Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER NASOFARING DENGAN FOKUS STUDI

PENATALAKSANAAN NYERI DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

Sri Rahayu
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
Prodi D III Keperawatan Magelang
E-mail : srahayu0397@gmail.com

Abstract : Cancer / nasopharyngeal carcinoma (NPC) is a malignant cancer in the head and neck.
This cancer is located in the nasopharynx, behind the nose. NPC including five large malignant
tumors. Ebstein Barr is one of the triggers of this carcinoma. Most NPC patients come to the clinic for
treatment at an advanced stage. The purpose of writing is to discuss and examine the application of
nursing care with a focus on pain studies on clients with nasopharyngeal cancer. The method used by
the writer is descriptive by managing one client who has nasopharyngeal cancer. The results of the
study were obtained as long as 2x24 hours of nursing care was provided, the pain problem was
resolved in accordance with the established criteria with the results of the implementation carried out
in accordance with the client's developmental response. During the evaluation of nursing care that has
been given for 2 consecutive days there is a nursing problem that pain can be resolved.

Keywords : Nasopharyngeal Cancer, Pain, Nursing Care

Abstrak : Kanker / karsinoma nasofaring (KNF) adalah kanker ganas di kepala dan leher. Kanker ini
terletak di nasofaring, di belakang hidung. KNF termasuk lima besar tumor ganas. Ebstein Barr adalah
salah satu pemicu karsinoma ini. Kebanyakan penderita KNF datang berobat di klinik sudah stadium
lanjut. Tujuan dari penulisan adalah untuk membahas dan mengkaji penerapan asuhan keperawatan
dengan fokus studi nyeri pada klien dengan kanker nasofaring. Metode yang digunakan penulis
adalah deskriptif dengan mengelola satu klien yang menderita kanker nasofaring. Hasil dari penelitian
didapatkan selama diberikan asuhan keperawatan 2x24 jam masalah nyeri teratasi sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dengan hasil implementasi yang dilakukan sesuai dengan respon
perkembangan klien. Kesimpulan pada saat dilakukan evaluasi asuhan keperawatan yang telah
diberikan selama 2 hari berturut-turut terdapat 4 masalah keperawatan yang teratasi.

Kata Kunci : Kanker Nasofaring, Nyeri, Asuhan Keperawatan

PENDAHULUAN menempati urutan keempat dari sepuluh besar


keganasan pada pria dan wanita, serta urutan
Kanker nasofaring (KNF) merupakan kedua tersering dari pria. Karsinoma
salah satu keganasan pada kepala dan leher Nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas
yang paling banyak dijumpai terutama pada yang paling banyak dijumpai diantara tumor
pria usia produktif pada sebagian besar ganas THT di Indonesia, dimana KNF
populasi di Asia Tenggara, dan Afrika termasuk dalam lima besartumor ganas,
(Damayanti, Afiati, Hasan & Hernowo 2015). dengan frekuensi tertinggi (bersama tumor
Kanker nasofaring adalah tumor ganas ganas serviks uteri, tumor payudara, tumor
yang berasal dari sel epitel nasofaring getah bening dan tumor kulit), sedangkan
(Hasibuan, 2010). didaerah kepala dan leher menduduki tempat
Kanker nasofaring stadium awal (stadium pertama (KNF mendapat persentase hampir
I dan II) bersifat radioresponsif sehingga 60% dari tumor di daerah kepala dan leher,
radioterapi sering digunakan sebagai terapi diikuti tumor ganas hidung dan sinus paranasal
kanker nasofaring karena menunjukkan 18%, laring 16%, dan tumor ganas rongga
keefektifan yang tinggi terhadap kematian sel mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase
kanker nasofaring (Nasir & Muhith, 2010). rendah.
Kanker nasofaring (KNF) merupakan Distribusi penyakit ini paling banyak
salah satu penyakit yang ditimbulkan oleh dijumpai pada ras Mongol, di samping
interaksi antara virus Epstein Barr, risiko Mediteranian, dan beberapa ras di Afrika di
genetik dan paparan lingkungan, sehingga bagian Utara. Di Hongkong tercatat sebanyak
bisa dikatakan bahwa etiologi KNF bersifat 24 pasien kanker nasofaring per tahun per
multifaktorial. Faktor risiko diantaranya faktor 100.000 penduduk, sedangkan angka rata -
lingkungan, genetik, gaya hidup dan okupasi. rata di Cina bagian selatan berkisar antara 20
Badan Registrasi Kanker Indonesia per 100.000 penduduk, dibandingkan dengan
menyatakan bahwa Kanker kepala leher negara Eropa atau Amerika Utara yang

1
2 | J.K.Mesencephalon, Vol.5 No.1, April 2019, hlm 1-5

mempunyai angka kejadian hanya 1 per pada satu responden. Studi kasus ini dilakukan
100.000 penduduk per tahun. Angka kejadian di Bangsal Bedah RSUD Tidar Kota Magelang
KNF di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 4,7 mulai 8 Juli 2018 - 9 Juli 2018.
kasus baru per tahun per 100.000 penduduk Instrumen yang digunakan dalam
atau diperkirakan sekitar 7000 - 8000 kasus kegiatan penelitian adalah Format Asuhan
per tahun di seluruh Indonesi. Indonesia, Keperawatan Medikal Bedah.
menempati urutan ke-4 diantara keganasan
yang terdapat di seluruh tubuh. Santosa (1988) HASIL DAN PEMBAHASAN
mendapatkan jumlah 716 (8,46%) penderita
KNF berdasarkan data patologi yang diperoleh a. Pengkajian
di Laboratorium Patologi anatomi FK Unair Pengkajian Tn. K dilakukan pada
Surabaya (1973 – 1976) diantara 8463 kasus tanggal 8 Juli 2018. Tn. K mengatakan
keganasan di Seluruh tubuh. nyeri bagian antara leher dan pipinya
Studi di Taiwan menyatakan bahwa risiko yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu,
KNF meningkat pada paparan debu kayu > 10 nyeri hilang timbul, nyeri yang dirasakan
tahun dan perokok sigaret ≥25 tahun. seperti ditusuk jarum.
Nitrosamin yang ter-kandung pada asinan dan Klien Klien terlihat meringis menahan
ikan asin, merupakan karsinogenik kimiawi nyeri. Skala nyeri 6 dari skala 0-10 yang
paling kuat, dapat mengaktifkan EBV dan diberikan.
menimbulkan KNF. Paparan formaldehyde Tanda – tanda vital yang didapat
melalui metabolisme oleh enzim - enzim tubuh nadi : 80 x per menit, suhu : 36,5oc,
diubah menjadi ultimate –carcinogen yang pernapasan : 20 x per menit, tekanan
bersifat reaktif dalam ikatan dengan DNA, darah : 130/80 mmHg
menyebabkan mutasi genetik yang b. Diagnosa Keperawatan
menimbulkan KNF. Studi lain membuktikan Rumusan prioritas diagnosa untuk Tn. K
adanya peningkatan risiko terjadinya KNF adalah Nyeri Kronis berhubungan dengan
pada individu yang memakan ikan asin pada pembengkakan jaringan
anak <2 tahun (OR=3,8), dan konsumsi c. Intervensi Keperawatan
alkohol >15 gelas/minggu dapat meningkatkan Rencana keperawatan untuk
risiko kejadian KNF. mengatasi masalah Tn. K yaitu:
Nasofaring terletak pada saluran nafas • Kaji skala nyeri secara komprehensif
bagian atas di belakang kavum nasi berbentuk • Minimalkan aktivitas klien
kerucut terpotong. Daerah tetangga nasofaring • Ukur tanda - tanda vital
adalah rongga hidung, tuba eustakius dan • Ajarkan pada klien teknik relaksasi
basis krani. Pertumbuhan tumor pada daerah dan distraksi latihan nafas dalam
tetangga menimbulkan manifestasi klinik • Kolaboratif dalam pemberian
tertentu. Dalam pertumbuhan KNF dikenal analgetik
bentuk yaitu bentuk ulkus, nodul, dan eksofitik. d. Implementasi Keperawatan
(Gani Tambunan, 1995) Tindakan keperawatan yang
Gejala dan tanda pada kanker nasofaring dilakukan pada Tn. K selama 2 hari
tidak spesifik, sering sekali penderita perawatan berturut - turut di rumah sakit
mengalami salah diagnosis atau berobat ke yaitu:
dokter dalam kondisi stadium lanjut, sehingga Hari ke-1
terapi menjadi lebih rumit. Selain radioterapi Pada hari pertama dilakukan
sebagai pilihan utama terapi KNF stadium dini, tindakan keperawatan yaitu :
maka diperlukan juga kemoterapi dan kadang
• Mengkaji skala nyeri secara
kala operasi pada KNF stadium lanjut,
komprehensif
sehingga biaya semakin mahal dan kadang
• Meminimalkan aktivitas klien
hasil pengobatan tidak memuaskan.
• Mengukur tanda - tanda vital
• Mengkolaborasi dalam pemberian
METODE PENELITIAN
analgetik
Hari ke-2
Metode yang digunakan dalam studi Pada hari kedua dilakukan tindakan
kasus ini adalah metode deskriptif dengan keperawatan yaitu :
pemaparan kasus dan menggunakan
• Mengkaji skala nyeri secara
pendekatan proses keperawatan dengan
komprehensif
memfokuskan pada salah satu masalah
• Meminimalkan aktivitas klien
penting dalam kasus yang dipilih yaitu asuhan
keperawatan medikal bedah mengenai • Mengukur tanda - tanda vital
penatalaksanaan terapi nonfarmakologis pada • Mengajarkan pada klien teknik
klien dengan kanker nasofaring yang dilakukan relaksasi dan distraksi latihan nafas
dalam
Sri Rahayu, Asuhan Keperawatan Kanker... | 3

• Mengkolaborasi dalam pemberian ditusuk jarum, skala nyeri 6 dari skala 0-


analgetik 10 yang diberikan.
e. Evaluasi Keperawatan Penulis memperioritaskan diagnosa
Evaluasi keperawatan pada Tn. K nyeri karena jika tidak segera ditangani
adalah sebagai berikut: maka nyeri yang dirasakan akan
S : Klien mengatakan nyeri berkurang mempengaruhi penyembuhan dan nutrisi
pada bagian antara leher dan pipinya yang masuk akan semakin sedikit karena
yang dirasakan sejak 1 tahun yang merasa nyeri saat menelanya.
lalu, nyeri hilang timbul, nyeri yang c. Perencanaan Keperawatan
dirasakan seperti ditusuk jarum Dalam membuat sebuah
O : Klien tampak tenang, skala nyeri 4 perencanaan untuk mengatasi masalah
dari skala 0-10 yang diberikan. nadi : nyeri antara lain : mengkaji skala nyeri
80 x per menit, suhu : 36,4oc, secara komprehensif untuk mengetahui
pernapasan : 20 x per menit, tekanan penyebab nyeri yang dirasakan, daerah
darah : 120/80 mmHg nyeri, bagaimana nyeri yang terasa
A : Masalah teratasi sebagian mungkin seperti ditusuk - tusuk, skala
P : lanjutkan intervensi nyeri menggunakan standar skala nyeri
• kaji nyeri secara komprehensif skala Wong Baker FACES maupun skala
• kolaborasi pemberian obat penilainan numerik, dan mengetahui
analgetik seberapa sering nyeri dirasakan oleh
klien. Meminimalkan aktivitas klien untuk
PEMBAHASAN meminimalkan klien beraktifitas yang bisa
menyebabkan nyeri timbul atau bisa
a. Pengkajian memperparah nyeri yang dirasakan.
Pengkajian yang penulis lakukan Mengukur tanda – tanda vital meliputi
pada Tn. K pada tanggal 8 Juli 2018 tekanan darah, nadi, suhu, dan
diperoleh data bahwa keluhan utama respiratory rate (RR) untuk memastiakan
pada klien dengan kanker nasofaring keadaan klien dalam kondisi normal dan
adalah nyeri antara leher dan pipi yang tidak ada peningkatan tekanan darah dan
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, nyeri nadi akibat rasa nyeri yang dirasakan
hilang timbul, nyeri yang dirasakan seperti klien. Mengajarkan pada klien teknik
ditusuk jarum. nadi : 80 x per menit, suhu relaksasi dan distraksi latihan nafas
: 36,5oc, pernapasan : 20 x per menit, dalam untuk membantu klien melakukan
tekanan darah : 130/80 mmHg relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
b. Perumusan masalah nyeri yang timbul dan distraksi atau
Berdasarkan data fokus dalam pengalin perhatian seperti mengajak
pengkajian maka permasalahan / ngobrol sehingga rasa nyeri klien dapat
diagnosis keperawatan berdasarkan teralihkan. Mengkolaborasi dalam
NANDA (2015) pada Tn. K adalah Nyeri pemberian analgetik untuk mengurasi
Kronis akibat pembengkakan jaringan rasa nyeri secara lebih cepat dengan
yang sudah dirasakan sejak 1 tahun yang berkolaborasi dengan dokter.
lalu, karena adanya nyeri yang dirasakan d. Implementasi Keperawatan
sehingga terjadi perubahan nutrisi: kurang Pada diagnosa ini kekuatan dari
dari kebutuhan tubuh karena klien intervensinya adalah nyeri yang dirasakan
mengeluh tidak nafsu makan dan susah pada Tn. K dapat berkurang dengan
menelan disertai mual. menggunakan teknik penatalaksanaan
Kerusakan integritas kulit akibat efek nyeri. Pada hari pertama pengkajian
dari radioterapi ditandai dengan kulit didapatkan diagnosa keperawatan nyeri
dibagian leher terasa kering dan kusam, berhubungan dengan agen cedera fisik
kulit berwarna hitam dan kering dan dan dilakukan tindakan keperawatan yaitu
dengan luka. Harga Diri Rendah karena mengkaji skala nyeri secara komprehensif
klien merasa tidak percaya diri/malu dan didapatkan hasil klien mengeluh nyeri
terhadap penampilannya karena efek dari antara leher dan pipinya yang dirasakan
radioterapi sejak 1 tahun yang lalu, nyeri hilang
Alasan penulis menegakkan timbul, nyeri yang dirasakan seperti
diagnosa nyeri karena pada saat ditusuk jarum, skala nyeri 6 dari skala 0-
dilakukan pengkajian, klien mengeluh 10 yang diberikan. Meminimalkan
nyeri antara leher dan pipinya yang aktivitas klien untuk mengurangi rasa
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, nyeri nyeri yang timbul atau dirasakan oleh
hilang timbul, nyeri yang dirasakan seperti klien. Mengukur tanda – tanda vital dan
didapatkan hasil nadi : 80 x per menit,
suhu : 36,5oc, pernapasan : 20 x per
4 | J.K.Mesencephalon, Vol.5 No.1, April 2019, hlm 1-5

menit, tekanan darah : 130/80 mmHg. penulis perlu mempertahankan untuk


Mengkolaborasi dalam pemberian implementasi berupa: mengkaji skala
analgetik dengan dokter untuk nyeri secara komprehensif, meminimalkan
mengurangi nyeri secara cepat. aktivitas klien, mengukur tanda - tanda
pada hari kedua dilakukan tindakan vital, mengajarkan pada klien teknik
keperawatan yaitu mengkaji kembali skala relaksasi dan distraksi latihan nafas
nyeri secara komprehensif dan dalam dan mengkolaborasi dalam
didapatkan hasil klien mengeluh masih pemberian analgetik.
merasakan nyeri antara leher dan pipinya,
nyeri hilang timbul, nyeri yang dirasakan KESIMPULAN
seperti ditusuk jarum, skala nyeri 4 dari
skala 0-10 yang diberikan. Dalam melakukan asuhan keperawatan
Meminimalkan aktivitas klien untuk Tn. K dengan kanker nasofaring di RSUD
mengurangi rasa nyeri yang timbul atau Tidar Kota Magelang penulis menggunakan
dirasakan oleh klien. Mengukur tanda – tahap proses keperawatan yaitu: pengkajian,
tanda vital dan didapatkan hasil nadi : 80 diagnosa keperawatan, intervensi
x per menit, suhu : 36,5oc, pernapasan : keperawatan, implementasi keperawatan dan
20 x per menit, tekanan darah : 120/80 evaluasi
mmHg. Mengkolaborasi dalam pemberian Berdasarkan hasil pengkajian Tn. K
analgetik dengan dokter untuk mengalami kanker nasofaring, klien mengeluh
mengurangi nyeri secara cepat. nyeri antara leher dan pipinya yang dirasakan
e. Evaluasi sejak 1 tahun yang lalu, nyeri hilang timbul,
Evaluasi keperawatan dilakukan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk jarum,
pada tanggal 8 - 9 Juli 2018, dengan skala nyeri 6 dari skala 0-10 yang diberikan.
diagnosa keperawatan nyeri kronis Prioritas diagnosa yang diambil adalah nyeri
berhubungan dengan pembengkakan kronis berhubungan dengan pembengkakan
jaringan. Pada tanggal 8 Juli 2018 setelah jaringan.
dilakukan tindakan keperawatan yang Intervensi yang disusun untuk
sesuai dengan rencana keperawatan penatalaksanaan nyeri pada Tn. K di fokuskan
didapatkan hasil yaitu Klien mengatakan pada penggunaan terapi nonfarmakologis
nyeri berkurang pada bagian antara leher untuk mengurangi rasa nyeri meskipun tetap
dan pipinya yang dirasakan sejak 1 tahun diberikan terapi farmakologi yaitu kaji skala
yang lalu, nyeri hilang timbul, nyeri yang nyeri secara komprehensif, minimalkan
dirasakan seperti ditusuk jarum. Klien aktivitas klien, ukur tanda - tanda vital, ajarkan
tampak lebih tenang, skala nyeri 5 dari pada klien teknik relaksasi dan distraksi latihan
skala 0-10 yang diberikan. nadi : 80 x per nafas dalam, kolaborasi dalam pemberian
menit, suhu : 36,4oc, pernapasan : 20 x analgetik dengan dokter
per menit, tekanan darah : 130/80 mmHg. Implementasi dilaksanakan selama 2 hari
Rencana keperawatan akan dilanjutkan berturut – turut (8 - 9 Juli 2018) berdasarkan
dengan mengkaji nyeri secara keluhan klien dan data yang ada sesuai
komprehensif dan mengkolaborasi dengan intervensi yang sudah dibuat yaitu
pemberian obat analgetik. mengkaji skala nyeri secara komprehensif,
Pada tanggal 9 Juli 2018 setelah meminimalkan aktivitas klien, mengukur tanda
dilakukan tindakan keperawatan yang - tanda vital, mengajarkan pada klien teknik
sesuai dengan rencana keperawatan relaksasi dan distraksi latihan nafas dalam,
didapatkan hasil yaitu Klien mengatakan mengkolaborasi dalam pemberian analgetik
nyeri berkurang pada bagian antara leher Evaluasi yang dialakukan adalah evaluasi
dan pipinya yang dirasakan sejak 1 tahun kerja dan evaluasi hasil dari tindakan
yang lalu, nyeri hilang timbul, nyeri yang keperawatan yang telah dilakukan selama dua
dirasakan seperti ditusuk jarum. Klien hari secara berturut – turut yaitu Klien
tampak tenang, skala nyeri 4 dari skala 0- mengatakan nyeri berkurang pada bagian
10 yang diberikan. nadi : 80 x per menit, antara leher dan pipinya yang dirasakan sejak
suhu : 36,4oc, pernapasan : 20 x per 1 tahun yang lalu, nyeri hilang timbul, nyeri
menit, tekanan darah : 120/80 mmHg. yang dirasakan seperti ditusuk jarum. Klien
Rencana keperawatan akan dilanjutkan tampak tenang, skala nyeri dari 6 menjadi 4
dengan mengkaji nyeri secara dari skala 0-10 yang diberikan. nadi : 80 x per
komprehensif dan mengkolaborasi menit, suhu : 36,4oc, pernapasan : 20 x per
pemberian obat analgetik. menit, tekanan darah : dari 130/80 mmHg
Nyeri yang dirasakan klien sudah menjadi 120/80 mmHg.
berkurang karena saat dikaji klien sudah
hari ke 3 berada di bangsal. Sehingga
Sri Rahayu, Asuhan Keperawatan Kanker... | 5

SARAN aktif pasien sebagai asuhan keperawatan


sehingga dapat mencapai sesuai tujuan.
Perawat dalam melakukan asuhan Memberikan pelayanan sesuai standar
keperawatan hendaknya menggunakan oprasional praktik keperawatan dalam
pendekatan proses keperawatan secara memberikan asuhan keperawatan pada pasien
komperhensif dengan melibatkan peran serta kanker nasofaring.

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, M. dkk. 2016. Nursing Intervention Nasir, A., & Muhith, A. 2011. Dasar-Dasar
Classivication (NIC). Singapore: Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori.
ELSEVIER Jakarta: Salemba Medika
Damayanti, B S., Afiati., Hasan A A., & Sufiawati, Irna & Subita, Gus Permana. 2013.
Hernowo B S. 2015. Imunoekspresi Bcl-2 Identifikasi dan Pengendalian Faktor
sebagai Prediktor Respons Radioterapi Risiko Mukositis Oral Selama Radioterapi
pada Karsinoma Nasofaring yang Tidak Kanker Nasofaring. Journal of Dentistry
Berdiferensiasi. Journal of Medicine and Indonesia
Health Vol 1 (1): Hal 1-11 Tambunan, Gani & Handojo Maylani. 1995.
Hasibuan, S. 2011. Komplikasi Oral Pada Klien Diagnosis dan Tatalaksana Sepuluh Jenis
yang Menjalani Radioterapi Kanker Kanker Terbanyak di Indonesia. Jakarta:
Nasofaring Di RSUP H. Adam Malik EGC
Medan. USU Institutional Repository Widodo Ario, Kentjono. 2003. Perkembangan
Johnson, Marion. dkk. 2016. Nursing Terkini Penatalaksanaan Karsinoma
Outcomes Clasivication (NOC). Nasofaring. Majalah Kedoteran Tropis
Singapore: ELSEVIER Indonesia
Kamitsuru, Shigemi. dkk. 2015. Diagnosis
Keperawatan Klasifikasi dan Devinisi
Edisi 10. Jakarta: EGC
Kartini, Mardiana & Widjasena, Apoina Baju.
2012. Tingkat ketahanan hidup penderita
kanker Nasofaring pada berbagai
modalitas terapi: studi kasus yang
menjalani terapi konvensional dan
pengobatan komplementer alternatif.
Media Medika Indonesia

Anda mungkin juga menyukai