Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

KEMAMPUAN KOAGULASI GARAM GARAM SULFAT DAN


KLORIDA

Nama Praktikan : Muhammad Rafi Diyansyah Putra

NIM : 24030119130055

Jurusan : Kimia

Jadwal Praktikum : Selasa, 24 November 2020

Asisten : Vanka Septian Henro

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2020
Lembar Pengesahan

Semarang, 3 November 2020


Asisten Praktikan

Vanka Septian Henro Muhammad Rafi Diyansyah Putra


24030117140021 24030119130055
Abstrak
Pembuatan Natrium Sulfat
I. Tujuan
Mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat sifat kimianya.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Natrium Tiosulfat
Na2S2O3 atau yang bisa disebut juga dengan Natrium tiosulfat
memiliki wujud berupa padatan kristal yang tidak berwarna, termasuk
reduktor, dan mampu bereaksi saat direaksikan dengan klorin dalam
bentuk bebas (Steams, 2006)
Natrium tiosulfat merupakan pendonor S atau sulur untuk
mengubah sianida menjadi non toksik. Natrium tiosulfat tidak dapat larut
dengan pelarut etanol (Olson, 2007)
2.2 Reaksi Tiosulfat
2.2.1 Pengaruh Pemanasan
Ketika dilakukan pemansan kepada natrium tiosulfat, maka
akan terjadi proses dekomposisi dan dihasilkan asam yang
bersifat toksik berasal darri reaksi antara sulfur dioksida dengan
natrium nitrit (Steams, 2006). Reaksinya :
Na2SO3 + S + 5H2O  Na2S2O3. 5H2O (Svehla, 1990)
Na2SO3 + S + 10H2O  Na2S2O3. 10H2O (Svehla, 1990)
2.2.2 Reaksi dengan Iod
Reaksi dengan iodide dapat terjadi ketika ada larutan iod
bereaksi dengan natrium tiosulfat dan menghasilkan larutan tidak
berwarna serta bbergelembung. Warna bening pada larutan yang
dihasilkan mengindikasikan terbentuknya natrium iododa dan
terjadi reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksinya :
Na2S2O3 + I2  2 NaI + S2O32- (Svehla, 1990)
2.2.3 Reaksi dengan Klor
Reaksi dengan klor terjadi ketika natrium tiosulfat dan klor
direaksikan lalu membentuk larutan berwarna putih kekuningan
dan ada endapan. Reaksinya :
S2O32- + Ba2+  BaS2O3 (Svehla, 1990)
2.2.4 Reaksi dengan HCl encer
Reaksi HCl encer dengan natrium tiosulfat akan
menghasilkan larutan berwarna putih keruh dan ada endapan.
Larutan yang dihasilkan berbau sulfur yang berasal dari gas SO 2.
Reaksinya :
Na2S2O3 + Cl2  2 NaCl + S2O32-
Na2S2O3 + HCl + H2O  2 NaCl + H2S + SO2 + H2O
(Svehla, 1990)
2.3 Refluks
Refluks merupakan salah satu dari bermacam-macam metode
ekstraksi. Proses yang digunakan pada metode ini adalah pemanasan.
Selain pemanasan, penggunaan pelarut juga menjadi hal yang sangat
berpengaruh dalam metode ini. Adanya panas pada refluks bertujuan
untuk meningkatkan proses berlangsungnya ektraksi. Karena pemanasan
merupakan faktor yang mempercepat reaksi pada hal ini adalah ekstraksi
(Susanti dkk, 2015)
2.4 Kristalisasi
Kristalisasi adalah suatu metode pemurnian zat dengan pelarut lalu
dilanjut dengan proses pengendapan dan prosesnya yaitu dimana zat cair
atau larutan, campuran leleh, atau bahkan gas yang dibentuk menjadi zat
padat. Kristalisasi juga bisa disebut sebagai Teknik pemisahan kimia
antara zat padat dan zat cair dimana adanya mass transfer atau
pemindahan massa dari solute ke fase kristal saat rekristalisasi (Nocent,
2001)
2.5 Analisa Bahan
2.5.1 Na2S2O3 Anhidrat
 Sifat Fisik : Berupa kristal tak berwarna dan tak berbau
 Sifat Kimia : Higroskopik dan larut pada air panas
(Hoffman, 2001)
2.5.2 HCl
 Sifat Fisik : Titik didih 85oC dan titik leleh -14oC
 Sifat Kimia : Larut dalam air
(Mulyono, 2005)
2.5.3 Serbuk belerang
 Sifat Fisik : Berupa padatan kuning non logam
 Sifat Kimia : tidak larut dalam air namun larut pada benzene
(Pringgodigdo, 1973)
2.5.4 Barium Klorida
 Sifat Fisik : berupa padatan kristal berwarna putih
 Sifat Kimia : Larut di methanol, sedikit larut di asam nitrat
(MDL, 2994)
2.5.5 Natriun Sulfat
 Sifat Fisik : Berupa padatan putih bersifat netral
 Sifat Kimia : Dapat dibuat dari NaCl dan H2SO4 pekat

2.5.6 Iodida dalam KI


 Sifat Fisik : titik lebur 681 oC dan titik didih 1330 oC
 Sifat Kimia : Sukar larut dalam air
(Basri, 2003)
2.5.7 Aquades
 Sifat Fisik : berupa cairan tidak berbau dan tidak berwarna
 Sifat Kimia : bersifat polar dan netral yaitu pH 7
(Basri, 1996)
III. Metode
3.1 Alat
 Neraca analitis
 Satu set alat refluks
 5 buah tabung reaksi
 1 set timbangan
 1 buah pengaduk
 1 set pembakar spiritus
 1 buah cawan penguapan.
3.2 Bahan
 Natrium sulfit anhidrat
 larutan iodium dalam kalium iodide
 larutan asam klorida encer
 serbuk belerang
 natrium sulfat
 barium klorida.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pembuatan Natrium Tiosulfat Penta Hidrat

25 gram natrium sulfit


Erlenmeyer

 Penambahan 20 ml aquades
 Penambahan 5 gram serbuk belerang
 Perefluksan sekitar 1,5 jam
 Pendinginan
 Penyaringan

Filtrat Residu
Cawan penguapan Kertas saring
 Penguapan sampai
volume 10 ml
 Pendinginan
 Penyaringan

Kristal
Kertas saring

 Pengeringan
 Penimbangan

Hasil
3.3.2 Sifat Kimia Natrium Tiosulfat
3.3.2.1 Pengaruh Pemanasan

Kristal natrium tiosulfat-5-hidrat


Tabung reaksi
 Pemanasan
 Pengamatan
Hasil

Kristal natrium tiosulfat-10-hidrat


Tabung reaksi

 Pemanasan
 Pengamatan
Hasil
3.3.2.2 Reaksi dengan Iod

2 gram kristal natrium tiosulfat


Erlenmeyer
 Pelarutan dengan 20 ml aquades
 Penambahan 2 – 3 ml larutan iod
 Penambahan larutan natrium sulfat berlebih
Hasil

3.3.2.3 Reaksi dengan Klor

2 – 3 ml natrium tiosulfat
Erlenmeyer

 Penambahan dengan air klor berlebih


 Pengamatan
 Penambahan asam klorida encer
 Penambahan barium klorida
Hasil
3.3.2.4 Pengaruh Asam Encer

3 ml natrium tiosulfat
Tabung reaksi

 Pereaksian dengan 3 ml HCl encer


 Pengamatan
 Pembauan
Hasil
IV. Data Pengamatan
No
Perlakuan Hasil
.
1. Pembuatan Na2S2O3.5H2O
 Penambahan 25 gram Na2SO3, 20 ml  Larutan berwarna kuning keruh
aquades, dan 5 gram serbuk belerang dan tidak larut
 Perefluksan 1,5 jam  Larutan berwarna kuning keruh
 Pendinginan dan penyaringan dan terbentuk endapan
 Penguapan filtrat sampai 10 ml  Filtrat berwarna putih
 Pengeringan  Kristal berwarna putih
2.  Penimbangan  Kristal sebesar 5,6 gram

Sifat Kimia Natrium Tiosulfat


a) Pengaruh Pemanasan
 Pemanasan Na2S2O3.5H2O  Lebih cepat meleleh
 Lebih lama meleleh
 Pemanasan Na2S2O3.10H2O
b) Reaksi dengan Iod
 Pelarutan dengan 20 ml aquades
 Penambahan 2 – 3 ml larutan iod  Larutan bening dan ada
c) Reaksi dengan Klor gelembung
 Pereaksian Na2S2O3 dan air klor
berlebih  Larutan bening
 Penambahan HCl encer dan
 Larutan berwarna putih
BaCl2
kekuningan dan terdapat endapan

d) Pengaruh Asam Encer


 Larutan putih keruh, terbentuk
 Pereaksian Na2S2O3 dan HCl
encer endapan, dan berbau sulfur
V. Hipotesis
Telah dilakukan percobaan berjudul “Pembuatan Natrium Tiosulfat”.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari pembuatan garam
natrium tiosulfat dan sifat sifat kimianya. Metode yang digunakan pada
percobaan ini adalah kristalisasi dan refluks. Hasil yand diharapkan ialah
didapat kristal natrium tiosulfat berwarna putih dan dapat mengetahui sifat
sifat kimianya yang lain.
VI. Pembahasan
Telah dilakukan percobaan berjudul “Pembuatan Natrium Tiosulfat”.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari pembuatan garam
natrium tiosulfat dan sifat sifat kimianya. Metode yang digunakan pada
percobaan ini adalah kristalisasi dan refluks. Kristalisasi adalah sebuah
metode pemisahan zat padat dari larutannya (Teguh, 2008) sedangkan refluks
adalah metode ekstraksi yang memanfaatkan proses pemanasan (Susantu dkk,
2015). Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah pendengapan
larutan dan pemanasan.
6.1 Pembuatan Na2S2O3.5H2O
Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
proses membentuk garam Na2S2O3.5H2O dengan metode kristalisasi dan
refluks. Langkah awal yang dilakukan adalah mereaksikan Na 2SO3
dengan serbuk belerang sebanyak 5 gram. Setelah itu dilarutkan adalam
akuades 20 mL dan akan terbentuk larutan berwarna kuning keruh.
Setelah itu, larutan yang terbentuk tadi direfluks selama 1,5 jam. Hasil
dari perefluksan ini yaitu larutan masih tetap yaitu berwarna kuning keruh
tetapi ada endapa. Setelah itu larutan didinginkan agar sulfur yang
terkandung tidak larut. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk
memisahan filtrat yang berupa larutan berwarna putih dan residu yang
berupa kristal berwarna putih kekuningan.
Filtrat yang dihasilkan tadi kemudiann diletakan dalam cawan dan
dilakukan penguapan untuk menguapkan pengotor yang terkandung
dalam larutan hingga larutan tersisa 10 mL dan menghasilkan kristal
murni natrium tiosulfat. Setealh out, kristal didiamkan dalam ice bath agar
mendapat kristal yang lebih besar dan kasar. Kristal yang dihasilkan
disaring agar hanya tersisa kristal murninya saja. Hasulnya adalah kristal
berwarna putih seberat 5,6 gram dan persentase rendemen 22,72 %.
6.2 Sifat Kimia Natrium Tiosulfat
6.2.1 Pengaruh Pemanasan
Proses pemanasan ini bertujuan untuk membandingkan sifat
kimia ketika uji stabilitas thermal antara Na2S2O3.5H2O dan
Na2S2O3.10H2O. Langkah yang mula-mula dilakukan adalah
memasukkan Na2S2O3.5H2O dan Na2S2O3.10H2O ke dalam dua
tabung reaksi lalu dipanaskan dengan temperature dan waktu yang
sama sambal diamati perubahan pada kedua sampel. Pada saat
pemanasan, dapat dilihat bahwa Na2S2O3.5H2O lebih dulu meleleh
karena mengandung lebih sedikit hidrat dibanding Na2S2O3.10H2O.
Na2S2O3.10H2O memiliki titik leleh yang lebih tinggi yaitu 80 oC
dibanding Na2S2O3.5H2O yang memiliki titik leleh 40-45 oC. Selain
itu, Na2S2O3.5H2O memiliki stabilitas thermal yang lebih rendah
dibanding Na2S2O3.10H2O (Pringgodigdo, 1973). Reaksinya :
Na2S2O3. 5H2O(s)  Na2S2O3(aq) + 5H2O(g) (Svehla, 1990)
6.2.2 Reaksi dengan Iod
Perlakuan reaksi dengan iod ini bertujuan untuk mengetahui
reaksi yang terjadi ketika natrium tiosulfat dan iod direaksikan.
Langkah yang mula-mula dilakukan adalah melarutkan 2 gram
natrium tiosulfat dalam 20 mL akuades lalu ditambahkan dengan 2-
3 mL larutan iodide. Hasil yang diperoleh adalah larutan tidak
berwarna dan bergelembung dalam larutan. Reaksinya :
2 Na2S2O3 + I2  2 Na I + Na2S4O6 (Svehla, 1990)
Larutan yang tidak berwarna mengindikasikan terbentuknua
senyawa natrium iodide dan terjadi reaksi redoks dalam larutan
yang terjadi dengan I2. I2 sebagai oksidator dan S2O3 sebagai
reduktor. Ion tiosulfat merupakan pengoksidator yang kuat
sehingga mampu mereduksi I2 menjadi I- dan larutan menjadi
bening (tidak berwarna)
6.2.3 Reaksi dengan Klor
Tujuan daru reaksi dengan klor adalah untuk mengetahui
reaksi yang terjadi ketika klor dan natrium tiosulfat direaksikan
Langkah yang mula-mula dilakukan adalah mereaksikan Na 2S2O3
dengan air klor berlebih sehingga menghasilkan larutan tidak
berwarna dan Na2S2O3 larut dalam larutan tersebut. Hal ini dapat
terjadi karena natrium tiosulfat berperan sebagai oksidator senyawa
lain sehingga menjadi tidak berwarna. Setelah itu, larutan ditambah
dengan HCl encer untuk membentuk garam NaCl dan asam
tiosulfat. Reaksinya :
Na2S2O3 + 2 HCl  2 NaCl + H2S2O3 (Svehla, 1990)
Setelah itu dilakukan penambahan BaCl2 dan larutan menjadi
berwarna putih kekuningan dan terdapat endapan dalam larutan
tersebut yang dihasilkan oleh barium tiosulfat. Reksinya :
H2S2O3 + BaCl2  Ba2S2O3 + 2 HCl (Svehla, 1990)
6.2.4 Pengaruh Asam Encer
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apa yang
terjadi ketika asam encer direaksikan dengan natrium tiosulfat.
Langkah yang mula-mula dilakukan adalah mereaksikan HCl 0,1
M dengan natrium tiosulfat dengan jumlah yang sama kemudian
diamati perubahan yang terjadi pada larutan. Hasil yang diperoleh
adalah larutan masuk ke dalam keadaan endoterm dan membentuk
cairan berwarna putih keruh yang terjadi akibat pemisahan belerang
dan terdapat asam sulfit dalam larutan. HCl menguapkan sulfur
dioksida lalu mengendapkan sulfur dan menciptakan bay sulfur
yang tercium pada saat bereaksi yang diakibatkan adanya gas SO 2.
Reaksinya :
Na2S2O3 + 2 HCl  H2S2O3 + 2 NaCl
H2S2O3  SO2  + S  + H2O
(Svehla, 1990)
VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
 Reaksi antara larutan sulfur dengan natrium sulfit adalah natrium
tiosulfat-5-hidrat.
 Didapat kristal natrium tiosulfat seberat 5,6 gram dengan persentase
rendemen 22,72%
 Dapat diketahui sifat kimia natrium tiosulfat diantaranya kristal
Na2S2O3.5H2O akan lebih cepat meleleh dibandingkan
Na2S2O3.10H2O, menghasilkan larutan bening dan bergelembung
ketika direaksikan dengan iod, menghasilkan larutan berwarna putih
kekuningan ketika direaksikan dengan klor terbentuk endapan ketika
direaksikan dengan barium tiosulfat, dan membentuk endapan dan
mengeluarkan bau yang khas ketika direaksikan dengan asam encer
7.2 Saran
 Praktikan harus mengerjakan praktikum dengan seksama agar hasil
yang didapat sesuai dengan literatur.
Daftar Pustaka
Basri. 1996. Kamus Kimia. Jakarta: Rineka Cipta.
Basri. 2003. Kamus Kimia. Jakarta: Rineka Cipta.
Hoffman, R. S. 2001. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit.
Sentra Informasi Keracunan (SIKer), Katalog.
MDL Information Systems, Inc., 1994. Barium chloride. pp. 1-12.
Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia Di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara.
Nocent M, Bertocchi L, Espitalier F. & al. 2001. Definition of a solvent system for
spherical crystallization of salbutamol sulfate by quasi-emulsion solvent
diffusion (QESD) method. Journal of Pharmaceutical Sciences
Olson. 2007. Kimia Farmasi. Jakarta: Erlangga
Pringgodigdo, A.G. 1973, Ensiklopedi Umum, Jakarta : Yayasan Para Buku
Franklin.
Sugiyarto, Teguh dan Eny Ismawati. 2008. IPA Kimia. Jakarta: Prisma Esta
Utama
Susanti, N.M.P., Warditiani, N.K., Laksmiani, N.P.L., Widjaja, I.N.K., dan
Rismayanti, A.A.M.I. 2015. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan
Refluks Terhadap Rendemen Andrografolid Dari Herba Sambiloto. Bali:
Universitas Udayana.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan
Semimakro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
 Menentukan mol Na2SO3
massa Na2SO3 = 25 gram
BM Na2SO3 = 126 g/mol
dit. mol Na2SO3?
jawab.
gram
n=
BM
25 g
n=
126 g /mol
n = 0,1984 mol
 Menentukan mol S8
massa S8 = 5 gram
BM S8 = 256 g/mol
dit. mol S8?
jawab.
gram
n=
BM
5g
n=
256 g /mol
n = 0,0195 mol
 Menentukan rendemen teoritis Na2S2O3
8Na2SO3 + S8  8Na2S2O3
mula mula 0,1984 mol 0,0195 mol
reaksi 0,156 mol 0,0195 mol 0,156 mol
setimbang 0,0424 mol 0 mol 0,156 mol

massa Na2S2O3 = 0,156 mol x 158 g/mol


= 24,648 gram
rendemen teoritis = 24,648 gram
 Menentukan rendemen persentase
rendemen nyata = 5,6 gram
rendemen teoritis = 24,648 gram
dit. rendemen persentase?
jawab.
rendemennyata
rendemen persentase produk = x 100 %
rendementeoritis
5 ,6 gram
= x 100 %
24,648 gram
= 22,72%

Anda mungkin juga menyukai