Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 9

APLIKASI TITRASI
IODOMETRI
Nama Anggota :
1. Deanella Firda Amelia Putri (08)
2. Lutfy Hasyim (17)
3. Nafisah Dewi Nurani (23)
4. Zulfa Afia (36)
Praktikum Iodometri
Penentuan Kadar Klor Aktif Dalam Bahan
Pemutih Dengan Titrasi Iodometri
Pengertian Iodometri
Iodometri adalah analisis titrimetri yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat
oksidator seperti besi (III), tembaga (II), di mana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin.
Metode titrasi iodometri tak langsung (iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari
iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Bassett, 1994). Larutan standar yang
digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium thiosulfat. Garam ini
biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3 .5H2O. Larutan tidak boleh
distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan
standar primer.
Pengertian Pemutih
Pemutih terdiri dari campuran kalsium hipoklorit dan klorida
basa (CaCl 2 ), Ca(OH )2 .H 2 O. Kalsium hipoklorit atau yang
biasa disebut kaporit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus
kimia Ca(OCl) 2 . Kaporit biasanya digunakan untuk
menjernihkan air . Kalsium hipoklorit adalah padatan putih yang
siap didekomposisi di dalam air untuk kemudian melepaskan
oksigen dan klorin. Senyawa aktifnya adalah hipoklorit yang
mempunyai daya untuk memutihkan. Kalsium hipoklorit memiliki
aroma klorin yang kuat. Senyawa ini tidak terdapat di lingkungan
secara bebas.
Prinsip Praktikum
Titrasi iodometri termasuk dalam titrasi dengan cara
tidak langsung, dalam hal ini ion iodide sebagai pereduksi
diubah menjadi iodium yang nantinya dititrasi dengan
larutan baku Na2S2O3. Cara ini digunakan untuk
penentuan oksidator. Pada oksidator ditambahkan larutan
KI dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang akan
dititrasi dengan Na2S2O3. Sebagai indicator, digunakan
larutan kanji. Titik akhir titrasi pada iodometri apabila
warna biru telah hilang
ALAT
DAN
BAHAN
ALAT BAHAN
• Buret 50 ml • Pemutih (Byclin sebagai aplikasinya)
• Erlenmeyer 250 ml • Larutan I2
• Pipet volume 10 ml • Amilum
• Gelas kimia 100 ml • Asam asetat glasial
• Labu ukur 100 ml • NA2S2O3
• Gelas ukur 10 ml • Aquadest
• Corong
• K₂Cr₂O₇
• Botol semprot
• HCl 1M
• Kertas saring
• Kaca arloji
• Pipet tetes
PROSEDUR
DAN
SKEMA KERJA
PRAKTIKUM
Pembuatan Reagen Na2S2O3
0,1 M
• Timbanglah 2,482 gram Na2S2O3.5H2O secara seksama
• larutkan dengan 300 ml aquadest di dalam gelas kimia
• masukkan kedalam labu takar ukuran 100 ml
• tambahkan aquadest sampai tanda batas dan dikocok
• disimpan pada botol coklat dan dijauhkan dengan sinar
matahari langsung
Pembuatan Reagen
K2Cr2O7 0,01 N
• Encerkan 0,194 ml gram K2Cr2O7 kedalam beker
gelas
• Masukkan kedalam labu ukur 100 ml yang berisi
sedikit aquadest
• Tambahkan aquadest sampai tanda batas
• dikocok sampai homogen
Pembuatan Reagen
KI 10 %
• Encerkan 10 gram K2Cr2O7 kedal beker gelas
• Masukkan kedalam labu ukur 100 ml yang berisi
sedikit aquadest
• Tambahkan aquadest hingga tanda batas
• Kocok hingga homogen
Standarisasi Na2S2O3 Dengan Larutan
K₂Cr₂O₇ Secara Iodometri
• Masukkan 20 ml K2Cr2O7 0,01 N ke dalam erlenmeyer
• Ditambahkan 5 ml HCl pekat dan 15 ml larutan KI 10 %
• Titrasi larutan dengan buret yang telah dicuci
• Titrasilah larutan Na2S2O3 0,1 M hingga tepat warna kekuningan terbentuk
• Tambahkan 5 tetes indikator amilum
• lanjutkan titrasi hingga warna biru menghilang
• Catat volume Na2S2O3 yang diperlukan
• Lakukan triplo
• Tentukan Kosentrasi natrium tiosulfat yang terstandarisasi
Penentuan Kadar Klor Aktif Dalam
Bahan Pemutih
• Masukkan 10 ml pemutih kedalam labu ukur 250 ml.
• Tambahkan aquadest hingga tanda batas, lalu dihomogenkan.
• Tambahkan 5 ml HCl pekat.
• Tambahkan 4 ml larutan KI 10%
• Tambahkan 8 ml aquadest.
• Ditambahkan 2 ml indikator amilum
• Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 M hingga warna biru kehitaman
menghilang
• Catatlah volume Na2S2O3 0,1 M yang digunakan untuk titrasi.
• Lakukan triplo.
• Tentukan kadar klor aktif dalam bahan pemutih tersebut.
DATA
PENGAMATAN
Standarisasi Na2S2O3 Dengan Larutan K₂Cr₂O₇
Secara Iodometri
Penentuan Kadar Klor Aktif Dalam
Bahan Pemutih
PERHITUNGAN
Konsentrasi Na2S2O3 Kadar Klor Aktif
PEMBAHASAN
PRAKTIKUM
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar klor aktif (ClO-)
dengan menggunakan metode titrimetri berdasarkan reaksi redoks.
Reaksi redoks merupakan reaksi merupakan reaksi yang
menyebabkan naik dan turunnya bilangan oksidasi reduksi.
Larutan baku yang digunakan adalah larutan Na 2S2O3 yang akan direaksikan dengan suatu asam
sebagai katalisator. Indikator yang digunakan adalah indikator larutan kanji Titik akhir titrasi
ditandai dengan tepat hilangnya endapan biru tua.
Titrasi iodometri adalah salah satu jenis titrasi redoks yang melibat kaniodium. Titrasi ini
merupakan jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan salah satunya untuk senyawa-
senyawa yang bersifat oksidator.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa larutan standar
primernya yaitu larutan K2Cr2O7 dan larutan standar sekundernya yaitu larutan Na 2S2O3.
Berdasarkan perhitungan yang didapatkan normalitas Na 2S2O3 yaitu 0,18 N atau molaritas
Na2S2O3 yaitu 0,09 M
Reaksi yang terjadi pada percobaan pertama
yaitu :
I2 + 2e- → 2I-re

K2Cr2O7 + 6KI + 14HCl → 8KCl + 2CrCl3 + 3I2 +H2O

Percobaan kedua yaitu penentuan kadar klor aktif dalam bahan


pemutih. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
dilihat bahwa larutan standar primernya yaitu larutan bahan
pemutih dan larutan standar sekundernya yaitu larutan Na2S2O3.
Berdasarkan perhitungan didapatkan n S2O32- yaitu 1,17 mmol, n
OCl- yaitu 0,584 mmol atau 5,85 x 10-4, dan untuk kadar klor
aktif dalam bahan pemutih yaitu 4,36%.
Reaksi yang terjadi pada percobaan kedua ini yaitu :

Cl2 + H2O → H+ + Cl- + HOCl

HOCl → H+ +(OCl)-

(OCl)- + 2I- + 2H+ → I2 + Cl- + H2O

I2 + 2S2O2- → S4O62- + 2I-


THANK YOU FOR
YOUR LISTENING

Anda mungkin juga menyukai