“TITRASI PERMANGANOMETRI ”
Disusun Oleh:
NURYANI LA SAMIRU
(441419032)
JURUSAN KIMIA
2020/2021
A. Tujuan
Menentukan kadar Fe2+ dalam gram Fero Sulfat dengan menggunakan larutan
pengoksidasi KMnO4
B. Dasar Teori
Salah satu jenis reaksi kimia yang digunakan analisis volumetri adalah reaksi oksidasi
reduksi, yang di kenal dengan istilah oksidimetri.jenis reaksi ini melibatkan adanya transfer
elektron antara oksidator dan reduktor. Ada dua cara perhitungan reaksi oksidasi reduksi ;
1. Berdasarkan atas mol pada persamaan stoikiometri.
2. Berdasarkan cacah elektron yang terlibat dalam senyawa oksidator yang dikenal dengan berat
ekivalen.
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan biloks,
sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan biloks. Oksidator adalah senyawa dimana
atom yang terkandung mengalami penurunan biloks. Sebaliknya pada reduktor, atom yang
terkandung mengalami kenaikan biloks.
DAY, R.A., Jr; Underwood, A.L. (1986). Dalam banyak prosedur analitik, analit ada
dalam lebih dari satu keadaan oksidasi dan harus dirubah menjadi keadaan oksidasi tunggal
sebelum dilakukan titrasi. Pereaksi redoks yang digunakan harus mampu untuk mengubah analit
secara lengkap dan cepat kedalam oksidasi yang diinginkan.
Astin lukum, (2009 : 108) Indikator yang digunakan dalam titrasi oksidasi reduksi ini
biasanya berupa zat organik yang dapat dioksidasi atau di reduksi bolak-balik dan berubah
warnanya pada perubahan tingkat oksidasinya. Pada dasarnya indikator ini harus teroksidasi atau
tereduksi pada titik ekivalensi titrasinya. Jika kita mentitrasi suatu larutan reduktor, indikatornya
harus reduktor, tapi yang lebih lemah. Jadi lebih sukar dioksidasi dari pada zat yang dititrasi.
Indikatornya baru teroksidasi (berubah warna) jika cuplikannya sudah atau hampir semua
teroksidasi.
Indikator yang digunakan untuk menandai titik akhir titrasi oksidasi reduksi, yaitu :
Auto indikator, indikator sendiri yaitu indikator yang berasal dari pereaksinnya sendiri. Contoh:
KMnO4; Indikator spesifik, contoh indikator kanji untuk iodium; Indikator redoks, contoh
indikator yang dapat berbeda warna pada keadaan terduksi dan teroksidasinya. Contoh asam
difenil amin dan feroin.
Secara sederhana pasangan redoks dari indikator redoks dilambangkan sebagai berikut :
In+ + e In
Warna A warna B
Untuk meneteskan
1. Pipet tetes 1
bahan.
Digunakan untuk
tempat larutan dan
2 Gelas Beaker dapat juga untuk 1
memanaskan
larutan kimia.
Digunakan untuk
mengukur volume
zat kimia dalam
bentuk cair. Alat
3 Gelas Ukur 1
ini mempunyai
skala, tersedia
bermacam-macam
ukuran
Di gunakan untuk
4 Batang Pengaduk 1
mengocok larutan
Digunakan untuk
tempat zat yang
akan dititrasi.
5 Erlenmeyer 1
Kadang-kadang
boleh juga
digunakan
digunakan dalam
6 Labu takar pengenceran 1
sample
Untuk mengukur
7 Neraca analitik bahan (sampel), 2
atau zat kimia
Untuk menahan
buret pada saat
8 Tatif dan Klem proses titrasi 1
sedang
berlangsung
Digunakan untuk
meneteskan
sejumlah larutan
yang sangat teliti,
tepat terukur,
9 Buret 1
volume variable
dan biasa
digunakan pada
metode titrasi atau
volumetri.
2. Bahan
Nama Kategori
No Bahan Sifat Fisik Sifat Kimia Bahan
1. FeSO4 1. Berwarna hijau 1. Jika pada larutan Bahan
2. Larut dalam suatu garam fero Khusu
pelarut polar ditambahkan KCN s
maka mula-mula
terbentuk endapan
kuning cokelat
dari Fe(CN)2
FeSO4
- Menimbang dengan teliti ± 600 mg
- Melarutkan dengan 100 ml air suling
- Memasukan ke dalam labu erlrnmeyer
- Membubuhi dengan 25 ml H2SO4 4 N
E. Hasil Pengamatan
Permanganometri : Menentukan Kadar Fe2+ dalam Ferosulfat dengan pengoksidasi KMnO4
Perhitungan
Menentukan Kadar Fe2+ dalam Ferosulfat dengan pengoksidasi KMnO4
Dik : V1 KMnO4 = 4,6 mL V2 KMnO4 = 3,8 mL
Penye :
V1 x N x mr Fe
Kadar Fe2+ = mg Contoh x 100 %
4,6 x 0,1 x 56
= 600 x 100 %
= 4,2 %
3,8 x 0,1 x 56
= 600 x 100 %
= 3,5 %
kadar 1+ kadar 2
Rata-rata kadar Fe =
2
4,2+3,5
=
2
= 3,85 %
F. Pembahasan
Permanganometri adalah salah satu cara anlisis tipe reaksi oksidasi reduksi. Titrasi ini
menggunakan KMnO4 sebagai titran. Kalium permanganat adalah oksidator kuat yang dapat
bereaksi dengan suatu reduktor menghasilkan senyawa mangan yang mempunyai bilangan
oksidasi yang berbeda-beda tergantung pada pH larutan.
Dalam percobaan ini menggunakan Kalium Permanganat sebagai titran untuk
melakukakn proses titrasi. Kalium Permanganat (KMnO4) merupakan zat pengoksidasi yang
sangat kuat. Pereaksi ini dapat dipakai tanpa penambahan indikator, karena mampu bertindak
sebagai indikator. Kemampuan suatu larutan untuk dapat menjadi suatu indikator dalam suatu
reaksi titrasi tanpa penambahan disebut dengan auto indikator. Larutan KMnO4 merupakan salah
satu larutan auto indikator. Untuk titrasi larutan berwarna atau sedikit saja berwarna, pemakaian
indikator tidaklah perlu karena kalium permanganat 0,1 N dan yang hanya serendah 0,1 cm
sudah memberikan warna merah jambu pucat kepada air.
Metode analisis permanganometri kali ini digunakan untuk menentukan kadar Fe 3+ dalam
gram Ferosulfat. Ferosulfat padatan ditimbang ± sampai 600 mg. pengukuran pertama yaitu 600
mg dan pengukuran kedua untuk duplo yaitu 600 mg. Sampel ini dilarukan dengan 100 ml air
suling ke dalam erlenmeyer sehingga didapatkan larutan encer Ferosulfat. Warna larutan ini
bening namun kekuningan atau sedikit kental karena adanya unsur besi yang dilarutkan.
Larutan encer ini dibubuhi dengan larutan H2SO4 4 N sebanyak 25 ml. Saat melarutkan
sampel Fe2+ tersebut harus ditambahkan asam terlebih dahulu untuk menghindari Hidrolisis,
yaitu reaki logam dengan air menghasilkan sesuatu yang lemah yang dapat mengendap dengan
reaksi :
Fe2+ + H2O → Fe(OH)2
Fungsi penambahan asam sulfat pada saat sebelum titrasi adalah agar suasana menjadi
asam karena kalium permanganat memiliki daya oksidasi yang kuat hanya dalam suasana asam.
Penambahan H2SO4 agar reaksi cepat dan kuantatif dan luntur dengan pembentukan kompleks
tak berwarna. Dalam titrasi permanganometri titrasi harus dilakukan dalam suasana asam. Oleh
karena itu, digunakan asam kuat yang dapat mengionisasi sempurna dan dapat berfungsi untuk
menciptakan suasuana asam yang stabil bukan sebagai indikator karena KMnO 4 bersifat
autoindikator. Dalam hal ini dipilih asam sulfat (H2SO4) sebagai pencipta suasana asam yang
paling baik dan juga berfungsi mengikat air. Kalium permanganat hanya bersifat oksidator dalam
suasana asam, namun pada suasana basa kalium permanganat ini tidak memiliki daya oksidasi,
melainkan malah mengendap menjadi Mn(OH)2 yang nantinya akan membentuk MnO2 yang
mengendap juga. Oleh karena itu pada saat titrasi penentuan konsentrasi kalium permanganat
harus ditambahkan asam sulfat. Penambahan asam sulfat di maksudkan supaya besi larut
sempurna dan dapat bereaksi dengan baik. Selain untuk melarutkan besi, penambahan asam
sulfat juga bertujuan agar KMnO4 tereduksi menjadi Mn2+. Asam sulfat juga dimaksudkan untuk
menghindari oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ karena Fe2+ kurang stabil diudara terbuka. Setelah
penambahan H2SO4, Warna larutan berubah menjadi bening.
Titrasi dimulai dengan meneteskan larutan KMnO 4 pada erlenmeyer sampai terjadi
perubahan warna pada titik akhir titrasi. Reaksi yang terjadi saat penambahan KMnO4 adalah :