ASMA BRONKHIAL
Disusun untuk memenuhi tugas Dinas Pernafasan
Disusun Oleh :
NIM L 751430116010
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONKHIAL
- Definisi
menimbulkan gejala mengi, batuk, sesak nafas, dan dada terasa berat terutama
pada malam hari yang pada umumnya bersifat reversible baik dengan atau
- Etiologi
(debu, tungau, sisa-sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap,
uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji bijian,
tomat) obat (aspirin) kegiatan fisik (olah raga berat, tertawa terbahak-bahak),
Menurut Andra & Yessi (2013) etiologi asma di bagi menjadi 3 yaitu :
latihan fisik atau emosi yang sering memicu serangan asma. Asma
Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak
batuk awalnya susah dan kering , tanda selanjutnya termasuk sianosis sekunder
beberapa jam dan dapat hilang dengan spontan. Meski serangan asma jarang
yang fatal tetapi sering terjadi reaksi kontinou yang lebih berat, yang di sebut
asmatikus. Kondisi ini yang dapat mengancap hidup. Serangan asmatik dapat
tertentu, latihan fisik yang berlebih dan kegairahan emosional (Andra & Yessi,
2013).
a. Tanda-tanda asma
2) Bersin-bersin
4) Batuk
6) Sulit tidur
b. Gejala asma
1) Napas berat
2) Mengi
4) Sesak dada
- Pemeriksaan Penunjang Dan Terapi Medis
Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan sputum
eosinofil.
b. Pemeriksaan darah
komplikasi asma
2) Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat
yang buruk
3) Kadang –kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi
serangan.
6) Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor alergi dengan berbagai
atopik.
c. Foto rontgen
yang bertambah.
pada paru.
5) Bila FEV1 lebih kecil dari 40%, 2/3 penderita menujukkan penurunan
tekanan sistolenya dan bila lebih rendah dari 20%, seluruh pasien
dibagi atas tiga bagian dan disesuaikan dengan gambaran emfisema paru,
yakni:
Terapi Medis
1) Penyuluhan
bagi klien.
3) Fisioterapi
fibrasi dada.
b. Pengobatan farmakologik
1) Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan
2) Metil Xantin
sehari.
3) Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang
maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
4) Kromolin
5) Ketotifen
membersihkan sekret atau obstruksi bersihan jalan napas meningkat dengan Observasi :
(neonatus) nafas)
MINOR : - Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
Subjektif mengi, wheezing, ronkhi kering)
Dispnea Terapeutik :
Sulit bicara - Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-
Ortophnea tilt dan chin-lift(jaw-thurst jika curiga trauma
Objektif servikal)
Gelisah - Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Sianosis Edukasi :
Bunyi nafas menurun - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
Frekuensi nafas berubah kontradiksi
Pola nafas berubah - Anjurkan teknik battuk efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik jika perlu
3. Pemantauan Respirasi
Observasi :
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
nafas
Terapeutik :
- Atur interval respirasi sesuai kondisi pasien
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Intervensi tambahan :
1. Dukungan kepatuhan program pengobatan
2. Edukasi fisioterapi dada
3. Edukasi pengukuran respirasi
4. Fisioterapi dada
5. Manajemen asma
Observasi :
- Monitor polfrekuensi dan kedalaman nafas
- Monitor tanda dan gejala hipoksia
- Meonitor bunyi nafas tambahan
- Monitor saturasi oksigen
Terapeutik :
- Posisikan semi-Fowler atau Fowler
- Berikan oksigen 6 – 15 L via sungkup untuk
mempertahankan SpO2
Edukasi :
- Anjurkan bernafas lambat dan dalam
- Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari
pemicu
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai
indikasi
6. Manajemen alergi
7. Manajemen anafilaksis
8. Manajemen isolasi
9. Manajemen ventilasi mekanik
10. Manajemen jalan nafas buatan
11. Pemberian obat inhalasi
12. Pemberian obat nasal
13. Pencegahan aspirasi
14. Pengaturan posisi
15. Penghisapan jalan nafas
16. Penyapihan ventilasi mekanik
17. Perawatan trakheostomi
18. Stabilisasi jalan nafas
19. Terapi oksigen
4. Intoleran Aktivitas Setelah dilakukan intervensi selama 1x8 jam Intervensi Utama:
Definisi : Ketidakcukupan energy maka intoleran aktivitas meningkat dengan 1. Management Energy
Observasi
untuk melakukan aktivitas sehari-hari kriteria hasil :
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
No Dx.0056 Frekuensi nadi 5
mengakibatkan kelelahan
Kategori : Fisiologis Saturasi oksigen 5
Kemudahan dalam melakukan - Monitor pola dan jam tidur
Sub Kategori : Aktivitas atau istirahat
aktivitas sehari - hari 5 - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
MAYOR : Keluhan lelah 5
melakukan aktifitas
Subjektif Dispnea saat aktivitas 5
Terapeutik
Mengeluh lelah Dispnea setelah aktivitas 5
Perasaan lemah 5 - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Objektif
Aritmia saat aktivitas 5 - Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Frekuensi jantung meningkat Sianosis 5 - Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat
>20% dari kondisi istrahat Frekuensi nafas 5
berpindah atau berjalan
MINOR :
Edukasi
Subjektif
- Anjurkan tirah baring
Dispnea saat/setelah aktivitas
- Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
Merasa tidak nyaman setelah
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
beraktivitas
Merasa lemah kelelahan
Objektif Kolaborasi
Tekanan darah berubah >20% - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
dari kondisi istrahat
Intervensi pendukung :
Gambaran EKG 1. Dukungan ambulasi
menunjukkan aritmia 2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
saat/setelah aktivitas 3. Dukungan meditasi
Gambaran EKG 4. Dukungan pemeliharaan rumah
menunjukkan iskemia 5. Dukungan perawatan diri
Sianosis 6. Dukungan spiritual
Kondisi klinis terkait 7. Edukasi latihan fisik
Anemia 8. Edukasi tehnik ambulasi
Gagal jantung kongesif 9. Edukasi pengukuran nadi radialis
Penyakit jantung koroner 10. Management aritmia
11. Management lingkungan
12. Management medikasi
13. Management nutrisi
14. Management program latihan
15. Pemantau TTV
16. Pemberian obat
17. Pemberian obat inhalasi
18. Pemberian obat oral
19. Penentuan tujuan bersama
20. Promosi berat badan
21. Promosi dukungan keluarga
22. Promosi latihan fisik
23. Rahabilitas jantung
24. Terapi aktivitas
25. Terapi oksigen
26. Terapi relaksasi otot progresif