Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI JURNAL

KELOMPOK 5
EFEKTIFITAS FOOT HAND MASSAGE TERHADAP
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT
DI RUANG INTENSIVE CARDIAC CARE UNIT (ICCU) DI
RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
ANALISA JURNAL
 ABSTRAK

• Judul : Efektifitas pijat tangan, pijat kaki, dan kombinasi terhadap


intensitas nyeri post section caesaria
• Tahun : 2018
• Nama author : Eva Yunitasari, Irna Nursanti & Giri Widakdo
• Tempat : Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Jakarta, Indonesia
• Penerbit : IMPACT JOURNAL
• Penelitian ini dilakukan karena ada beberapa ibu yang mengalami nyeri post sectio caesarea
dan takut melakukan beberapa kegiatan pada hari ke 3 post seksio sesarea. Studi
sebelumnya menyatakan bahwa salah satu terapi non-farmakologi adalah untuk melepaskan
rasa sakit dengan menggunakan pijatan tangan dan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk
menyelidiki efektivitas tangan, kaki dan kombinasional pada intensitas nyeri pada pasien
post sectio caesarea di rumah sakit umum Pringsewu, Lampung. Ini adalah penelitian
eksperimental semu dengan desain pretest-posttest kelompok kontrol non-acak. Lima puluh
satu pasien pasca operasi caesar direkrut sebagai sampel dalam penelitian ini yang terdiri
dari 17 responden di setiap kelompok. Ada perbedaan yang signifikan dalam intensitas nyeri
sebelum dan sesudah dengan p-value 0,0005. rerata pijatan tangan 1,058; pijat kaki 0,882;
dan kombinasi pijat tangan dan kaki -0,882. Disarankan bahwa pijatan tangan lebih efektif
dalam mengurangi intensitas nyeri di antara pasien pasca operasi dibandingkan dengan dua
kelompok lainnya. Pijat tangan dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan independen
pada gangguan rasa sakit di antara pasien pasca operasi caesar selain pijat kaki dan
kelompok kombinasi.
• KATA KUNCI: Pasca Operasi Caesar, Pijat Tangan dan Kaki, Nyeri Intensitas
1. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian
eksperimen semu dengan rancangan pretest-posttest kelompok kontrol non-acak. 51
responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Kemudian mereka dibagi menjadi tiga
kelompok intervensi, masing-masing kelompok sebanyak 17 responden. Grup A (pijat
tangan), B (pijat kaki), dan C (pijat tangan dan kaki). Penelitian dengan control group pre
and post test design merupakan penelitian yang menggunakan dua kelompok subyek,
pengukuran dilakukan sebelum diberikan intervensi dan setelah diberikan intervensi
kepada masing kelompok. Hasil pengukuran tersebut kemudian dilihat kembali
perbedaan dan perbandingan hasil pengukuran
1. INDIKASI
a. Semua pasien dengan keluhan utama nyeri.
b. Pasien pasca bedah.
2. KONTRA INDIKASI
c. Pasien dengan kerusakan integritas kulit dan
jaringan.
d. Pasien post amputasi tangan atau kaki.
MEDIA
Pasien di pijat pada bagian telapak kaki maupun tangan dengan menggunakan minyak pijat,
baby oil atau pun lotion.
Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa memberi rangsangan di bawah jaringan
kulit dengan sentuhan dan tekanan lembut dapat mengalihkan rasa sakit yang dirasakan.
Dimana impuls berasal dari pelepasan beberapa mediator nyeri yang menyebabkan
sensitisasi perifer. Selanjutnya, stimulus mengirimkan impuls melalui sistem saraf perifer
aferen yang merangsang nosireseptor / reseptor nyeri yang kemudian ditransmisikan ke
saraf kranial ke korteks somatosensori di korteks serebral. Intervensi pijatan tangan dapat
memberikan efek relaksasi dengan merangsang pelepasan hormon endorfin untuk
mengendalikan impuls nyeri yang dikirim ke hipotalamus. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pijat tangan dan kaki adalah alternatif yang dapat memberikan
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri (Ramesh et al, 2015).
OUPUT / HASIL
Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,006 pada kelompok pijat tangan,
0,026 pada kelompok pijat kaki dan 0,026 dalam kombinasi atau
kelompok pijatan tangan dan kaki, berarti bahwa pada 5% alpha
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan intensitas nyeri dalam tiga
intervensi. Analisis lebih lanjut membuktikan bahwa ada perbedaan
yang signifikan dalam kelompok intervensi pijat tangan, pijat kaki dan
juga kombinasi atau kelompok pijat tangan dan kaki.
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
TEKNIK
FOOT HAND MASSAGE

Pengertian Pemberian penekanan atau pikat pada titik tertentu ditangan dan kaki.
Tujuan 1. Meringankan rasa nyeri yang dirasakan karena berkurangnya oksigen
dalam pembuluh darah jantung karena adanya sumbatan atau flak.
2. Membantu meringankan rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh nyeri.
Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen cedra biologis
Pengkajian 1. Kaji status klien
2. Kaji kesiapan pasien
3. kaji respon klien terhadap kenyamanan perubahan intensitas nyeri
perencanaan 1. mencuci tangan
2. menyiapkan alat
a. minyak zaitun
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
TEKNIK
FOOT HAND MASSAGE

1. memberikan salam teraupetik


2. menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan foot hand massage.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum pelaksanaan
4. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
5. Bila klien siap dilakukan tindakan, dekatkan alat-alat
6. Membaca ‘’Bamdalah’’
7. Menjaga privasi klien
8. Atur posisi klien dengan posisi semi fowler (senyaman mungkin)
9. Oleskan minyak zaitun ditangan dan kaki pasien
10. Anjurkan tarik nafas pasien untuk menarik nafas secara lambat dan rileks.
Tangan
1. Setelah itu lakukan pemijatan didaerah antara ibu
jari dan telunjuk, bagian telunjuk, dan telapak
tangan, lakukan selama 10 menit

Kaki 2. Teknik ini dilakukan selama 20 menit

1. Lakukan pemijatan dibagian dititik telapak kaki 3. Membaca ‘’Hamdalah’’

kiri dan kanan klien dititik belakang ibu jari, 4. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

disekitar plantar facia, dan disekitar media sesuai dengan tujuan yang diharapkan (subjektif

plantar farcia. Selama 10 menit dan objektif )


5. Berikan reinforcement positif pada klien
6. Kontrak pertemuan selanjutnya
7. Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan
salam
8. Mencuci tangan
 
BEFORE
Sebagaimana terlihat pada data, bahwa sebelum dilakukan intervensi foot hand massase didapatkan tingkat
nyeri dari 3 responden mengeluh nyeri dada sebelah kiri baik ringan hingga sedang.
AFTER
Sebagaimana terlihat pada data, bahwa setelah dilakukan intervensi foot hand massase, tingkat nyeri yang
dirasakan pasien mengalami penurunan.
Before Tn. M Sesudah dilakukan Foot hand massage:
Sebelum dilakukan foot hand massage : (Selasa, 14 mei 2019)
(Selasa, 14 mei 2019) Pukul : 10.25
Pukul : 10.00 data objektif
Data objektif Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM
Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM TD: 112/76 mmHg
TD: 120/90 mmHg N: 110x/m
N: 120x/m RR: 20x/m
RR: 22x/m S: 36,5 C
S: 36,5 C Pasien nampak tenang namun terlihat sesekali meringis
Pasien tampak meringis dan gelisah ketika ingin merubah posisi tidur
Skala nyeri 5 (nyeri sedang) berdasarkan instrument skala nyeri 4 (nyeri sedang) berdasarkan instrument
skala nyeri NRS skala nyeri NRS
   
Data subjektif Data subjektif
- Pasien mengatakan sering mengalami nyeri dada Pasien mengatakan nyeri dada masih terasa dengan
dengan durasi 5-10 menit disertai dengan sesak nafas skala 4
AFTER

(Tanggal 14 mei 2019) (Tanggal 14 mei 2019)


Pukul 13.25 (Pukul 15.25)

Data objektif Data objektif


Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM
TD: 129/83 mmHg TD: 127/83 mmHg
N: 102x/m N: 66x/m
RR: 24x/m RR: 24x/m
S: 36,5 C S: 36,4 C
Pasien nampak tenang dan rileks Skala nyeri 3 (nyeri ringan) berdasarkan instrument
skala nyeri 3 (nyeri ringan) berdasarkan instrument skala nyeri NRS
skala nyeri NRS
  Data subjektif:
Data subjektif: Pasien mengatakan merasa lebih tenang dan nyaman
Pasien mengatakan badannya terasa rileks dan
nyaman, nyeri berkurang namun nyeri muncul
kadang-kadang.
AFTER
BEFORE
NY. P (Selasa, 14 mei 2019)
Selasa, 14 mei 2019) Pukul : 10.45
-
Pukul : 10.00
Data objektif
Data objektif Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM
Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM TD: 110/69mmHg
TD: 120/98 mmHg N: 100x/m
N: 112x/m RR: 21x/m
RR: 22x/m S: 36,5 C
S: 36,5 C Pasien tampak tenang dan berbaring
Pasien mengatakan nyeri bagian dada kiri hingga ditempat tidur, pasien tidak terlihat gelisah
ke punggung terasa di pukul Skala nyeri 3 (nyeri ringan) berdasarkan
Skala nyeri 5 (nyeri sedang) berdasarkan instrument
instrument skala nyeri NRS
skala nyeri NRS
 
Data subjektif Data subjektif
- Pasien mengatakan nyeri dada hilang timbul Pasien Mengatakan nyeri masih terasa sedikit
dengan durasi 5-10 menit disertai jantung berdebar namun tidak separah sebelumnya dan rasa
berdebar berkurang
AFTER
AFTER
(Rabu, 14 mei 2019)
(Rabu, 14 mei 2019)
Pukul : Pukul 13.25
(Pukul 15.25)

Data objektif Data objektif


Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM
TD: 118/81mmHg TD: 118/81mmHg
N: 79x/m N: 79x/m
RR: 26x/m
RR: 26x/m S: 36,3 C
S: 36,3 C Skala nyeri 2 (nyeri ringan) berdasarkan
Skala Nyeri 3 (Nyeri Ringan) instrument skala nyeri NRS

Data subjektif: Data subjektif:


Pasien mengatakan merasa lebih tenang dan
Pasien mengatakan tenang dan tidak nyaman tidak merasa berdebar
merasa berdebar dan nyeri berkurang
 
BEFORE AFTER
TN. AK
(Selasa, 14 mei 2019) (Selasa, 14 mei 2019)
Pukul : 10.15 Pukul : 10.30

Data objektif Data objektif


Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM
TD: 150/60 mmHg TD: 110/90 mmHg
N: 82x/m N: 85x/m
RR: 24x/m RR: 21x/m
S: 36,2C S: 36,4 C
Pasien berbaring dan nampak gelisah Skala nyeri 4 (nyeri sedang)
Pernapasan terlihat cepat dan dangkal Berdasarkan instrument skala nyeri NRS
Skala nyeri 4 (nyeri sedang) berdasarkan
instrument skala nyeri NRS Data subjektif:
Pasien mengatakan nyeri masih terasa tetapi
Data subjektif pasien merasa lebih nyaman setelah dilakukan
- Pasien mengatakan dada kiri masih nyeri foot hand massase
dan nafas terasa sesak  
AFTER
AFTER

(Rabu, 14 mei 2019)


(Rabu, 14 mei 2019)
Pukul : 13. 45 (Pukul 15.45)

Data objektif Data objektif


Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM
Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM
TD: 143/76 mmHg
N: 80x/m TD: 126/75 mmHg
RR: 25x/m N: 81x/m
S: 36,6C RR: 26x/m
Skala nyeri 3 (nyeri ringan) S: 36,2 C
Berdasarkan instrument skala nyeri NRS

Data subjektif: Data subjektif:


Pasien mengatakan nyeri masih terasa namun Pasien mengatakan tidak ada nyeri
pasien tidak merasa gelisah yang dirasakan dan badan terasa rileks
dan nyaman
 
 
B. IMPLIKASI KEPERAWATAN

Implikasi keperawatan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu data dari penelitian dapat menjadi dasar bagi keperawatan,
terutama untuk keperawatan kritis, gawat darurat kritis untuk memberikan intervensi pada pasien, sehingga diaharapkan dapat
membantu dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien yang mengalami Nyeri khususnya diruang Intensive Coronary Care
unit (ICCU).

C. KESULITAN DALAM PROSES INTERVENSI


Kesulitan yang dihadapi saat melakukan intervensi antara lain:
1. Pasien/Responden
Pasien tidak bisa fokus secara maksimal dikarenakan pasien mengalami nyeri dan disertai sesak nafas
2. Waktu
Waktu untuk intervensi sangat terbatas karena hanya dilakukan dalam rentang waktu 1 hari
D. SARAN MELANJUTKAN PENELITIAN
Berdasarkan jurnal penelitian yang kelompok lakukan, maka saran yang diberikan oleh kelompok adalah:
1. Sebagai referensi untuk dijadikan penelitian KIAN dan KTI keperawatan
2. Dapat membuat SOP yang telah divalidasi
3. Bagi ruangan terapi ini bisa diterapkan berdampingan dengan terapi medis

Anda mungkin juga menyukai