Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN IV

PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

OLEH :

NAMA : ABDUR RAHMAN

STAMBUK : F1C1 21 094

KELOMPOK : X (SEPULUH)

ASISTEN : LA ODE AHMAD RIZALDI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Garam terbentuk ketika suatu asam dan basa bereaksi dan saling menetralkan

satu sama lain sehingga hasilnya tidak memiliki sifat-sifat asam dan basa. Ion

hidrogen (H+) dari asam dan ion hidroksida (OH-) dari basa dalam reaksi satu sama

lain akan membentuk udara. Natrium adalah salah satu logam alkali pembentukan

garam yang bersifat basa. Unsur ini berkilau, lunak dan merupakan konduktor listrik

yang baik. Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) adalah salah satu jenis dari garam terhidrat.

Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari senyawa-senyawa kimia yang

dapat mengikat molekul-molekul air pada suhu kamar.

Natrium tiosulfat dihasilkan dari natrium sulfida atau pembuatan zat warna

belerang. Natrium Tiosulfat merupakan garam dari suatu senyawa tiosulfat dan

natrium. Garam natrium tiosulfat ini bisanya berbentuk sebuk berwarna putih. Garam

ini sering kali kita jumpai dalam bentuknya hidratnya yaitu Na2S2O3. 5H2O dan

Na2S2O3. 10H2O. Asam tiosulfat tidak bisa dibentuk dengan menambahkan asam

kedalam tiosulfat karena adanya dekomposisi asam bebas ini di dalam air dalam

campuran S, H2S, H2Sn, SO2, dan H2SO4, ini bisa dibuat dengan menhilangkan air,

dalam temperatur rendah (-78°C). Campuran garam-garam tiosulfat bersifat stabil dan

berasam. Tiosulfat dibuat dengan mendidihkan alkali atau larutan sulfat nitrat dengan

S dan oksidasi polisulfida dengan udara.

Pembuatan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dapat dilakukan dalam skala

laboratorium dengan memanaskan larutan natrium sulfit dengan sulfur atau dengan
mendidihkan natrium hidroksida berair dan sulfur dengan proses refluks dan

kristalisasi filtrat. Natrium tiosulfat dapat digunakan sebagai antioksidan yaitu bahan

yang dapat menstabilkan sabun sehingga tidak menjadi rancid. Garam alkali tiosulfat

banyak diproduksi terutama untuk kebutuhan bidang fotografi. dimana garam ini

digunakan untuk melarutkan perak bromida yang tidak bereaksi dalam suatu emulsi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan pembuatan natrium

tiosulfat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan yang akan dikaji pada percobaan Pembuatan

Natrium Tiosulfat adalah bagaimana mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat.

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaan Pembuatan Natrium Tiosulfat

adalah untuk mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan Pembuatan Natrium Tiosulfat

adalah dapat mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion

negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam

terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen anion dan kation dapat berupa

senyawa organik seperti klorida (Cl-), dan juga senyawa organik seperti asetat

(CHзCOO-), serta ion monoatomik seperti fluorida(F-), serta ion poliatomik seperti

sulfat (SO4²-). Kualitas garam bergantung pada kadar kandungan NaCl dalam

garam.sedangkan kandungan NaCl dalam garam bergantung pada seberapa pekat air

laut yang akan di proses menjadi garam (Hoiriyah, 2019).

Sulfur merupakan komponen penting dari bahan organik. Sulfur juga

merupakan bagian dari banyak molekul aktif yang ditemukan dalam bentuk tereduksi.

Sulfur adalah sebagian besar dalam bentuk sulfat dengan direduksi menjadi sulfida

untuk membentuk lebih lanjut senyawa yang diperlukan. Jumlah rata-rata kandungan

belereng yang ditemukan dalam organisme hingga 0,2% dari berat kering meskipun

beberapa organisme menggunakan senyawa sulfur dalam jumlah yang lebih tinggi

dalam banyak cara seperti untuk proses anabolik, mengurangi daya (donor elekron),

sumber energi atau aseptor elektron. Sulfat banyak ditemukan dalam bentuk sulfat

sulfida dan fraksi organik yang berasosiasi dengan senyawa nitrogen dan karbon.

Sulfur terjadi dalam bentuk organik maupun anorganik dan didaur ulang antara

bentuk-bentuk ini melalui mineralisasi, mobilisasi, imobilisasi, oksidasi, dan proses

reduksi (Chaudhary et al., 2019).


Natrium sulfat adalah garam natrium dari asam sulfat. Natrium sulfat

merupakan garam berwujud padatan atau kristal berwarna putih dan tidak berwarna.

Nama lain dari senyawa ini adalah binatrium sulfat atau mineral tenardit dengan

rumus molekul Na2SO4. Natrium sulfat banyak diproduksi secara komersil dari

natural brine dan proses industri (sintesis) dalam bentuk Na 2SO4 atau salt cake dan

dalam bentuk anhidrat dengan rumus molekul Na2SO4.10H2O, yang lebih dikenal

dengan nama garam Glauber atau sal mirabilis. Garam Glauber’s sudah merupakan

hasil purifikasi dari salt cake dengan cara mengkristalisasi kembali salt cake. Natrium

sulfat banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri, antara lain untuk

industri pulp dan kertas, deterjen, pembuatan flat glass, tekstil, keramik, farmasi, zat

pewarna, dan lain-lain (Dewi et al., 2020).

Natrium tiosulfat adalah senyawa ionik yang mengandung dua ion natrium

(Na+) dan satu ion poliatomik tiosulfat (S2O3-2). Rumus kimia natrium tiosulfat adalah

Na2S2O3. Natrium tiosulfat memiliki penggunaan obat dari waktu yang cukup lama.

Senyawa ini juga digunakan sebagai pengawet makanan dan sebagian besar populasi

terkena senyawa tidak beracun ini. Penggunaan awal pada obat adalah merkuri,

arsenic dan timbal. Senyawa ini digunakan untuk pengobatan keracunan sianida, hal

ini menunjukkan senyawa ini digunakan sebagai agen anti-inflamasi (Thaker et al.,

2019).

Kristalisasi merupakan proses pemisahan yang sangat umum digunakan dalam

industri berbagai bahan dari komersial bahan kimia yang sangat umum dan

spesifikasi. Kristalisasi memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap


signifikan kualitas produk. Oleh karena itu, salah satu pemurnian yang paling penting

dan metode pemisahan dalam produksi. Selain itu, kristalisasi terus menerus juga

dapat memungkinkan lebih efisien dan produktif (Orehek et al., 2021).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Pembuatan Natrium Tiosulfat di laksanakan pada hari Kamis, 24

November 2022 pukul 13.00-15.29 WITA dan bertempat di Laboratorium Biokimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan Pembuatan Natrium Tiosulfat

adalah gelas ukur 50 mL, pipet tetes, gelas kimia 100 mL, spatula, corong, hot plate

dan timbangan aalitik.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan Pembuatan Natrium Tiosulfat

adalah Natrium Sulfit (Na2SO3), Sulfur/ Belereng (S), akuades (H2O), kertas saring,

plastik wrap dan aluminium foil.


C. Prosedur Kerja

Natrium Sulfat

─ ditimbang 5 gram
─ dimasukkan kedalam gelas kimia
─ dilarutkan kedalam aquades 25 ml
─ diaduk hingga terlarut sempurna
─ ditambahkan 1 gram serbuk belerang
─ dipanaskan hingga serbuk belerang
larut
─ didinginkan
─ disaring

Filtrat Residu

─ dipindahkan kedalam gelas kimia


─ diuapkan sampai 1/2 volume awal
─ didinginkan
─ disaring

Filtrat Residu

─ Ditimbang kristal yang terbentuk

%Rendemen = 42,4 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

5 gram natrium sulfit (Na2SO3) + 1


Terjadi endapan lapisan permukaan
1. gr belerang (S) + 25 ml aquades +
dan bagian bawah
dipanaskan

2. Larutan disaring Tersisa residu dan filtrat

Filtrat menjadi setengah dari volume


3. Filtrat dipanaskan
awal

Filtrat yang sudah dipanaskan


4. Kristal Na2S2O3
kemudian disaring

5. Berat kertas saring 0,863 gram

6. Berat kertas saring + berat kristal 2,957 gram

7. Berat kristal 2,094

8. Dihitung rendamennya 42,4 %

2. Reaksi yang terjadi

Na2SO3 + H2O  2Na+ + So2-

Na2SO3 + S  Na2S2O3
3. Analisis Data

Massa awal Na2SO3 = 5 gram

Massa kertas saring kosong = 0,863 gram

Mr Na2SO3 = 126 g/mol

Massa awal Sulfur (S) = 1 gram

Massa kristal + kertas saring = 2,957 gram

a. Massa kristal Na2S2O3 secara praktek

Massa Na2S2O3 = (M. kristal 3 + M. kertas saring) – (M. kertas saring kosong)

= (2,094 g + 0,863 g) – 0,863 g

= 2,094 g

b. Massa kristal Na2S2O3 secara teori

Massa Na 2SO 3
Mol Na 2SO 3 =
Mr Na 2 SO 3
5g
=
g
126
mol
= 0,397 mol
Massa S
Mol S =
Mr S
1
=
g
32
mol
= 0,0312 mol
Na2SO3 + S  Na2S2O3

Mula-mula : 0,0397 0,0312 -

Bereaksi          : 0,0312 0,0312 0,0312

Setimbang       : 0,0085 - 0,0312

Mol Na2S2O3 = 1/1 × mol S

= 1/1 × 0,0312

= 0,0312 mol

Massa Na2S2O3 = mol sisa × Mr Na2S2O3

= 0,0312 × 158 g/mol

= 4,929 g

c. % Rendemen Na2S2O3

Massa Na 2S 2O 3 secara praktek


% Rendemen Na 2S 2O 3 = x 100%
Massa Na 2 S2 O3 secara teori
2,094 g
= x 100%
4,929 g
= 0, 424 x 100%
= 42,4 %

B. Pembahasan

Natrium tiosulfat adalah suatu senyawa kimia dan obat-obatan. Sebagai obat

ia digunakan untuk mengobati keracunan sianida dan panau. Senyawa ini merupakan

senyawa anorganik yang biasanya tersedia sebagai pentahidrat, Na₂S₂O₃·5H₂O.


Padatannya adalah zat kristal yang efloresen yang larut dengan baik dalam air.

Natrium sulfat adalah garam natrium dari asam sulfat. Natrium sulfat merupakan

garam berwujud padatan atau kristal berwarna putih dan tidak berwarna. Nama lain

dari senyawa ini adalah binatrium sulfat atau mineral tenardit dengan rumus molekul

Na2SO4. Natrium sulfat banyak diproduksi secara komersil dari natural brine dan

proses industri (sintesis) dalam bentuk Na2SO4 atau salt cake dan dalam bentuk

anhidrat dengan rumus molekul Na2SO4.10H2O

Perlakuan pertama yaitu natrium sulfat ditimbang kemudian dilarutkan

dengan aquadest kedalam gelas kimia. Larutan kemudian diaduk hingga homogen

atau terlarut sempurna, setelah larutan homogen. Larutan kemudian ditambahkan

serbuk belerang. Tujuan penambahan serbuk belerang agar terbentuk garam yang

diinginkan, kemudian larutan tersebut dipanaskan untuk mempercepat reaksi atau

sebagai katalis. Larutan kemudian diaduk hingga serbuk belerang larut pada larutan,

pada saat semua bahan telah homogen kemudian larutan didinginkan dan disaring

untuk memisahkan antara filtrat dan residunya. Filtrat kemudian dipindahkan

kedalam gelas kimia kemudian diupkan sampai volumenya setengah. Tujuannya

untuk mengurangi kadar H2O pada larutan serta untuk memekatkan larutan tersebut

agar mudah terbentuk kristal, setelah larutan yang diuapkan mencapai volume

setengah kemudian didingin agar menurunkan suhu larutan, setelah suhu dari larutan

menurun maka akan terdapat endapan putih yang dihasilkan. Larutan yang sudah

terdapat endapan kemudian disaring untuk memindahkan antara filtrat dan residu.
Residu yang merupakan kristal kemudian dikeringkan selama beberapa jam setelah

itu ditimbang dan dihitung persentase rendamen yang dihasilkan.

Berdasarkan analisis data diatas berat kristal yang diperoleh yaitu 2,094 gram,

kemudian untuk persentase rendamennya sebesar 42,4 %. Menurut para ahli persen

rendamen yang bagus yaitu diatas 50% dan dibawah 100% (Bowo dkk., 2018).

Pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa kristal yang didapat pada percobaan ini

tidak bagus karena tidak sesuai dengan pemaparan para ahli karena persen rendamen

yang diperoleh pada percobaan ini hanya 42,4 % saja. Hal ini bisa terjadi karena pada

saat proses penguapan, suhu yang digunakan terlalu tinggi sehingga menyebabkan

larutan meletup-letup dan keluar dari gelas kimia sehingga menyebabkan larutan

yang didapatkan melebihi setengah dari volume larutan tersebut.


IV. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa

percobaan pembuatan natrium tiosulfat dapat dibentuk dengan mereaksikan antara

natrium sulfit (Na2SO3) dengan bubuk sulfur/belerang yang dirumuskan (S8) dengan

cara penyaringan serta hasil filtrat dan residu yang diberi pemanasan dan/atau

penguapan. Hasil yang diperoleh pada massa kristal Na 2SO3 secara praktek dan teori

adalah 2,094 gram dan 4,929 gram dengan rendemen Na2SO3 adalah 42,4 %.
DAFTAR PUSTAKA

Chaudhary, S., Tanvi., Rinku D, and Sneh G., 2019, Different Applications of Sulfur
Oxidizing Bacteria: A Review, International Journal of Current
Microbiology and Applied Sciences, 8(11).
Dewi, R. N., Yanuar A. P. R., Hikmatun N, and Achmad Roesyadi.,2020, Studi
Pendirian Pabrik Natrium Sulfat dengan Proses Mannheim, Journal of
Fundamentals and Applications of Chemical Engineering, 1(1).
Hoiriyah, U.Y., 2019, Peningkatan Kualitas Produksi Garam Menggunakan
Teknologi Geomembran, Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, 6(2).
Orehek, J., Dusan, T., and Blaz Likozar., 2021, Continuous Crystallization Processes
in Pharmaceutical Manufacturing : A Review, Organic Process Reasearch
and Development, 1(1).
Thaker, C., Chetan C, and Chetan C., 2019, Ion Chromatography Method
Development and Validation for Assay of Sodium Thiosulfate, International
Journal of Science and Research, 10(4).

Anda mungkin juga menyukai