Anda di halaman 1dari 17

Kimia Analisa

Lembar Kerja
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dapat menetapkan kadar dari suatu bahan secara Kompleksometri
2. Dapat menetapkan derajat kesadahan air secara kompleksometri

TAHUKAH KAMU ??!!!!


Memiliki air sadah atau air
keras di rumah Anda bukanlah akhir
dari segalanya, ini berarti
bahwa kita harus berusaha
lebih keras untuk menjaga
rumah, pakaian dan diri kita
lebih bersih.

Air sadah cukup mengganggu, tapi Anda tidak perlu menderita karenanya.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melawan efek dari air sadah,
bahkan sudah ada perawatan untuk melembutkan air sadah. Berikut
DETERGEN
panduan bagi para Ibu Matic mengenai kesadahan air dan cara X
mengatasinya.

Apa itu Kesadahan Air?

Saat air mengalir dari pegunungan, melalui bebatuan


dan menuju dapur kita mereka membawa mineral-
mineral dari tanah, terutama magnesium dan
kalsium. Mineral ini larut dalam air dan terbawa
dalam aliran. Sayangnya, air sadah akan lebih umum
didapati di sebagian besar daerah di Indonesia
dibandingkan dengan air lunak. Walaupun
sebenarnya air sadah tidak berbahaya, namun dapat
membuat kegiatan sehari-hari menjadi lebih sulit. Sabun cuci piring dan
sampo tidak menghasilkan terlalu banyak busa dalam air sadah, dan Anda
akan mendapatkan sisa atau residu berwarna putih di permukaan yang
terus menerus dalam keadaan basah. Anda tidak perlu khawatir karena
banyak orang yang mengalami hal yang sama, walaupun terkadang
merepotkan jika Anda memiliki keluarga yang besar dan tidak punya
banyak waktu untuk membersihkan noda yang ditinggalkan oleh air
sadah. Bagaimana cara kita mengetahui air dirumah kita termasuk air
sadah atau bukan? Salah satu cara mengetahuinya yaitu melalui titrasi
kompleksometri. Apa itu titrasi kompleksometri.

1
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

B. MATERI PEMBELAJARAN
KOMPLEKSOMETRI

Kompleks adalah dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah
anion atau molekul netral yang larut namun sedikit terdisosiasi. Titrasi kompleksometri
adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat
pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam
titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etiln diamina tetra asetat (dinatrium EDTA).
EDTA merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya
adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua
nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung
lebih dari dua atom koordinasi per molekul. Suatu EDTA dapat membentuk senyawa
kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan
yang tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA
tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan produk baru seperti CuHY-.
Faktor-faktor yang membuat EDTA sebagai titrimetri:
1. selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam
2. kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan
sempurna (kecuali dengan logam alkali)
3. dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam
4. telah dikembangkan indikatornya secara khusus
5. mudah diperoleh bahan baku primernya
6. dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk
standardisasI [4]
EDTA akan membentuk kompleks yang stabil dengan semua logam kecuali logam
alkali seperti natrium dan kalium. Logam alkali tanah seperti kalsium dan magnesium
membentuk kompleks yang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah, karena titrasi logam-
logam ini dengan EDTA dilakukan pada larutan buffer ammonia pH 10. Persamaan reaksi
umum pada titrasi kompleksometri adalah:
Mn+ + Na2EDTA (MEDTA)n-4 + 2H+
Untuk mendeteksi titik akhir titrasi digunakan zat warna. Indikator zat warna
ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan
membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah logam kecil.
Indikator yang dapat digunakan untuk titrasi kompleksometri ini antara lain:
1. Mureksida

2
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

garam monium dari asam purpurat dan anionnya mempunyai struktur (1),
marupakan indikator ion logam pertama yang digunakan dalam titrasi EDTA,
berwarna ungu kemerahan pH 9 sampai pH 11 dan biru di atas pH 11.
2. Biru Tua Solokrom atau Kalkon
Nama lain hitam eriokrom RC mempunyai 2 atom hidrogen fenolat yang dapat
terionisasi secara bertahap dengna pK masing-masing 7,4 dan 13,5, pada titrasi
kalsium secara kompleksometri dengna adanya magnesium ini harus dilakukan pada
pH kira-kira 12,3.Perubahan warnanya dari merah jambu menjadi biru murni.
3. Kalmagit
Indikator ini mempunyai perubahan warna ayng sama seperti hitam solokrom, tetapi
warnanya agak lebih jelas dan tajam. Larutan indikator ini stabil hampir tanpa batas
waktu.
4. Kalsikrom
Mempunyai struktur lingkaran dan sangat selektif untuk kalsium. Zat ini sebenarnya
tidak begitu sesuai sebagai indikator EDTA.
5. Hitam Solokrom (Hitam Eriokrom T)
Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada pH 8 -10
senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Pada pH 5
senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati, demikian
juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH 10.
6. Jingga xilenol
Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah dalam suasana
alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah, karena itu digunakan pada
titrasi dalam suasana asam.
Berikut adalah kurva titrasi kompleksometri

Gambar 4.2.1. Kurva titrasi 50 mL 0,01 M Ca2+ dititrasi dengan 0,01 M EDTA pada
pH 8, 10, dan 12
Macam-macam titrasi kompleksometri
A. Titrasi langsung

3
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

Merupakan metode yang paling sederhana dan sering dipakai. Larutan ion yang akan
ditetapkan ditambah dengan buffer, misalnya buffer pH 10 lalu ditambah indicator
logam yang sesuai dan dititrasi langsung dangan larutan baku dinatrium edetat.
Untuk mecegah pengendapan logam hidroksida atau garam basa dengan buffer,
dilakukan dengan penambahan pembentuka kopleks pembantu misalnya tartrat,
sitrat, atau trietanol amin.
B. Titrasi kembali
Cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidrokasida pada pH yang
dikehendaki untuk titrasi, untuk senyaw yang tidak larut misalnya: sulfat, kalsium
oksalat, untuk senyawa yang membentuk kompleks yang sangat lambat dan ion
logam yang membentuk kompleks lebih stabildengan natrium edeta daripada dengan
indicator. Pada keadaan demikian, dapat ditambahkan larutan baku dinatrium edetat
berlebihan kemudian larutan ditambah buffer pada pH yang diinginkan, dan
kelebihan dinatrium edetat dititrasi kembali dengan larutan baku ion logam. Titik
akhir ditunjukkan dengan pertolongan indikator logam.
C. Titrasi subtitusi
Cara ini dilakukan bila ion logam tersebut memberikan itik akhir yang jelas apabila
dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga ion logam tersebut
membentuk komples dengna dinatrium edetat lebih stabil daripada logam lain seperti
magnesium dan kalsium. Kalsium, timbal dan raksa dapat ditetapkan dengan cara ini
dengan indikator hitam eriokrom dengan hasil yang memuaskan.
D. Titrasi tidak langsung
Cara titrasi tidak langsung dapat digunakan untuk menetukan kadar ion-ion seperti
anion yang tidak bereaksi dengna pengkelat. Sebagi contoh barbiturate tidat bereaksi
dengan EDTA, akan tetapi secara kuantitatif dapt diendapkan dengan ion merkuri
dalam keadaan bas sebagai ion kompleks. Setelah pengendapan dengan kelebihan
Hg(II), kompleks dipindahkan dengan cara penyaringan dan dilarutkan kembali
dalam larutan baku EDTA berlebihan.
E. Titrasi alkalimetri
Pada titrasi ini, proton dari dinatrium edetat, Na 2H2Y dibebaskan oleh logam berat
dan dititrasi dengan larutan baku alkali sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
Mn+ + H2Y2- (MY)+n-4 + 2H- [1]
Logam larutan yang ditetapkan dengan metode ini sebelum dititrasi harus dalam
suasana netral terhadap indikator yang digunakan. Penetapan titik akhir
menggunakan indikator asam-basa atau secara potensiometri.
Kesadahan adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi
sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau juga dapat disebabkan karena adanya

4
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr, dan Zn
dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.
Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana
sabun ini diendapkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+. Karena penyebab dominan/utama
kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+ maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai
sifat/karateristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca 2+ yang dinyatakan
sebagai CaCO3.
Kesadahan ada dua jenis, yaitu:
- Kesadahan sementara adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam
bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, kesadahan sementara ini dapat dengan mudah
dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk endapan CaCO3 atau
MgCO3.
Ca(HCO3)2 (dipanaskan) CO2(gas) + H2O(cair) + CaCO3(endapan)
Mg(HCO3)2(dipanaskan) CO2(gas) + H2O(cair) + MgCO3(endapan)
- Kesadahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida,
sulfat dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, Cal2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi
dengan penambahan larutan soda kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan
manesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kalium karbonat (padatan/endapat)
dan magnesium hidroksida
(padatan/ endapan) dalam air.
Tabel 4.2.2 derajat kesadahan
Drajat Kesadahan Ca (ppm) Mg (ppm) CaCO3 mg/L
Lunak < 50 < 2,9 1-75
Agak sadah 50-100 2,9-5,9 75-150
Sadah 100-200 5,9-11,9 150-300
Sangat sadah >200 > 11,9 > 300

Salah satu contoh analisis kompleksometri adalah analisis kation Ca 2+ dalam air sadah.
Berikut ini gambaran reaksi antara EDTA dengan ion Ca2+ (Gambar 1.1) serta penggambaran
mikroskopik dan makroskopik dari larutan EDTA dan CaCO3 (Gambar 1.2).

5
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

Gambar 1.1. Reaksi EDTA dengan Ion Ca2+ dengan indikator EBT menghasilkan larutan

Ca(EDTA)2-

Gambar 1.2. mikroskopik dan makroskopik dari larutan EDTA dan CaCO3

6
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

Gambar 1.3. Hasil titrasi larutan CaCO3 dengan EDTA

Sifat fisika dan sifat kimia

Sifat NH4OH

Massa molar 35.04 g/mol

Wujud Cairan tidak berwarna

Densitas 0.91 g/cm3 (25 % w/w)


0.88 g/cm3 (35 % w/w)

Titik Leleh 57.5 C (71.5 F; 215.7 K) (25%


w/w)
91.5 C (35% w/w)

7
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

Titik Didih 37.7 C (99.9 F; 310.8 K) (25% w/w)

Kelarutan dalam Miscible


air

Simbol Bahaya

N C

Sifat Eriochrome Black T (EBT)

Rumus Kimia C20H12N3O7SNa

Massa molar 461.381 g/mol

Wujud Serbuk coklat / merah pekat

Keasaman (pKa) 6.2, 11.55

Sifat NH4Cl

Massa molar 53.49 gmol1

Wujud Padatan putih, higroskopis

Densitas 1.5274 g/cm3[1]

Titik Leleh 338 C (640 F; 611 K) decomposes,


sublimes

Titik Didih 520 C (968 F; 793 K)

kelarutan dalam 294 g/L (0 C)

8
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

air 383.0 g/L (25 C)


740.8 g/L (100 C)

Simbol Bahaya
Xn Xi

Sifat EDTA
Rumus kimia C10H16N2O8
Massa molar 292.24 g mol1
Penampilan Colourless crystals
Densitas 860 mg mL1 (at 20 C)
log P 0.836
Keasaman (pKa) 1.782
Kebasaan (pKb) 12.215
Simbol bahaya
Xi

Sifat MgCl2

Massa molar 95,211 g/mol (anhidrat)


203,31 g/mol (hexahidrat)

Wujud Putih atau kristal padat tidak


berwarna

Densitas 2,32 g/cm3 (anhidrat)


1,56 g/cm3 (hexahidrat)

Titik Leleh 714 0C

Titik Didih 1412 0C

9
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

kelarutan 54,3 g/100 ml (200C)


dalam air

Simbol
Bahaya Xn

10
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

LATIHAN SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan titrasi kompleksometri ?
Jawab :







2. Sebutkan jenis-jenis dari titrasi kompleksometri !


Jawab :



3. Apa yang dimaksud dengan kesadahan air dan sebutkan jenis-jenisnya !


Jawab :



UJI PENGETAHUAN AWALMU !!!


Amati gambar di bawah !

Bagaimana Cara Mengatasi Kesadahan Air Saat Mencuci?

11
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

Jika Anda memiliki air sadah di rumah, Anda


mungkin mendapati masalah seperti noda pada
pakaian. Selain itu, pakaian Anda bisa menjadi
sedikit kaku atau bahkan rusak setelah
Detergen mencuci. Beberapa deterjen tidak bekerja
X dengan baik dalam air sadah, jadi mungkin saja
pakaian Anda tidak dibersihkan secara
maksimal. Hal terbaik yang Anda dapat
lakukan adalah dengan menggunakan deterjen
berkualitas baik seperti detergen X, yang
bekerja bahkan di kondisi kesadahan air yang
buruk.

4. Berdasarkan fenomena tersebut, lakukan analisis berdasarkan urutan langkah-


langkah metode ilmiah!
a. Rumusan Masalah



b. Hipotesis

...

c. Variabel percobaan


d. Data
Kumpulkan data dari berbagai sumber literature dan internet
Berdasarkan pengumpulan data yang anda lakukan isilah data tersebut ke
dalam tabel yang telah disediakan !
Kandungan senyawa kimia Cara kerja
Reaksi kimia
detergen X detergen X

12
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

e. Analisis Data



f. Kesimpulan


Ayo Melakukan Praktikum !!!


Titrasi Kompleksometri

1. Tujuan percobaan:

13
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

Dapat menentukan kadar suatu zat dalam larutan dengan menggunakan titrasi
kompleksometri menggunakan EDTA
Dapat merancang prosedur penentuan suatu zat berdasarkan titrasi kompleksometri

2. Bahan
Larutan EDTA 0,01 N
Larutan buffer pH 10, pH 12
Larutan MgCl2
Indikator EBT dan Maurexide
Air suling
Air ledeng

3. Cara kerja
a Penyiapan larutan
1) Pembuatan larutan EDTA yang kadarnya 0,01 M
Timbang dengan tepat 3,723 gram Na2H2EDTA dalam sebuah botol timbang dan
larutkan dengan air suling dalam labu ukur 1 L dan tepatkan sampai tanda batas.
2) Pembuatan larutan buffer pH 10
Timbang 6,8 gram NH4Cl dan larutkan dalam 20 mL air suling, kemudian tambahkan
57 mL NH4OH pekat. Ukur pH larutan dengan pH meter.

b. Aplikasi
1) Penentuan kadar Mg2+ dengan larutan EDTA 0,01 N
1 Encerkan larutan Mg2+ yang Anda peroleh dengan menambah air suling sampai
tepat tanda batas 100 mL.
2 Pipet larutan ini sebanyak 25 mL, tempatkan dalam sebuah erlenmeyer kemudian
tambahkan 10 mL larutan buffer pH 10 dan sedikit indikator Eriochrome black T.
3 Titrasi larutan ini dengan larutan EDTA dari buret sampai tepat terjadi perubahan
warna dari merah menjadi biru muda.
4 Ulangi titrasi sekali lagi dan tentukan kadar Mg2+ dalam larutan.

2) Penentuan kesadahan total (Ca2+ + Mg2+) dalam air ledeng

14
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

1 Siapkan labu erlenmeyer 250 mL, lalu masukkan ke dalamnya 100 mL sampel air
yang akan diperiksa.
2 Tambahkan 5 mL larutan buffer pH 10 ke dalamnya.
3 Tambahkan 1 mL larutan KCN 10% jika ternyata cairan dalam erlenmeyer keruh.
4 Masukkan 50 mg indikator EBT
5 Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna merah
anggur menjadi biru.
6 Catat pemakaian EDTA, misalnya A mL.

3) Penentuan kesadahan Mg2+ dalam air ledeng


1 Masukkan 100 mL sampel air yang akan diperiksa ke dalam labu erlenmeyer 250
mL.
2 Tambahkan 1 mL larutan penyangga pH 12.
3 Tambahkan 1 mL larutan KCN 10% jika cairan tersebut keruh.
4 Bubuhkan 50 mg indikator Maurexide
5 Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna merah
anggur menjadi ungu.
6 Catat pemakaian EDTA, misalnya B mL.

Data Hasil Pengamatan


Perlakuan Hasil Pengamatan Reaksi yang Terjadi

15
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

Pembahasan

LATIHAN SOAL
1 Dari percobaan di atas gambarkan mikroskopik dan makroskopik reaksi antara EDTA
dan Mg2+ serta hasil titrasi dari reaksi tersebut !
Jawab :



2 Hitunglah kadar Mg2+ dalam kesadahan air !


Jawab :

16
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI
Kimia Analisa

Kesimpulan

17
Analisa kuantitatif - KOMPLEKSOMETRI

Anda mungkin juga menyukai