Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN III

PEMBUATAN KALIUM IODAT

OLEH :

NAMA : AFRA SUGEHA

STAMBUK : F1C121005

KELOMPOK : 3 (TIGA)

ASISTEN :

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Beakang

Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan,

peleburan (melt), atau dalam beberapa kasus, pengendapan langsung dari gas. Ini juga

merupakan teknik pemisahan kimia yang melibatkan pemindahan massa dari zat terlarut

dalam larutan ke dalam bentuk kristal padat. Dalam kristalisasi, zat padat biasanya

terbentuk dari larutan yang berlebihan, dan ini terjadi ketika larutan mengalami

pendinginan atau penguapan. Pada beberapa jenis zat padat, seperti gula dan garam yang

larut dalam air, kristalisasi dapat digunakan sebagai metode pemisahan dengan

mengendapkan zat padatnya melalui proses penguapan, sehingga zat padat tersebut dapat

dipisahkan dari larutan. Proses ini tidak dapat dilakukan dengan cara penyaringan karena

zat padatnya sudah larut dalam larutan sebelumnya..

Kalium adalah logam yang berwarna putih-perak dan memiliki sifat yang

lembut. Logam ini memiliki titik lebur sekitar 63,5°C. Kalium tetap stabil dalam udara

kering, tetapi dalam keadaan udara yang lembab, dapat dengan cepat mengalami

oksidasi, membentuk lapisan biru pada permukaannya. Kalium memiliki sifat yang

sangat reaktif terhadap air; ketika terpapar air, ia dapat menguraikannya dengan hebat,

menghasilkan gas hidrogen dan terkadang menyala dalam nyala lembayung. Biasanya,

kalium disimpan dalam pelarut seperti nafta untuk mencegah kontaknya dengan udara

atau air. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K+. Garam-garam ini

umumnya larut dalam air dan membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali jika

anionnya memiliki warna tertentu..

Kalium iodat (KIO3) adalah senyawa iodat yang banyak digunakan dalam

proses iodisasi garam. Senyawa ini penting karena iodium merupakan komponen utama

dalam fungsi tiroid manusia. Kalium iodat sendiri adalah garam yang memiliki
kelarutan yang rendah dalam air, sehingga untuk membuat larutannya, biasanya

memerlukan pelarut yang baik. Percobaan yang dilakukan untuk mengukur kadar

kalium iodat adalah cara untuk menentukan jumlah iodium dalam garam. Kalium iodat

biasanya berbentuk serbuk putih atau kristal dan tidak memiliki bau yang khas. Tujuan

dari percobaan tersebut adalah untuk menentukan kandungan kalium iodat dalam

sampel yang diuji, yang pada gilirannya akan memberikan informasi tentang jumlah

iodium yang ada dalam garam tersebut untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikaji pada percobaan kalium iodat adalah

bagaimana memberikan gambaran tentang proses pembuatan kalium iodat?

C. Tujuan

Tujuan yang dikaji pada percobaan kalium iodat adalah untuk memberikan

gambaran tentang proses pembuatan kalium iodat.

D. Manfaat

Manfaat yang dikaji pada percobaan iodat adalah dapat memberikan gambaran

tentang proses pembuatan kalium iodat.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Kristalisasi merupakan suatu proses pemurnian dan pembentukan partikel dalam

bentuk padatan yang dihasilkan melalui fasa homogen. Salah satu penentu keberhasilan

dari proses kristalisasi ini yaitu tercapainya kondisi supersaturasi. Ketika kondisi

supersaturasi telah tercapai, banyak inti kristal baru (nukleus) yang akan terbentuk dan

kemudian nukleus tersebut akan tumbuh menjadi kristal baru. Kristalisasi merupakan

teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa dari

suatu zat terlarut dari cairan larutan ke fase kristal padat. Kristalisasi dilakukan dengan

cara melarutkan zat organik yang akan dimurnikan ke dalam pelarut dengan suhu

mendekati titik didihnya. Kemudian membiarkan zat organik tersebut terpisah dari

pelarutnya pada saat proses pendinginan berlangsung. Diperoleh partikel dengan

morfologi yang terdefinisi seragam dan mudah larut kembali. Dasar dari proses ini

adalah kelarutan suatu zat pada berbagai suhu (Khairunisa et al., 2019).

Rekristalisasi adalah salah satu teknik pemurnian zat padat dari pengotor atau

campurannya dengan cara mengkristalkan kembali setelah melarutkan zat tersebut

kedalam pelarut (solven). Hasil dari proses rekristalisasi diharapkan akan mendapatkan

produk kristal yang kualitasnya lebih baik. Dalam proses rekristalisasi, kecepatan kristal

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu derajat lewat jenuh, jumlah inti yang ada total

luas permukaan dari kristal, pergerakan antara larutan kristal, serta jenis, banyak

pengotor dan viskositas larutan (Maizza et al., 2022).

Kalium Iodat (KlO3) adalah serbuk hablur warna putih dan tidak berbau, serta

mempunyai BM 214. Kalium Iodat mudah larut dalam air dan mudah rusak bila terkena

cahaya dan panas. KIO3 stabil dalam keadaan murni tetapi dalam iodisasi garam sudah

tidak murni lagi, karena telah tercampur dengan garam serta zat-zat lain yang

terkandung berubah menjadi iodium yang mudah menguap (Witi et al., 2018).
Iodium merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah

yang relatif lebih kecil tetapi manfaatnya sangat besar karena mempunyai peran yang

sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Iodium dapat menangkal penyakit

gondok berfungsi mengatur pembakaran energi. Iodium selain dapat diperoleh dari

garam beriodium, juga dapat diperoleh dari air minum, sayuran dan bahan makanan dari

laut. Iodium juga termasuk halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling

bersifat elektropositif (Sasmi, 2022).

Natrium Hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia

NaOH. Senyawa ini merupakan senyawa ionik berbentuk padatan putih yang tersusun

dari kalton natrium. Jika dikalangan rumah tangga atau masyarakat, NaOH dikenal

dengan nama Soda Api. Produksi dunia tahunan natrium hidroksida berada di urutan 60

juta ton. Ini digunakan secara universal sebagai agen netralisasi dalam industri kimia,

pembuatan kertas dan lain-lain. Umumnya mengandung 30% berat natrium hidroksida.

Natrium karbonat saat ini diproduksi dari NaCl dan CaCO3 dalam proses Solvay (di

Eropa) dan sebagai tambahan langsung dari bijih alami (trona) atau air asin. (Adelina

dan angkarini, 2019).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Pembuatan Kalium Iodat dilaksanakan pada hari Kamis, 5

Oktober 2022, Pukul 13.00-15.30 WITA, di Laboratorium Kimia Organik,

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan Pembuatan Kalium Iodat adalah gelas

kimia 50 mL dan 100 mL, gelas ukur 25 mL, pipet tetes, corong, batang

pengaduk, hot plate, neraca analitik dan spatula.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan Pembuatan Kalium Iodat adalah

Kalium Klorat (KClO3), Iodium (I2), Asam Nitrat Pekat (HNO3), Natrium

Hidoksida (NaOH) dan Kalium Iodida (KI).


C. Prosedur Kerja

KClO3

− ditimbang sebanyak 3,4 gram


− dimasukkan dalam gelas kimia yang
berisi 15 mL air hangat
− ditambahkan 4 gram KI dan 0,1 M HNO3
pekat
− dipanaskan perlahan-lahan
− dihentikan pemanasan ketika reaksi
sedang berlangsung dan dipanaskan
kembali setelah reaksi mulai redah

Larutan KClO3 + KI + HNO3

− ditambahkan Iodium
− didihkan hingga terbentuk kristal
− disaring

Residu Filtrat

− ditambahkan 10 mLNaOH
− disaring

Filtrat Kristal

− dikeringkan
− ditimbang
− dihitung rendemennya

Rendemen = 65%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. 15 mL H2O Bening

2. H2O + 4 gram KClO3 + 2 gram KI Keruh + endapan

3. Campuran dipanaskan + 0,1 gram I2 Keruh + endapan

4. Campuran + 0,5 mL HNO3 hitam kecoklatan

5. Campuran dipanaskan hitam kecoklatan + endapan

6. Disaring Filtrat + residu

7. Residu + NaOH 10 Ml Kuning keruh + endapan

8. Disaring Kristal

9. Ditimbang dengan kertas saring 2,6 gram

10. Berat Kristal 1,75 gram

2. Reaksi yang Terjadi

KClO3 + KI → KIO3 + KCl

3. Analisis Data

Diketahui :

Berat Kristal KIO3 = 1,75 gram

Massa KClO3 = 3,5 gram

Mr KClO3 = 122,5 g/mol


Massa KI = 4 gram

Mr K I = 166 g/mol

Mr K IO3 = 214 g/mol

Berat kristalKIO3 + kertas saring = 2,56 g

Berat kertas saring kosong = 0,85 g

Ditanyakan : % rendamen = …?

Penyelesaian :

a. Berat Teoris KIO3

Massa KClO 3
Mol KClO3 =
Mr KClO3

3,5 gr a m
=
122, 5 g/ m ol

= 0,028 mol

Massa KI
Mol KI =
Mr KI

4 gr a m
=
166 g/ m ol

= 0,04 mol

KClO3 + KI  KIO3 + KCl

M 0,028 mol 0,04 mol - -

R 0,04 mol 0,04 mol 0,04 mol 0,04 mol

S 0,012 mol - 0,04 mol 0,04 mol

Massa KlO3secara teoritis = mol KIO3 × mr KIO3

= 0,012 mol× 214 g/mol


= 2,568 gram

b. % rendamen

Berat KIO3= (Berat KIO3 + kertas saring)– (Berat kertas saring kosong)

= 2,6 g – 0,85 g

= 1,75 g

Jadi berat eksperimen KIO3 = 2,92 g

Massa KIO 3 Praktikum


% rendamen = × 100%
Massa KIO 3 Teori

1,75 g gr a m
= ×100%
2,658 gram

= 65 %

B. Pembahasan

Kristalisasi merupakan peristiwa pembentukan kristal-kristal padat dalam

suatu fase homogen. Baik itu dalam pembuatan partikel padat didalam uap seperti

dalam pembuatan salju atau pembuatan partikel padat didalam lelehan cair

sebagaimana dalam pembuatan kristal tunggal yang besar maupun kristalisasi dari

larutan cair misalnya garam. Peristiwa kristalisasi ditandai dengan terbentuknya

kristal padat. Agar kristal dapat terbentuk dalam suatu larutan harus dalam

keadaan lewat jenuh. Keadaan lewat jenuh dapat dicapai dengan cara yang

berbeda-beda.

Perlakuan pertama dalam percobaan ini adalah melarutkan KClO 3 dalam


air hangat kemudian mereaksikannya dengan KI dan HNO3 pekat 0,1 M. Air

panas digunakan untuk melarutkan KClO3 karena garam memiliki kelarutan yang

sangat rendah dalam air. Salah satu sifat KIO3 adalah kemampuannya untuk

diendapkan dengan HNO3 pekat. Oleh karena itu, untuk dapat memisahkan kristal

KIO3 yang terbentuk dari larutan, maka perlu dilakukan penambahan HNO 3

sebelum dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi agar setiap tahapan

pembentukan KIO3 berlangsung lebih cepat. Kemudian panaskan perlahan.

Hentikan pemanasan di tengah reaksi, dan panaskan kembali setelah reaksi

mereda. Kemudian tambahkan yodium. Penambahan iodium bertujuan untuk

menghilangkan kelebihan iodium dan klorat dalam larutan. Kemudian dididihkan

sampai terbentuk kristal dan saring.

Perlakuan berikutnya yaitu filtrat dari hasil penyaringan sebelumnya

ditambhakan dengan NaOH. Penambahan NaOH bertujuan untuk menetralkan

garam KIO3 dari garam-garam asam yang mungkin terbentuk. Kemudian disaring

untuk mendapatan kristal KIO3. Setelah itu kristal yang didapatkan dari perlakuan

sebelumnya dikeringkan dan ditimbang untuk dihitung rendamennya. Berdasarkan

hasil pengamatan didapatkan kristal sebesar 1,75 gram dan % rendamen

didapatkan sebesar 65 %. Berdasarkan teori, presentasi hasil sebagian nilai

eksperimen yaitu 90% bagus, 70%-80% sangat baik, 50%-70% baik, 40%-50%

dapat diterima, 20%-40% buruk, 5%-20% sangat buruk. Sehingga % rendamen

yang diperoleh dalam percobaan ini masuk dalam kategori baik, karena %

rendamen yang didapatkan sebesar 65 %.


V. KESIMPULAN

Berdasrkan tujuan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh

bahwa pembuatan kalium iodat dapat dilakukan dengan menggunakan larutan kalium

klorat (KIO3), iodium (I2), dan asam nitrat (HNO3) sebagai bahan pengendapan dan

natrium hidroksida (NaOH) sebagai pelarut atau penetral untuk pembentukan kristal,

sehingga mendapatkan kristal KIO3 sebesar.


DAFTAR PUSTAKA

Adelina, N., dan Angkarini, T., 2022, Pelatihan Pengolahan Limbah Daur Ulang Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat di kampung Lebak Jaya Pandeglang.
Community Development, Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2).

Khairunisa, L. F., Widyasanti A., dan Nurjanah, S., 2019, Kajian Pengaruh Kecepatan
Pengadukan terhadap Rendemen dan Mutu Kristal Patchouli Alcoholdengan
Metode Cooling Crystallization. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem,7(1).

Sowmya, P., Sudhir, A., dan Rai, K, 2020, Penentuan iodometri asam askorbat dalam
jumlah besar dan tablet Vitamin-C menggunakan Kalium Iodat. Farmasi.
Pharmacy dan Pharmacology international jurnal , 8(3).

Ziouane, Y. dan Gilles L., 2019, New Modeling of Nitric Acid Dissociation Function of
Acidity and Temperature, American Chemical Society, 1(3)

Anda mungkin juga menyukai