Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STUDI KASUS FARMASI PRAKTIS

KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI

KASUS 6

Dosen Pengampu :

Dra. Apt. Suhartinah., M.Sc.

Disusun Oleh :

Emiliya Dwi Agustin

2320465202

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses atau tindakan menyampaikan pesan dari pengirim ke
penerima melalui suatu media yang biasanya dapat mengalami gangguan. Komunikasi
Farmasis adalah menetapkan hubungan antara farmasis dan pasien dengan memberikan
pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk menilai kondisi kesehatan pasien, mencapai
keputusan dalam rencana pengobatan, implementasi rencana pengobatan dan mengevaluasi
dampak pengobatan terhadap kualitas hidup pasien. Komunikasi profesional dengan pasien
untuk menjamin hubungan pengobatan agar farmasis efektif memberikan pelayanan kesehatan.
Sesak napas merupakan keluhan umum dari saluran pernapasan yang banyak dikeluhkan oleh
pasien. Bentuk sesak napas yang terjadi dapat bersifat ringan atau bahkan sampai yang
mengancam jiwa. Dyspnea adalah istilah medis untuk sesak napas. Kondisi ini terjadi akibat
tidak terpenuhinya suplai oksigen ke paru-paru yang menyebabkan pernapasan menjadi cepat,
pendek, dan dangkal. Sesak napas bisa terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang
singkat (akut) atau dalam jangka waktu yang panjang serta berulang (kronis). Jadi tubuh
mencoba bernafas lebih cepat untuk meningkatkan aliran udara yang kaya oksigen ke paru-
paru. Oksigen memasuki aliran darah dari paru-paru dan dipompa ke seluruh tubuh oleh
jantung. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, sesak napas dapat mengakibatkan tubuh
kekurangan oksigen (hipoksia) dan menimbulkan komplikasi serius. Namun pada beberapa
kasus, sesak nafas dapat menyerang secara tiba-tiba atau tidak terduga dapat disebabkan oleh
kondisi medis serius yang mendasarinya, misalnya asma bronkial, bronkhitis, alergi, serta
infeksi saluran pernafasan lainnya.

Asma bronkial adalah suatu kelainan berupa inflamasi atau peradangan kronik saluran
napas yang menyebabkan hipereaktifitas bronkus, sehingga menyebabkan gejala episodik
berulang berupa mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk terutama malam atau dini
hari. Asma adalah salah satu penyakit yang paling umum yang mempengaruhi manusia, dari
2%-10% populasi orang dewasa menderita asma atau gejala asma. Fungsi paru berkurang dari
tengah malam sampai 8 jam. Dengan demikian, agen terapeutik yang ideal harus efektif dalam
mencegah bronkospasme untuk 6-8 jam periode dimana sebagian besar orang tidur. Gejala
episodik tersebut timbul sangat bervariasi dan bersifat reversible yaitu dapat kembali normal
baik dengan atau tanpa pengobatan. Asma bronkial termasuk penyakit asma yang paling umum
terjadi. Penyakit ini dapat menyebabkan jalan napas paru membengkak atau edema dan
menyempit, sehingga jalur udara menghasilkan lendir yang berlebihan. Kondisi ini membuat
penderitanya sulit bernapas, yang seringkali juga diikuti batuk, napas pendek, dan napas
berbunyi (mengi). Kebanyakan obat-obat asma dalam bentuk inhalasi (aerosol), yang termasuk
dalam obat-obat asma dalam golongan agonis selektif reseptor β₂ (β₂-agonis) yaitu
metaproterenol (orsiprenalin), salbutamol (albuterol), terbutalin, fenoterol, ritodrin, isoetarin,
pirbuterol, bitolterol.
Metaproterenol (orsiprenalin) adalah obat simpatomimetik yang bekerja langsung. Obat
ini mengaktivasi enzim adenilsiklase di dalam membran sel sehingga merubah ATP menjadi
AMP. Peningkatan AMP dalam sel mengakibatkan efek tertentu, diantaranya pelemasan otot-
otot yang menyebabkan pelebaran bronkus. Obat ini memiliki efek minimal pada detakjantung.
Merek dagang dari orsiprenalin adalah Alupent®. Selain obat-obat asma, pada penanganan
sesak nafas dibutuhkan juga obat golongan kortikosteroid seperti dexametason . Efek
kortikosteroid memiliki daya anti-peradangan yang akan menghambat enzim fosfolipase
sehingga mencegah pembentukan prostaglandin oleh asam arakhidonat, dan menghambat
degranulasi sel mast, oleh sebab itu obat ini juga bermanfaat pada serangan asma akut.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara komunikasi, informasi, dan edukasi yang efektif terhadap pasien agar
pengobatan yang rasional dapat tercapai?

C. Tujuan
Untuk mengetahui cara komunikasi, informasi, dan edukasi yang efektif terhadap pasien agar
pengobatan yang rasional dapat tercapai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sesak Nafas
Sesak napas merupakan keluhan umum dari saluran pernapasan yang banyak dikeluhkan
oleh pasien. Bentuk sesak napas yang terjadi dapat bersifat ringan atau bahkan sampai yang
mengancam jiwa. Dyspnea adalah istilah medis untuk sesak napas. Kondisi ini terjadi akibat
tidak terpenuhinya suplai oksigen ke paru-paru yang menyebabkan pernapasan menjadi cepat,
pendek, dan dangkal. Sesak napas bisa terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang
singkat (akut) atau dalam jangka waktu yang panjang serta berulang (kronis). Jadi tubuh
mencoba bernafas lebih cepat untuk meningkatkan aliran udara yang kaya oksigen ke paru-
paru. Oksigen memasuki aliran darah dari paru-paru dan dipompa ke seluruh tubuh oleh
jantung. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, sesak napas dapat mengakibatkan tubuh
kekurangan oksigen (hipoksia) dan menimbulkan komplikasi serius.
Sesak napas dapat disebabkan oleh gangguan fisik atau psikis (psikologis). Sesak napas
karena gangguan fisik terjadi karena sistem pernapasan dan sirkulasi darah tidak mampu
mengedarkan cukup oksigen untuk tubuh. Sedangkan sesak napas akibat gangguan psikis
terjadi karena respon tubuh terhadap mekanisme hadapi-atau-lari (fight-or-flight) saat
mengalami tekanan mental. Sesak napas akibat gangguan pada paru-paru bisa terjadi karena
adanya hambatan pada saluran udara, luas permukaan paru-paru yang berkurang, atau paru-
paru yang tidak elastis. Berikut penjelasannya :
1. Asma Bronkial
Asma merupakan penyakit peradangan kronis yang umum pada saluran udara yang ditandai
dengan gejala berulang, obstruksi aliran udara reversibel, dan bronkospasme. Serangan sesak
napas pada penderita asma bervariasi, ada yang bersifat ringan hingga berat. Biasanya serangan
sesak napas yang terjadi harus dipicu oleh sesuatu hal seperti paparan asap, debu, perubahan
suhu, atau adanya infeksi di saluran pernapasan.
2. Alergi
Bentuk alergi tidak hanya menunjukkan ruam merah atau gatal di seluruh tubuh. Pada
beberapa orang, alergi dapat muncul dalam bentuk sesak napas. Sesak yang muncul pada
penderita alergi dapat mengarah juga ke kondisi syok yang mengancam jiwa. Kondisi ini
biasanya disertai keringat dingin, penurunan kesadaran dan turunnya tekanan darah.
3. Infeksi Saluran Pernafasan
Infeksi saluran pernapasan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Penularan dapat terjadi saat seseorang menghirup percikan air liur (droplet) saat penderita
infeksi saluran pernapasan batuk atau bersin. Virus atau bakteri penyebab infeksi saluran
pernapasan juga bisa masuk ke dalam tubuh akibat tidak sengaja menyentuh mata, hidung,
atau mulut dengan tangan yang belum bersih, terlebih setelah menyentuh permukaan benda
yang sudah terpapar virus atau bakteri. Beberapa contoh infeksi saluran pernafasan adalah
infeksi saluran pernapasan atas, meliputi common cold, sinusitis, rhinitis, tonsillitis, radang
tenggorokan, laringitis. Dan infeksi saluran pernapasan bawah, meliputi bronkitis,
bronkiolitis, pneumonia, aspergilosis, atau tuberkulosis (TBC).

B. Gejala Sesak Nafas


Sesak napas ditandai dengan kesulitan dalam bernapas. Penderita sesak napas juga bisa
mengalami beragam keluhan lain, seperti:
1. Sensasi dada seperti terikat atau tidak bisa bergerak bebas
2. Perasaan seperti perlu menarik napas lebih banyak atau lebih cepat
3. Tubuh merasa tidak cukup mendapatkan udara
4. Sulit menarik napas yang dalam
C. Diagnosis
1. Anamnesis
- Batuk mengi, sesak nafas episodik
- Bronkitis/pneumonia berulag
- Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
- Riwayat faktor pencetus
- Perburukan gejala pada malam hari
2. Pemeriksaan laboratorium
- Darah rutin (eosinofilia)
- Sputum (eosinofil, spiral Curschmann dan kristal Charcotleyden)
- Serum (IgE spesifik)
- Uji kulit (skin test)
3. Pemeriksaan faal paru
- Arus puncak respirasi
- Spirometri (VEP1, VEP1/KVP)
D. Pemilihan Terapi untuk Asma
1. Terapi Farmakologi
Ada dua jenis obat sesak napas untuk asma, yaitu obat sesak napas pencegah munculnya
gejala asma dan obat sesak napas yang dapat bekerja cepat untuk melegakan pernapasan
saat serangan asma terjadi. Kedua jenis obat ini terdiri dari beberapa jenis dengan bentuk
dan kegunaannya masing-masing.
a. Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid berfungsi untuk mengurangi peradangan di saluran napas
dan mengurangi pembengkakan pada pipa bronkus. Efek kortikosteroid memiliki daya
anti-peradangan yang akan menghambat enzim fosfolipase sehingga mencegah
pembentukan prostaglandin oleh asam arakhidonat, dan menghambat degranulasi sel
mast, oleh sebab itu obat ini juga bermanfaat pada serangan asma akut. Beberapa contoh
obat kortikosteroid adalah dexametason, betametason, budesonid, triamcinolon,
methylprednisolon, prednison, dan hidrokortison. Obat digunakan setiap hari selama 5-
7 hari. Obat oral yang digunakan seperti Hidrokortison 20 mg (short acting), Prednison
5 mg dan Methylprednisolon 4 mg (intermediate acting), dan Dexametasone 0,75 mg
(long acting).
b. Agonis selektif reseptor β₂ (β₂-agonis)
Obat-obat asma dalam golongan agonis selektif reseptor β₂ (β₂-agonis) termasuk
golongan bronkodilator yaitu metaproterenol (orsiprenalin), salbutamol (albuterol),
terbutalin, fenoterol, ritodrin, isoetarin, pirbuterol, bitolterol. Agonis beta kerja lambat
adalah obat bronkodilator yang dapat mencegah munculnya gejala asma dengan cara
menjaga saluran pernapas tetap terbuka, setidaknya selama 12 jam. Meski dapat
membantu mencegah terjadinya serangan asma, agonis beta kerja lambat tidak dapat
meredakan peradangan pada saluran pernapasan layaknya obat kortikosteroid. Oleh
karena itu, obat asma ini biasanya digunakan sebagai pendamping atau pelengkap obat
kortikosteroid agar dapat bekerja dengan lebih baik.
c. Kombinasi kortikosteroid inhalasi dengan bronkodilator kerja panjang
Kombinasi dari kedua obat tersebut akan bekerja secara sinergis dan sangat bermanfaat
untuk mengurangi inflamasi. Obat yang biasa digunakan adalah Budesonide (200-400
µg) + Formoterol atau Fluticasone (100-250 µg) + Salmeterol. Contoh obatnya
kombinasi tersebut adalah Symbicort Turbuhaler dan Seretide Diskus.
2. Terapi Non Farmakologi
a. Menghindari faktor pencetus
Seperti alergen (debu, bulu binatang) makanan (bumbu, penyedap, pengawet), aktivitas
berlebihan, emosi, dan lain-lain.
b. Meningkatkan fungsi otot pernapasan
Ketika menarik napas napas, tubuh akan menggunakan otot-otot pernapasan seperti otot
diagfragma. Otot pernapasan membutuhkan nutrisi untuk melaksanakan fungsinya.
Kekurangan asupan energi dapat mengakibatkan kelamahan otot pernapasan dan
perburukan sesak napas. Latihan otot pernapasan dapat membantu untuk mengurangi
keluhan sesak napas.
c. Mengubah persepsi pasien
Persepsi pasien terhadap sesak napas dapat dilakukan dengan memodifikasi respon
pasien terhadap sesak napas seperti rasa cemas atau stress. Relaksasi dan latihan fisik
merupakan cara ampuh yang dapat dilakukan untuk mengurangi sesak napas.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
KIE – KASUS 6

TUJUAN: Mengevaluasi kemampuan berkomunikasi dengan pasien

Evi menderita sesak nafas, yang sedang kambuh , setelah periksa dari dokter ternyata

asma kemudian membawa resepnya ke apotik saudara. Setelah membaca resep, saudara selaku

farmasis segera melayani pasien, dengan segera melihat ketersediaan obatnya (ada, tidak ada,

atau ada dengan merk lain).

Resep terlampir

Tugas

- Membuat makalah, dialog dan disimulasikan 2 orang

- Dengan menyiapkan obat peraga atau gambar, kemudian menyerahkan obat kepada
pasien, mengkomunikasikan ke pasien dengan tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
pemakaian.

Keterangan:

Evi sebelumnya belum pernah memakai obatnya


RESEP KASUS 6

Dr. Fachrudin
SIP No 077/DU/01/3/01/2016
Tempat Praktek Jl.Anggrek no 19. Sukoharjo
PK: 17.00-21.00 WIB
Telp: (0271) 555000

Surakarta, 1 ………….. 2023

R/ KALMETHASON TABLET NO XX

S b dd 1

R/ALLUPENT MDI FL I

S 1 dd 1 INHALER

R/ RENOVIT TABLET NO X

S 1 dd 1

Pro : Evi
Umur : Dewasa
Alamat : Jl. Salak 8, Surakarta

Tidak boleh mengganti obat tanpa sepengetahuan dokter


1. Skrining Administrasi

KETERANGAN
No URAIAN
ADA TIDAK ADA
Inscription
1 Nama dokter √
2 SIP dokter √
3 Alamat dokter √
4 Nomor telp √
5 Tempat penulisan resep √
6 Tanggal penulisan resep √
Invocation
7 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) √
Prescription/Ordonatio
8 Nama obat √
7 Kekuatan obat √
9 Jumlah obat √
Signature
10 Nama pasien √
11 Jenis kelamin √
12 Umur pasien √
13 Berat badan pasien √
14 Alamat pasien √
15 Aturan pakai obat √
16 Iter/tanda lain √
Subscription
17 Tanda tangan/paraf dokter √

Kesimpulan :
Resep tersebut tidak lengkap, karena tidak mencantumkan informasi mengenai
kekuatan obat, berat badan pasien, dan tanda tangan dokter.
Cara pengatasan :
- Berat badan pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga pasien.
- Kekuatan sediaan diatasi dengan menghubungi dokter yang menulis resep.
2. Skrining Farmasetika
Nama Bentuk Dosis Dosis Stabilitas
No Kandungan
Obat Sediaan Maksimal Lazim Obat
Kalmetas
1. Dexametasone 0,5 mg Tablet - 0,5-2 g
on
Alupent
2. Orciprenaline Sulfat Inhaler - -
MDS
Vitamin A 5000 IU, Vitamin B1
HCl 10 mg, Vitamin B2 10 mg,
Vitamin B6 HCl 10 mg, Vitamin
B12 30 mcg, Vitamin C 90 mg, Disimpan
dalam wadah
Vitamin D 400 IU, Vitamin E 30 tertutup rapat
IU, Folic Acid 400 mcg, Biotin 45 dan terlindung
dari cahaya.
mcg, Calcium 162 mg,
3. Renovit Pantothenic Acid 10 mg, Tablet
Niacinamide 20 mg, Fosfor 125
mg, Iodine 150 mcg, Magnesium
100 mg, Copper 2 mg, Manganese
5 mg, Kalium 30 mg, Chloride
27.2 mg, Chromium 25 mcg,
Molybdenum 25 mcg, Selenium
25 mcg, Zinc 15 mg, Iron 27 mg.

4. Skrining Klinis
Nama
No Indikasi Efek Samping Kontra Idikasi Interaksi
Obat
Mengobati supresi inflamasi Keringat
Hipersensitif,
Kalmet dan gangguan alergi, Cushing’s bertambah, lemah
1. infeksi jamur -
ason disease, hyperplasia adrenal, otot, osteoporosis,
sistemik.
dan sebagainya. tukak lambung.
Hipertiroidisme,
Jantung berdebar,
Alupent stenosis aorta
2. Antiasma gelisah, dan -
MDS subvalvular,
gemetar.
takiaritmia.
Membantu memenuhi
3. Renovit Hipervitaminosis Hipersensitivitas -
kebutuhan vitamin dan mineral.

5. Permasalahan dan Penyelesaian Kasus (Dialog Apoteker dengan Pasien)

Pasien Selamat pagi, mbak.


Apoteker Selamat pagi ibu, silahkan duduk dulu. *pasien duduk* Sebelumnya
perkenalkan saya Emiliya Dwi Agustin, Apoteker yang sedang bertugas hari
ini, ada yang bisa dibantu?
Pasien Saya mau menebus obat, mbak. Ini resep dari dokter saya
Apoteker Baik ibu, boleh saya lihat dulu resepnya?
Pasien Silahkan mbak *pasien menyerahkan resep*
Apoteker Apakah benar saya berbicara dengan ibu Evi?
Pasien Iya, saya sendiri mbak.
Apoteker Umurnya Berapa nggih Bu?
Pasien 34 tahun mba
Apoteker Apakah benar dokter Fachrudin adalah dokter yang menangani ibu?
Pasien Betul mbak.
Apoteker Baik ibu, apakah ibu berkenan untuk melakukan konseling sekitar 10 – 15
menit terkaitdengan penjelasan mengenai obat ibu?
Pasien : Boleh mbak.
Apoteker Baik, saya juga mohon izin untuk sambil mengisi dokumentasi konseling ya
ibu?
Pasien iya silahkan mbak.
Apoteker Sebelumnya kalau boleh tahu alamat tinggal ibu dimana ya?
Pasien Jln. Salak 8, Surakarta mbak.
Apoteker Baik ibu, apakah sebelumnya ada riwayat penyakit atau alergi makanan,
minuman, atauobat-obatan ibu?
Pasien Tidak ada mbak.
Apoteker Sebelumnya apa saja yang dokter sampaikan mengenai obat yang ibu
dapatkan?
Pasien Dokter hanya bilang ini obat-obatan untuk asma yang saya derita
Apoteker Apakah dokter sudah menyampaikan mengenai cara pakai dari obat-obatan ini?
Pasien : Belum mbak
Apoteker : Apa yang dokter jelaskan mengenai harapan kondisi ibu selama pengobatan
obat obatanini dan efek samping yang mungkin terjadi?
Pasien Belum juga mbak
apoteker Baik ibu terimakasih atas informasinya. Disini saya akan menjelaskan
beberapa hal terkait obat-obatan yang diresepkan untuk ibu. Ibu
mendapatkan 3 macam obat ya ibu. Yang pertama Kalmetason tablet,
obat ini mengandung dexametason 0,5 mg yang digunakan untuk
mengobati alergi ataupun sesak nafas yang ibu derita. Obat ini diminum
2 kali sehari 1 tablet sesudah makan, pagi dan sore dengan jarak waktu
12 jam ya ibu. Obat inimemiliki efek samping keringa berlebih, lemah
otot, dan tukak lambung. Dokter meresepkan sebanyak 20 tablet ya ibu,
jadi obat diminum selama 10 hari.
Yang kedua yaitu Renovit tablet untuk suplemen yang membantu
memenuhi kebutuhan vitamin ibu, karena diketahui meminum
dexametason menyebabkan kekurangan vitamin misalnya vitamin C.
Obat ini diminum 1 kali sehari sesudah makan, disarankan meminum
vitamin pada pagi hari untuk membantu ibu dalam beraktifitas. Dokter
meresepkan 10 tablet untuk dikonsumsi selama 10 hari ya ibu. Untuk obat
minumnya cukup jelas ibu?

Pasien Jelas Mba


Apoteker Baik ibu, untuk obat terakhir ini ada Alupent MDI, obat ini berbentuk inhaler
yang mengandung Orciprenaline Sulfat, obat ini juga untuk pengobatan asma ya
ibu, digunakan1 kali sehari 1 hembusan atau 1 hirupan. Untuk cara pakainya,
buka penutup inhaler kemudian kocok sebanyak 3-5 kali. Tarif nafas melalui
hidung dan hembuskan secara perlahan melalui mulut. Posisi ibu harus tegak
lurus, kemudian masukkan inhaler ke dalam mulut dan rapatkan bibir. Tekan
bagian atas inhaler sambil menarik nafas melalui mulut, tahan nafas selama 4-10
detik. Keluarkan inhaler dari mulut kemudian hembuskan nafas secara perlahan
melaui mulut, lalu berkumur. Lap bagian mulut inhaler bekas pakai hingga bersih
kemudian tutup inhaler.
Jika ibu memiliki kotak obat, semua obat disimpan di kotak obat. Jika
tidak ada, ibu bisamenyimpannya pada ruangan kering, tidak terkena
cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak ya ibu.
Apakah dapat dipahami? Atau ada pertanyaan?

Pasien saya sudah paham mbak


Apoteker Baik ibu, bolehkah ibu mengulangi apa yang saya jelaskan tadi aga tidak
ada kesalahanpemahaman?
pasien Saya mendapatkan 3 macam obat. Yang pertama Kalmetason tablet,
yang digunakan untuk mengobati alergi ataupun sesak nafas yang ibu
derita. Obat ini diminum 2 kali sehari 1 tablet sesudah makan, pagi dan
sore dengan jarak waktu 12 jam. Diminum selama10 hari. Yang kedua
Renovit tablet untuk suplemen, diminum 1 kali sehari sesudah makan,
disarankan meminum vitamin pada pagi hari. Diminum selama 10 hari
juga. Yang terakhir Alupent MDI yang berbentuk inhaler untuk
pengobatan asma, digunakan 1 kali sehari 1 hembusan atau 1 hirupan.
Untuk cara pakainya, buka penutup inhaler kemudian kocok sebanyak
3-5 kali. Tarif nafas melalui hidung dan hembuskan secara perlahan
melalui mulut. Posisi ibu harus tegak lurus, kemudian masukkan inhaler
ke dalam mulut dan rapatkan bibir. Tekan bagian atas inhaler sambil
menarik nafas melalui mulut, tahan nafas selama 4-10 detik. Keluarkan
inhaler dari mulut kemudian hembuskan nafas secara perlahan melaui
mulut, lalu berkumur. Lap bagian mulut inhaler bekas pakai hingga
bersih kemudian tutup inhaler. Semua obat disimpan pada ruangan
kering, tidak terkena cahaya matahari langsung dan jauh dari jangkauan
anak-anak.
Apoteker Baik ibu, selain menggunakan obat, saya juga menyarankan ibu untuk
menghindari hal yang dapat memicu kekambuhan sesak nafas yang ibu
derita. Dan inhalernya tidak bolehdigunakan oleh orang lain ya ibu.
Pasienn Iya mba
Apoteker Baik ibu, kalau semisal masih ada yang ingin ditanyakan terkait obat ini
ibu bisa menghubungi saya di no ini ya ibu, ini kartu nama saya
Pasien Iys mba
Apoteker Baik ibu, semoga lekas sembuh ya bu
DOKUMENTASI KONSELING

Nama Pasien Nn Evi


Jenis kelamin Perempuan
Tanggal lahir 12 Agustus 1994
Alamat Jl. Salak 8, Surakarta
Tanggal konseling 12 Oktober 2023
Nama Dokter dr. Fachrudin
Diagnosa Asma
Nama obat, dosis dan cara
1. Kalmethasone tablet dexa 0,5 mg
pemakaian
2x1 ttablet
2. Alupent MDS
1x1 inhaler
3. Renovit
1x1 tablet

Riwayat alergi Tidak ada


Keluhan Pasien tidak bisa menggunakan inhaler karena pertama
kali mendapatkan resep ini.
Pasien pernah datang Ya/tidak
konseling sebelumnya
Tindak lanjut Obat diserahkan, dan terapi non farmakologi dapat
menghindari kegiatan yang menyebabkan kekambuhan
sesak nafas yang ibu derita.

Pasien Apoteker

(Evi) (apt. Emiliya Dwi Agustin, S. Farm)


Link vidio :
https://youtu.be/ZW_QfWkcOPg?si=vAM_FtAcWjk6KTG_
https://youtu.be/gFGM-8X98zs?si=O2exBmvhC7p5vMy4
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati R. (2020). Review Jurnal Pola Penggunaan Obat Antiasma. Karya Ilmiah : Universitas
Bakti Kencana, Bandung.
Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V. (2015). Pharmacotherapy Handbook
Ninth Edition-Section 4 Chapter 19, The McGraw-Hill Companies, Inc, United States.

Anda mungkin juga menyukai