OKSIDASI)
Farmasi-UTB lampung
Titrasi Redoks
• Dasar reaksi titrasi redoks adalah reaksi oksidasi-reduksi antara zat penitar (titran) dan zat yang dititrasi
(analit).
• Titrasi redoks (reduksi-oksidasi) dalah metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya adalah reaksi
redoks, reaksi ini hanya dapat berlangsung jika terjadi interaksi dari senyawa/ion yang bersifat oksidator
dengan senyawa/ ion bersifat reduktor.
• Jadi kalau larutan bakunya oksidator, maka analit harus bersifat reduktor atau sebaliknya.
Oksidator : adalah zat yang dalam reaksi mengalami penurunan bilangan oksidasi, karena dalam
reaksi tersebut oksidator mengalami reduksi atau menerima elektron.
Contoh :
MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2+ + 4 H2O ((KMnO4) adalah suatu oksidator)
Reduksi karena dalam reaksi tersebut terjadi penangkapan/menerima elektron
Jenis Titrasi Redoks
Titrasi redoks dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sifat larutan baku standard nya, yaitu :
1. Permanganometri
Jenis titrasi redoks ini menggunakan kalium permanganat (KMnO 4) sebagai titran yang
bersifat oksidator, untuk menganalisis zat uji yang bersifat reduktor. Titrasi
permanganometri tidak membutuhkan indikator karena setetes 0,1 N KMnO 4 sudah
menunjukkan warna pink keunguan dalam 100 ml larutan.
2. Dikromatometri
Dikromatometri menggunakan kalium dikromat (K 2Cr2O7) sebagai titran yang bersifat oksidator,
untuk menganalisis zat uji yang bersifat reduktor. Dalam prosesnya, ion dikromat (Cr 2O72-)
tereduksi menjadi Cr3+ yang memiliki warna hijau. Ion dikromat dipilih karena kestabilan yang
baik dan bentuknya yang murni.
3. Titrasi Serimetri
Titrasi ini menggunakan larutan baku serium sulfat (Ce(SO 4)2) sebagai titran yang bersifat
oksidator, untuk menganalisis zat uji yang bersifat reduktor.
4. Titrasi Iodimetri
Titrasi jenis ini adalah titrasi langsung yang dilakukan dalam kondisi pH netral atau sedikit
asam, di mana larutan Iodium digunakan sebagai titran dan bersifat oksidator.
Jenis Titrasi Redoks
5. Bromometri
Titrasi bromometri menggunakan kalium bromat (KBrO3) sebagai titran yang
bersifat reduktor. Untuk mempercepat terjadinya reaksi, biasanya bromometri
dilakukan dalam suhu yang panas dan kondisi pH asam. Kelebihan KBr akan
memunculkan reaksi pada ion bromat yang kemudian menghasilkan warna
kuning pucat.
6. Iodometri
Iodometri adalah titrasi tidak langsung yang menggunakan larutan iodium
sebagai titran yang bersifat reduktor, di mana iodium yang dilepas akan dititrasi
menggunakan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3).
Aplikasi Titrasi Redoks
Dalam industri farmasi, titrasi redoks dilakukan untuk menganalisis jumlah
kandungan vitamin C dalam sebuah sampel obat. Ini dikarenakan vitamin C
merupakan pereduksi yang baik.
Dalam industri pangan, titrasi redoks bisa digunakan untuk melihat kualitas
minyak jelantah, yakni dengan melihat kadar peroksida.
1. Titrasi Permanganometri
• Larutan titer yang digunakan pada metode permanganometri adalah Kalium
permanganat (KMnO4) yang umumnya dilakukan dalam suasana asam (asam sulfat
encer). KMnO4 merupakan suatu oksidator, sehingga zat yang dianalisis merupakan
suatu reduktor.
• Standardisasi Larutan KMnO4 dilakukan dengan suatu reduktor yaitu Asam Oksalat
(H2C2O4) menurut reaksi :
2MnO4- + 16H+ + 5C2O42- Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
• Larutan titran yang digunakan pada metode serimetri adalah senyawa serium
sulfat (Ce(SO4)2) sebagai oksidator, sehingga zat yang dinalisis adalah suatu
reduktor.
• Ion Ce4+ direduksi menjadi ion Ce3+ yang berwarna hijau dengan reaksi berikut :
Ce4++ e- → Ce3+
• Standardisasi larutan cerium sulfat (Ce(SO4)2) dilakukan terhadap arsen
trioksida (As2O3)
• Larutan titran yang digunakan pada metode iodimetri adalah iodin (I 2) bersifat
sebagai oksidator, sehingga zat yang dinalisis adalah suatu reduktor.
• Iodin direduksi menjadi ion iodida : I2 + 2e- 2I-
• Standardisasi larutan iodin (I2) dilakukan terhadap arsen trioksida (As2O3) atau
Natrium tiosulfat (Na2S2O3)
• Larutan titran yang digunakan pada metode iodometri adalah natrium tiosulfat
(Na2S2O3) bersifat sebagai reduktor, sehingga zat yang dinalisis adalah suatu
oksidator.
• Ion iodida dioksidasi menjadi iodin : 2I- I2 + 2e-
Iodin (I2) yang terbentuk dititrasi dengan Natrium tiosulfat :
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
2 N dipanaskan sampai suhu 70oC, lalu dititrasi dengan larutan KMnO4 yang hendak
dibakukan, volume larutan titer KMnO4 yang dibutuhkan adalah 24,9 mL.
KBr ditambahkan untuk membentuk Br2 yang bereaksi dengan sulfanilamid dalam
sampel. Setelah 10 menit, ditambahkan KI berlebihan dan Iodin yang dibebaskan
dititrasi dengan 12,92 mL natrium tiosulfat 0,1215 M.