna pada titik akhir ) dan dianggap sebagai reaksi netralisasi yang

disebut alkalimeteri (penentuan konsentrasi basa dengan menggunakan asam) atau

asidimeter (penentuan jelas untuk diperhatikan perubahan warna dari kuning

pucat menjadi sangat sedikit merah muda). Perubahan warna fenolftalein dari

tidak berwarna pada pH asam menjadi merah muda pada pH basa. Keputusan

dibuat untuk menguji konsentrasi asam lain dengan menggunakan basa (Musa et

al., 2022).

Natrium hidroksida juga dikenal sebagai alkali dan soda kaustik adalah

senyawa anorganik dengan rumus NaOH. Ini adalah senyawa ionik padat

berwarna putih yang terdiri dari kation natrium ion Na+ dan anion hidroksida OH -

Natrium hidroksida adalah basa dan alkali yang sangat kaustik, yang menguraikan

protein pada lingkungan biasa. Natrium hidroksida murni adalah padatan kristal

tidak berwarna yang meleleh pada 318 °C tanpa dekomposisi. Ini sangat larut

dalam air, dengan kelarutan yang lebih rendah dalam etanol dan metanol, tetapi
tidak larut dalam eter dan pelarut non polar lainnya. Mirip dengan hidrasi asam

sulfat, pelarutan natrium hidroksida padat dalam air adalah reaksi yang sangat

eksotermik di mana sejumlah besar panas dibebaskan, menimbulkan ancaman

bagi keselamatan melalui kemungkinan percikan (Ahmadi and Seyed, 2019).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Asidimetri dan Alkalimetri dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 28 Desember 2022, pukul 13.00-15.29 WITA, di Laboratorium Kimia

Fisika, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam Percobaan Asidimetri dan Alkalimetri adalah

pipet tetes, batang pengaduk, buret, gelas piala 250 ml dan 1000 ml, gelas ukur,

erlenmeyer, statif dan klem.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam Percobaan Asidimetri dan Alkalimetri

adalah akuades (H2O), indikator phenoftalin, larutan natrium hidroksida (NaOH)

0,1 N dan asam oksalat (C2H2O4) 0,1 M.


C. Prosedur Kerja

1. Penentuan Kadar Asam Oksalat Dalam Campuran

10 mL C2H2O4 0,1 M

dimasukkan ke dalam erlenmeyer


ditambahkan indikator pp
dihomogenkan
dititrasi dengan larutan 50 mL
NaOH 0,2 M
diamati perubahan warnanya
dicatat volume NaOH yang
berkurang
diulangi prosedur yang sama untuk
asam oksalat

V1 = ……?
V2 = ……?
V3 = ……?
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M and Seyed, H.S. 2019. Investigation of NaOH Properties, Production


and Sale Mark in the world. Journal of Multidisciplinary Engineering
Science and Technology (JMEST). 6(10).
Hipi, D., Eka, P.D and Gayatri D.S. 2021. Identification Of Alkalimetric Levels
Using AcidBase Reaction Principles. Journal of Health, Technology and
Science (JHTS). 2(4).
Musa, L.A., Hussien, A.K and Ahmed, M.A., 2022. Selection of the best solvent
and pH indicator for the acid-base titration of indomethacin in
laboratories for pharmacy college students. Eurasian Medical Research
Periodical. 411(17).
Pierre, D. 2019. Acid-Base Titration. Undergraduate Journal of Mathematical
Modeling; One + Two. 10(1).
Wati, J and Hasby, 2020. Analisis Aktivitas Antosianin Dari Buah Senggani
(Melastoma Candidum L), Kulit Kopi (Coffea Arabica L), dan Ubi Jalar
Ungu (Ipomea Batatas L) Sebagai Indikator Asam Basa. Jurnal
Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia. 3(2).

Anda mungkin juga menyukai