Anda di halaman 1dari 3

IV.

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita melakukan titrasi pembentukan kompleks yang sering disebut
dengan kompleksometri. Titrasi adalah cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang di
butuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dengan larutan lain. Titrasi
kompleksometri adalah kompleks yang terbentuk dari suatu ion logam yaitu kation dari suatu anion
logam, ion logam dalam komplek yang disebut sebagai atom pusat dan kompleks yang terikat
disebut sebagai ligan. Jenis titrasi ini merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, syarat terbentuknya kompleks yaitu tingkat kelarutan yang tinggi. Dan pada
percobaan kali ini kita menentukan kadar ZnSO
4
yang belum diketahui kadarnya dengan
menggunakan titran NA- EDTA (Etilen Diamin Terta Asetat). Dan dilakukan titrasi sebanyak 3x
agar dihasilkan data yang relatif kecil supaya kesalahannya pun dapat di netralisir.
Seperti biasa sebelum membahas lebih lanjut kita ketahui terlebih dahulu sifat-sifat dan
monografi dari masing- masing zat yang kita gunakan. Diantaranya:
1. Aquadest
Nama Resmi : Aquadstillata
RM/BM : H
2
O / 18,02 gram
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pelarut
2. ZnSO
4

Nama resmi : Zinci Sulfat
RM/BM : ZnSO
4
/ 287,54
Pemerian : hablur transparan atau serbuk hablur, tiak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,praktis tidak larut dalam metanol (95%)P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : sebagai sampel.
3. EBT (Eriokrom Black T )
Nama resmi : Etilen biru timol
Nama latin : EBT, biru hidroksinaftol
RM/BM : C
20
H
14
N
2
O
11
S
3
/ 554,52
Pemerian : hablur, biru kecil
Kelarutan : mudah larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai indikator
4. EDTA
Nama resmi : Etilen Diamin Tetra Asetat
RM /BM : C
2
H
8
N
2
/ 98,96
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna atau agak kuning, seperti bau amoiak
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai titran.
Pada percobaan kompleksometri dilakukan dua kali percobaan yaitu proses pembakuan
larutan EDTA dan proses penentuan seng sulfat dengan metode langsung.
Hal pertama yang dilakuakn adalah pembaukan atau standarisasi larutan Na- EDTA oleh
ZnSO
4
. Yang mana ZnSO
4
yang digunakan adalah sebnayak 60 mg. Kemudian dilakukan
penambahan aquades 50 ml dan 1 % indikator EBT (Eriocrom Balack T) sebanyak 3 tetes yang juga
ditambahkan 2 ml larutan buffer salmiak yang memiliki pH 10.
Penambahan Buffer ini seperti yang telah kita ketahui agar ketika zat ditambahkan asam,
basa atau sedikit air tidak akn merubah nilai pH secara signifikan. Karena ketika ion logam seperti
Zn
2+
pada pH tinggi (basa) akn mudah terhidrolisis dan mengendapkan ion hidroksida-
hidroksidanya. Zn
2+
+ 2 NH
3
+ 2 H
2
O Zn(OH)
2
+ 2 NH
4
+
. Endapan hidroksida ini yang akan
memperlambat kerja larutan EDTA sehingga sebelum terjadi hal tersebut maka pencegahannya
dilakukan dengan penambahan larutan buffer. Tetapi penambahan larutan buffer ini juga janganlah
terlalu banyak karena akan menyebabkan kekeliruan yang tinggi pada saat titrasi dan juga akan
memperburuk hasil titrasi yang kita peroleh.
Pemilihan indikator yang sesuai juga diperluka, seperti saat ini pemilihan indikator EBT
sangatlah sesuia dikarenakan EBT peka terhadap perubahan logam dengan pH 8-10. Senyawa ini
berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Setelah perlakuan titrasi sebanyak 3x
dihasilkan data secara berturut-turut ; ; . Setelah dihitung dan dilakukan pengujian
dengan mengguankan uji Q data yang kita dapatkan pada saat titrasi dapat dirergunakan atau dapat
diterima semuanya. Dengan nilai rata- rata . sehingga kadar/ molaritas EDTA yang kita
dapatkan adalah M.
Pada percobaan selanjutnya yaitu penentuan kadar sampel pada ZnSO
4
. Adapun sampel yng
kita uji adalah sampel No. , yang belum diketahui konsentrasinya.
Pertama yang dilakukan adalah pengambilan sampel sebanyak 10 ml, kemudian dilakukan
penambahn aquades sebanyak 50 ml, penambahan buffer salmiak 2 ml dan yang terakhir
ditambahkan indikator EBT sebanyak 3 tetes. Larutan yang dihasilkan adalah berwarna merah ungu
dan ketika di titrasi akan menghasilkan larutan yang berwarna biru. Mka akan dihasilkan reaksi
antara (Zn
2+
) dengan EBT adalah : ZnSO
4
+ In
3-
ZnI
-
. Inilah awal titrasi yang dimana larutan
yang berwarna merah keunguan nantinya ketika telah ditambahakan EBT dan di titrasi dengan
EDTA akan menghasilkan warna biru. Yang berarti titik akhir titrasi telah tercapai dan memiliki
nilai pH 10. Dan ketika larutan EDTA habis bereaksi dengan larutan ion logam dalam sampel maka
pewarna biru akan muncul.
Adapun hasil yang diperoleh dari titrasi yang kita lakukan adalah: ; ; .
Setelah itu kita lakukan pengujian data dengan uji Q yang dimana ketika data telah di jui Q data
tersebut dapat diterima atau dapat digunakan semua, dengan nilai rata- rata . Dan dihasilkan
nilai molaritasa EDTA M.
Ternyata setelah diperiksa kesalahan yang dihasilkan adalah senilai %. yang dimana
terjadi kesalahan-kesalahan dalam melakukan praktikum kali ini yang antara lain;
- Kesalahan pada saat penimbangan atau pengambilan larutan,
- Kesalahan pada saat memasukan larutan pada erlenmeyer,
- Dan kesalahan kecil lainnya termasuk pembersihan pada bagian muka bagian atas buret
yang tidak di lap oleh tisu.

V. KESIMPULAN
Titrasi kompleksometri merupakan salah satu metode kuantitatif dengan memanfaatkan
reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam.Untuk standarisasi EDTA dengan larutan ZnSO
4
,
digunakan titrasi dengan metode kompleksometri karena EDTA dapat bereaksi sempurna dengan
ion logam pada ZnSO
4
dengan menggunakan indicator EBT. Larutan dapar salmiak yang digunakan
ber- pH 10, karena penambahan larutan dapar ini dimaksudkan untuk menjaga pH supaya tetap
dalam suasana basa. Kadar EDTA setelah dibakukan diperoleh molaritas sebesar M. Pada
penentuan kadar ZnSO
4
sampel No. diperoleh molaritas sebesar 0,0136 M dengan kesalahan
sebesar %.

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.2004. Kimia Dasar, Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Gandjar,Ibnu Gholib dan Abdul Rahman.(2007). Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Underwood,A.L dan R.A. Day,JR.(2001). Analisis Kimia Kuantitatif edisi ke-6. Jakarta:
Erlangga.
Goldberg, David. 2002. Kimia Untuk Pemula. Jakarta : Erlangga.
Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Sukardjo, 1984. Kimia Organik. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai