DISUSUN OLEH :
NIP : 52019050056
Kelas : IB / S1-FARMASI
Kelompok : IV (Empat)
FAKULTAS KESEHATAN
Tahun 2020
I. TUJUAN
kompleksometri
larutan.
reaksi yang terjadi antara senyawa uji dengan baku primer atau baku
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan
adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah katian,
dengan sejumlah besar ion logam, sehingga EDTA merupakan ligan yang
tidak selektif. Dalam larutan yang sedikit asam, dapat terjadi protonasi
logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan
menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup
titrasi.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan
seperti yang menyambut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion
dapat di titrasi pada pH=11. Etilen diamin asetat (EDTA) sebagai garam
kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat pada suatu
pH tertentu. Larutan air EDTA akan memiliki nilai yang berbeda dari
Titrasi ini digunakan dalam estimasi garam logam. Etilen diamin asam
tetra asetat (EDTA) adalah titran yang biasa digunakan membentuk stabel
1:1 komplek dengan semua logam efektif. Logam alkali seperti natrium dan
kompleks yang stabil pada nilai pH rendah dan dititrasi dalam ammonium
(penambah agar pengompleks lainnya adalah asam lemah dan basa lemah
menjelaskan titrasi ion logam dengan zat pengompleks sangat berguna yaitu
Hampir semua logam lainnya dapat secara akurat ditentukan oleh titrasi
kimia dan biokimia. Banyak kation akan membentuk kompleks dalam larutan
dengan berbagai zat yang memiliki pasangan elektron baik terbagi ( misalnya
pada logam. Ion logam adalah asam lewis (elektron pasangan akseptor),
komplexer adalah basa lewis (donor pasangan elektron). Jumlah molekul zat
pengompleks disebut ligan, akan tergantung pada jumlah koordinasi logam
dan pada jumlah kelompok pengompleks pada molekul ligan. Asam yang
pembentukan senyawa kompleks yang larut, yang berawal dari reaksi antara
ion logam/kation (komponen zat uji) dengan zat pembentuk kompleks sebagai
ligan (fentiker). EBT merupakan asam lemah tidak stabil dalam air karena
sempurna dalam air dan mempunyai 2 gugus fenol yang terdisosiasil lambat
Alat :
d. Bunsen
Bahan :
a. ZnSO4.7H2O c. Na2EDTA
V. PROSEDUR KERJA
a. Pembuatan larutan
d. Pembuatan sampel
Catat volumenya
Pengamatan :
a. Pembuatan larutan baku primer ZnSO4.7H2O 0,05 M
gr 1000
M= X
Mr V
gr 1000
0,05 = X
287,54 100
14,377 = gr. 10
14,377
gr =
10
ditimbang = 1,4385
gr 1000
M= X
Mr V
gr 1000
0,05 = X
372,24 250
18,612 = gr. 4
18,612
gr =
4
ditimbang = 4,653
142ml
Amoniak pekat = 28,4 ml
5
17,5 gr
NH4Cl = = 3,5 gr
5
d. Pembakuan
Perhitungan
1. Kadar sampel
gr 1000
M= x
Mr v
1,4385 1000
M= x
287,54 100
M = 0,0050027 X 10
M = 0,050027
2. Pembakuan
Titrasi ke 5
VBP . NBP = VT . NT
10 ml . 0,050027 = 11,55 . NT
0,50027 = 11,55 . NT
0,50027
NT =
11,55
NT = 0,04331
Titrasi ke 6
VBP . NBP = VT . NT
10 ml . 0,050027 = 11,60 . NT
0,50027 = 11,60 . NT
0,50027
NT =
11,60
NT = 0,04312
0,04331+ 0,04312
Rata-rata NT = = 0,043215
2
Sampel 1
VS . NS = VT . NT
10 ml . NS = 1,10 . 0,043215
10 ml . NS = 0,0475365
0,0475365
NS =
10
NS = 0,00475365
Sampel ke 2
VS . NS = VT . NT
10 ml . NS = 1,20 . 0,043215
10 ml . NS = 0,051858
0,051858
NS =
10
NS = 0,0051858
0,0475365+0,051858
Rata-rata N sampel =
2
0,00993945
= = 0,004969725
2
VII. PEMBAHASAN
VIII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J, et al. 2014. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Hidayanti, A. 2010. Penetapan Kadar Senyawa Kalsium (Ca) pada Pasta Gigi.