Di Susun Oleh :
RIDA YULIANA
NIM : P1908121
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri
2. Etiologi
Menurut ratwoto dan wartonah, (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut DenKes (2000), penyebab
kurang dari perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan : keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
3) Kemampuan realitas turun : klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidak perdulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Social : kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipati deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.
Menurut DepKes (2000) faktor faktor yang mempengaruhi personal hygene
adalah :
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
kisalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak perduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pad anak-anak selalu manja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dn bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampoo alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk mendapatkan
semuanya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat tertentu jika pasien sakit tidak boleh dimandikan,
6) Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan orang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti menggunakan sampoo, sabun dan lainnya.
7) Kondisi Fisik Atau Fisikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
4. Rentang Respon
Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
5. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.
Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor.
2) Rambut dan kulit kotor.
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif.
2) Menarik diri, isolasi diri.
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat
C. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart & Sundeen, 2000),
yaitu :
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan
mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan
diri secara mandiri.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Difisit Perawatan Diri b.d Gangguan Pisokoligis.
2. Isolasi Sosial b.d Perubahan Status Mental.
3. Ketidak Mampuan Koping Keluarga b.d Pola Koping Yang Berbeda Antara Klien
Dan Orang Terdekat.
Edukasi :
1. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten.
2 Isolasi Sosial b.d Keterlibatan Sosial Trapi Aktivitas
Perubahan Status
Mental. Setelah dilakukan Definisi :
Kode : D. 0121 tindakan keperawatan Menggunakan aktivitas
Kategori : Relasional diharapkan klien dapat fisik, kognitif, social dan
Subkategori : Interaksi melakukan keterlibatan spiritual tertentu untuk
Sosial. sosial dengan kriteria memulihkan keterlibatan
Definisi : hasil : frekuensi atau durasi
Ketidak mampuan untuk 1. Minat interaksi (4) aktifitas indifidu atau
membina hubungan yang 2. Verbalisasi tujuan kelompok.
erat, hangat dan terbuka yang jelas (4)
dan terpendam dengan 3. Minat terhadap Tindakan :
orang lain. aktivitas (4) Observasi :
4. Perilaku menarik 1. Identifikasi deficit
Penyebab : diri (2) tingkat aktivitas
1. Perubahan 5. Efek murung atau 2. Identifikasi kemampuan
Penampilan Fisik sedih (2) berpartisipasi dalam
2. Perubahan status 6. Perilaku aktivitas tertentu
mental bermusuhan (2) 3. Identifikasi strategi
Tanda dan Gejala : 7. Kontak mata (4) meningkatkan partisipasi
Subjektif : dalam aktivitas.
1. Merasa ingin sendiri Kriteria hasil :
2. Merasa tidak aman 6. Meurun Trapeutik :
ditempat umum 7. Cukup menurun 1. Fasilitasi focus dn
3. Merasa berbeda 8. Sedang kemampuan
dengan orang lain 9. Cukup meningkat 2. Sepakati komitmen
4. Merasa asyik dengan 10. meningkat untuk menghindari /
pikiran sendiri meningkatkan
Objektif : frekuensi
1. Menarik diri meningkatkan
2. Tidak berminat / aktivitas
menolak berinteraksi 3. Fasilitasi memilih
dengan orang lain aktivitas dan tetapkan
atau keluarga. tujuan aktivitas yang
3. Efek datar konsisten sesuai
4. Efek sedih kemampuan fisik,
5. Tidak ada kontak psikologis dan soaial
mata 4. Koordinasi pemilihan
aktivitas sesuai usia
Edukasi :
1. Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari
hari
2. Ajarkan cara
melakukan aktivitas
yang di pilih
3. Anjurkan melakukan
aktifitas fisik, social,
spiritual dan kognitif
dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
4. Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok.
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis
Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta
: Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada
Perawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EGC
STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Kondisi Klien
B. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
C. Tujuan
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
D. Tindakan
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
Menjelaskan cara mempersiapkan makan
Menjelaskan cara makan yang tertib
Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP1 Pasien:
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
Orientasi
“Selamat pagi, kenalkan saya Agung”
”Namanya anda siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang
akan merawat T?”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”
Kerja
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?” Betul
ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir rambut?
Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan
ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya
“Berapa kali T makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.
“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita kencing
dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan
pakai air dan sabun”.
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo
dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo
gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali..
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke
bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-
kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”.
”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri
tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan beri
tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (
bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik besok
lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan.