Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 3

TITRASI
Kirana Fayruz Salsabil
Swarga Ghaliya
260110200030 260110200032

Audry Rahma
Dewayani
Natashya
Parameswari KOMPLEKSOMETRI
Magnesium Sulfat
260110200034 260110200036

Alya Puteri Husna


Agustina P. Muharram A.
260110200040 260110200042
TUJUAN
Menentukan kadar Magnesium Sulfat dengan
titrasi kompleksometri
Prinsip
Pembentukan Kompleks
01 Reaksi pembentukan kompleks akan terbentuk bila
terjadi ikatan kovalen koordinasi antara suatu atom
atau ion logam dengan beberapa molekul netral atau
ion donor elektron (Day & Selbin, 1985).

Ionisasi
02 Menurut Arrhenius, reaksi ionisasi adalah ketika zat
bersifat asam yang jika dilarutkan dalam air akan
melepaskan ion H+ dan zat yang bersifat basa jika
dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH-
(Chemistry Libretext, 2020).
Reaksi
TEORI DASAR

Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukkan senyawa kompleks antara


kation dengan ligan pembentuk kompleks. Salah satu ligan pembentuk kompleks yang sering
digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam di-natrium etilendiaminatetraasetat
(diNa-EDTA). Kompleksometri termasuk ke dalam titrasi metatetik dimana tidak terjadi perubahan
bilangan oksidasi dari zat yang direaksikan serta pembentukan senyawa kompleks yang netral dan
mampu terdisosiasi dalam larutan. Titrasi ini menggunakan titrat dan titran yang saling
mengkompleks membentuk hasil berupa senyawa kompleks. Reaksi pembentukan senyawa
kompleks terdapat di berbagai aspek, tidak hanya dalam analisis secara volumetri (Day and
Underwood, 1998).
Dalam titrasi ini, EDTA digunakan sebagai titran. EDTA merupakan salah satu jenis asam amina
polikarboksilat. EDTA adalah ligan polidentat yang mampu berikatan dengan suatu ion logam
melalui dua nitrogen dan empat gugus karboksil. EDTA adalah asam 1,2-diaminoetanatetraasetat
atau asam etilenadiaminatetraasetat yang mempunyai dua atom nitrogen dan empat atom oksigen
yang dapat berfungsi sebagai penyumbang elektron dalam molekul (Khopkar, 1990).
TEORI DASAR
Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda
tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada pendeteksian
visual dari titik-titik akhir:
1. Reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah
membentuk kompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat.
2. Reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif.
3. Kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak, karena disosiasi,
tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam
4. Kontras warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikian sehingga
mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam sehingga perubahan warna terjadi
sedikit mungkin dengan titik ekuivalen.
5. Penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan
indikator eriochrome black T. Pada pH tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat
dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide (Basset, 1994).
TEORI DASAR
Eriochrome Black T (EBT) merupakan indikator yang digunakan dalam kompleksometri ini.
EBT akan menunjukkan warna yang jelas pada pH sekitar 10. Oleh karena itu, perlu
ditambahkan larutan buffer pH 10 untuk mempertahankan pH tetap 10. EBT yang
digunakan merupakan campuran dengan NaCl untuk memudahkan larut dalam air.

EBT yang bereaksi dengan logam akan membentuk kompleks. Kemudian setelah
penambahan titran EDTA kompleks logam EBT akan lepas di pH 10,5 dan membentuk
kompleks logam-EDTA. Struktur kompleks logam(magnesium)-EBT
MAGNESIUM SULFAT
BM : 120,37 g/mol
Rumus Kimia : MgSO4
Pemerian : Hablur halus tidak berwarna, biasanya berbentuk
jarum; rasa dingin, asin dan pahit. Merekah dalam
udara kering dan hangat
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air mendidih; mudah larut
dalam air; mudah larut secara perlahan dalam
gliserin; agak sukar larut dalam etanol
Khasiat : Laksativum, antikonvulsan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
ALAT

Gelas
Beaker Buret Corong Erlenmeyer
Ukur
Glass

Indikator Labu Pipet Statif dan Timbangan


Kertas pH Ukur Tetes Klem Analitik
BAHAN

Amonium Asam Dinatrium


Klorida Klorida 3 N edetat

Buffer basa Melarutkan Pentiter


pH 10 EDTA

Natrium
Hitam Magnesium
Hidroksida 1 N
Eriokrom Sulfat

Indikator Sampel Buffer basa


pH 10
PROSEDUR
Ditimbang seksama lebih kurang 350 mg zat, larutkan dalam 200 ml air.

Ditambahkan lebih kurang 10 mg asam askorbat P, tambahkan dari buret


dinatrium edetat 0,05 M LV lebih kurang 25 ml

Kemudian tambahkan 10 ml dapar amonia-amonium klorida LP dan lebih


kurang 0,15 ml hitam eriokrom T LP.
Dilanjutkan titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 ML V sampai berwarna
biru. Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 8,451 mg MnSO4.H20.
Daftar Pustaka
Basset, J. dkk. 1994. Buku Ajar Vogel:Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Chemistry Libretext. 2020. Arrhenius Concept of Acids and Bases. Retrieved May 24, 2021, from
https://chem.libretexts.org/@go/page/1280.

Day, M. C. dan Selbin, J. 1985. Theoretical Inorganic Chemistry. New York: Reinhold Publishing
Corporation.

Day,RA. Jr., and AL. Underwood. 1998. Quantitative Analysis Sixth Edition. New Jersey : Prentice
Hall.pp 2-5.

Khopkar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit UI.
Thanks!
This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai