Anda di halaman 1dari 135

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA

OLEH :

DESY HASLINDA ATIKA SARI

P1908079

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS
WIYATA HUSADA SAMARNDA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA

Oleh :

DESY HASLINDA ATIKA SARI

NIM :P1908079

Telah berhasil diselesaikan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh


pihak terkait

Pada tanggal 02 Oktober 2020

SUSUNAN DEWAN PEMBIMBING

CI Akademik Koordinator Stase Komunitas

Ns. Abdurrahman.,S.Kep.,M.Kep Ns. Siti Mukarohmah.,M.Kep.,Sp.Kom

NIDN : 1130728519138 NIDN : 1112058203

Mengetahui,

Penanggung Jawab Profesi Ners


ITKES Wiyata Husada Samarinda

Ns. Desy Ayu Wardani.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat


NIDN : 1103129001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga dengan
limpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan akhir
praktikum stase komunitas dengan judul “Laporan Praktik Profesi Ners Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga “
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak dari
masa praktik sampai pada penyusunan laporan akhir ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan semua proses tepat waktu. Oleh karena itu, pekenankan saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak Mujito Hadi, MM selaku Ketua Yayasan ITKES Wiyata Husada
Samarinda
2. Bapak Dr. Eka Ananta Sidharta, S.E.,M.M.C.A (L) selaku Rektor ITKES
Wiyata Husada Samarinda
3. Ns. Desy Ayu Wardani.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku Penanggung Jawab
Profesi Ners yang telah memberikan kesempatan,dukungan dan semangat luar
biasa untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Profesi Ners
4. Ns. Siti Mukarohmah.,S.Kep.,M.Kep.,Sp,Kom selaku Dosen Koordinator
Keperawatan Komunitas dan Keluarga ITKES Wiyata Husada Samarinda.
5. Ns. Abdurrahman, S.Kep,.M.Kep. selaku Dosen Pembimbing Stase Mata
Kuliah Keperawatan Komunitas dan Keluarga ITKES Wiyata Husada
Samarinda.
6. Semua teman-teman seperjuangan Program Studi Profesi Ners ITKES Wiyata
Husada Samarinda.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun masih banyak kekurangan, semoga
yang membacanya dapat memberikan kritik ataupun saran..Semoga laporan ini
dapat bermanfaat kepada pembacanya dan dapat dijadikan acuan terhadap
penyusunan laporan-laporan berikutnya.
Samarinda, 02 Oktober 2020

Desy Haslinda Atika Sari

ii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAAN...................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1. Latar Belakang ...............................................................................................1
2. Tujuan Penulisan ............................................................................................2
3. Manfaat Penulisan ..........................................................................................3
4. Ruang Lingkup ...............................................................................................3
5. Metode Pendekatan ........................................................................................3
B. Pengkajian Komunitas ........................................................................................4
C. Analisa Data ........................................................................................................32
D. Penepis Masalah..................................................................................................34
E. Prioritas Diagnosa Keperawatan .........................................................................36
F. Rencana dan Sterategi Komunitas ......................................................................37
G. Implementasi .......................................................................................................39
H. Evaluasi ...............................................................................................................41
I. Lampiran .............................................................................................................42

BAB II LAPORAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. Pendahuluan ........................................................................................................53
1. Latar Belakang..............................................................................................53
2. Tujuan Penulisan ..........................................................................................55
B. Tinjauan Pustaka .................................................................................................55
1. Konsep Keluarga ..........................................................................................55
2. Konsep Hipertensi ........................................................................................62
C. Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.A .................................................................77
1. Pengkajian ....................................................................................................77
2. Analisa Data .................................................................................................84
3. Scoring Prioritas Masalah .............................................................................85

iii
4. Rencana Tindakan Keperawatan ..................................................................87
5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga .....................................89
D. Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.S..................................................................96
1. Pengkajian ....................................................................................................96
2. Analisa Data .................................................................................................102
3. Scoring Prioritas Masalah .............................................................................104
4. Rencana Tindakan Keperawatan ..................................................................105
5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga .....................................107
Lampiran .......................................................................................................109
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................131
B. Saran ...................................................................................................................132
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

iv
BAB I

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan kepada peningkatan mutu
sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukungdengan
pendekatan dengan paradigm sehat,yang memberikan prioritas pada
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan
rehabilitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga
keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga
kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang
unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang
relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai
suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang
sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral
sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat
dengan baik.
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari
beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki
ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-
individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,
preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.
Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti
"kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti
"sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". Keperawatan komunitas
adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan
ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai
bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan

1
lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan.
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu
individu dan keluarga untuk menghadapi penyakit dan disabilitas kronik
dengan meluangkan sebgaian waktu bekerja di rumah pasien dan bersama
keluarganya. Keperawatan keluarga dititikberatkan pada kinerja perawat
bersama dengan keluarga karena keluarga merupakan subyek.Pelayanan
kesehatan pada masyarakat dalam bentuk yang nyata sangat dibutuhkan
dalam upaya untuk melakukan pendekatan pada masyarakat dan
mengetahui permasalahan yang di masyarakat itu sendiri. Dan pelayanan
kesehatan masyarakat merupakan bagian dari keperawatan komunitas.
Salah satu bentuk aplikasi nyata untuk pendekatan ke masyarakat itu
sendiri adalah dengan dilaksanakannya praktik lapangan di RT 005
Kelurahan Ponoragan Kecamatan Loa Kulu.

2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum di lokasi masyarakat tersebut dan
menilai tingkat kesehatan di wilayah tersebut.
b. Tujuan Khusus
1) Mempelajari strategi pengorganisasian komunitas.

2) Mempelajari strategi yang tepat untuk mengkaji kesehatan


komunitas.

2
3) Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang spesifik
berdasarkan epidemiologi.

4) Merencanakan asuhan keperawatan komunitas sesuai dengan


masalah yang ditemukan di Lingkungan wilayah RT 005
Kelurahan Ponoragan Kecamatan Loa Kulug

3. Manfaat Kegiatan
Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara
nyata kepada masyarakat, belajar menjadi model profesional dalam
menerapkan asuhan keperawatan komunitas, meningkatkan kemampuan
berfikir kritis, dan bijaksana dalam menghadapi masyarakat,
meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
dengan masyarakat serta membangun BHSP terhadap masyarakat.

4. Ruang Lingkup
Kelurahan Ponoragan RT 005 Kecamatan Loa Kulu, Kalimntan Timur.

5. Metode Pendekatan
BHSP ( Bina Hubungan Saling Percaya )

3
B. PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. Komponen Windshield Survey

WINDSHIELD SURVEY
No Elemen Deskripsi
1 Perumahan dan Lingkungan Bangunan, arsitektur
Jarak antar rumah
Halaman rumah
2 Lingkunga terbuka Luas lahan terbuka
Kegunaan
3 Batas Apa batas daerah : jalanan, tembok,
lapangan dll
Nama wilayah
4 Kebiasaan Tempat kumpul-kumpul : siapa, jam
berapa (warung, gardu, taman)
5 Transportasi Jensi transportasi
Akses jalan
6 Pusat pelayanan Klinik, puskesmas, rumah sakit, pusat
rekreasi, sekolah, agen, penyediaan
jasa.
7 Tokoh/warung/pasar Pola konsumsi masyarakat
Pusat pemenuhan kebutuhan
masyarakat
8 Orang-orang pengguna jalan Siapa yang anda jumpai dijalan ?
Ibu-ibu dan bayi, anak sekolah,
pengangguran, pedagangan, dll.
9 Ras Identifikasi suku bangsa
10 Agama Identifikasi agama an kepercayaan
11 Kesehatan dan morbiditas Penyakit kronis, akut,
Jarak ke pelayanan kesehatan ?
12 Politik Partai mayoritas
Poster kampanye
13 Media Tv, radio, koran, majalan, papan
pengumuman, mading, dll.

4
14 Layanan perlindungan Pos-pos polisi, pos satpam,
perlindungan kebakaran
KOMPONEN WINDSHIELD SURVEY

No Elemen Deskripsi
1 Perumahan dan Lingkungan Bangunan
Mayoritas bangunan di RT 005 Kelurahan
Ponoragan permanen terbuat dari kayu.

Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah dengan yang
lain. Lantai yang terbuat dari semen dan tegel,
rumah yang terbuat dari kayu , rata rata
disetiap rumah terdapat jendela dengan
pencahayaan yang baik.

Keunikan lingkungan
Banyak tanah disekitar rumah yang
dimanfaatkan untuk menanami tanaman
2 Lingkunga terbuka Luas
Luas wilayah RT 005 adalah 2 ha ( 200 m2 )
kepadatan rata-rata 10-11 rumah /100m

Kualitas
Lahan terbuka digunakan untuk fasilitas parkir
3 Batas Batas wilayah
Barat : RT 04 Sumber Sari
Utara : RT 01 Loa Sumber
Selatan : RT 01 Loa Kulu
Timur : RT 02 Ponoragan

4 Kebiasaan Dewasa –tua


Pada pagi dan sore hari sebagian warga
bekerja dan pada malam hari warga hanya
berkumpul dengan keluarga, kegiatan ibadah

5
2x salam seminggu. Kadang kadang saja
untuk melaksanakan gotong royong.
Anak-anak
Pada pagi hari hingga siang hari mayoritas
bersekolah secara online, siang hari sebagian
digunakan untuk beristirahat dan untuk yang
muslim ada yang mengaji, pada malam hari
digunakan untuk berkumpul dengan keluarga
5 Transfortasi Transportasi yang digunakan menggunakan
kendaraan pribadi ( motor , mobil ).
6 Pusat pelayanan Rata-rata masyarakat di RT 005 berobat ke
puskesmas, dan rumah sakit dengan
menggunakan jaminan kesehatan seperti BPJS
dan Askes
7 Tokoh/warung/pasar Terdapat 4 warung yang menjual menjual
sembako
8 Orang-orang pengguna jalan Orang-orang yang menggunakan jalan yaitu
orang-orang disekitar RT 005 dan warga.
9 Ras Ras yang banyak di RT 005 yaitu bersuku
Jawa,Kutai dan Banjar.
10 Agama Mayoritas beragama Islam
11 Kesehatan dan morbiditas Penyakit yag terjadi di warga RT 005 selama 3
bulan terakhir adalah Hipertensi, Nyeri sendi,
Batuk pilek.
12 Politik Di Rt 005 tidak ada partai politik mayoritas dan
untuk spanduk partai tidak ada di RT 005
13 Media Tv, radio, koran, majalah, papan pengumuman,
mading, dll.
14 Layanan perlindungan Di Rt 005 terdapat pos kamling

6
2. Data Geografis
Batas wilayah RT 005
Barat : RT 04 Sumber Sari
Utara : RT 01 Loa Sumber
Selatan : RT 01 Loa Kulu
Timur : RT 02 Ponoragan

*DENAH DAN PETA WILAYAH


DI LAMPIRAN)

3. Data Demografi
a. Jumlah Penduduk:

1) Jumlah KK RT 005 Kelurahan Ponoragan Kecamatan Loa Kulu :


106 KK

2) Jumlah Penduduk RT 005 Kelurahan Ponoragan Kecamatan Loa


Kulu: 278 orang

3) Jumlah yang dikaji yaitu 10 KK dengan jumlah 28 Jiwa orang.

b. Karakteristik Penduduk:

1) Penduduk menetap : 28 Jiwa

2) Agama Islam : 28 Jiwa

3) Suku Jawa : 23 Jiwa

4) Suku Banjar : 2 Jiwa

5) Suku kutai : 3 Jiwa

7
4. Piramida Penduduk

5. Data Sosial Ekonomi

PENGHASILAN

20%
<2JUTA
>2JUTA
80%

Dari hasil persentase 10 KK yang sudah dilakukan pengkajian


didapatkan 80% penghasilan > Rp.2.000.000/bulan sebanyak 8 KK dan
20% dengan penghasilan < Rp. 2.000.000 sebanyak 2 KK

6. Data Pelayanan dan Sumber Kesehatan

.
ASKES KK
ASKES

DANA
40%
60% PRIBADI
0% BPJS

Dari 10 KK yang dikaji 60% menggunakan jaminan kesehatan


ASKES ,dan 40% menggunakan BPJS.

8
FASKES KK
PUSKESMAS

RUMAH SAKIT
50% 50%
DOKTER
0%
MANDIRI

Dari 10 KK yang telah di kaji 50% menggunakan Puskesmas


sebagai fasilitas kesehatan, dan 50% lainnya menggunakan Dokter
Mandiri

9
HASIL TABULASI DATA PENGKAJIAN PADA MASYARAKAT RT 005
KELURAHAN PONORAGAN KECAMATAN LOA KULU

Tahap Persiapan

Pelaksanaan kegiatan pengkajian praktek keperawatan komunitas


dilingkungan RT 005, Kelurahan Ponoragan Kecamatan Loa Kulu sebanyak
10 KK dengan jumlah 28 Jiwa.

Tahap Pelaksanaan

Hasil tabulasi data pengkajian adalah sebagai berikut:

1. Data Demografi

a. Karakteristik Usia Penduduk dan Jenis Kelamin

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Penduduk Berdasarkan Usia Dan


Jenis Kelamin Tahun 2020

Usia (Tahun) L P Total (%)

Bayi 0 0 0%

Balita 1 1 7.1%

5-19 Tahun 5 1 21.4%

20-29 Tahun 2 2 14.3%

30-34 Tahun 0 1 3.6%

35-54 Tahun 5 5 35.7%

55-64 Tahun 1 1 7.1%

65 Tahun Keatas 1 2 10.7%

Total 15 13 100%

Sumber: Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan data diatas,didapatkan hasil yang sudah dengan


presentase jumlah Usia dan Jenis Kelamin dari 10 KK, didapatkan
jumlah usia balita (7.1%), 5-19 tahun (21.4%), 20-29 tahun (14.3%),

10
30-34 tahun (2.6%), 35-34 tahun (35.7%), 55-64 tahun (7.1%), >65
tahun (10.7%).

b. Suku
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Suku Tahun 2020
Jenis suku Jumlah Total (%)

Jawa 23 82.1%
Banjar 2 7.1%
Kutai 3 10.7%

Total 28 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil 10 KK didapatkan yang
mendominasi adalah suku Jawa sebanyak 23 jiwa (82.1%).

c. Nilai dan Keyakinan


Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keyakinan Tahun 2020
Agama/Keyakinan Jumlah Total (%)
Islam 28 100%
Kristen Protestan 0 0%
Kristen Katolik 0 0%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Total 28 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari 10 KK didapatkan mayoritas
pnduduk beragama islam dengan total 28 jiwa (100%).
d. Pekerjaan
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2020
Jenis Pekerjaan Jumlah Total (%)
Negeri 6 21.4
Swasta 7 25.0
Pelajar 5 17.9
IRT 5 17.9
Pensiunan 1 3.6
Tidak Bekerja 4 14.3
Total 28 100%

11
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas , didapatkan hasil dari data 10 KK,


yang bekerja negeri 6 jiwa (21.4%), swasta 7 jiwa (25.0%), Pelajar 5
jiwa (17.9%), IRT 5 jiwa (17.9%), Pensiunan 1 jiwa (3.6%), dan tidak
bekerja 4 jiwa (14.3%).

e. Tingkat Pendidikan
Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun
2020

Tingkat Pendidikan Jumlah Total (%)


TIDAK SEKOLAH 3 10.7%
SD 4 14.3%
SMP 2 7.1%
SMA 10 35.7%
D1/D2/D3 7 25.0%
S1/S2/S3 2 7.1%
Total 28 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data dari 10 KK jumlah
pendidikan yang berpendidikan Tidak sekolah sebanayk 3 orang yaitu
(10.7%), SD sebanyak 4 orang yaitu (14.3%), SMP sebanyak 2 orang yaitu
(7.1%), SMA sebanyak 10 orang yaitu (35.7%), D1/D2/D3 sebanyak 7
orang yaitu (25.0%),S1/S2/S3 sebanyak 2 orang yaitu (7.1%).

2. Data Sosial-Ekonomi

a. Penghasilan Penduduk Rata-rata Perbulan

Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Rata-Rata


Perbulan Tahun 2020

Kisaran Penghasilan Jumlah Total (%)

< Rp. 250.000 / bulan 0 0%


Rp. 250.000 – Rp. 500.000 / bulan 0 0%
Rp. 500.000- Rp. 1.000.000/bulan 0 0%
Rp. 1.000.000 – Rp.2.000.000 / bulan 2 20%
>Rp. 2.000.000 / bulan 8 80%

12
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan
penghasilan Rp.1.000.000-Rp.2.000.000/bulan (20%), dan penghasilan
>Rp.2.000.000/bulan (80%).

b. Kebiasaan Keluarga Menabung


Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Keluarga
Menabung Tahun 2020

Menabung Jumlah Total

Ya 10 100%
Tidak 0 0%
Total 10 100%

Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan seluruh


KK 100% memiliki kebiasaan menabung.

3. Data Lingkungan Fisik

a. Tipe Rumah
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tipe Rumah Tahun 2020
Tipe rumah Jumlah Total (%)

Permanen 10 100%
Semi permanen 0 0%
Tidak permanen 0 0%

Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan tipe rumah


seluruh KK 100% Permanen.

13
b. Status Kepemilikan Rumah
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah
Tahun 2020
Tipe rumah Jumlah Total (%)

Menyewa 0 0%
Milik Sendiri 8 80%
Menumpang 2 20%

Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan status
kepemilikan rumah didapatkan 8 (80%) milik sendiri dan 2 (20%)
menumpang.
c. Jenis Lantai Rumah
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Lantai Rumah Tahun
2020
Jenis Lantai Rumah Jumlah Total (%)

Tanah 0 0%
Papan 1 10%
Tegel/Keramik 3 30%
Semen 6 60%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan jenis lantai
rumah, papan 1 (10%), Tegel/keramik 3 (30%) dan Semen 6 (60%).
d. Sistem Ventilasi Rumah
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sistem Ventilasi Rumah
Tahun 2020
Sistem Ventilasi Jumlah Total (%)

Ada 10 100%
Tidak Ada 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan sistem
ventilasi rumah seluruhnya ada (100%).

14
e. Sistem Pencahayaan
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sistem Pencahayaan Tahun
2020
Sistem Pencahayaan Jumlah Total (%)

Terang 10 100%
Reman-remang 0 0%
Gelap 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan sistem
Pencahayaan seluruhnya terang (100%).
f. Halaman Sekitar Rumah
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Halaman Sekitar Rumah
Tahun 2020
Halaman Sekitar Rumah Jumlah Total (%)

Ada 10 100%
Tidak 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan halaman
sekitar rumah seluruhnya ada (100%).
g. Pemanfaatan Pekarangan Rumah
Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan
Rumah Tahun 2020
Pemanfaatan Pekarangan Rumah Jumlah Total (%)

Kebun 7 70%
Kolam 0 0%
Lainnya:Garasi 3 30%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan
pemanfaatan pekarangan rumah, kebun sebanyak 7 (70%) dan lainnya 3
(30%).

15
4. Sumber Air Bersih

a. Sumber Air Memasak dan Minum


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Memasak dan
Minum Tahun 2020
Sumber Air Memasak dan Minum Jumlah Total (%)

PDAM 10 100%
Sumur 0 0%
Air Mineral 0 0%

Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan sumber


air memasak dan minum seluruh KK 100% PDAM.

b. Pengelolaan Air Minum


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengelolaan Air Minum
Tahun 2020
Pengelolaan Air Minum Jumlah Total (%)

Dimasak 10 100%
Tidak Dimasak 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan pengelolaan
air minum seluruh KK 100% dimasak.
c. Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci (MCK)
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Untuk Mandi
dan Mencuci Tahun 2020
Sumber Air Bersih Jumlah Total (%)

PDAM 10 100%
Sumur 0 0%
Pompa 0 0%
Sungai 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan sumber air
bersih seluruh KK 100% PDAM.

16
d. Kondisi Air
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Air Tahun 2020
Kondisi Air Jumlah Total (%)

Berbau 0 0%
Endapan 0 0%
Berasa 0 0%
Berwarna 0 0%
Tidak berbau dan berasa 10 100%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, hasil dari data 10 KK didapatkan kondisi air
seluruhnya tidak berbau dan berasa (100%).

5. Tempat Penampungan Air

a. Tempat Penampungan Air Sementara


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Penampungan Air
Sementara Tahun 2020
Tempat Penampungan Air Sementara Jumlah Total (%)

Bak 2 20%
Ember 0 0%
Gentong 0 0%

Lainnya:tendon 8 80%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari pengkajian tempat


penampungan air sementara menggunakan bak 2 (20%) dan lainnya 8
(80%).

b. Kondisi Tempat Penampungan Air


Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Tempat
Penampungan Air Tahun 2020
Kondisi Tempat Penampungan Air Jumlah Total (%)

Tertutup 10 100%
Terbuka 0 0%
Total 10 100%

17
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK kondisi tempat
penampungan air seluruh KK 100% tertutup.
c. Keberadaan Jentik Nyamuk
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keberadaan Jentik
Nyamuk Tahun 2020
Jentik Nyamuk Jumlah Total (%)

Ada 0 0%
Tidak Ada 10 100%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK keberadaan
jentik nyamuk seluruh KK 100% tidak ada
d. Pengurasan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengurasan Tahun 2020
Pengurasan Jumlah Total (%)

Ya 10 100%
Tidak Ada 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK pengurasan
tempat penampungan air seluruh KK 100% Ya.
e. Waktu Pengurasan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Waktu Pengurasan Tahun
2020
Pengurasan Jumlah Total (%)

≤7 hari 1 10%
≤15 hari 1 10%
≤30 hari 8 80%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK waktu
pengurasan dengan ≤7 hari (10%), ≤15 hari (10%), dan ≤30 hari (80%).

18
6. Pembuangan Sampah

a. Cara Pembuangan Sampah


Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah
Tahun 2020
Cara Pembuangan Sampah Jumlah Total (%)

TPU 7 70%
Dibakar 3 30%
Diangkat Petugas 0 0%

Dibuang Kesungai 0 0%
Ditimbun/dikubur 0 0%
Disembarang Tempat 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari pengkajian cara


pembuangan sampah TPU sebanyak 7 (70%) dan dibakar 3 (30%).

b. Tempat Pembuangan Sampah


Tabel 6.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Pembuangan
Sampah Tahun 2020
Tempat Penampungan Sampah Jumlah Total (%)

Ada 10 100%
Tidak Ada 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK tempat
penampungan sampah seluruh KK 100% ada.
c. Kondisi Tempat Penampungan Sampah
Tabel 6.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Tempat
Penampungan Sampah Tahun 2020
Kondisi Tempat Penampungan Jumlah Total (%)
Sampah
Terbuka 0 0%
Tertutup 10 100%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

19
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK kondisi tempat
penampungan sampah seluruh KK 100% tertutup.

7. Pembuangan Kotoran Rumah Tangga

a. Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar


Tabel 7.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Buang
Air Besar Tahun 2020
Kebiasaan Keluarga Buang Jumlah Total (%)
Air Besar
WC 10 100%
Sungai 0 0%
Kebun/Sembarang Tempat 0 0%

Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK kebiasaan


keluarga buang air besar seluruh KK 100% di WC.

b. Jenis WC yang Digunakan


Tabel 7.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis WC Tahun 2020
Jenis WC Jumlah Total (%)

Cemplung 0 0%
Leher Angsa 10 100%
Jamban Duduk 0 0%
Sungai 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK jenis WC yang
digunakan seluruh KK 100% leher angsa.
c. Jarak Sumber Air Minum Dengan Penampungan Kotoran (Septing
Tank)
Tabel 7.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jarak Sumber Air Minum
Tahun 2020
Jarak Sumber Air Dengan Jumlah Total (%)
Penampungan Kotoran
<10 meter 0 0%

20
>10 meter 10 100%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK jarak sumber air
minum dengan penampungan kotoran seluruh KK 100% >10 meter.
d. Sistem Pembuangan Air Limbah
Tabel 7.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sistem Pembuangan Air
Limbah Tahun 2020
Sistem Pembuangan Air Jumlah Total (%)
Limbah
Resapan 0 0%
Got 10 100%
Sembarang Tempat 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK sistem
pembuangan air limbah seluruh KK 100% di Got.

8. Hewan Peliharaan

a. Kepemilikan Hewan Peliharaan


Tabel 8.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Hewan
Peliharaan Tahun 2020
Kepemilikan Hewan Jumlah Total (%)
Peliharaan
Ada 1 10%
Tidak Ada 9 90%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK kepemilikan


hewan peliharaan ada 1 (10%) dan tidak ada 9 (90%).

b. Letak Kandang
Tabel 8.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Letak Kandang Tahun
2020

21
Letak Kandang Jumlah Total (%)

Didalam Rumah 0 0%
Diluar Rumah 1 10%
Total 1 10%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil letak kandang peliharaan
diluar rumah sebesar 10%.
c. Jarak Sumber Air Minum Dengan Kandang
Tabel 8.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jarak Sumber Air Dengan
Kandang Tahun 2020
Jarak Sumber Air Dengan Jumlah Total (%)
Kandang
<10 meter 1 10%
>10 meter 0 0%
Total 1 10%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil jarak sumber air dengan
kandang < 10 meter sebesar 10%.

d. Kondisi Kandang
Tabel 8.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Kandang Tahun
2020
Kondisi Kandang Jumlah Total (%)

Terawat/rutin dibersihkan 1 10%


Tidak Terawat 0 0%
Total 1 10%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil kondisi kandang terawatt
sebesar 10%.

9. Pelayanan Kesehatan

a. Sarana Kesehatan Terdekat


Tabel 9.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sarana Kesehatan
Terdekat Tahun 2020

22
Sarana Kesehatan Terdekat Jumlah Total (%)

Puskesmas 10 0%
Balai Pengobatan 0 0%
Klinik 0 0%
Rumah Sakit 0 0%
Dokter Praktik 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK sarana


kesehatan terdekat seluruh KK 100% puskesma

b. Pemanfaatan Sarana Kesehatan


Tabel 9.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Sarana
Kesehatan Tahun 2020
Pemanfaatan Sarana Jumlah Total (%)
Kesehatan
Ya 10 100%
Tidak 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa seluruh KK
memanfaatkan sarana kesehatan terdekat dengan persentase 100%. Warga
mengatakan tidak ada tenaga kesehatan yang melakukan sosialisasi
kesehatan dan hanya mendapatkan informasi kesehatan jika kepuskesmas.
c. Tempat Berobat Keluarga
Tabel 9.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Berobat Keluarga
Tahun 2020
Tempat Berobat Keluarga Jumlah Total (%)

Puskesmas 4 40%
RS 0 0%
Bidan/Perawat 0 0%
Balai Pengobatan 0 0%
Dokter Praktik Swasta 6 60%
Klinik 0 0%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

23
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK tempat berobat
keluarga pada puskesmas sebanyak 40% dan pada dokter klinik swasta
sebanyak 60 %.
d. Model Transportasi Yang Digunakan
Tabel 9.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Model Transportasi Yang
Digunakan Tahun 2020
Model Transportasi yang Jumlah Total (%)
digunakan
Jalan Kaki 0 0%
Sepeda Motor 7 70%
Mobil 2 20%
Lainnya 1 10%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK model
transportasi yang digunakan yaitu sepeda motor sebanyak (70%), mobil
(20%) dan lainnya (10%).
e. Kebiasaan Sebelum Berobat
Tabel 9.5 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Sebelum
Berobat Digunakan Tahun 2020
Kebiasaan Sebelum Berobat Jumlah Total (%)

Beli Obat diwarung 2 20%


Jamu 0 0%
Tidak Ada 8 80%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK kebiasaan
sebelum berobat beli obat diwarung sebanyak 20% dan tidak ada 80 %.
f. Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Tabel 9.6 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Pendanaan
Kesehatan Keluarga Tahun 2020

24
Sumber Pendanaan Jumlah Total (%)
Kesehatan Keluarga
Askes 6 60%
Umum 0 0%
Dana Sehat 0 0%
JPS 0 0%
Lainnya:BPJS 4 40%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK sumber
pendanaan kesehatan keluarga yaitu askes (60%), dan lainnya:BPJS
(40%).
g. Penyakit Yang Diderita Keluarga 3 Bulan Terakhir
Tabel 9.7 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penyakit Yang Diderita 3
Bulan Terakhir Tahun 2020
Penyakit 3 Bulan Terakhir Jumlah Total (%)

Batuk Pilek 0 0%
Typoid 0 0%
Rematik 1 10%
Hipertensi 3 30%
Asma 0 0
Tidak Ada 6 60%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK penyakit 3 bulan
terkahir yaitu rematik (10%), Hipertensi (30%) dan tidak ada (60%).

h. Anggota Keluarga Yang Meninggal 1 Tahun Terakhir


Tabel 9.8 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Anggota Keluarga Yang
Meninggal 1 Tahun Terakhir Tahun 2020
Anggota Keluarga Yang Jumlah Total (%)
Meninggal 1 Tahun
Terakhir
Ada 0 0%
Tidak Ada 10 100%
Total 10 100%

25
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK anggota
keluarga yang meninggal 1 tahun terakhir seluruh KK tidak ada (100%)

10. PUS, Ibu Hamil, Ibu Menyusui

a. Apakah Ada PUS


Tabel 10.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pasangan Usia Subur
2020
Pasangan Usia Subur Jumlah Total (%)
(PUS)
Ada 4 40%
Tidak Ada 6 60%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK pasangan usia


subur yaitu ada (40%) dan tidak ada (60%).

b. Apakah PUS Ikut KB


Tabel 10.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pasangan Subur Ikut KB
Tahun 2020
PUS Ikut KB Jumlah Total (%)

IUD 0 0%
Kondom 0 0%
Pil 4 40%
Suntik 0 0%
Tubektomi 0 0%
Kalender 0 0%
Total 4 40%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa pasangan subur yang
ikut KB ada 40%.
c. Apakah Ada Ibu Hamil
Tabel 10.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ibu Hamil Tahun 2020
Ibu Hamil Jumlah Total (%)

Ada 0 0%

26
Tidak Ada 10 100%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK ibu hamil


yaitu tidak ada (100%).

d. Apakah Ada Ibu Menyusui


Tabel 10.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ibu Menyusui Tahun 2020
Ibu Menyusui Jumlah Total (%)

Ada 0 0%
Tidak Ada 10 100%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK ibu menyusui


yaitu tidak ada (100%).

11. Balita

a. Apakah Ada Anak Yang Berusia 0-1 Tahun


Tabel 11.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Balita Tahun 2020
Balita Jumlah Total (%)

Ada 0 0%
Tidak Ada 10 100%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK dengan balita


yaitu tidak ada (100%).

12. Remaja

a. Kegiatan Remaja Di Luar Sekolah


Tabel 12.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Remaja Di Luar
Sekolah Tahun 2020

27
Kegiatan Remaja Di Luar Jumlah Total (%)
Sekolah
Karang Taruna 0 0%
Olahraga 3 30%
Keagamaan 1 10%
Tidak Ada 6 60
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK kegiatan


remaja diluar sekolah yaitu olahraga 30%, keagamaan 10% dan tidak ada
60%.

b. Kegiatan Waktu Luang Remaja


Tabel 12.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Waktu Luang
Remaja Tahun 2020
Kegiatan Waktu Luang Jumlah Total (%)
Remaja
Musik/Menonton TV 4 40%
Olahraga 0 0%
Rekreasi 0 0%
Total 4 40%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK kegiatan


waktu luang remaja yaitu musik/menonton TV sebesar 40%.

c. Kebiasaan Remaja
Tabel 12.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Remaja Tahun
2020
Kegiatan Waktu Luang Jumlah Total (%)
Remaja
Merokok 0 0%
Alkohol 0 0%
Tidak Ada 4 40%
Total 4 40%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK kebiasaan


remaja yaitu tidak ada (40%).

28
13. Lansia

a. Apakah Ada Usia Lanjut


Tabel 13.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Usia Lanjut Tahun 2020
Usia Lanjut Jumlah Total (%)

Ada 3 30%
Tidak Ada 7 70%
Total 10 100%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK usia lanjut


yaitu ada (30%) dan tidak ada (70%).

b. Karakteristik Umur Lansia


Tabel 13.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Umur Lansia Tahun 2020
Umur Lansia Jumlah Total (%)

55-65 Tahun 1 10%


66-70 Tahun 1 10%
>70 Tahun 2 20%
Total 4 40%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dari 10 KK umur lansia


yaitu 55-65 tahun (10%), 66-70 tahun (10%) dan >70 tahun (20%)

c. Penyakit Yang Dialami Lansia


Tabel 13.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penyakit Yang Dialami
Lansia Tahun 2020

Penyakit yang Dialami Lansia Jumlah Total (%)


Rematik/gangguan sendi 1 10%
Darah tinggi 3 30%
Kencing manis 0 0%
Stroke 0 0%
Asam urat 0 0%
Total 4 40%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

29
Berdasarkan data table diatas didapatkan hasil dari pengkajian 10 KK,
lansia memiliki keluhan penyakit yang berbeda-beda, yaitu Rematik
sebanyak (10%),dan darah tinggi sebanyak (30%).

d. Upaya Yang Dilakukan Lansia Jika Mengalami Keluhan


Tabel 13.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Upaya Yang Dilakukan
Lansia Tahun 2020

Upaya Yang Dilakukan Lansia Jumlah Total (%)


Kedokter 3 30%
Ke Puskesmas 1 10%
Di Biarkan Saja 0 0%
Ke Bidan 0 0%
Ke Rumah Sakit 0 0%
Obati Sendiri 0 0%
Ke Dukun 0 0%
Total 4 40%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan data tabel diatas didapatkan hasil dari pengkajian 10 KK,


uapaya yang dilakukan lansia, yaitu kedokter sebanyak (30%),dan ke
puskesmas (10%).

e. Apa Yang Dilakukan Lansia Diwaktu Luang


Tabel 13.5 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Lansia Diwaktu
Luang Tahun 2020

Kegiatan Lansia Diwaktu Luang Jumlah Total (%)


Berkebun 0 0%
Jogging 1 10%
Senam 0 0%
Rekreasi 3 30%
Total 4 40%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan data tabel diatas didapatkan hasil dari pengkajian 10 KK,


kegiatan lansia diwaktu luang yaitu jogging sebanyak (10%),dan
rekreasi (30%).

30
f. Adakah Kelompok Lansia
Tabel 13.6 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kelompok Lansia Tahun
2020

Kelompok Lansia Jumlah Total (%)


Ada 0 0%
Tidak Ada 4 40%
Total 4 40%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan data tabel diatas didapatkan hasil dari pengkajian 10 KK,


kelompok lansia tidak ada (40%).

g. Apakah Lansia Bersedia Ikut Serta Bila Dibentuk Perkumpulan


Lansia
Tabel 13.7 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Perkumpulan Kelompok
Lansia Tahun 2020

Perkumpulan Kelompok Lansia Jumlah Total (%)


Ya 4 40%
Tidak 0 0%
Total 4 40%
Sumber : Data Primer Komunitas 2020

Berdasarkan data tabel diatas didapatkan hasil dari pengkajian 10 KK,


perkumpulan kelompok lansia ya (40%).

31
C. ANALISA DATA
No Data Subjektif Data Objektif Diagnosa Keperawatan
Komunitas
1. - Warga RT 005 sebagian - Dari 10 KK yang Nyeri akut berhubungan
besar mengatakan penyakit didapat terdapat dengan agen pencendera
yang diderita adalah beberapa KK yang fisiologis (misal.
rematik dan tekanan darah mengalami nyeri sendi inflamasi, iskemia,
tinggi karena disebabkan dan tekanan darah neoplasma)
oleh faktor keturunan tinggi (hipertensi) Kategori : psikologis
selama 3 bulan Subkategori : nyeri dan
-Warga mengatakan terakhir. kenyamanan
sebagian besar mengalami Kode: D.0077
nyeri dibagian tengkuk
leher dan merasa tidak Definisi : pengalaman
nyaman skala nyeri 6 nyeri sensorik atau emosional
ketika sedang beraktivitas, yang berkaitan dengan
nyeri seperti ditusuk-tusuk, kerusakan jaringan aktual
lamanya nyeri sekitar 10 atau fungsional dengan
menit onset mendadak atau
lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3
bulan.

Penyebab :
Agen pencendera
fisiologis (misal.
inflamasi, iskemia,
neoplasma)

Gejala dan tanda :


1. Mengeluh nyeri
2. Tampak meringis
3. Bersikap protektif
(misal. waspada posisi

32
menghindari nyeri)
4. Gelisah
5. Frekuensi nadi
meningkat
6. Sulit tidur
2. - RT 005 Kelurahan - Dari 10 kk yang terdata Defisit pengetahuan
Ponoragan sebagian besar kepala berhubungan dengan
mengatakan jarang keluarga bekerja Kurang terpapar
dilakukan sosialisasi sebagai Wiraswasta informasi
kesehatan
- Beberapa warga RT Kategori : perilaku
005 kurang mengerti Subkategori :
tentang sosialisasi new penyuluhan dan
normal dan cara pembelajaran
mencuci tangan yang Kode: D.0111
benar
- Warga RT 005 Definisi : ketiadaan atau
Ponoragan sebagian kurangnya informasi
mengatakan bekerja kognitif yang berkaitan
sebagai wiraswasta dengan topik tertentu
Penyebab :
1. Gangguan fungsi
kognitif
2. Kurang terpapar
informasi
3. Ketidaktahuan
menemukan sumber
informasi
Gejala dan tanda :
1. Menanyakan masalah
yg dihadapi
2. Menunjukkan perilaku
tidak sesuai anjuran

33
D. PENAPISAN MASALAH
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Jumlah Keterangan
Komunitas A B C D E F G H I J K L
1. Nyeri akut pada warga RT 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 30 Keterangan kriteria :
005 di kelurahan Ponoragan A. Sesuai dngan peran CHN
berhubungan dengan agen (Community Heal
pencendera fisiologis Nursing)
(misal. inflamasi, iskemia, 1. Pelaksanaan fungsi
neoplasma) manajerial
2. Pelayanan asuhan
keperawatan
3. Koordinasi kegiatan
penyuluhan
kesehatan
masyarakat
4. Koordinasi
pembinaan peran
serta masyarakat (
PKMD/
Pemeliharaan
Kesehatan
Masyarakat Desa )
5. Koordinasi kegiatan
lintas sektoral
B. Sesuai dengan
program pemerintah
C. Potensi untuk
intervensi pendidikan
kesehatan
D. Resiko terjadi
E. Resiko parah
F. Minat masyarakat

34
G. Kemudahan untuk
diintervensi
H. Ketersediaan sumber
tempat
I. Ketersediaan sumber
dana
J. Ketersediaan sumber
waktu
K. Ketersediaan sumber
fasilitas
L. Ketersediaan sumber
daya/petugas
Keterangan Pemobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

35
E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Komunitas Jumlah
Prioritas
1 Nyeri akut pada warga RT 005 di kelurahan 30
Ponoragan berhubungan dengan agen pencendera
fisiologis (misal. inflamasi, iskemia, neoplasma)

2. Defisit pengetahuan pada warga RT 005 di kelurahan 25


Ponoragan berhubungan dengan Kurang terpapar
informasi

Total 55

36
F. RENCANA DAN STERATEGI KOMUNITAS
No Diagnosa Keperawatan Rencana Kegiatan Implementasi Indikator Kriteria Hasil
Komunitas
1. Nyeri akut berhubungan Manajemen nyeri 1. Melakukan Bina Hubungan 3 1. Warga mampu Melaporkan nyeri
dengan agen pencendera Saling Percaya (BHSP) dengan terkontrol
fisiologis (misal. inflamasi, masyarakat RT 005 Ponoragan 2. Warga mampu mengenali onset
iskemia, neoplasma) 2. mengdentifikasi lokas, nyeri
karakteristik, durasi, frekuensi, 3. Warga mampu mengenali
kualitas, intensitas nyeri penyebab nyeri
3. mengidentifikasi skala nyeri 4. Warga mampu menggunakan
4. mengidentifikasi faktor yang teknik non-farmakologi
memperberat nyeri 5. Warga mampu mengenalai keluhan
5. menjelaskan penyebab, periode, nyeri
dan pemicu nyeri 6. Warga mampu menggunaan
6. menjelaskan strategi meredakan analgesik yang dianjurkan
nyeri 7. Warga mampu melaksanakan
7. menganjurkan menggunakan prosedur dari rencana kegiatan
analgetik secara tepat yang dilakukan.
8. mengajarkan teknik 8. Warga dapat melaksanakan
nonfarmakologi kegiatan dengan benar.
(Dibuktikan dengan warga mampu
menjelaskan kembali apa yang
sudah disampaikan).

37
2. Defisit pengetahuan Edukasi kesehatan 1. Melakukan Bina Hubungan Saling 4 1. Warga mampu mengenali
berhubungan dengan Kurang Percaya (BHSP) dengan Perilaku sesuai anjuran
terpapar informasi masyarakat RT 09 bukit biru 2. Warga mampu menunjukan
2. Sediakan materi dan media Perilaku sesuai dengan
pendidikan kesehatan yang sesuai pengetahuan
dengan tema. 3. Warga mampu mengenalai
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan pertanyaan tentang masalah yang
sesuai dengan kesepakatan dihadapi
bersama. 4. Warga mampu melaksanakan
4. Jelaskan terkait adaptasi sosialisasi prosedur dari rencana kegiatan
new normal dan cara mencuci yang dilakukan.
tangan yang benar 5. Warga dapat melaksanakan
kegiatan dengan benar.
(Dibuktikan dengan warga
mampu menjelaskan kembali apa
yang sudah disampaikan).

38
G. IMPLEMENTASI
No Diagnosa Keperawatan Kegiatan Waktu/Tempat Peserta Pelaksana Hambatan Solusi
Komunitas
1 Nyeri akut pada warga RT 005 1. Melakukan 1. Jumat ,04 Warga RT 005 Desy Haslinda Terdapat Dengan adanya
Kelurahan Ponoragan pendidikan September 2020 Kelurahan hambatan yaitu hambatan
Kecamatan Loa Kulu kesehatan 2. pukul 10.00- Ponoragan terbatasnya mahasiswa
berhubungan dengan agen tentang 11.00 dan pukul Kecamatan Loa warga yang ikut berinisiatif
pencendera fisiologis (misal. manajemen nyeri 16.00-17.00 Kulu dikarenakan melakukan
inflamasi, iskemia, neoplasma) 3. Melakukan masih masa edukasi dengan
kegiatan pandemi mendatangi
pendidikan rumah warga
kesehatan tentang untuk
manajemen nyeri meningkatkan
pada keluarga pengetahuan dan
yang memiliki kesadaran
masalah masyarakat
mengenai
penyakit
2 Defisit pengetahuan pada Melakukan 1. Jumat,04 Warga RT 005 Desy Haslinda Terdapat Dengan adanya
warga RT 005 Kelurahan kegiatan edukasi September 2020 Kelurahan hambatan yaitu hambatan
Ponoragan Kecamatan Loa kesehatan 2. pukul 10.00- Ponoragan terbatasnya mahasiswa
Kulu berhubungan dengan mengenai 11.00 dan pukul Kecamatan Loa warga yang ikut berinisiatif
Kurang terpapar informasi adaptasi new 16.00-17.00 Kulu dikarenakan melakukan
normal 3. Melakukan masih masa edukasi dengan
dimasyarakat RT kegiatan edukasi pandemi mendatangi

39
005 dan kesehatan rumah warga
mengajarkan cuci mengenai untuk
tangan adaptasi new meningkatkan
normal pengetahuan dan
dimasyarakat RT kesadaran
005 dan masyarakat
mengajarkan cuci mengenai
tangan penyakit

40
H. EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Komunitas Evaluasi Keperawatan
1 Nyeri akut pada warga RT 005 Kelurahan Ponoragan Kecamatan Loa Evaluasi Kegiatan Penyuluhan
Kulu berhubungan dengan agen pencendera fisiologis (misal. 1. Evaluasi Struktur
inflamasi, iskemia, neoplasma) a. Peserta hadir dalam penyuluhan
b. Penyuluhan dilaksanakan dirumah masing-masing warga RT 005
Kelurahan Ponoragan Kecamatan Loa Kulu
c. Pengorganisasian penyuluhan dilakukan 2 hari sebelum acara

2. Evaluasi Proses
a. Kehadiran warga RT 005 tidak semua hadir
b. Warga RT 005 antusias mendengarkan dan memperhatikan materi
penyuluhan
c. Peserta penyuluhan mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan
materi penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
a. Warga RT 005 Kelurahan Ponoragan Kecamatan Loa Kulu yang hadir
pada penyuluhan memahami edukasi kesehatan yang diberikan
dibuktikan dengan warga mampu menjelaskan kembali apa yang
sudah disampaikan saat penyuluhan

41
I. LAMPIRAN I
PLAN OF ACTION (POA) STASE KOMUNITAS
Agustus September
No Aktivitas 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22- 04
oktober

1 BHSP
dengan
Ketua
RT. 005
Keluraha
n
Ponoraga
dan
warga
setempat
2 Pengkajia
n 10 KK
3 Analisa
data dan
rencana
intervensi
4 Pengkajia
n 2
keluarga
binaan
5 Analisa
data dan
rencana
intervensi
6 Implemen
tasi
7 Evaluasi
8 Revisi

42
9 Analisis
Manajem
en PKM
10 Perecana
naan
PKM
11 Revisi

43
LAMPIRAN 2
PETA WILAYAH

44
LAMPIRAN 3
DENAH LOKASI

45
LAMPIRAN 4
DOKUMENTASI

46
LAMPIRAN 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NEW NORMAL PADA USIA DEWASA

Pokok Bahasan : New Normal


Sub Pokok Bahasan : New Normal Pada Usia Dewasa
Sasaran : Usia Dewasa
Tempat : Jl. Sidodadi RT 005 kelurahan Ponoragan
Kecamatan Loa Kulu
Hari/Tanggal : Jumat, 04 September 2020
Waktu : 30 Menit
Pelaksana : Mahasiswa Praktek Profesi Ners ITKES
Wiyata Husada Samarinda

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 30 menit, keluarga memahami
dan mampu menjelaskan tentang New Normal

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian New Normal
b. Menyebutkan mengapa harus New Normal
c. Menyebutkan protokol kesehatan agar tetap aman

B. Metode dan Media


1. Ceramah dan Tanya jawab
2. Poster

47
C. Kegiatan
No Langkah – Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
langkah
1 Pendahuluan 5 menit a. Memberi salam dan a. Menjawab salam
memperkenalkan diri b. Mendengarkan
b. Menjelaskan maksud c. Menjawab pertanyaan
dan tujuan penyuluhan
c. Melakukan Evaluasi
Validasi
2 Penyajian 15 menit Menjelaskan materi a. Mendengarkan dengan
penyuluhan mengenai : seksama
a. Pengertian New b. Mengajukan pertanyaan
Normal
b. Mengapa harus New
Normal
c. Jenis Protokol
Kesehatan agar tetap
aman

3 Evaluasi 5 menit Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan dan


akhir sebagai evaluasi Mendemonstrasikan
4 Penutup 5 menit a. Menyimpulkan a. Mendengarkan
bersama-sama hasil b. Menjawab salam
kegiatan penyuluhan
b. Menutup penyuluhan
dan mengucapkan
salam

D. Materi
1. Pengertian New Normal
New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas
normal namun ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan guna
mencegah terjadinya penularan Covid-19.

48
2. Mengapa harus New Normal
a. Vaksin belum ditemukan
b. WHO menyebutkan Covid-19 tidak akan hilang
c. Perekonomian berjalan
d. Menghindari PHK bagi para pekerja

3. Jenis Protokol Kesehatan Yang Harus Di Terapkan Agar Tetap Aman


a. Selalu jaga imun tubuh
b. Selalu memakai masker
c. Menjaga jarak
d. Selalu mencuci tangan
e. Mandi dan cuci pakaian (saat tiba dirumah)
f. Hindari keramaian
g. Selalu membawa hand sanitizer
h. Menjaga pola makan dan selalu konsumsi vitamin

E. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian new normal
2. Sebutkan mengapa harus new normal
3. Sebutkan jenis protokol kesehatan yang diterapkan agar tetap aman
Evaluasi Kegiatan Penyuluhan

1. Evaluasi struktur

a. Peserta hadir di tempat penyuluhan

b. Penyuluhan dilaksanakan di rumah masyarakat RT 005 kelurahan


Ponoragan kecamatan Loa Kulu

c. Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan 2 hari sebelum


acara

2. Elavuasi proses

a. Kehadiran usia dewasa RT 005 kelurahan Ponoragan kecamatan Loa


Kulu tidak lengkap

49
b. Usia dewasa RT 005 kelurahan Ponoragan kecamatan Loa Kulu
antusias mendengarkan dan memperhatikan materi penyuluhan

c. Peserta penyuluhan mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan


materi penyuluhan

50
LAMPIRAN 6

POSTER

51
LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI NEW NORMAL

52
BAB II

LAPORAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai sistem yang
berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Keluarga menempati posisi antara individu dan masyarakat. Apabila setiap
keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah yang dialami
anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, karena
keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-
usaha kesehatan masyarakat.
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan
kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam
perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah kesehatannya,
mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatannya, mampu
melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang memerlukan
bantuan keperawatan, mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang
upaya peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
yang ada. Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan
masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok dapat
melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok /keluarga.
Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi faktor penentu sehat-sakitnya
anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah
kesehatan anggota keluarga.
Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga
adalah keluarga, dimana pertisipasi anggota keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan keluarga sangat mempengaruhi hasil dari asuhan keperawatan

53
keluarga lansia tersebut (Badriah 2013). Selain keluarga, perawat juga memiliki
peran penting yakni sebagai pendidik, koordinator/penghubung, advokat/pelindung,
pemberi pelayanan langsung, konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian
pelayanan keperawatan keluarga beriringan dengan tiga tingkat pencegahan.
Tingkat pertama (promotion dan primary prevention), pencegahan tingkat kedua
(secondary prevention) , maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention).
Setiap pencegahan melibatkan keluarga sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap pelayanan keperawatan yang diberikan pada
keluarga. Proses pelibatan keluarga sebagai bentuk tranformasi ilmu dari perawat
ke keluarga, dengan keadaan keluarga yang memiliki latar belakang masalah yang
berbeda. Perbedaan tersebut akan menentukan tingkat pencegahan yang digunakan.
mulai dari promosi kesehatan, dimana hal ini ditujukan kepada keluarga yang sehat,
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Keluarga lebih berperan
aktif dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan anggota keluarganya.
Pecegahanan kuratif, yang mana ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit,
sehinga intervensi yang diberikan terfokuskan untuk menyembuhkan peyakit yang
dialami oleh keluarga tersebut. Selanjutnya adalah pencegahan tersier yang
ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit, adapun intervensi yang diberikan
terfokuskan agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit tersebut.

Perawat dapat memenuhi kebutuhan individu dan memenuhi kebutuhan


masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga yang sehat dibutuhkan peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
merupakan rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan
keluarga. Adapun kriteria keluarga yang harus mendapatkan asuhan keperawatan
keluarga adalah keluarga yang dalam tahap perkembangan keluarga, misalnya
keluarga dengan pasangan baru (Berganning family) / keluarga pemula ataupun
keluarga inti

54
2. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga


sesuai dengan konsep dan teori keperawatan keluarga.

b. Tujuan Khusus

1) Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keerawatan keluarga


2) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga yang ada
diwilayah masing-masing
3) Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga
4) Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan keluarga
5) Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan keluarga
6) Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan pendekatan pada
keluarga bina asuhan keperawatan keluarga
7) Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Keluarga
a. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil
dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.

b. Tujuan Dasar Keluarga


1) Mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat dengan
memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran
sebagai masyarakat
2) Membentuk anggota keluarga sebagai anggota masyarakat yang sehat
biopsikososial serta spiritual
3) Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota masyarakat

55
4) Memperhatikan secara total segi-segi kehidupan anggota keluarganya
5) Membentuk identitas dan konsep dari individu-individu yang menjadi

c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas:
1) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui
garis keturunan ayah.
2) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui
garis keturunan ibu.
3) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah dari istri.
4) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah dari suami.
5) Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

d. Tugas Keluarga
Friedman membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3) Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.

56
e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Marilyn M, Friedman, 2010 :
1) Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga
2) Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada
anggota keluarga
3) Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat
4) Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya
5) Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan

f. Tipe-Tipe Keluarga
Tipe keluarga (Harmoko, 2012) sebagai berikut:

1) Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu
rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.
2) Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
3) Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
4) Middle Age/ Aging Couple

57
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karier.
5) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/salah satu bekerja di rumah.
6) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7) Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
8) Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
10) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11) Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
12) Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13) Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
14) Unmarried paret and child
Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi
15) Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

58
g. Tahap Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga yang meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara
anggotanya disepanjang waktu.
Tahap perkembangan tersebut disertai dengan fungsi dan tugas perawat pada
setiap tahapan perkembangan.
1) Tahap I : pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa
berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih
tinggal dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga
baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar
hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi, dan sebaginya. Tugas
perkembangan :
a) Membina hubungan intim dan memuaskan.
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.Keluarga baru ini merupakan
anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri dan keluarga
sendiri.

2) Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
anak berumur 30 bulan atau 2,5tahun.
Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana
orang tua berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi
hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan
kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
59
3) Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4) Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga
mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain
aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian
pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Tugas
perkembangan keluarga :
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarga. Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua,
memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
5) Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Tugas
perkembangan :
a) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
60
c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan,kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga. Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab.
Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.
6) Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center
family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung
jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua. Tugas perkembangan :
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu orang tua memasuki masa tua.
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7) Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan
dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas perkembangan :
a) Mempertahankan kesehatan.
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak- anak.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
d) Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain
sebagainya.
8) Tahap VIII keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal. Tugas perkembangan :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

61
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e) Melakukan life review.
f) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.

h. Keluarga Sebagai Sistem

Gambar: Komponen dalam sistem keluarga

Gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Harmoko, 2012):


1) Masukan (input) terdiri atas: anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari
keluarga (masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya.
2) Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan
fungsi keluarga.
3) Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku
keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku
sebagai warga negara, dan lain-lain
4) Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang
berasal dari keluaran.

2. KONSEP HIPERTENSI
a. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit dengan tanda adanya gangguan tekanan darah
sistolik maupun diastolik yang naik diatas tekana darah normal. Tekanan darah
sistolik adalah tekanan puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan

62
memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan darah diastolik diambil
tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus– menerus
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol– arteriol
konstriksi. Konstriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan
tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan
arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh
darah (Udjianti, 2010). Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 80 mmHg.

b. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat kalasifikasi
(Smeltzer, 2012), yaitu :

Kategori TD Sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)


Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prahipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium II ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Sumber : Smeltzer, et al, 2012
Hipertensi juga dapat diklasifikasi berdasarkan tekanan darah orang dewasa
menurut Triyanto (2014), adapun klasikasi tersebut sebagai berikut:
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Stadium 3 (Berat) 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
Stadium 4 (Maligna) ≥ 210 mmHg ≥ 120 mmHg

Sumber : Triyanto, 2014


63
c. Etiologi
Penyebab hipertensi yaitu terjadinya perubahan-perubahan pada :
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
d) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b) Kegemukan atau makan berlebihan
c) Stress
d) Merokok
e) Minum alkohol
f) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti
Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor,
Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli
kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme,
64
Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan
karena Obat–obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid.

d. Patofisiologi
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Tubuh
mempunyai sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara
akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah
dan ada juga yang bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah secara akut.
Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada
yang bereaksi lebih lama. Sistem yang cepat tersebut antara lain reflek
kardiovaskular melalui baroreseptor, reflek kemorereptor, respon iskemia susunan
saraf pusat, dan reflek yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis, dan otot polos.
Sistem lain yang kurang cepat merespon perubahan tekanan darah melibatkan
respon ginjal dengan perngaturan hormon angiotensin dan vasopresor.
Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya atherosklerosis yang merupakan
bentuk dari arterioklerosis (pengerasan arteri). Antherosklerosis ditandai oleh
penimbunan lemak yang progresif pada dinding arteri sehingga mengurangi
volume aliran darah ke jantung, karena sel-sel otot arteri tertimbun lemak
kemudian membentuk plak, maka terjadi penyempitan pada arteri dan penurunan
elastisitas arteri sehingga tidak dapat mengatur tekanan darah kemudian
mengakibatkan hipertensi. Kekakuan arteri dan kelambanan aliran darah
menyebabkan beban jantung bertambah berat yang dimanisfestasikan dalam
bentuk hipertrofo ventrikel kiri (HVK) dan gangguan fungsi diastolik karena
gangguan relaksasi ventrikel kiri sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan
darah dalam sistem sirkulasi.
Berdasarkan uraian patofisiologi hipertensi diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi dimulai adanya pengerasan arteri. Penimbunan lemak terdapat pada
dinding arteri yang mengakibatkan berkurangnya volume cairan darah ke jantung.
Penimbunan itu membentuk plak yang kemudian terjadi penyempitan dan
penurunan elastisitas arteri sehingga tekanan darah tidak dapat diatur yang artinya
beban jantung bertambah berat dan terjadi gangguan diastolik yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

65
e. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Tanda dan gejala pada klien dengan hipertensi adalah :
a) Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
b) Sakit kepala
c) Pusing / migraine
d) Rasa berat ditengkuk
e) Penyempitan pembuluh darah
f) Sukar tidur
g) Lemah dan lelah
h) Nokturia
i) Azotemia
j) Sulit bernafas saat beraktivitas

f. Pemeriksaan Penunjang
1) Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4) Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5) Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
66
6) Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7) Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
8) Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
9) Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
10) VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk
pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11) Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
12) Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat
juga meningkat.
13) IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal dan ureter.
14) Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit
pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15) CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16) EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi

g. Komplikasi
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang akan menyebabkan
kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari
arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tubuh
menurut Wijaya & Putri (2013), sebagai berikut :
1) Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat,
otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut
67
dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang
dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal
jantung.
2) Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
3) Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat lambat
laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh
yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
4) Mata
Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan.

h. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1) Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
a) Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
b) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
68
yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara
60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal
yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit
berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan
paling baik 5 x perminggu.
c) Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback : Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai
untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.Penerapan
biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis
seperti kecemasan dan ketegangan.
- Tehnik relaksasi : Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang
bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks
- Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan) : Tujuan pendidikan kesehatan
yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2) Terapi dengan Obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (
JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION
AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 )
menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau
penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
69
Pengobatannya meliputi :
a) Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
b) Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis
lain dari obat pilihan pertama. Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat
berupa diuretika ,beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin,
reserphin, vasodilator
c) Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis
lain
d) Step 4
Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan
terapi.Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi
dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat,
dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

i. Fokus pengkajian
Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang diaplikasikan ke kasus
dengan masalah utama hipertensi meliputi :
1) Data umum
Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :
a) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin,umur,
pekerjaan dan pendidikan.
b) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
c) Status sosial ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

70
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
2) Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
a) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
b) Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga
ini.
c) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
d) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk status imunisasi, sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman
terhadapa pelayanan kesehatan.
e) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan
istri.
3) Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,jumlah ruangan,
jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tankdengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan, tanda catyang sudah mengelupas, serta dilengkapi
dengan denah rumah (Friedman, 2010).
4) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa
empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010).
b) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta memberi
dan menerima cinta (Friedman, 2010).
71
c) Fungsi keperawatan
- Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang
dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan dan
tujuan kesehatan keluarga (Friedman, 2010).
- Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yangdirasa :
keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang
membuat kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol kesehatan
(Friedman, 2010).
- Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber makanan yang
dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang
dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan
(Friedman, 2010).
- Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang
dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan penyakit,
perawatan keluarga dirumah dan keyakinan keluarga dalam
perawatan dirumah (Friedman, 2010).
- Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak,
kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010).
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah
anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga (Padila, 2012).
e) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi
sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan peningkatan status
kesehatan.
f) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.

72
j. Fokus Diagnosa Keperawatan
1) Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke
system keluarga dan subsitemnya serta merupakan hasil pengkajian
keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan
aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan
mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan
pengalaman( Friedman, 2010). Tipologi dari diagnosa keperawatan adalah:
a) Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan
kesehatan).
b) Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila
sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu
kedaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
c) Penurunan Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokontriksi
d) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung
yang tidak adekuat
e) Defisit pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif

Intervensi
a) Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral
- Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
- Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan
sakit kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan
leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi. Rasional :
tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang

73
memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya
- Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang
dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk
panjang, membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan
sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral
b) Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
- Intervensi : kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frequency
nadi lebih dari 20 kali per menit diatas frequency istirahat : peningkatan
tekan darah yang nyata selama atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik
meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat 20 mmhg)
dispnea atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan yang belebihan
:pusing atau pingsan.
Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon
fisiologi terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
- Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy,
misalnya menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut
atau menyikat gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan.
Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy,
juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
c) DX 3 : Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokontriksi
- Intervensi: pantau TD.ukur pad kedua tangan atau paha untuk evaluasi
awal.gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat.
Rasional : perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vascular. Hipertensi berat
diklasifikasikan pada orang dewasa sebagai peningkatan tekanan
diastolic sampai 130, hasil pengukuran diastolic diatas 130
dipertimbangkan sebagai penigkatan pertama, kemudian maligna.
Hipertensi sistolik juga merupakan faktor resiko yang di tentukan untuk
penyakit cerebrovaskular dan penyakit iskemi jantung bila tekanan
diastolic 90-115.
74
d) DX 4 : Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system
pendukung yang tidak adekuat
- Intervensi : Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi
perilaku, misalnya kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian,
keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan
Rasional : Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup
seseorang, mengatasi hipertensi kronik dan mengintegrasikan terapi
yang diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hari
- Intervensi : Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan
kemungkinan strategi untuk mengatasinya
Rasional : Pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam
mengubah respons seseorang terhadap stressor
- Intervensi : Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri
dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan
Rasional : Keterlibatan memberikan pasien perasaan control diri yang
berkelanjutan, memperbaiki keterampilan koping, dan dapat
meningkatkan kerja sama dalam regimen terapeutik
- Intervensi : Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan
kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala
ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah
Rasional : Menifestasi mekanisme koping maladaptive mungkin
merupakan indicator marah yang ditekan dan diketahui telah menjadi
penentu utama TD diastolik
e) DX 5 : Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif
- Intervensi : Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk orang
terdekat.
Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena perasaan
sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang
terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan prognosis. Bila
pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan
kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan.
- Intervensi : Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan tentang
hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak
75
Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan
TD dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan.
Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini
untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika
merasa sehat
- Intervensi : Hindari mengatakan TD “normal” dan gunakan istilah
“terkontrol dengan baik” saat menggambarkan TD pasien dalam batas
yang diinginkan
Rasional : Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang
kehidupan, maka dengan penyampaian ide “terkontrol” akan membantu
pasien untuk memahami kebutuhan untuk melanjutkan
pengobatan/medikasi
2) Skala Prioritas Masalah

Kriteria Skor Bobot


1) Sifat masalah :
a) Aktual (tidak/kurang sehat) 3
b) Ancaman kesehatan 2 1
c) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
a) Mudah 2
b) Sebagian 1 2
c) Tidak dapat 0
3) Potensi masalah untuk dicegah :
a) Tinggi 3
b) Cukup 2 1
c) Rendah 1
4) Menonjolnya masalah:
a. Masalah dirasakan dan perlu segera ditangani 2 1
b. Masalah dirasakan tapi tidak perlu segera ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan 0
Total Skore
Keterangan : Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai
angka tertinggi dalam skor
Cara melakukan Skoring adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua criteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan
keluarga.

76
C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (NY. A)
1. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Initial kepala keluarga : Ny.A
2. Usia : 60 tahun
3. Pendidikan : SD
4. Agama : Islam
5. Suku : Jawa
6. Alamat : Jl.Sidodadi Rt 005 ponoragan
7. Tipe keluarga : Dyad family keluarga yang terdiri suami dan istri
8. Komposisi keluarga :

NO Nam Jeni Hubungan Umur Pendidikan


a s dengan KK
Kelami
1 Tn.S L
n Kepala 62 SMA
Keluarga
2 Ny. P Istri 60 SD
A
Genogram :

Keterangan:

= Meninggal

= Perempuan

= Laki-laki

77
=Pasien

=Serumah

9. Status sosial ekonomi keluarga :


Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari hasil kerja suami sebagai
wiraswasta dengan pengasilan Rp.1.000.00-Rp. 2.000.0000 perbulannya.
Keluarga mengaku tidak kekurangan, karena selalu bersama-sama dalam
menjalani kehidupan.

10. Aktivitas rekreasi keluarga :


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
televisi bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang-kadang tidak pernah
dilakukan.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Ny.A merupakan tahap VIII keluarga usia
lanjut

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


Tahap perkembangan keluarga Tn.S merupakan tahap VIII keluarga usia
lanjut. keluarga telah memenuhi superkembangannya.

13. Riwayat keluarga inti :


- Tn. S sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai hipertensi sejak 1
th yang lalu, , jarang memeriksakan tekanan darahnya di bidan praktik,
makan dan minum sembarangan, tidak mempunyai masalah dengan
istirahat. pada saat pengkajian :
TD : 140/100 mmHg S : 360 BB : 59 kg
N: 80x/m R : 21x/m TB : 161 cm
Dan nyeri pada bagian tengkuk leher dan kaki dan merasakan tidak
nyaman . skala nyeri 3 nyeri ketika sedang melakukan aktivitas, nyeri
hilang timbul sekitar 5 menit nyeri seperti ditusuk-tusuk
- Ny. A sebagai istri mempunyai hipertensi sejak 3 th yang lalu, jarang
memeriksakan tekanan darahnya ,]tidak mempunyai masalah dengan
istirahat. pada saat pengkajian :
TD : 160/100 mmHg S : 36,10 BB : 55 kg
N: 84x/m R : 20x/m TB : 150 cm

78
Dan nyeri pada bagian tengkuk leher, merasakan tidak nyaman skala
nyeri 6 nyeri ketika sedang melakukan aktivitas, nyeri hilang timbul
sekitar 10 menit nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
Keluarga Ny.A sebelumnya kurang mengetahui tentang penyakit yang
diderita apabila sakitnya sedang kambuh Ny.A hanya beristirahat dan
menunggu sehari untuk dibawa ke puskesmas

14. Riwayat keluarga sebelumya :


Ny. A menderita hipertensi yang merupakan keturunan dari ayah dari Ny. A
yang sebelumnya mengalami penyakit hipertensi

III. Lingkungan
15. Karakteristik rumah :
Rumah milik pribadi Ny.A dengan ukuran kurang lebih 100 m2.
Termasuk rumah permanen, berdinding kayu, lantainya terbuat dari tegel.
Mempunyai 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur,1 kamar mandi dan WC,
memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang baik,
dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik, persediaan air PDAM,
pembuangan sampah dengan dibakar.
Denah rumah

Dapur kamar
mandi

Kamar 1

Ruang

Keluarga Kamar 2

16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Hubungan antar tetangga saling membantu, jarak rumah dengan tetangga
cukup dekat.
17. Mobilitas geografis keluarga :
Sebagai penduduk di kelurahan Ponoragan, dulunya pernah transmigrasi dari
jawa dan sekarang tidak pernah pindah-pindah rumah.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Ny.A mengatakan interaksi dengan suami baik dan Ny. A hanya tinggal
dengan suami karena anaknya sudah berkeluarga
19. Sistem pendukung keluarga :
79
Sarana transpotasi Ny.A memiliki 1 unit sepeda motor. Wilayah tempat
tinggal dekat dengan tetangga. Dekat dengan bidan praktek dan puskesmas .

Jarak Untuk Pelayanan Kesehatan Terdekat

Puskesmas : kurang lebih 1 km

Puskesmas pembantu : tidak ada

Rumah sakit : kurang lebih 1.700 km

Posyandu : kurang lebih 100 meter

Fasilitas Sosial :

Masjid/mushola :kurang lebih 100 km

IV. Struktur Keluarga


20. Pola komunikasi keluarga :
Anggota keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi
sehari-harinya, komunikasi secara terbuka apabila ada masalah dalam
keluarga diselesaikan secara musyawarah .Anggota keluarga terbina
hubungan yang harmonis.
21. Struktur kekuatan keluarga :
Keluarga Ny.A saling menghormati satu sama lain saling membantu serta
mendukung satu sama lain serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari
22. Stuktur peran :
- Formal :
Ny.A sebagai istri
- Informal :
Ny.A terkadang dibantu oleh suaminya saat sedang sakit
23. Nilai dan norma keluarga :
Keluarga menganut nilai dan norma yang ditetapkan atau yang ada
dimasyarakat yaitu beragama islam dan keluarga ditekankan untuk menjaga
silaturahmi baik dengan keluarga maupun masyarakat.

V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif :
Hubungan antara keluarga baik, mendukung, menghormati , tidak ada
masalah yang selalu dipendam dan semua langsung dibicarakan. Keluarga
cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga

25. Fungsi Sosial :

80
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga
baik dan selalu mentaati norma yang baik. Dan mengikuti kegiatan sosial
dalam masyarakat.
26. Fungsi Ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk anak
dan biaya untuk berobat
27. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Keluarga Ny.A belum sepenuhnya mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya, jika penyakitnya kambuh keluarga Ny.A hanya melakukan
istirahat dirumah dan sehari setelahnya baru dilakukan berobat ke puskesmas
atau bidan terdekat.

VI. Stres dan Koping Keluarga


28. Stressor jangka panjang :
Ny.A khawatir karena tekanan darahnya tinggi.
29. Stressor jangka pendek :
Ny.A sering mengeluh pusing dan sakit kepala
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor :
Keluarga akan selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
puskesmas dengan petugas kesehatan.
31. Strategi koping yang digunakan :
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang
ada.
32. Strategi adaptasi disfungsional :
Ny. A bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat dan berdoa

VII. Harapan Keluarga :


Ny.A berharap selalu dalam keadaan sehat dan penyakitnya tidak kambuh-
kambuh lagi

81
VIII. PEMERIKSAAN FISIK :

Pemeriksaan Fisik Tn. S Ny. A

TekananDarah 140/ 100 MmHg 160/100 MmHg

Nadi 80x/menit 84 x/ menit

Suhu 36 °C 36,1°C

RR 21 x /menit 20 x /menit

Rambut Berwarna hitam, bersih tidak mudah Berwarna hitam beruban bersih tidak
dicabut terdapat ketombe

Mata Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemeis anemeis

Hidung Polip tidak ada, mukosa hidung tidak Polip tidak ada, mukosa hidung tidak ada,
ada, sekret tidak ada sekret tidak ada

Telinga Pendengaran normal, sekret tidak ada Pendengaran normal, sekret tidak ada

Mulut Mukosa bibir lembab, sianosis tidak Mukosa bibir lembab, sianosis tidak ada
ada

Gigi Tidak ada Pemakai gigi palsu, tidak Tidak ada gigi berlubang, bersih
ada gigi yang berlobang, bersih

82
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada peningkatan JVP tidak ada peningkatan JVP

Dada Paru Inspeksi : Simetris Inspeksi : Simetris


Palpasi : taktil fremitus tidak ada, Palpasi : taktil fremitus tidak ada,
Perkusi : sonor Auskultasi : suara Perkusi : sonor Auskultasi : suara napas
napas tambahan tidak ada (wheezing, tambahan tidak ada (wheezing, ronkhi)
ronkhi)

Jantung Inspeksi : Tidak terlihat iktus cordis nspeksi : Tidak terlihat iktus cordis
Palpasi : ictus cordis di midclavikula Palpasi : ictus cordis di midclavikula
intercota V intercota V
Perkusi : redupAuskultasi : S1 dan S2 Perkusi : redupAuskultasi : S1 dan S2
terdengar jelas terdengar jelas

Abdomen Inspeksi : supel tidak ada bekas luka Inspeksi : supel tidak ada bekas luka
Auskultasi : bising usus 18 x / menit Auskultasi : bising usus 18 x / menit
Palpasi : tidak adaInyeri tekan Palpasi : tidak adaInyeri tekan
Perkusi : timpani Perkusi : timpani

Ektermitas atas Ekstremitas kanan dan kiri baik, tidak Ekstremitas kanan dan kiri baik, tidak ada
Ektremitas bawah ada odem, tidak ada lesi, dapat odem, tidak ada lesi, dapat bergerak
bergerak bebas. bebas.

Integumen Berwarna sawo matang, turgor kulit Berwarna sawo matang, turgor kulit
normal <2 normal <2

Genetalia Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

83
2. ANALISA DATA

DATA MASALAH KESEHATAN MASALAH KEPERAWATAN


KELUARGA
DS : Gejala penyakit (hipertensi) Gangguan rasa nyaman (nyeri
- Ny.A sering merasakan kepala)
tidak nyaman dengan
nyeri yang dirasakan di
daerah tengkuk leher
P : nyeri yang
dirasakan saat sedang
beraktivitas
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : Nyeri disekitar
tengkuk leher
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul
sekitar 10 menit nyeri
seperti ditusuk-tusuk

DO :
- Keadaan Umum :
compos mentis
- TTV :
TD : 160/100 mmHg
S : 36,10C
BB : 55 kg
N: 84x/m
R : 20x/m
TB : 150 cm

DS : Kurang terpapar informasi Defisit pengetahuan


- Ny.A menderita (hipertensi)
penyakit hipertensi
sekitar sejak 3 tahun
yang lalu dan
terkadang mengalami
pusing dan sakit kepala
- Ny.A jarang
memeriksakan tekanan
darahnya
- Ny.s mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakit hipertensi

DO :
- Ny.A betanya-tanya
tentang penyebab
penyakitnya

84
- Keadaan Umum :
compos mentis
- TTV :
TD : 160/100 mmHg
S : 36,10 C
BB : 55 kg
N: 84x/m
R : 20x/m
TB : 150 cm

3. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) Ny.A berhubungan dengan gejala penyakit
(hipertensi)
MASALAH KRITERIA BOBOT SKOR NILAI PEMBENARAN
KEPERAWATAN
I 1. Sifat Masalah : Masalah sudah
- Ancaman 2/3 2/3x1 sangat sering terjadi,
= 2/3 sebaiknya keluarga
dapat memberikan
saran
2. Kemungkinan 1/2x2 Ny. A selalu
Untuk Diubah : 1 =1 tanggap memberikan
- Hanya arahan
Sebagian
3. potensi dicegah : 2/3x1 Ny.A belum tentang
- cukup 2/3 = 2/3 penyebab dan cara
menghindari penyakit
4. menonjolnya 2/2x1 Ny.A
masalah : 1 =1 menanggapi bahwa
- tidak segera penyakit hipertensi
ditangani yang tidak ditangani
dapat mengganggu
kesehatan
TOTAL : 3 1/3

85
2. Defisit pengetahuan keluarga Ny.A berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(hipertensi)
MASALAH KRITERIA BOBOT SKOR NILAI PEMBENARAN
KEPERAWATAN
2 1. Sifat Masalah : 2/3x1 Memerlukan
- resiko 2/3 = 2/3 penanganan yang
secepatnya untuk
mencegah
komplikasi dan
dapat dijangkau
keluarga
2. Kemungkinan 1 1/2x2 Terjadinya
Untuk Diubah : =1 penyakit
- mudah
3. potensi dicegah : 2/3 2/3x1 Komplikasi dapat
- cukup = 2/3 dicegah bila segera
ditangani
4. menonjolnya 1 2/2x1 Akan
masalah : =1 mengakibatkan
- tidak segera stroke, gagal
ditangani jantung
TOTAL : 3 1/3

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) Ny.A berhubungan dengan gejala penyakit


(hipertensi )
2. Defisit pengetahuan keluarga Ny.A berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(hipertensi)

86
4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI RENCANA TINDAKAN


KEPERAWATAN
UMUM KHUSUS UMUM KHUSUS

Gangguan rasa nyaman Status 1. Keluhan tidak nyaman Status 1. Keluhan tidak 1. Identifikasi skala nyeri
(nyeri) berhubungan dengan kenyamanan (4) kenyamanan nyaman 2. Identifikasi faktor yang
gejala penyakit (hipertensi ) Definisi : 2. Gelisah (4) menurun menurun memperberat dan memperingan
keseluruhan rasa 3. Merintih (4) 2. Gelisah nyeri
nyaman dan aman Keterangan: menurun 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
secara fisi, 1 = meningkat 3. Merintih 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis
psikologis, 2=cukup menurun untuk mengurangi rasa nyeri
spiritual, sosial, meningkat
budaya dan 3 = cukup
lingkungan 4=cukup
meningkat
5 = meningkat

87
Defisit pengetahuan Tingkat 1. Perilaku sesuai anjuran Tingkat 1. Perilaku sesuai 1. Sediakan materi dan pendidikan
berhubungan dengan pengetahuan (4) pengetahuan anjuran kesehatan
kurang terpapar informasi Definisi : 2. Perilaku sesuai dengan meningkat meningkat 2. Jelaskan penyebab dan faktor
(hipertensi) kecukupan pengetahuan (4) 2. Perilaku sesuai resiko penyakit
informasi kognitif 3. Pertanyaan tentang dengan 3. Jelaskan tanda dan gejala yang
yang berkaitan masalah yang dihadapi pengetahuan ditimbulkan oleh penyakit
dengan topik (4) meningkat 4. Ajarkan cara meredakan atau
tertentu Keterangan : 3. Pertanyaan mengatasi gejala yang dirasakan
1 = menurun tentang masalah
2 = cukup menurun yang dihadapi
3 = sedang meningkat
4 = cukup meningkat
5 = meningkat

88
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No DIAGNOSA TANGGAL DAN IMPLEMENTASI EVALUASI


WAKTU
1 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan Pertemuan I : 1.1 Identifikasi skala nyeri S:
Melakukan pengkajian - Ny. A ,mengatakan nyeri
dengan gejala penyakit (hipertensi ) EP:
keluarga binaan dan berkurang dari skala 6
merumuskan masalah yang P : nyeri yang dirasakan saat menjadi 4
dialami Ny.A sedang beraktivitas - Ny.A mengatakan
(20 Agustus 2020) Q : nyeri seperti ditusuk- tengkuk leher terasa
tusuk lebih nyaman
Pertemuan II : R : Nyeri disekitar tengkuk O:
Mengkaji pengetahuan leher - Keadaan Umum : compos
keluarga tentang hipertensi S : skala nyeri 6 mentis
(23 Agustus 2020) T : nyeri hilang timbul - TTV :
sekitar 10 menit nyeri TD : 160/100 mmHg
Pertemuan III : seperti ditusuk-tusuk S : 36,10 C
Menjelaskan akibat lanjut dari 1.2 Fasilitasi istirahat dan tidur BB : 55 kg
penyakit hipertensi jika segera N: 84x/m
EP:
tidak ditangani R : 20x/m
(3 september .Agustus 2020) Ny. A sudah mengetahui TB : 150 cm
A: Gangguan rasa nyaman teratasi
pentingnya istrahat untuk
sebagian
mengurangi nyeri P: Lanjutkan intervensi
keperawatan
1.3 Ajarkan teknik
1.1 identifikasi skala nyeri
nonfarmakologis untuk 1.2 fasilitasi istirahat dan tidur
1.3 ajarkan teknik
mengurangi rasa nyeri
nonfarmakologis untuk
EP: mengurangi nyeri
Mengajarkan Ny. A relaksasi
untuk mengurangi nyeri dan
beristirahat yang cukup

89
2 Defisit pengetahuan berhubungan dengan Pertemuan I : 2.1 Menyediakan materi dan S:
kurang terpapar informasi (hipertensi) Melakukan pengkajian pendidikan kesehatan - Ny.A menderita penyakit
keluarga binaan dan EP : Edukasi kesehatan hipertensi sekitar sejak 3
merumuskan masalah yang berupa materi upaya tahun yang lalu dan
dialami Ny.A pencegahan hipetensi terkadang mengalami pusing
(20 Agustus 2020) 2.2 Menjelaskan penyebab dan dan sakit kepala
faktor resiko penyakit - Ny.A jarang memeriksakan
Pertemuan II : EP :Keluarga sedikit paham tekanan darahnya
Mengkaji pengetahuan tentang apa yang telah - Ny.s mengatakan tidak
keluarga tentang hipertensi dijelaskan mengetahui tentang penyakit
(23 Agustus 2020) 2.3 Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
yang ditimbulkan oleh O:
Pertemuan III : penyakit - Keadaan Umum : compos
Melakukan pendidikan EP :Keluarga sedikit paham mentis
kesehatan terkait penyakit tentang apa yang telah - TTV :
hipertensi dijelaskan TD : 160/100 mmHg
(3 september 2020) 2.4 Mengajarkan cara meredakan
atau mengatasi gejala yang S : 36,10 C
dirasakan BB : 55 kg
EP :Keluarga nampak N: 84x/m
memahami tentang cara R : 20x/m
mengatasi gejala TB : 150 cm
- Keluarga kooperatif
- Keluarga aktif bertanya saat
diskusi
- Keluarga mampu
menyebutkan tentang
hipertensi
- A:
Defisit pengetahuan teratasi

P : Hentikan intervensi

90
D. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (NY.S)
1. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Initial kepala keluarga : Ny.S
2. Usia : 72 tahun
3. Pendidikan : D3
4. Agama : Islam
5. Suku : Jawa
6. Alamat : Jl.Sidodadi Rt 005 ponoragan
7. Tipe keluarga : Single Parent merupakan satu orang tua sebagai
akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di
rumah/ di luar rumah.

8. Komposisi keluarga :

NO Nama Jenis Hubungan Umu Pendidikan


Kelamin dengan KK r

1 Ny. S P Kepala 7 D3
Keluarg 2
a
Genogram :

Keterangan:

= Meninggal

= Perempuan

96
= Laki-laki

=Pasien

=Serumah

9. Status sosial ekonomi keluarga :


Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari hasil Pensiunan dan rumah kontrakan
Ny. S dengan pengasilan >2.000.0000 perbulannya. Ny.S mengaku tidak
kekurangan, karena selalu bersama-sama dalam menjalani kehidupan.
10. Aktivitas rekreasi keluarga :
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi
bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang-kadang tidak pernah dilakukan.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Ny.S merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tahap perkembangan keluarga Ny. S merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
keluarga telah memenuhi superkembangannya.
13. Riwayat keluarga inti :
Ny. S sebagai kepala keluarga mempunyai hipertensi sejak 5 th yang lalu, sering
memeriksakan tekanan darahnya ,tidak mempunyai masalah dengan istirahat.
pada saat pengkajian :
TD : 150/100 mmHg S : 36,20 C BB : 70 kg
N: 86x/m R : 22x/m TB : 150 cm
Dan nyeri pada bagian tengkuk leher, merasakan tidak nyaman skala nyeri 5 nyeri
ketika sedang melakukan aktivitas, nyeri hilang timbul sekitar 5 menit nyeri
seperti ditusuk-tusuk dan
Ny.S sebelumnya sudah mengetahui tentang penyakit yang diderita apabila
sakitnya sedang kambuh Tn.S hanya beristirahat dan meminum obat

97
14. Riwayat keluarga sebelumya :
15. Ny. S mengatakan tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi

III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah :
Rumah milik pribadi Ny. S dengan ukuran kurang lebih 100 m2.
Termasuk rumah permanen, berdinding kayu, lantainya terbuat dari tegel.
Mempunyai 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur,1 kamar mandi dan WC,
memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang baik, dan
memiliki sistem penerangan ruang yang baik, persediaan air PDAM, pembuangan
sampah ditempat pembuangan umum.
Denah rumah

Dapur kamar
mandi

Kamar 3 Kamar 1

Ruang

Keluarga Kamar 2

17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Hubungan antar tetangga saling membantu, jarak rumah dengan tetangga cukup
dekat.
18. Mobilitas geografis keluarga :
Sebagai penduduk asli di kelurahan Ponoragan
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Ny.S mengatakan interaksi baik Ny. S tinggal dengan sendiri kadang anaknya
sesekali menemaninya karena anaknya sudah berkeluarga
20. Sistem pendukung keluarga :
Wilayah tempat tinggal dekat dengan tetangga. Dekat dengan bidan praktek dan
puskesmas.

98
Jarak Untuk Pelayanan Kesehatan Terdekat
Puskesmas : kurang lebih 1 km
Puskesmas pembantu : tidak ada
Rumah sakit : kurang lebih 1.700 km
Posyandu : kurang lebih 100 meter
Fasilitas Sosial
Masjid/mushola : kurang lebih 100 km

IV. Struktur Keluarga


21. Pola komunikasi keluarga :
Anggota keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-
harinya, komunikasi secara terbuka apabila ada masalah dalam keluarga
diselesaikan secara musyawarah .Anggota keluarga terbina hubungan yang
harmonis.
22. Struktur kekuatan keluarga :
Keluarga Ny.S saling menghormati satu sama lain saling membantu serta
mendukung satu sama lain serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
23. Stuktur peran :
Formal :
Ny.S sebagai Kepala Keluarga
Informal :
Ny. S jika sakit hanya dibawa beristirahat dan minum obat
24. Nilai dan norma keluarga :
Keluarga menganut nilai dan norma yang ditetapkan atau yang ada dimasyarakat
yaitu beragama islam dan keluarga ditekankan untuk menjaga silaturahmi baik
dengan keluarga maupun masyarakat.

99
V. Fungsi Keluarga
25. Fungsi Afektif :
Hubungan dengan keluarga dan tetangga baik, mendukung, menghormati , tidak ada
masalah yang selalu dipendam dan semua langsung dibicarakan.
26. Fungsi Sosial :
Setiap hari Ny. S selalu di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan selalu mentaati
norma yang ada.
27. Fungsi Ekonomi :
Ny.S dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian dan untuk berobat
28. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Ny. S mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit yang dideritanya, jika
penyakitnya kambuh Ny.S hanya melakukan istirahat dirumah dan meminum obat

VI. Stres dan Koping Keluarga


29. Stressor jangka panjang :
Ny. S khawatir karena tekanan darahnya tinggi.
30. Stressor jangka pendek :
Ny.S sering mengeluh pusing dan sakit kepala
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor :
Ny. S selalu memeriksakan kesehatannya ke dokter.
32. Strategi koping yang digunakan :
Ny. S selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan anak-
anaknya.
33. Strategi adaptasi disfungsional :
Ny. S bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat dan berdoa

VII. Harapan Keluarga :


Ny.S berharap selalu dalam keadaan sehat dan diberikan umur panjang

100
VIII. PEMERIKSAAN FISIK :

Pemeriksaan Fisik Ny. S

TekananDarah 150/100 MmHg

Nadi 86 x/ menit

Suhu 36,2°C

RR 22 x /menit

Rambut Berwarna hitam beruban bersih tidak terdapat ketombe

Mata sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemeis

Hidung Polip tidak ada, mukosa hidung tidak ada, sekret tidak ada

Telinga Pendengaran normal, sekret tidak ada

Mulut Mukosa bibir lembab, sianosis tidak ada

Gigi Tidak ada gigi berlubang, bersih

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP

Dada Paru Inspeksi : Simetris


Palpasi : taktil fremitus tidak ada, Perkusi : sonor Auskultasi : suara napas
tambahan tidak ada (wheezing, ronkhi)

Jantung nspeksi : Tidak terlihat iktus cordis


Palpasi : ictus cordis di midclavikula intercota V
Perkusi : redupAuskultasi : S1 dan S2 terdengar jelas

Abdomen Inspeksi : supel tidak ada bekas luka


Auskultasi : bising usus 18 x / menit
Palpasi : tidak adaInyeri tekan
Perkusi : timpani

Ektermitas atas Ekstremitas kanan dan kiri baik, tidak ada odem, tidak ada lesi, dapat bergerak
Ektremitas bawah bebas.

Integumen Berwarna sawo matang, turgor kulit normal <2

Genetalia Tidak ada keluhan

101
2. ANALISA DATA

DATA MASALAH KESEHATAN MASALAH


KEPERAWATAN
KELUARGA
DS : Gejala penyakit (hipertensi) Gangguan rasa nyaman (nyeri
- Ny.S sering merasakan kepala)
tidak nyaman dengan nyeri
yang dirasakan di daerah
tengkuk leher
P : nyeri yang dirasakan
saat sedang beraktivitas
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : Nyeri disekitar tengkuk
leher
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
sekitar 5 menit nyeri seperti
ditusuk-tusuk

DO :
- Keadaan Umum : compos
mentis
- TTV :
TD : 150/100 mmHg
S : 36,20 C
BB : 70 kg
N: 86x/m
R : 22x/m
TB : 150 cm

102
DS : Masalah kesehatan yang Ketidakpatuhan
- Ny.S mengatakan menderita membutuhkan perubahan pola
penyakit hipertensi sejak 5 hidup (hipertensi)
tahun yang lalu
- Ny.S masih sering
mengkonsumsi garam
dengan jumlah yang agak
banyak
DO :
- Keadaan Umum : compos
mentis
- TD : 150/100 mmHg
S : 36,20 C
BB : 70 Kg
N: 86x/m
R : 22x/m
TB : 150 cm

103
3. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) Ny.S berhubungan dengan gejala penyakit (hipertensi)
MASALAH KRITERIA BOBOT SKOR NILAI PEMBENARAN
KEPERAWATAN
I 1. Sifat Masalah : Masalah sudah
Ancaman 2/3 2/3x1 = sangat sering terjadi,
2/3 sebaiknya keluarga dapat
memberikan saran
2. Kemungkinan 1/2x2 Ny. S selalu
Untuk Diubah : 1 =1 tanggap memberikan
Hanya Sebagian arahan
3. potensi dicegah 2/3x1 = Ny.S belum tentang
: 2/3 2/3 penyebab dan cara
cukup menghindari penyakit
4. menonjolnya 2/2x1 = Ny.S
masalah : 1 1 menanggapi bahwa
tidak segera penyakit hipertensi yang
ditangani tidak ditangani dapat
mengganggu kesehatan
TOTAL : 3 1/3

2. Ketidakpatuhan Ny. S berhubungan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan


perubahan pola hidup (hipertensi)
MASALAH KRITERIA BOBOT SKOR NILAI PEMBENARAN
KEPERAWATAN
2 1. Sifat Masalah : 2/3x1 = Memerlukan
- resiko 2/3 2/3 penanganan yang
secepatnya untuk
mencegah komplikasi
dan mengetahui
kepatuhan perawatan
hipertensi
2. Kemungkinan Untuk 1 1/2x2 Terjadinya penyakit
Diubah : =1
- mudah
3. potensi dicegah : 2/3 2/3x1 = Komplikasi dapat
- cukup 2/3 dicegah bila segera
ditangani
4. menonjolnya 1 2/2x1 = Akan mengakibatkan
masalah : 1 stroke, gagal jantung
- tidak segera
ditangani
TOTAL : 3 1/3

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) Ny.S berhubungan dengan gejala penyakit (hipertensi)
2. Ketidakpatuhan Ny. S berhubungan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan
perubahan pola hidup (hipertensi)

104
4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI RENCANA TINDAKAN


KEPERAWAT
UMUM KHUSUS UMUM KHUSUS
AN
Gangguan rasa nyaman Status kenyamanan 1. Keluhan tidak nyaman Status 1. Keluhan tidak 1. Identifikasi skala nyeri
(nyeri) berhubungan Definisi : (4) kenyamanan nyaman menurun 2. Identifikasi faktor yang
dengan gejala penyakit keseluruhan rasa 2. Gelisah (4) menurun 2. Gelisah menurun memperberat dan memperingan
(hipertensi ) nyaman dan aman 3. Merintih (4) 3. Merintih menurun nyeri
secara fisi, Keterangan: 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
psikologis, spiritual, 1 = meningkat 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis
sosial, budaya dan 2=cukup untuk mengurangi rasa nyeri
lingkungan meningkat
3 = cukup
4=cukup
meningkat
5 = meningkat

105
Ketidakpatuhan Tingkat Kepatuhan 1. Perilaku mengikuti Perilaku patuh 1. Perilaku 1. Identifikasi kepatuhan
berhubungan dengan Definisi : perilaku programm membaik mengikuti menjalani program
masalah kesehatan yang individu dan/atau perawatan/pengoba programm pengobatan
membutuhkan pemberi asuhan tan (5) perawatan/pen 2. Libatkan keluarga untuk
perubahan pola hidup tidak mengikuti 2. Perilaku gobatan mendukung program
(hipertensi) rencana menjalankan membaik pengobatan yang dijalani
perawatan/pengob anjuran (5) 2. Perilaku 3. Informasikan program
atan yang 3. Tanda dan gejala menjalankan pengobatan yang harus
disepakati dengan penyakit (5) anjuran dijalani
tenaga kesehatan Keterangan : membaik 4. Informasikan manfaat yang
sehingga 1 = memburuk akan diperoleh jika teratur
menyebabkan hasil 2 = cukup memburuk menjalani program
perawatan/pengob 3 = sedang pengobatan
atan tidak efektif 4 = cukup membaik 5. Anjurkan pasien dan keluarga
5 = membaik melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat
jika perlu

106
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No DIAGNOSA TANGGAL DAN WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI


1 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan Pertemuan I : 1.1 Identifikasi skala nyeri S:
Melakukan pengkajian - Ny. S ,mengatakan
dengan gejala penyakit (hipertensi ) EP:
keluarga binaan dan nyeri berkurang dari
merumuskan masalah yang P : nyeri yang dirasakan skala 5 menjadi 3
dialami Ny.A saat sedang beraktivitas - Ny.S mengatakan
(20 Agustus 2020) Q : nyeri seperti ditusuk- tengkuk leher terasa
tusuk lebih nyaman
Pertemuan II : O:
R : Nyeri disekitar tengkuk
Mengkaji pengetahuan - Keadaan Umum :
keluarga tentang hipertensi
leher
compos mentis
(23 Agustus 2020) S : skala nyeri 5
- TTV :
T : nyeri hilang timbul
TD : 150/100 mmHg
Pertemuan III : sekitar 5 menit nyeri
S : 36,20 C
Menjelaskan akibat lanjut seperti ditusuk-tusuk
1.2 Fasilitasi istirahat dan tidur BB : 70 kg
dari penyakit hipertensi jika
segera tidak ditangani N: 86x/m
EP: R : 22x/m
(3 september .Agustus 2020)
Ny. A sudah mengetahui TB : 150 cm
A: Gangguan rasa nyaman
pentingnya istrahat untuk teratasi sebagian
mengurangi nyeri P: Lanjutkan intervensi
keperawatan
1.3 Ajarkan teknik 1.1 identifikasi skala nyeri
nonfarmakologis untuk 1.2 fasilitasi istirahat dan tidur
1.3 ajarkan teknik
mengurangi rasa nyeri nonfarmakologis untuk
EP: mengurangi nyeri
Mengajarkan Ny. A relaksasi
untuk mengurangi nyeri dan
beristirahat yang cukup

107
2 Ketidakpatuhan berhubungan dengan masalah Pertemuan I : 2.1 Mengdentifikasi kepatuhan S :
kesehatan yang membutuhkan perubahan pola Melakukan pengkajian menjalani program - Ny.S mengatakan
hidup (hipertensi) keluarga binaan dan pengobatan menderita penyakit
merumuskan masalah yang EP: Keluarga diminta untuk hipertensi sejak 5 tahun
dialami Ny.A selalu mengontrol yang lalu
(20 Agustus 2020) pengobatan yang dijalani - Ny.S masih sering
2.2 Melibatkan keluarga untuk mengkonsumsi garam
Pertemuan II : mendukung program dengan jumlah yang agak
Mengkaji pengetahuan pengobatan yang dijalani banyak
keluarga tentang hipertensi EP: keluarga berperan O :
(23 Agustus 2020) penting dalam proses - Keadaan Umum : compos
penyembuhan mentis
Pertemuan III : 2.3 Menginformasikan program - TD : 150/100 mmHg
Melakukan pendidikan pengobatan yang harus S : 36,20 C
kesehatan terkait penyakit dijalani BB : 70 Kg
hipertensi EP: Memberikan edukasi N: 86x/m
(3 september 2020) kesehatan terkait penyakit R : 22x/m
hipertensi dan mengatur pola TB : 150 cm
makan yang benar - Keluarga kooperatif
- Keluarga aktif bertanya saat
diskusi
- Keluarga mampu
menyebutkan tentang
hipertensi
A:
Ketidakpatuhan teratasi
P : Hentikan Intervensi

108
LAMPIRAN 1
PLAN OF ACTION (POA) STASE KOMUNITAS
No Aktivitas Agustus September
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1. BHSP kepada RT
005 Kelurahan
Ponoragan Kec.
Loa Kulu
2. Pengkajian 10 KK
3. Analisa Data dan
rencan intervensi
4. Pengkajian 2 KK
Binaan
5. Analisa Data dan
rencana
intervensi
6. Presentasi 10 KK
dan Keluarga
binaa
7. Implementasi
8. Evaluasi
9. Revisi

109
LAMPIRAN 2
PRE PLANNING KEPERAWATAN KELUARGA

PADA NY. A

Kunjungan ke 1

Tanggal : 20 Agustus 2020

1. Latar Belakang

a. Karakteristik keluarga
Keluarga Ny. A berusia 60. Alamat di jl.Sidodadi Kelurahan Ponoragan , Ny.A
sebagai IRT tipe keluarga yaitu dyfad family. Tahap perkembangan keluarga Ny. A
merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Masalah kesehatan yang terjadi pada Ny.A
c. Masalah keperawatan keluarga
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri)
2) Defisit pengetahuan
2. Proses Keperawatan

a. Diagnosis keperawatan keluarga


1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) keluarga Ny.A berhubungan dengan gejala
penyakit (hipertensi )
2) Defisit Pengetahuan Keluarga Ny.A Berhubungan Dengan Kurang Terpapar
Informasi (Hipertensi)
b. Tujuan Umum :
Diharapakan keluarga dapat memahami tentang penyakit yang dideritanya

c. Tujuan Khusus

Keluarga belum paham tentang penyakit yang sering terjadi dikeluarganya.

3. Implementasi Tindakan Keperawatan

Akan dilaksanakan tepat pada tanggal 03 September 2020 dengan memberikan edukasi
pendidikan kesehatan keluarga binaan kepada Ny.A

110
4. Kriteria Evaluasi

Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan tentang penyakit dan upaya pencegahan
yang terjadi bila ada masalah. Dan pada saat dilakukan implementasi tindakan
keperawatan diharapakan evaluasi keluarga dapat memahami materi yang telah
diberikan

111
Kunjungan ke 2

Tanggal : 23 Agustus 2020

1. Latar Belakang

a. Karakteristik keluarga
Keluarga Ny. A berusia 60. Alamat di jl.Sidodadi Kelurahan Ponoragan , Ny.A
sebagai IRT tipe keluarga yaitu dyfad family. Tahap perkembangan keluarga Ny. A
merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Masalah kesehatan yang terjadi pada Ny.A
c. Masalah keperawatan keluarga
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri)
2) Defisit pengetahuan
3) Ketidakpatuhan

2. Proses Keperawatan

a. Diagnosis keperawatan keluarga


1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) keluarga Ny.A berhubungan dengan gejala
penyakit (hipertensi )
2) Defisit Pengetahuan Keluarga Ny.A Berhubungan Dengan Kurang Terpapar
Informasi (Hipertensi)
3) Ketidakpatuhan Keluarga Ny.A berhubungan dengan Masalah kesehatan yang
membutuhkan perubahan pola hidup (hipertensi)
b. Tujuan Umum :
diharapakan keluarga dapat memahami tentang penyakit yang dideritanya

c. Tujuan Khusus

Keluarga belum paham tentang penyakit yang sering terjadi dikeluarganya dan
upaya pencegahan apabila terjadi masalah

112
3. Implementasi Tindakan Keperawatan

Akan dilaksanakan tepat pada tanggal 03 September 2020 dengan memberikan edukasi
pendidikan kesehatan keluarga binaan kepada Ny.A

4. Kriteria Evaluasi

Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan tentang penyakit dan upaya pencegahan
yang terjadi bila ada masalah. Dan pada saat dilakukan implementasi tindakan
keperawatan diharapakan evaluasi keluarga dapat memahami materi yang telah
diberikan

113
Kunjungan ke 3

Tanggal : 3 September 2020

1. Latar Belakang

a. Karakteristik keluarga
Keluarga Ny. A berusia 60. Alamat di jl.Sidodadi Kelurahan Ponoragan , Ny.A
sebagai IRT tipe keluarga yaitu dyfad family. Tahap perkembangan keluarga Ny. A
merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Masalah kesehatan yang terjadi pada Ny.A
c. Masalah keperawatan keluarga
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri)
2) Defisit pengetahuan
3) Ketidakpatuhan
2. Proses Keperawatan

a. Diagnosis keperawatan keluarga


1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) keluarga Ny.A berhubungan dengan gejala
penyakit (hipertensi )
2) Defisit Pengetahuan Keluarga Ny.A Berhubungan Dengan Kurang Terpapar
Informasi (Hipertensi)
3) Ketidakpatuhan Keluarga Ny.A berhubungan dengan Masalah kesehatan yang
membutuhkan perubahan pola hidup (hipertensi)
b. Tujuan Umum :
diharapakan keluarga dapat memahami tentang penyakit yang dideritanya

c. Tujuan Khusus

Keluarga sedikit paham tentang penyakit yang sering terjadi dikeluarganya dan
upaya pencegahan apabila terjadi masalah

3. Implementasi Tindakan Keperawatan

Akan dilaksanakan tepat pada tanggal 03 September 2020 dengan memberikan edukasi
pendidikan kesehatan keluarga binaan kepada Ny.A

114
4. Kriteria Evaluasi

Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan tentang penyakit dan upaya pencegahan
yang terjadi bila ada masalah. Dan pada saat dilakukan implementasi tindakan
keperawatan diharapakan evaluasi keluarga dapat memahami materi yang telah
diberikan

115
PRE PLANNING KEPERAWATAN KELUARGA

NY. S

Kunjungan ke 1

Tanggal : 20 Agustus 2020

1. Latar Belakang

a. Karakteristik keluarga
Keluarga Ny. S berusia 72 tahun. Alamat di jl.Sidodadi Kelurahan Ponoragan ,
Pekerjaan Ny.S pensiunan tipe keluarga yaitu single parent. Tahap perkembangan
keluarga Ny.S merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Masalah kesehatan yang terjadi pada Ny.S
c. Masalah keperawatan keluarga
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri)
2) Defisit pengetahuan
2. Proses Keperawatan

a. Diagnosis keperawatan keluarga


1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) keluarga Ny.S berhubungan dengan gejala
penyakit (hipertensi )
2) Defisit Pengetahuan Keluarga Ny.S Berhubungan Dengan Kurang Terpapar
Informasi (Hipertensi)
b. Tujuan Umum :
Diharapakan keluarga dapat memahami tentang penyakit yang dideritanya

c. Tujuan Khusus

Keluarga belum paham tentang penyakit yang sering terjadi dikeluarganya.

3. Implementasi Tindakan Keperawatan

Akan dilaksanakan tepat pada tanggal 03 September 2020 dengan memberikan edukasi
pendidikan kesehatan keluarga binaan kepada Ny.S

116
4. Kriteria Evaluasi

Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan tentang penyakit dan upaya pencegahan
yang terjadi bila ada masalah. Dan pada saat dilakukan implementasi tindakan
keperawatan diharapakan evaluasi keluarga dapat memahami materi yang telah
diberikan

117
Kunjungan ke II

Tanggal : 23 Agustus 2020

1. Latar Belakang

a. Karakteristik keluarga
Keluarga Ny. S berusia 72 tahun. Alamat di jl.Sidodadi Kelurahan Ponoragan ,
Pekerjaan Ny.S pensiunan tipe keluarga yaitu single parent. Tahap perkembangan
keluarga Ny.S merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Masalah kesehatan yang terjadi pada Ny.S
c. Masalah keperawatan keluarga
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri)
2) Defisit pengetahuan
2. Proses Keperawatan

a. Diagnosis keperawatan keluarga


1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) keluarga Ny.S berhubungan dengan gejala
penyakit (hipertensi )
2) Defisit Pengetahuan Keluarga Ny.S Berhubungan Dengan Kurang Terpapar
Informasi (Hipertensi)
b. Tujuan Umum :
Diharapakan keluarga dapat memahami tentang penyakit yang dideritanya
c. Tujuan Khusus
Keluarga belum paham tentang penyakit yang sering terjadi
dikeluarganya.

3. Implementasi Tindakan Keperawatan

Akan dilaksanakan tepat pada tanggal 03 September 2020 dengan memberikan edukasi
pendidikan kesehatan keluarga binaan kepada Ny.S

4. Kriteria Evaluasi

Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan tentang penyakit dan upaya


pencegahan yang terjadi bila ada masalah. Dan pada saat dilakukan implementasi

118
tindakan keperawatan diharapakan evaluasi keluarga dapat memahami materi yang
telah diberikan.

119
Kunjungan ke 3

Tanggal : 3 September 2020

1. Latar Belakang

a. Karakteristik keluarga
Keluarga Ny. S berusia 72 tahun. Alamat di jl.Sidodadi Kelurahan Ponoragan ,
Pekerjaan Ny.S pensiunan tipe keluarga yaitu single parent. Tahap perkembangan
keluarga Ny.S merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Masalah kesehatan yang terjadi pada Ny.S
c. Masalah keperawatan keluarga
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri)
2) Defisit pengetahuan
3) Ketidakpatuhan

2. Proses Keperawatan

a. Diagnosis keperawatan keluarga


1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) keluarga Ny.S berhubungan dengan gejala
penyakit (hipertensi )
2) Defisit Pengetahuan Keluarga Ny.S Berhubungan Dengan Kurang Terpapar
Informasi (Hipertensi)
3) Ketidakpatuhan Keluarga Ny.S berhubungan dengan Masalah kesehatan yang
membutuhkan perubahan pola hidup (hipertensi)
b. Tujuan Umum :
Diharapakan keluarga dapat memahami tentang penyakit yang dideritanya
c. Tujuan Khusus

Keluarga sedikit paham tentang penyakit yang sering terjadi dikeluarganya dan
upaya pencegahan apabila terjadi masalah

3. Implementasi Tindakan Keperawatan

Akan dilaksanakan tepat pada tanggal 03 September 2020 dengan memberikan edukasi
pendidikan kesehatan keluarga binaan kepada Ny.S.

120
4. Kriteria Evaluasi

Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan tentang penyakit dan upaya pencegahan
yang terjadi bila ada masalah. Dan pada saat dilakukan implementasi tindakan
keperawatan diharapakan evaluasi keluarga dapat memahami materi yang telah
diberikan

121
LAMPIRAN 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan tentang pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan, pengobatan, akibat lanjut jika hipertensi tidak
diobati, serta perawatan pada pasien hipertensi

Sasaran : Keluarga Ny. A dan Ny.S

Hari / Tanggal : Kamis, 03 September 2020

Waktu : 25 Menit

Tempat : Rumah Keluarga Ny.A dan Ny.S

Jam pelaksanaan : 16.00 s/d Selesai

A. Pendahuluan

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu lingkungan,

prilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan karena itu untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus ditunjukkan kepada 4 faktor utama

tersebut secara bersama-sama.

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya intervevsi yang ditujukan kepada

faktor prilaku. Namun pada hakikatnya 3 faktor yang lain yang perlu intervensi berupa

pendidikan kesehatan juga agar perilaku masyarakat sesuai nilai-nilai kesehatan atau

prilaku sehat,maka diperlukan pendidikan penyuluhan kesehatan masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga lebih mengerti tentang penyakit

Hipertensi.

122
2. Tujuan khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapakan pasien dapat :

a Menyebutkan pengertian dari hipertensi

b Menyebutkan penyebab hipertensi

c Menyebutkan tanda dan gejala

d Menyebutkan komplikasi hipertensi

e Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi

C. Metode

1. Penyuluhan

2. Diskusi

D. Media

Leaflet

E. Strategi Pelaksanaan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam

Memperkenalkan diri Mendengarkan

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan

Menyebutkan materi yang akan


diberikan Memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang pengertian
penyakit hipertensi Memperhatikan
 Menjelaskan tentang penyebab,
tanda-tanda dan gejala hipertensi
 Menjelaskan komplikasi
terjadinya hipertensi dan
 Pengobatan hipertensi

Memberi kesempatan kepada peserta


untuk bertanya Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan

123
3. 4 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada pasien tentang Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan salam penutup Mendengarkan dan Menjawab
Melakukan kontrak untuk pertemuan salam
berikutnya

F. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Peserta hadir ditempat peyuluhan

b. Penyuluhan dilaksanakan dirumah keluarga binaan RT 005 Kelurahan Ponoragan

c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 2 hari sebelum acara

2. Evaluasi Proses

a. Kehadiran keluarga binaan tidak lengkap dalam 1 keluarga binaan

b. Keluarga binaan antusias mendengarkan dan memperhatikan materi penyuluhan

c. Peserta penyuluhan mengajukan beberapa pertanyaan terkait materi penyuluhan

Ny.A Ny. S
Subjektif Subjektif
Ny. A mengatakan sudah Ny. S mengatakan sudah
memahami materi yang memahami materi yang
diberikan mahasiwa diberikan mahasiwa
Objektif Objektif
- Keluarga dapat menyebutkan - Keluarga dapat menyebutkan
penyebab dan tanda gejala penyebab dan tanda gejala
- TD : 160/100 mmHg, S : - TD : 150/100 mmHg, S:
36,10C, N: 84x/m, R : 20x/m 36,20C, N: 86x/m, R : 22x/m

124
MATERI

HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke
seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi
yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk
sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg
dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak
hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda.
Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam
keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO
KLASIFIKASI SISTOLIK (mmHg) DIASTOLIK
(mmHg)
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi sedang 140-160 90-95
Hipertensi berat > 180 > 150

B. Penyebab
Faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.:
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan
3. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
4. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
5. Konsumsi garam yang tinggi
6. Kegemukan atau makan berlebihan
7. Stress
8. Merokok
9. Minum alcohol

125
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
1. Kepala terasa pusing
2. Rasa berkunang-kunang
3. Rasa pegal di bahu
4. Rasa berat di tengkuk leher
5. Kurang tidur atau kurang tidur
6. Gangguan penglihatan
7. Kesemutan pada kaki dan tangan

D. Komplikasi
1. Stroke
2. Penyakit jantung koroner
3. Gagal jantung
4. Penyakit ginjal
5. Penyakit pembuluh darah perifer (misal gejalanya kesemutan)

E. Penatalaksanaan hipertensi
1. Kontrol tekanan darah
Dilakukan setiap satu minggu sekali ke pusat pelayanan terdekat.
2. Berobat secara berkala atau teratur
Apabila sudah didiagnosa Hipertensi, pengobatan secara berkala guna menghindari
komplikasi .
3. Diet
Diet yang diberikan : rendah garam (RG)
Tujuan diet : membantu menghilangkan retensi garam/air dalam tubuh,
menurunkan tekanan darah.
Syarat diet : cukup energi, protein, mineral dan vitamin, bentuk makanan sesuai
keadaan penyakit, jumlah Natrium disesuaikan dengan hipertensi.
4. Olahraga teratur
Olah raga disesuaikan dengan kemampuan beraktifitas dan fisik. Contoh: jalan
santai dan senam lansia, dan dilakukan setiap hari, kurang lebih 15 – 20 menit.
5. Hindari Stres
Melaksanakan pola hidup secara sehat, apa adanya dan teratur.akan menghindari
gangguan fisik dan psikologis.

126
LAMPIRAN 4
LEAFLEAT HIPERTENSI

127
128
LAMPIRAN 5

DOKUMENTASI

129
130
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penulisan laporan pengkajian komunitas dilaksanakan di RT 005
Kelurahan Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu di dapatkan hasil jumlah penduduk yang
ada di RT 005 adalah 106 KK, dan penulis mengkaji 10 KK yang terdiri dari 28 Jiwa.
Didapatkan hasil dari windshield survey lingkungan sekitar RT 005 lingkungan yang
bersih dibuktikan dengan tidak ada sampah yang berserakan karena masyarakat RT 005
memiliki tempat sampah yang tertutup dan di ambil oleh petugas serta ada masyarakat
untuk membersihkan sampah dengan dibakar. Sebagian warga mengalami permasalahan
kesehataan sebagai berikut : yaitu 3 hipertensi dan rematik.
Setelah diberikan edukasi kesehataan mengenai adaptasi new normal dan
sosialisasi mengenai hipertensi, warga RT 005 terlihat sangat antusias dan
memperhatikan materi yang disampaikan, pada akhir edukasi, mahasiswa mengevaluasi
warga dengan memberikan beberapa pertanyaan, dan warga mampu menjawab
pertanyaan mahasiswa, sehingga pengetahuan akan pemeliharaan kesehataan warga
meningkat.
Kesimpulan dari penulisan laporan pengkajian keluarga binaan dilaksanakan di
RT 005 Kelurahan Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, di dapatkan 2 hipertensi oleh
karena itu saya mengambil 2 keluarga untuk dijadikan pengkajian keluarga binaan, yaitu
keluarga Ny.A dan Ny.S selama pengkajian berlangsung sampai proses analisa data,
didapatkan diagnosa keperawatan yang dialami keluarga yaitu :gangguan rasa nyaman
(nyeri), defisit pengetahuan dan ketidakpatuhan, setelah diberikan implementasi tanggal
03 september 2020, didaptkan pengetahuan keluarga meningkat dibuktikan dengan
keluarga binaan mampu menjawab pertanyaan dari mahasiswa. Dan keluarga binaan
sudah mampu menerapkan terapi non farmakologi yaitu dengan mengkonsumsi
makanan-makanan yang sesuai dengan penyakitnya.

131
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Diharapkan laporan ini dapat menambah wawasan bagi mahasiswa sehingga dapat
mampu dijadikan pembelajaran guna untuk penyempurnaan pemberian asuhan
keperawatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan tambahan evaluasi serta pemahaman
tentang wilayah yang dilakukan pendataan.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan laporan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat setempat untuk
lebih memperhatikan lingkungan sekitar dan mampu menerapkan perilaku hidup
sehat secara mandiri.

132
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2010. KeperawatanMedikal Bedah. EGC : Jakarta.

Brunner & Suddath.2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC: Jakarta

Compiement, Tim. 2015. Kumpulan Makalah KeperawaanMedikal Bedah. UGM :


Yogyakarta.
Doenges, Marilynn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC : Jakarta

Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta

Graber, Mark. A, Toth, Peter P, MD, Robert L. Hearting, Jr., MD. 2016. Buku Saku Dokter
Keluarga Edisi 3. EGC : Jakarta.

Mansjoer, Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilid 2. Media Aesculapius FKUI :
Jakarta.

Price. A. Sylvia &Lorraine M. Wilson. 2016. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2. EGC : Jakarta

133
RIWAYAT HIDUP

DESY HASLINDA ATIKA SARI, lahir di Loa Kulu pada tanggal 26


April 1997. Anak pertama dari 2 bersaudara yang merupakan anak dari bapak
Hamsan Rudin dan ibu Rukiati.
Penulis menyelesaikan pendidikan diantaranya, Sekolah Dasar Negeri 002 dan tamat pada
tahun2009, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 001 Loa Kulu dan tamat pada tahun 2012, pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Jurusan IPA di SMAN 1 Loa
Kulu dan tamat pada tahun 2015. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan perguruaan
tinggi dan diterima di program S1 Keperawatan di ITKES Wiyata Husada Samarinda pada
tahun 2015 dan selesai pada tahun 2019, pada tahun yang sama penulis melanjutkan
Pendidikan Profesi NERS hingga saat ini.
Dengan Ketekunan, motivasi, serta kemauan untuk terus belajar dan menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan yang dirasa akan terus berkembang sejalan dengan
kemajuan teknologi global saat ini. Penulis mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah dapat
menyelesaikan laporan Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga. Semoga laporan ini
dapat memberikan konstribusi yang positif terhadap dunia keperawatan.

134
135

Anda mungkin juga menyukai