Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Di Susun Oleh :

RIDA YULIANA

NIM : P1908121

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan
diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,
berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).

2. Etiologi
Menurut ratwoto dan wartonah, (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut DenKes (2000), penyebab
kurang dari perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan : keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
3) Kemampuan realitas turun : klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidak perdulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Social : kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipati deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.
Menurut DepKes (2000) faktor faktor yang mempengaruhi personal hygene
adalah :
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
kisalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak perduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pad anak-anak selalu manja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dn bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampoo alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk mendapatkan
semuanya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat tertentu jika pasien sakit tidak boleh dimandikan,
6) Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan orang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti menggunakan sampoo, sabun dan lainnya.
7) Kondisi Fisik Atau Fisikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

3. Tanda dan Gejala :


a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur,
pada pasien perempuan tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya
d. Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar atau
buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan baik
setelah BAB/BAK

4. Rentang Respon
Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan tidak melakuka


diri seimbang diri tidak seimbang perawatan diri

5. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.
Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor.
2) Rambut dan kulit kotor.
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif.
2) Menarik diri, isolasi diri.
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat

C. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart & Sundeen, 2000),
yaitu :
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan
mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan
diri secara mandiri.

2. Mekanisme Koping Mal Adaptif


Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategori nya adalah :
Tidak mau merawat diri.
3. Pohon masalah
Gangguan Pemeliharaan Kesehatan Effect
(BAB/BAK,mandi,makan,minum)

Defisit perawatan diri Core problem

Menurun Motivasi Dalam


cause
Perawatan Diri

Isolasi Sosial : Menarik Diri

D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Data subyektif
 Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apa,
Data obyektif
 Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan bau,
kulit kotor
2. Isolasi Sosial
Data subyektif
 Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif
 Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi
sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat
tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
3. Defisit Perawatan Diri
Data subyektif
1. Pasien merasa lemah
2. Malas untuk beraktivitas
3. Merasa tidak berdaya.
Data obyektif
1. Rambut kotor, acak – acakan
2. Badan dan pakaian kotor dan bau
3. Mulut dan gigi bau.
4. Kulit kusam dan kotor
5. Kuku panjang dan tidak terawat

E. Diagnosa Keperawatan
1. Difisit Perawatan Diri b.d Gangguan Pisokoligis.
2. Isolasi Sosial b.d Perubahan Status Mental.
3. Ketidak Mampuan Koping Keluarga b.d Pola Koping Yang Berbeda Antara Klien
Dan Orang Terdekat.

F. Rencana Tindakan Keperawatan


No SDKI SLKI SIKI
1 Difisit Perawatan Diri Perawatan Diri Dukungan Perawatan
b.d Gangguan Diri
Pisokoligis. Setelah dilakukan
Kode : D.0109 tindakan keperawatan Definisi :
Kategori : Perilaku diharapkan klien dapat Mempasilitasi pemenuhan
Subkategori: Kebersihan melakukan perawatan kebutuhan perawatan diri.
Diri diri dengan kriteria
Definisi : hasil: Tindakan :
Tidak mampu 1. Kemampu mandi Observasi :
melakuakan atau (4) 1. Identifikasi kebiasaan
menyelesaikan aktivitas 2. Kemampu aktivitas perawatan diri
perawatan diri. mengenakan sesuai usia
pakaian (4) 2. Monitor tingkat
Penyebab : 3. Kemampuan kemandirian
1. Penurunan aktivitas ketoileting (4) 3. Identifikasi kebutuhan
Gejala dan Tanda : 4. Kemampuan minat alat bantu kebersihan
Subjektif : melakuakn diri, berpakaian, berhias
1. Menolak melakuakan perawatan diri (4) dan makan.
perawatan diri 5. Mempertahankan
Objektif : kebersihan diri (4) Trapeutik :
1. Tidak mampu mandi 6. Mempertahankan 1. Sediakan lingkungan
/mengenakan pakaian kebersihan mulut yang trapeutik (mis,
/makan/ketoilet/berhi (4) suasana hanyat, rileks
as secara mandiri. dan privasi)
Kriteria hasil : 2. Siapkan keperluan
1. Meurun pribadi (mis, parfum,
2. Cukup menurun sikat gigi dan sabun
3. Sedang mandi)
4. Cukup meningkat 3. Damping dalam
5. Meningkat melakukan perawatan
diri
4. Jadwalkan rutinitas
perawatan diri.

Edukasi :
1. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten.
2 Isolasi Sosial b.d Keterlibatan Sosial Trapi Aktivitas
Perubahan Status
Mental. Setelah dilakukan Definisi :
Kode : D. 0121 tindakan keperawatan Menggunakan aktivitas
Kategori : Relasional diharapkan klien dapat fisik, kognitif, social dan
Subkategori : Interaksi melakukan keterlibatan spiritual tertentu untuk
Sosial. sosial dengan kriteria memulihkan keterlibatan
Definisi : hasil : frekuensi atau durasi
Ketidak mampuan untuk 1. Minat interaksi (4) aktifitas indifidu atau
membina hubungan yang 2. Verbalisasi tujuan kelompok.
erat, hangat dan terbuka yang jelas (4)
dan terpendam dengan 3. Minat terhadap Tindakan :
orang lain. aktivitas (4) Observasi :
4. Perilaku menarik 1. Identifikasi deficit
Penyebab : diri (2) tingkat aktivitas
1. Perubahan 5. Efek murung atau 2. Identifikasi kemampuan
Penampilan Fisik sedih (2) berpartisipasi dalam
2. Perubahan status 6. Perilaku aktivitas tertentu
mental bermusuhan (2) 3. Identifikasi strategi
Tanda dan Gejala : 7. Kontak mata (4) meningkatkan partisipasi
Subjektif : dalam aktivitas.
1. Merasa ingin sendiri Kriteria hasil :
2. Merasa tidak aman 6. Meurun Trapeutik :
ditempat umum 7. Cukup menurun 1. Fasilitasi focus dn
3. Merasa berbeda 8. Sedang kemampuan
dengan orang lain 9. Cukup meningkat 2. Sepakati komitmen
4. Merasa asyik dengan 10. meningkat untuk menghindari /
pikiran sendiri meningkatkan
Objektif : frekuensi
1. Menarik diri meningkatkan
2. Tidak berminat / aktivitas
menolak berinteraksi 3. Fasilitasi memilih
dengan orang lain aktivitas dan tetapkan
atau keluarga. tujuan aktivitas yang
3. Efek datar konsisten sesuai
4. Efek sedih kemampuan fisik,
5. Tidak ada kontak psikologis dan soaial
mata 4. Koordinasi pemilihan
aktivitas sesuai usia
Edukasi :
1. Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari
hari
2. Ajarkan cara
melakukan aktivitas
yang di pilih
3. Anjurkan melakukan
aktifitas fisik, social,
spiritual dan kognitif
dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
4. Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok.

3 Ketidak Mampuan Status Koping Dukungan Koping


Koping Keluarga b.d Keluarga Keluarga
Pola Koping Yang
Berbeda Antara Klien Setelah dilakukan Definisi :
Dan Orang Terdekat. tindakan keperawatan Memfasilitasi peningkatan
Kode : D. 0093 diharapkan status nilai nilai, minat dan tujuan
Kategori : Pisikologis koping keluarga dlam kjeluarga.
Subkategori : Integritas membaik dengan
Ego kriteria hasil : Tindakan
Definisi : 1. Perasaan diabaikan Observasi :
Perilaku orang terdekat (3) 1. Identifikasi respon
(anggota keluarga / orang 2. Perilaku emosional terhadap
berarti) yang membatasi mengabaikan kondisi saat ini.
kemampuan dirinya dank anggota keluarga (3) 2. Identifikasi beban
lien untuk beradaptasi 3. Komitmen dengan prognosis secara
dengan masalah perawatan/pengobata pisikologis
kesehatan yang dihadapi n (3) 3. Identifikasi pemahaman
klien. 4. Komunikasi antara tentang keputusan
anggota keluarga (3) perawat setelah pulang
Penyebab :
1. Pola koping yang Kriteria Hasil : Trapeutik :
berbeda diantara klien 1. Meningkat 1. Dengarkan perasaan
dan orang terdekat. 2. Cukup meningkat dan pertanyaan
3. Sedang keluarga
Gejala dan tanda : 4. Menurun 2. Terima nila nila
Subjektif : 5. Cukup menurun keluarga dengan tidak
1. Merasa diabaikan menghakimi
2. Terlalu khawatir 3. Diskusi rencana medis
dengan anggota dan perawatan
keluarga 4. Hargai dan dukung
3. Merasa tertekan mekanisme koping
Objektif : adaptif yang
1. Tidak memenuhi digunakan.
kebutuhan anggota
keluarga Edukasi :
2. Perilaku menolak 1. Informasikan kemajuan
3. Perawatan yang pasien secara berkala.
mengabaikan 2. Informasikan fasilitas
kebutuhan dasar klien perawatan kesehatan
4. Mengabaikan yang tersedia.
perawatan /
pengobatan anggota
keluarga
5. Perilaku sehat
terganggu
DAPTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis
Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta
: Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada
Perawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EGC
STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Kondisi Klien

B. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
C. Tujuan
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
D. Tindakan
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
 Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
 Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
 Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
 Menjelaskan cara mempersiapkan makan
 Menjelaskan cara makan yang tertib
 Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
 Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
 Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
 Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
 Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP1 Pasien:
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
Orientasi
“Selamat pagi, kenalkan saya Agung”
”Namanya anda siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang
akan merawat T?”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”

Kerja
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?” Betul
ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir rambut?
Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan
ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya
“Berapa kali T makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.
“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita kencing
dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan
pakai air dan sabun”.
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo
dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo
gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali..
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke
bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-
kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”

Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”.
”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri
tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan beri
tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (
bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik besok
lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan.

Anda mungkin juga menyukai