PERCOBAAN V
OLEH :
NAMA :
STAMBUK : F1C1 21 0
KELOMPOK : VI (ENAM)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa atau zat yang ada
dalam suatu sampel, baik dalam satuan mol, persen ataupun gram. Salah satu
meode analisis kuantitatif yang sering digunakan yaitu titrasi. Titrasi merupakan
salah satu metode pengujian yang ada dalam analisis kuantitatif. Titrasi sering
sejumlah volume yang ingin diketahui konsentrasi larutannya dengan larutan yang
mengetahui titik akhir titrrasi. Titik akhir titrasi terjadi tepat pada saat terjadi
dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan
dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak
secara cepat, reaksi berkingsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping. Selain
itu jika reagen penitrasi yang dibiarkan berlebih, maka harus diketahui dengan
suatu indikator. Salah satu contoh dari analisis volumetri yaitu titrasi asam-basa
Asidimetri berasal dari kata asidi dan metri, dimana asidi berasal dari kata
aad yang berarti asam sedangkan metri berasal dari bahasa Yunani yang berarti
netralisasi, yaitu reaksi anatara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan air
hidroksida yang berasal dari basa yang membentuk molekul air. Oleh sebab itu,
suatu sampel dengan menggunakan larutan basa yang sesuai. Berdasarkan latar
B. Rumusan Masalah
sampel?
C. Tujuan
D. Manfaat
adalah dapat mengetahui bagaimana menentukan kadar NaOH dan C2H2O4 dalam
sampel.
II. TINJAUN PUSTAKA
zat yang tidak diketahui, dengan mengukur volume larutan reaktan yang
diperlukan untuk bereaksi dengan larutan standar. Analisis ini juga menyangkut
pengukuran volume gas. Proses pengukuran volume suatu larutan dalam buret
yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya hingga reaksi
2021).
analitik khusus dari titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi zat basa.
Asidimetri atau biasa disebut dengan asidometri adalah konsep yang sama dari
pengertian lain, alkalimetri dan asidimetri dapat diartikan sebagai suatu titrasi
dengan larutan standar untuk menentukan asam dan basa dalam larutan (Shuchi et
al., 2019).
beberapa jenis diantaranya yaitu, titrasi asam basa, titrasi argentometri dan
Titik akhir titrasi adalah titik saat indikator asam basa mengalami
perubahan warna. Bergantung pada kekuatan asam dan basa yang digunakan
dalam titrasi, indikator yang cocok untuk menunjukkan titik akhir biasanya dipilih
sehingga warnanya berubah dalam larutan yang dihasilkan sedikit asam, sedikit
basa atau netral. Phenolphthalein adalah indikator yang umum digunakan dalam
titrasi dan akan berubah warna pada rentang pH basa 8,2−10. Munculnya warna
merah muda pada titrasi berbasis fenolftalein menunjukkan titik akhir reaksi.
NaOH. Senyawa ini merupakan senyawa ionik berbentuk padatan putih yang
tersusun dari kation natrium Na⁺ dan anion hidroksida OH⁻. Selain dikenal
sebagai natrium hidroksida atau sodium hydroxide, sebagian orang juga kerap
menyebut NaOH ini dengan nama soda kaustik atau soda api. Larutan natrium
hidroksida adalah bahan berbahaya yang dapat menyebabkan luka bakar parah
pada tubuh manusia jika bersentuhan. Larutan natrium hidroksida pekat dapat
bersifat korosif terhadap beberapa logam seperti timah, aluminium, seng, tembaga
dan timbal serta dapat melarutkan kaca Natrium hidroksida atau sodium
hydroxide (NaOH) sering digunakan untuk merawat lignoselulosa karena
harganya yang lebih murah, kelarutannya yang baik, dan alkalinitasnya yang kuat
1. Alat
batang pengaduk, buret, gelas piala 250 mL, gelas ukur, erlenmeyer, statif
dan klem.
2. Bahan
hidroksida (NaOH) 0,2 M, asam oksalat (C2H2O4), pastik wrap dan tisu.
C. Prosedur Kerja
10 mL NaOH 0,2 M
V1 = 7,1 mL
V2 = 7,1 mL
V3 = 7,0 mL
2. Penentuan Kadar Natrium Hidroksida dalam Campuran (Alkalimetri)
10 mL C2H2O4 0,1 M
V1 = 6,3 mL
V2 = 6,2 mL
V3 = 6, mL
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
Berwarna bening
Diketahui:
V4 NaOH = 10 mL = 0,01 L
M NaOH = 0,2 M
Valensi C2H2O4 =2
Valensi NaOH =1
Ditanyakan:
Penyelesaian:
0,001 M / L
M C2H2O4 =
0,0142 L
M C2H2O4 = 0,07 M
Konsentrasi NaOH pada volume kedua
0,001 M / L
M C2H2O4 =
0,0142 L
M C2H2O4 = 0,07 M
0,001 M / L
M C2H2O4 =
0,014 L
M C2H2O4 = 0,071 M
Diketahui:
V4 C2H2O4 = 10 mL = 0,01 L
M C2H2O4 = 0,1 M
Valensi C2H2O4 = 2
Valensi NaOH = 1
Ditanyakan:
Penyelesaian:
0,002 M / L
M NaOH =
0,0063 L
M NaOH = 0,317 M
0,002 M / L
M NaOH =
0,0062 L
M NaOH = 0,322 M
0,002 M / L
M NaOH =
0,0063 L
M NaOH = 0,317 M
B. Pembahasan
suatu zat sampel dalam bentuk larutan dengan menggunakan larutan lain
(alkalin).
asam oksalat dalam campuran dan penentuan natrium hidroksida dalam campuran.
Perlakuan pertama yaitu penentuan kadar asam oksalat dalam campuran dengan
mL 0,1 M sebagai titran. Fungsi C2H2O4 yaitu untuk mempercepat proses reaksi
karena volume C2H2O4 yang dibutuhkan akan lebih sedikit. Titik ekivalen ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi bening dan titrasi harus dihentikan tepat
pada saat larutan menunjukkan perubahan warna yang disebut dengan titik akhir
titrasi. Lalu diperoleh volume dari penggunaan C2H2O4 yang berkurang sebesar
7,1 mL. Perlakuan kedua dan ketiga dilakukan dengan perlakuan yang sama dan
hingga mencapai titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna menjadi
bening. Lalu diperoleh volume dari penggunaan NaOH yang berkurang sebesar
6,3 mL. Perlakuan kedua dan ketiga dilakukan dengan perlakuan yang sama dan
diperoleh volume NaOH yang berkurang sebesar 6,2 mL dan 6,3 mL.
penentuan kadar konsentrasi asam oksalat (C2H2O4) diperoleh hasil sebesar 0,07
M, 0,07 M, 0,71 M. Hal ini dapat terjadi karena proses titrasi dilakukan dengan
baik sehingga diperoleh hasil konsentrasi yang baik. Kemudian untuk penentuan
kadar natrium hidroksida (NaOH) diperoleh hasil sebesar 0,317 M, 0,322 M dan
0,317 M.
V. KESIMPULAN
penentuan kadar konsentrasi asam asetat dalam sampel dapat dilakukan dengan
menggunakan metode titrasi dan suatu larutan basa yang telah diketahui
konsentrasinya. Dalam percobaan ini larutan basa yang digunakan adalah larutan
Natruim Hidroksida (NaOH) 0,2 M dan Asam oksalat (C2H2O4) 0,1 M sebagai
hidroksida diperoleh hasil sebesar 0,5 M, 0,065 M, 0,068 M, 0,07 M dan 0,317
M, 0,322 M, 0,317 M. Hal ini dapat terjadi karena proses titrasi dilakukan dengan
Asmah N., Amri Y. dan Fajri R., (2020), Penentuan Kadar Anion dan Kation pada
Air Injeksi di WTIP (Water Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP
Asset 1 Rantau Field, Jurnal Kimia Sains dan Terapan, 2(1).
Hipi, D., Eka P.D. dan Gayatri D.S., 2021, Identification of Alkalimetric Levels
Using Acidbase Reaction Principles, Journal of Health, Technology and
Science, 2(4).
Neupane, K. dan Hadigheh, A. S. 2021. Sodium Hydroxide-Free Geopolymer
Binder for Prestressed Concrete Application. Construction and Building
Materials Journal. 1(1).
Rathod, B.B., Sahana M. dan Subhajit B., 2019, Is This Solution Pink Enough? A
Smartphone Tutor to Resolve The Eternal Question in Phenolphthalein-
Based Titration, Journal of Chemical Education, 96(3).
Shuchi, J., Chaturvedi M., dan Kumawat C., 2019, Titrimetric Analysis of
Acelofenec Sodium by Using Mixed Solvency, International Journal of
Trend Scientific Research and Development, 3(4).