Kelompok 2 Shift C
Anot Kop
Nurul Fauziah R. 260110200028
Kirana Fayruz S. 260110200030
Salsabil Ghaliya 260110200032
Audry Rahma D. 260110200034
Natashya Prameswari 260110200036
Alya Puteri A.P. 260110200040
Husna Muharram A. 260110200042
Devani Olivia W. 260110200044
Syahla Afaaf A. 260110200046
Rizkika Nur I. 260110200048
Athoya Delarosa 260110200050
Michelle Darmawan 260110200052
Dela Nurzanah 260110200054
Tab O Cnet
01 03
Subt Asest
02 04
Obet Pla
KA
Riwayat :
Pengobatan yang sedang dijalani : citicoline o-dis 1000mg 1x sehari, omega-3, dha
dan epa 1000 mg 1x sehari, dan baru diresepkan tambahan asam asetil salisilat 300
mg jika pasien merasa pusing.
Defin Asa
Asma adalah penyakit heterogen, biasanya
ditandai dengan peradangan saluran napas kronis
dan obstruksi aliran udara ekspirasi variabel yang
bervariasi dari waktu ke waktu dan intensitas
terhadap beberapa respon tubuh. Asma bersifat
fluktuatif (hilang timbul) serta sebagian reversible,
baik dengan atau tanpa pengobatan (Kumar et al.,
2021).
ETO
Faktor Presipitasi
1. Alergi
2. Perubahan cuaca
3. Stress
4. Lingkungan
5. Olahraga atau aktivitas berat
“Triggering
of Asthma”
Pasien mengalami sesak napas dan berat untuk bernapas saat dia
sedang beristirahat
Digis
Pemsa Fik
● Inspeksi
Tahapan yang bertujuan melihat bagian tubuh dan menentukan apakah
seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal.
● Palpasi
Palpasi adalah metode pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter dengan
melakukan perabaan pada permukaan tubuh dengan tangan dan jari.
● Perkusi
Perkusi dapat dilakukan oleh dokter dengan mengetuk jari pada sejumlah area di
permukaan dada maupun punggung atas. Bunyi dari ketukan ini bisa
menandakan kondisi organ di bawahnya
● Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh organ dalam
Digis
Pemsa Pung
Spirometri SpO2
Pasien dapat :
1. Meningkatkan frekuensi penggunaan SABA
2. Inhaler MDI gunakan spacer
3. Kortikosteroid oral
Gudi
Planning Pemulangan
Menurut kriteria pemulangan
dari departemen emergensi
atau rumah sakit, maka
harus membuat janji untuk
perawatan follow up dalam
2-7 hari, dan diperlulkan
strategi untuk meningkatkan
manajemen asma seperti
pengobatannya, skill
menggunakan inhaler dll
Gudi
Jadi untuk pengobatan :
Namun jika sudah, maka mengikuti tabel
- ICS
perburukan asma
Jika belum diresepkan maka pasien perlu diberi ICS seperti pada
tabel dibawah.
- OCS
Menggunakan metil prednison
dengan 50 mg perhari selama 5-7
hari
- Reliever
Digunakan jika dibutuhkan
04
Pla
You can enter a subtitle here if you need it
TE FAKO
PIN O 1
Penna Kdi Dra Pen
Pilihan Obat Alasan
Salbutamol Inhaler (Short Acting β2-Agonist) Dosis: 4-8 isapan setiap 30 menit - 4 jam,
lalu setiap 1-4 jam sesuai kebutuhan (GINA,
2020).
Citicoline o-dis Tetap digunakan, tidak perlu diganti karena tidak mempengaruhi asma
(Varghese, M and Lockey, R.F., 2008 ; Sumarno dan Rahmadanita, 2019 ; GINA, 2020).
Salmo
Indikasi Asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi saluran
napas yang reversibel
Administrasi Inhalasi
Dosis 2,5 mg/2,5 mL, diberikan hingga 4x sehari atau 5x bila perlu
Iparu Bre
Indikasi Asma, COPD
Administrasi Inhalasi
Efek samping Mulut kering, konstipasi, takikardia, palpitasi, mual dan muntah,
dispepsia, sakit kepala, pusing, komplikasi okular, reaksi
hipersensitivitas, iritasi, epistaxis.
Administrasi IV
Administrasi Inhalasi
(MIMS, 2021)
Param
Indikasi Nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia.
Administrasi Oral
Efek samping Jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan terjadi reaksi hipersensitivitas,
ruam kulit, kelainan darah (termasuk trombositopenia, leukopenia,
neutropenia), hipotensi juga dilaporkan pada infus, PENTING: Penggunaan
jangka panjang dan dosis berlebihan atau overdosis dapat menyebabkan
kerusakan hati, lihat pengobatan pada keadaan darurat karena keracunan.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. dalam suhu ruang,
hindarkan dari kelembapan dan panas.
Lama penggunaan Untuk orang dewasa diminum setiap 4 hingga 6 jam sekali.
(Pionas, 2021)
Param
Interaksi Paracetamol dapat menimbulkan interaksi jika digunakan dengan obat lainnya. Akan terjadi
peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakandengan warfarin. Penurunan kadar
paracetamol dalam darah jika digunakan dengan carbamazepine, colestiramine,
phenobarbital, phenytoin, atau primidone. Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat
busulfan. Peningkatan penyerapan paracetamol jika digunakan dengan
metoclopramide,domperidone, chloramphenicol, atau probenecid. Peningkatan risiko
terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan isoniazid. Selain itu, jika paracetamol
digunakan bersama alkohol maka bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati.
Mekanisme Parasetamol memblokir jenis varian enzim COX yang unik dari varian yang diketahui COX-1
dan COX-2.6 Enzim ini telah disebut sebagai COX-3. Parasetamol menunjukkan tindakan
analgesik dengan penyumbatan perifer dari generasi impuls nyeri. Ini menghasilkan
antipiresis dengan menghambat pusat pengatur panas hipotalamus. Aktivitas
anti-inflamasinya yang lemah terkait dengan penghambatan sintesis prostaglandin di SSP.
Dosis BB 33-50 kg: 15 mg/kg setiap 4-6 jam jika diperlukan. Maks: 3 gram setiap hari. >50 kg: 1 g
setiap 4-6 jam jika diperlukan. Maks: 4 g setiap hari
(Pionas, 2021)
Konn
1. Perkenalan
Apt : Selamat pagi, Bu. Perkenalkan, saya … sebagai apoteker dari apotek
Farmaku. Ada yang bisa dibantu, Bu?
Istri : Pagi, Bu. Saya ingin menebus resep dari dokter untuk suami saya. Ini
resepnya, Bu.
6. Informasi nama obat, indikasi, expired date, penyimpanan, dan kemungkinan efek
sampingnya
Apt : Baik, Bu. Ini obat untuk suami ibu. Jadi obat ini adalah kombinasi
salbutamol dengan ipratropium, digunakan sebanyak 2,5 mL sehari 3-4 kali.
Untuk pemakaiannya menggunakan nebulizer dengan cara dihirup, biasanya
proses ini memakan waktu kurang lebih 15-20 menit. Keduanya diindikasikan
untuk asma. Baik digunakan sebelum tanggal kadaluarsa ya, Bu. Simpan
obatnya pada suhu ruangan, hindari tempat lembab dan paparan sinar
matahari. Suami ibu mungkin saja mengalami beberapa efek samping akibat
penggunaan obat ini seperti reaksi hipersensitivitas, hipokalemia, gangguan
jantung misalnya takikardia, palpitasi, nyeri dada. Gangguan gastrointestinal
misalnya Mual, muntah, iritasi mulut dan tenggorokan. Gangguan metabolisme
dan nutrisi misalnya Hiperglikemia. Gangguan sistem saraf misalnya Tremor,
sakit kepala, pusing, mengantuk, gelisah.
Pasien : Baik, Bu. Terima kasih.
Konn
9. Penutup
Apt : Baik ibu jangan lupa menjelaskan pada suami ibu untuk ketentuan
pemakaian obatnya ya. Jika ada keluhan lain bisa menghubungi dokter.
Terimakasih.
Istri : Baik, terima kasih Bu.
TE NO
FAKO D
FIRA
TERAPI NON FARMAKOLOGI
1. Edukasi Pasien
2. Pengukuran peak flow meter
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Pemberian oksigen
5. Banyak minum untuk menghindari dehidrasi terutama pada
anak-anak
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
1) Penanganan serangan akut di gawat darurat, klinik, praktek dokter dan oleh
pasien di rumah.
2) Pemantauan berkala di rawat jalan, klinik dan praktek dokter.
3) Pemantauan sehari-hari di rumah, idealnya dilakukan pada asma persisten
usia di atas > 5 tahun, terutama bagi pasien setelah perawatan di rumah sakit,
pasien yang sulit/tidak mengenal perburukan melalui gejala padahal berisiko
tinggi untuk mendapat serangan yang mengancam jiwa.
● Penghentian merokok
● Menghindari kegemukan
● Aktivitas fisik
● Hindari pemicu alergi untuk memperbaiki gejala
● Melakukan olahraga ringan Depkes RI, 2007
FITOTERAPI
Ginkgo Peppermint
Cairan daun Ginkgo yang Peppermint adalah dekongestan yang
pekat mengurangi efektif digunakan dalam semprotan
hiperaktivitas saluran napas, hidung dan inhaler. Namun mentol bisa
memperbaiki gejala klinis mengiritasi dan beracun jika overdosis
dan fungsi paru pada pasien tetapi umumnya dapat ditoleransi
asma. dengan baik dalam penggunaan normal.
Thyme Senega
Timi menghambat reaksi Senega digunakan terutama untuk
alergi langsung melalui bronkitis kronis, katarak, asma dan
penghambatan pelepasan croup. Saponin adalah konstituen aktif,
beta-heksosaminidase dari seperti pada obat tanaman mukolitik
sel leukemia basofilik tikus in lainnya, dan senega biasanya diminum
vitro sebagai infus.
(GINA, 2020).
Monin Ktu Tra
Perlu dipastikan pasien melanjutkan pengobatan setelah dipulangkan
dari rumah sakit berupa :
● Salbutamol
→ SABA, diberikan 4-5x bila perlu
● Citicoline o-dis
→ untuk mengatasi gangguan kognitif
● Omega-3, dha dan epa
→ suplemen, 1000 mg 1x sehari
● Paracetamol
→ 300 mg ketika pasien merasa pusing
Monin Gla A
● Gejala asma sehari-hari
● Gejala asma malam
● Gejala asma pada dini hari
(PDPI, 2003).
Jika tanda/gejala klinis membaik secara signifikan dan FEV1/FVC membaik hingga nilai
normal
→ dilakukan perencanaan untuk pemberhentian
● Nilai APE terbaik adalah nilai APE tertinggi yang dicapai selama periode penilaian (2
minggu) tersebut, saat dalam pengobatan efektif, dan asma terkontrol.
● Nilai terbaik setiap penderita berbeda walaupun sama berat badan, tinggi badan, dan jenis
kelamin.
● Jika nilai APE terbaik yang didapat <80% prediksi walau setelah bronkodilator, atau variabiliti
relatif >20% (setelah bronkodilator) maka pengobatan agresif diberikan untuk mendapat nilai
terbaik dan monitor harian dilanjutkan.
● Monitoring APE dilakukan dengan peak flow meter
● Pengukuran APE dilakukan pagi hari dan malam hari setiap hari selama 2 minggu. Pada
masing-masing pengukuran dilakukan manuver 3 kali dan diambil nilai tertinggi
1. Awal penilaian
2. Setelah pengobatan awal diberikan, bila gejala dan APE telah stabil
3. Secara berkala berkala 1 - 2 tahun untuk menilai perubahan fungsi jalan napas, atau
lebih sering bergantung berat penyakit dan respons pengobatan.
(PDPI, 2003)
Monin Ek Sin
ICS dosis tinggi jangka panjang dapat menyebabkan Efek samping sistemik dan local.
● Mudah memar
● Peningkatan risiko osteoporosis
● Katarak
● Glaukoma yang berhubungan dengan usia
● Penekanan adrenal
Pasien berisiko lebih besar mengalami efek samping sistemik dengan dosis yang lebih tinggi
atau formulasi yang lebih kuat sementara untuk efek samping lokal dengan teknik inhaler
yang salah
(GINA, 2020).
Monin n AC
(GINA, 2020).
(Kemenkes RI, 2008).
DAR TA
Bateman, E. D., Hurd, S. S., Barnes, P. J., Bousquet, J., Drazen, J. M., FitzGeralde, M., Zar, H. J. 2008. Global
strategy for asthma management and prevention: GINA executive summary. European Respiratory
Journal. Vol. 31(1): 143–178.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Department of Health Western Australia. 2012. Asthma Model of Care. Perth : Health Network Match.
GINA., 2020. Pocket Guide for Asthma Management and Prevention. USA: Global Initiative for
Asthma
Ichinose, Masakazu & Sugiura, Hisatoshi & Nagase, Hiroyuki et al. 2017. Japanese Guidelines for Adult
Asthma. Allergology International Journal (2016). Vol. 30: 1-27.
Kemenkes RI. 2008. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia.
Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, J. C., & Perkins, J. A. 2021. Robbins Basic Pathology. Tenth edition. Philadelphia:
Elsevier.
MIMS. 2021. Methylprednisolone. Tersedia Online di
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/methylprednisolone?mtype=generic . [Diakses pada
tanggal 18 November 2021].
MIMS. 2021. Symbicort Tersedia Online di
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/symbicort?type=full [Diakses pada tanggal 18
November 2021].
DAR TA
O’Byrne, P. Bateman, ED. Bosquet, J. Clark, T. Otha, K. Paggiaro, P. et al. 2010. Global Initiative for Asthma
Global Strategy for Asthma Management and Prevention. Ontario, Canada.
PDIP. 2003. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia.
PIONAS. 2021. Paracetamol. Tersedia secara online di
http://pionas.pom.go.id/monografi/parasetamol-asetaminofen . [Diakses pada 18 November
2021].
PIONAS. 2021. Salbutamol+Ipratropium Bromida. Tersedia secara online di
http://pionas.pom.go.id/monografi/salbutamolipratropium-bromida. [Diakses pada 18 November
2021].
Kerry Bone and Simon Mills. 2000. The Principles and Practice of Phytotherapy: Modern Herbal Medicine.
London: Churchill Livingstone.
Smeltzer & Bare. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Somantri, I. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Sumarno dan Rahmadanita, F. 2019. Kajian Pustaka Efek Samping Aspirin Aspirin-Exacerbated Respiratory
Disease (AERD). Pharmaceutical Journal of Indonesia. Vol. 5(1) : 1-5.
Varghese, M and Lockey, R.F. 2008. Aspirin-Exacerbated Asthma. Allergy, Asthma, and Clinical
Immunology. Vol 4 (2) :75–83.