KASUS 6
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2320465202
FAKULTAS FARMASI
SURAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses atau tindakan menyampaikan pesan dari pengirim ke
penerima melalui suatu media yang biasanya dapat mengalami gangguan. Komunikasi
Farmasis adalah menetapkan hubungan antara farmasis dan pasien dengan memberikan
pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk menilai kondisi kesehatan pasien, mencapai
keputusan dalam rencana pengobatan, implementasi rencana pengobatan dan mengevaluasi
dampak pengobatan terhadap kualitas hidup pasien. Komunikasi profesional dengan pasien
untuk menjamin hubungan pengobatan agar farmasis efektif memberikan pelayanan kesehatan.
Sesak napas merupakan keluhan umum dari saluran pernapasan yang banyak dikeluhkan oleh
pasien. Bentuk sesak napas yang terjadi dapat bersifat ringan atau bahkan sampai yang
mengancam jiwa. Dyspnea adalah istilah medis untuk sesak napas. Kondisi ini terjadi akibat
tidak terpenuhinya suplai oksigen ke paru-paru yang menyebabkan pernapasan menjadi cepat,
pendek, dan dangkal. Sesak napas bisa terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang
singkat (akut) atau dalam jangka waktu yang panjang serta berulang (kronis). Jadi tubuh
mencoba bernafas lebih cepat untuk meningkatkan aliran udara yang kaya oksigen ke paru-
paru. Oksigen memasuki aliran darah dari paru-paru dan dipompa ke seluruh tubuh oleh
jantung. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, sesak napas dapat mengakibatkan tubuh
kekurangan oksigen (hipoksia) dan menimbulkan komplikasi serius. Namun pada beberapa
kasus, sesak nafas dapat menyerang secara tiba-tiba atau tidak terduga dapat disebabkan oleh
kondisi medis serius yang mendasarinya, misalnya asma bronkial, bronkhitis, alergi, serta
infeksi saluran pernafasan lainnya.
Asma bronkial adalah suatu kelainan berupa inflamasi atau peradangan kronik saluran
napas yang menyebabkan hipereaktifitas bronkus, sehingga menyebabkan gejala episodik
berulang berupa mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk terutama malam atau dini
hari. Asma adalah salah satu penyakit yang paling umum yang mempengaruhi manusia, dari
2%-10% populasi orang dewasa menderita asma atau gejala asma. Fungsi paru berkurang dari
tengah malam sampai 8 jam. Dengan demikian, agen terapeutik yang ideal harus efektif dalam
mencegah bronkospasme untuk 6-8 jam periode dimana sebagian besar orang tidur. Gejala
episodik tersebut timbul sangat bervariasi dan bersifat reversible yaitu dapat kembali normal
baik dengan atau tanpa pengobatan. Asma bronkial termasuk penyakit asma yang paling umum
terjadi. Penyakit ini dapat menyebabkan jalan napas paru membengkak atau edema dan
menyempit, sehingga jalur udara menghasilkan lendir yang berlebihan. Kondisi ini membuat
penderitanya sulit bernapas, yang seringkali juga diikuti batuk, napas pendek, dan napas
berbunyi (mengi). Kebanyakan obat-obat asma dalam bentuk inhalasi (aerosol), yang termasuk
dalam obat-obat asma dalam golongan agonis selektif reseptor β₂ (β₂-agonis) yaitu
metaproterenol (orsiprenalin), salbutamol (albuterol), terbutalin, fenoterol, ritodrin, isoetarin,
pirbuterol, bitolterol.
Metaproterenol (orsiprenalin) adalah obat simpatomimetik yang bekerja langsung. Obat
ini mengaktivasi enzim adenilsiklase di dalam membran sel sehingga merubah ATP menjadi
AMP. Peningkatan AMP dalam sel mengakibatkan efek tertentu, diantaranya pelemasan otot-
otot yang menyebabkan pelebaran bronkus. Obat ini memiliki efek minimal pada detakjantung.
Merek dagang dari orsiprenalin adalah Alupent®. Selain obat-obat asma, pada penanganan
sesak nafas dibutuhkan juga obat golongan kortikosteroid seperti dexametason . Efek
kortikosteroid memiliki daya anti-peradangan yang akan menghambat enzim fosfolipase
sehingga mencegah pembentukan prostaglandin oleh asam arakhidonat, dan menghambat
degranulasi sel mast, oleh sebab itu obat ini juga bermanfaat pada serangan asma akut.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara komunikasi, informasi, dan edukasi yang efektif terhadap pasien agar
pengobatan yang rasional dapat tercapai?
C. Tujuan
Untuk mengetahui cara komunikasi, informasi, dan edukasi yang efektif terhadap pasien agar
pengobatan yang rasional dapat tercapai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sesak Nafas
Sesak napas merupakan keluhan umum dari saluran pernapasan yang banyak dikeluhkan
oleh pasien. Bentuk sesak napas yang terjadi dapat bersifat ringan atau bahkan sampai yang
mengancam jiwa. Dyspnea adalah istilah medis untuk sesak napas. Kondisi ini terjadi akibat
tidak terpenuhinya suplai oksigen ke paru-paru yang menyebabkan pernapasan menjadi cepat,
pendek, dan dangkal. Sesak napas bisa terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang
singkat (akut) atau dalam jangka waktu yang panjang serta berulang (kronis). Jadi tubuh
mencoba bernafas lebih cepat untuk meningkatkan aliran udara yang kaya oksigen ke paru-
paru. Oksigen memasuki aliran darah dari paru-paru dan dipompa ke seluruh tubuh oleh
jantung. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, sesak napas dapat mengakibatkan tubuh
kekurangan oksigen (hipoksia) dan menimbulkan komplikasi serius.
Sesak napas dapat disebabkan oleh gangguan fisik atau psikis (psikologis). Sesak napas
karena gangguan fisik terjadi karena sistem pernapasan dan sirkulasi darah tidak mampu
mengedarkan cukup oksigen untuk tubuh. Sedangkan sesak napas akibat gangguan psikis
terjadi karena respon tubuh terhadap mekanisme hadapi-atau-lari (fight-or-flight) saat
mengalami tekanan mental. Sesak napas akibat gangguan pada paru-paru bisa terjadi karena
adanya hambatan pada saluran udara, luas permukaan paru-paru yang berkurang, atau paru-
paru yang tidak elastis. Berikut penjelasannya :
1. Asma Bronkial
Asma merupakan penyakit peradangan kronis yang umum pada saluran udara yang ditandai
dengan gejala berulang, obstruksi aliran udara reversibel, dan bronkospasme. Serangan sesak
napas pada penderita asma bervariasi, ada yang bersifat ringan hingga berat. Biasanya serangan
sesak napas yang terjadi harus dipicu oleh sesuatu hal seperti paparan asap, debu, perubahan
suhu, atau adanya infeksi di saluran pernapasan.
2. Alergi
Bentuk alergi tidak hanya menunjukkan ruam merah atau gatal di seluruh tubuh. Pada
beberapa orang, alergi dapat muncul dalam bentuk sesak napas. Sesak yang muncul pada
penderita alergi dapat mengarah juga ke kondisi syok yang mengancam jiwa. Kondisi ini
biasanya disertai keringat dingin, penurunan kesadaran dan turunnya tekanan darah.
3. Infeksi Saluran Pernafasan
Infeksi saluran pernapasan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Penularan dapat terjadi saat seseorang menghirup percikan air liur (droplet) saat penderita
infeksi saluran pernapasan batuk atau bersin. Virus atau bakteri penyebab infeksi saluran
pernapasan juga bisa masuk ke dalam tubuh akibat tidak sengaja menyentuh mata, hidung,
atau mulut dengan tangan yang belum bersih, terlebih setelah menyentuh permukaan benda
yang sudah terpapar virus atau bakteri. Beberapa contoh infeksi saluran pernafasan adalah
infeksi saluran pernapasan atas, meliputi common cold, sinusitis, rhinitis, tonsillitis, radang
tenggorokan, laringitis. Dan infeksi saluran pernapasan bawah, meliputi bronkitis,
bronkiolitis, pneumonia, aspergilosis, atau tuberkulosis (TBC).
Evi menderita sesak nafas, yang sedang kambuh , setelah periksa dari dokter ternyata
asma kemudian membawa resepnya ke apotik saudara. Setelah membaca resep, saudara selaku
farmasis segera melayani pasien, dengan segera melihat ketersediaan obatnya (ada, tidak ada,
Resep terlampir
Tugas
- Dengan menyiapkan obat peraga atau gambar, kemudian menyerahkan obat kepada
pasien, mengkomunikasikan ke pasien dengan tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
pemakaian.
Keterangan:
Dr. Fachrudin
SIP No 077/DU/01/3/01/2016
Tempat Praktek Jl.Anggrek no 19. Sukoharjo
PK: 17.00-21.00 WIB
Telp: (0271) 555000
R/ KALMETHASON TABLET NO XX
S b dd 1
R/ALLUPENT MDI FL I
S 1 dd 1 INHALER
R/ RENOVIT TABLET NO X
S 1 dd 1
Pro : Evi
Umur : Dewasa
Alamat : Jl. Salak 8, Surakarta
KETERANGAN
No URAIAN
ADA TIDAK ADA
Inscription
1 Nama dokter √
2 SIP dokter √
3 Alamat dokter √
4 Nomor telp √
5 Tempat penulisan resep √
6 Tanggal penulisan resep √
Invocation
7 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) √
Prescription/Ordonatio
8 Nama obat √
7 Kekuatan obat √
9 Jumlah obat √
Signature
10 Nama pasien √
11 Jenis kelamin √
12 Umur pasien √
13 Berat badan pasien √
14 Alamat pasien √
15 Aturan pakai obat √
16 Iter/tanda lain √
Subscription
17 Tanda tangan/paraf dokter √
Kesimpulan :
Resep tersebut tidak lengkap, karena tidak mencantumkan informasi mengenai
kekuatan obat, berat badan pasien, dan tanda tangan dokter.
Cara pengatasan :
- Berat badan pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga pasien.
- Kekuatan sediaan diatasi dengan menghubungi dokter yang menulis resep.
2. Skrining Farmasetika
Nama Bentuk Dosis Dosis Stabilitas
No Kandungan
Obat Sediaan Maksimal Lazim Obat
Kalmetas
1. Dexametasone 0,5 mg Tablet - 0,5-2 g
on
Alupent
2. Orciprenaline Sulfat Inhaler - -
MDS
Vitamin A 5000 IU, Vitamin B1
HCl 10 mg, Vitamin B2 10 mg,
Vitamin B6 HCl 10 mg, Vitamin
B12 30 mcg, Vitamin C 90 mg, Disimpan
dalam wadah
Vitamin D 400 IU, Vitamin E 30 tertutup rapat
IU, Folic Acid 400 mcg, Biotin 45 dan terlindung
dari cahaya.
mcg, Calcium 162 mg,
3. Renovit Pantothenic Acid 10 mg, Tablet
Niacinamide 20 mg, Fosfor 125
mg, Iodine 150 mcg, Magnesium
100 mg, Copper 2 mg, Manganese
5 mg, Kalium 30 mg, Chloride
27.2 mg, Chromium 25 mcg,
Molybdenum 25 mcg, Selenium
25 mcg, Zinc 15 mg, Iron 27 mg.
4. Skrining Klinis
Nama
No Indikasi Efek Samping Kontra Idikasi Interaksi
Obat
Mengobati supresi inflamasi Keringat
Hipersensitif,
Kalmet dan gangguan alergi, Cushing’s bertambah, lemah
1. infeksi jamur -
ason disease, hyperplasia adrenal, otot, osteoporosis,
sistemik.
dan sebagainya. tukak lambung.
Hipertiroidisme,
Jantung berdebar,
Alupent stenosis aorta
2. Antiasma gelisah, dan -
MDS subvalvular,
gemetar.
takiaritmia.
Membantu memenuhi
3. Renovit Hipervitaminosis Hipersensitivitas -
kebutuhan vitamin dan mineral.
Pasien Apoteker