Anda di halaman 1dari 39

FARMAKOTERAPI I

SISTEM PERNAFASAN (ASMA)

OLEH
KELOMPOK X
S1.V-B

NUR PRATIWI (1301060)


RAIDHATUL ULFA (1301074)
SELVIA RAHMADHONA .A (1301088)
SUSI LESTARI (1301097)

DOSEN : HUSNAWATI, M.Si., Apt


PENDAHULUAN

Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi


(peradangan) kronik saluran napas yang
menyebabkan hipereaktivitas bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang ditandai
dengan gejala episodik berulang berupa mangi,
batuk, sesak napas, dan rasa berat di dada
terutama pada malam dan atau dini hari yang
umumnya bersifat reversibel baik dengan atau
tanpa pengobatan
ETIOLOGI ASMA
Asma yang muncul pada saat dewasa dapat
disebabkan oleh berbagai factor, seperti:

Adanya sinusitis

Polip hidung
Sensitivitas terhadap aspirin atau obat-obat
antiinflamasi non steroid ( AINS)

Mendapat picuan di tempat kerja


TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala asma meliputi :


Dispnea mendadak, mengi, berasa
berat pada dada
Batuk-batuk dengan sputum yang
kental, jernih ataupun kuning
Denyut nadi yang cepat
Pengeluaran keringat (perspirasi) yang
banyak
Bunyi nafas yang berkurang
PATOGENESIS
Para ahli kemudian mengemukakan konsep
baru yang digunakan hingga kini, yaitu
bahwa asma merupakan penyakit inflamasi
pada saluran nafas, yang ditandai dengan :
Bronkokonstriksi
Inflamasi
Respon yang berlebihan terhadap
rangsangan
LANJUTAN.....
Secara klasik, asma dibagi dalam dua kategori
berdasar factor pemicunya, yaitu :
1. Asma ekstrinsik atau alergi
Asma ekstrinsik mengacu pada asma
disebabkan karena menghirup alergen, yang
biasanya terjadi pada anak-anak yang memiliki
keluarga dengan riwayat penyakit alergi.
Pada asma alergi atau atopic, bronkospasme
terjadi akibat dari meningkatnya responsivitas
otot polos bronkus terhadap adanya serangan dari
luar, yang disebut alergen.
LANJUTAN .....

2. Asma intrinsik atau


idiosinkratik
Asma instrinsik
mengacu pada asma
disebabkan karena
faktor-faktor diluar
mekanisme imunitas, dan
umumnya dijumpai pada
orang dewasa
LANJUTAN .....
Penyakit asma melibatkan interaksi yang
kompleks antara :

1. Sel sel Inflamasi :


a. Sel mast
b. Limfosit
c. Eosinofil

2. Mediator
Inflamasi
3. Jaringan pada
saluran nafas
PATOFISIOLOGI
Obstruksi saluran respiratori
Hiperaktivitas saluran
respiratori
Otot polos respiratori

Hipersekresi mucus
Keterbatasan aliran udara
ireversibel
Eksaserbasi (serangan)
Asma nokturnal
Abnormalitas gas darah
LANJUTAN .....
Pencetus Reaksi antigen antibodi
Serangan ( Hiperaktivitas saluran napas)

Melepaskan mediator Sel - sel inflamasi ( sel mast,


( Histamin, makrofag, eosinofil, limfosit T,
Prostaglandin,dll) basofil )

Kontraksi otot polos


bronkus, edema Obstruksi Serangan
mukosa, sekresi mukus saluran nafas asma
meningkat
FASE GEJALA ASMA
Ada dua fase gejala asma, yaitu :
1. Fase akut
Gejala fase akut terjadi dalam hitungan menit dan
berakhir setelah beberapa jam, pada saat itu terjadi
interaksi antara allergen dengan makrofag.
2. Fase lambat
Fase lambat terjadi dalam 2 sampai 6 jam dan
berakhir kurang lebih setelah 12 - 24 jam. Sitokin
seperti inteleukin bekerja mengaktifasi eosinofil dan
limfosit T di saluran pernafasan untuk melepaskan
mediator yang memicu serangan ulang asma.
KLASIFIKASI ASMA
Diklasifikasikan menjadi 4 bagian diantaranya :

Intermiten Ringan

Persisten Ringan

Persisten Sedang

Persisten Berat
DIAGNOSIS ASMA
Diagnosis asma berdasarkan:
1. Anamnesis : riwayat perjalanan penyakit, faktor-faktor
yang mempengaruhi terhadap asma, riwayat keluarga,
riwayat alergi, dan gejala klinis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium : jumlah eosinofil darah dan
sputum
4. Test fungsi paru dengan spirometri atau peak flow
meter untuk mementukan adanya obstruksi saluran
pernafasan
5. Pemeriksaan lain misalnya foto toraks, uji bronkodilator
( atas indikasi), dan analisis gas darah ( atas indikasi)
TERAPI ASMA
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Pengobatan jangka panjang untuk mengontrol
gejala asma
Beberapa obat yang digunakan untuk
pengobatan jangka panjang antara lain :
inhalasi steroid, beta 2 agonis aksi panjang,
sodium kromoglikat atau kromolin,
nedokromil, modifier leokotrien, dan golongan
metalksantin.
LANJUTAN .....
2. Pengobatan cepat (quick relief medication)
untuk mengatasi serangan akut asma
Obat yang digunakan untuk pengobatan
cepat sering digunakan suatu bronkodilator
(beta 2 agonis aksi cepat, antikolinergik,
metilksantin), dan kortikosteroid oral
(sistemik). Obat-obat asma dapat dijumpai
dalam bentuk oral, larutan nebulizer, dan
metered-dose inhaler (MDI)
TUJUAN TERAPI

Tujuan terapi atau penanganan asma kronik, yaitu :


Mempertahankan tingkat aktivitas normal (termasuk latihan
fisik)
Mempertahankan fungsi paru paru (mendekati) normal
Mencegah gejala kronis dan yang menggangu
(contoh : batuk atau kesulitan bernafas pada malam hari, pada
pagi hari, atau setelah latihan berat)
Mencegah memburuknya asma secara berulang dan
meminimalisasi kebutuhan untuk masuk ICU atau rawat inap
Menyediakan farmakoterapi optimum dengan tidak ada atau
sedikit efek samping
Memenuhi keinginan pelayanan terhadap pasien dan
keluarga.
LANJUTAN .....

Tujuan terapi atau penanganan asma parah


akut, yaitu :
Perbaikan hipoksemia signifikan
Pembalikan cepat penutupan jalan udara
(dalam hitungan menit)
Pengurangan kecenderungan penutupan
aliran udara yang parah timbul kembali
Pengembangan rencana aksi tertulis jika
keadaan memburuk
LANJUTAN .....
TERAPI NON FARMAKOLOGI

Edukasi yang berkaitan dengan program pengobatan


Menghindari alergen yang dapat menyebabkan
timbulnya asma, mengurangi penggunaan obat dan
mengurangi sensitivitas bronkus, misalnya karena
binatang atau asap rokok
Pasien asma akut dan berat harus menyediakan dan
mempunyai persediaan gas oksigen
Penyuluhan tentang asma untuk pasien dan
keluarganya.
PENATALAKSANAAN

Tujuan :
1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
2. Mencegah eksaserbasi akut
3. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru
seoptimal mungkin
4. Mengupayakan aktivitas normal termasuk exercise
5. Menghindari efek samping obat
6. Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara
(airflow limitation) ireversibel
7. Mencegah kematian karena asma
8. Khusus anak, untuk mempertahankan tumbuh
kembang anak sesuai potensi genetiknya
LANJUTAN.....
Ada 5 komponen yang dapat diterapkan dalam
penatalaksanaan asma, yaitu :
1. KIE dan hubungan dokter-pasien
2. Identifikasi dan menurunkan pajanan terhadap
faktor resiko
3. Penilaian, pengobatan dan monitor asma
4. Penatalaksanaan asma eksaserbasi akut
5. Keadaan khusus seperti ibu hamil, hipertensi,
diabetes melitus, dll.
LANJUTAN.....
Pada prinsipnya penatalaksanaan asma
diklasifikasikan menjadi :
1. Penatalaksanaan asma akut / saat serangan
2. Penatalaksanaan asma jangka panjang.
LANJUTAN.....

Pada serangan asma obat-obat


yang digunakan adalah :
Bronkodilator (2 agonis
kerja cepat dan ipratropium
bromida)
Kortikosteroid sistemik
LANJUTAN.....
Edukasi yang diberikan mencakup :
Kapan pasien berobat / mencari pertolongan
Mengenali gejala serangan asma secara dini
Mengetahui obat-obat pelega dan pengontrol
serta cara dan waktu penggunaan
Mengenali dan menghindari faktor pencetus
Kontrol teratur
LANJUTAN .....
Obat asma yang digunakan sebagai
pengontrol asma yaitu :
Inhalasi kortikosteroid
2 agonis kerja panjang
Antileukotrien
Teofilin lepas lambat
ALGORITMA PENATALAKSANAAN SERANGAN ASMA YANG TERJADI DIRUMAH
Pengobatan Awal
Inhalasi MDI 2-4 semprot atau nebulizer boleh sampai 3x dengan selang
waktu 15 menit

Respons Buruk
Respon Baik Respon Tidak Baik -Eksaserbasi berat
-Eksaserbasi ringan - Eksaserbasi sedang - APE <50% prediksi
- APE > 80% prediksi - APE 50-80% prediksi -Mengi / sesak napas
- Tidak ada mengi / sesak napas - Mengi / sesak napas menonjol
- Respons terhadap inhalasi menetap - Aktivitas janin menurun
agonis 2 bertahan selama 4 jam - Aktivitas janin menurun
- Aktivitas janin wajar
Pengobatan
Pengobatan Pengobatan -Tambahkan kortikosteroid
- Agonis 2 inhalasi setiap 3-4 -Tambahkan oral
jam untuk 1-2 hari kortikosteroid oral - Ulangi inhalasi agonis 2
- Pada pasien yang telah -Teruskan inhalasi agonis segera
menggunakan kortikosteroid 2 aksi pendek - Bila distress pernapasan
inhalasi dosis ditingkatkan 2x berat dan tidak responsive
nya untuk 7-10 hari segera hubungi dokter dan
Hubungi dokter pergi ke IGD
Hubungi dokter untuk untuk instruksi
instruksi berikutnya berikutnya Kunjungi segera IGD
ALGORITMA PENATALAKSANAAN TERAPI ASMA DI RUMAH SAKIT

Penilaian Awal
Anamnesis, Pemeriksaan fisik (frekuensi napas, denyut
jantung, penggunaan otot napas tambahan, auskultasi).
APE atau VPE 1, saturasi oksigen dan pemeriksaan
lainnya sesuai indikasi. Mulai pemeriksaan janin
(pergunakan alat pemantau janin elektronik secara
kontinyu dan atau profil biofisk bila kehamilan telah
mencapai viabilitas janin.

VEP 1 atau APE > 50% Ancaman / actual henti


VEP 1 atau APE < 50% napas
Agonis 2 kerja singkat dengan
MDI atau nebulizer sampai
(Eksaserbasi Berat) Intubasi dan ventilasi
Agonis 2 kerja singkat dosis mekanik dengan O2 100%
dengan 3 dosis pada jam
pertama
tinggi setiap 20 menit atau Agonis 2 kerja singkat +
terus menerus selama 1 jam + ipatropium bromide dengan
Oksigen untuk mencapai
ipatropium bromide inhalasi nebulizer
saturasi > 95%
Oksigen untuk mencapai Steroid intravena
Steroid oral bila tidak respons
saturasi > 95%
segera atau pasien telah minum
Steroid oral sistemik Masuk ke Icu
steroid oral sebelumnya
Steroid sistemik
PENILAIAN ULANG
Gejala, pemeriksaan fisik, APE, saturasi
oksigen dan tes lainnya sesuai indikasi.
Lanjutkan penilaian janin.

Eksaserbasi Berat
Eksaserbasi Sedang
VEP atau APE < 50% prediksi terbaik
VEP atau APE 50-80% prediksi terbaik.
Pemeriksaan fisik : gejala sesak berat
Pemeriksaan fisik : gejala sedang
pada istirahat, penggunaan otot
-Agonis 2 kerja singkat setiap 60
napas tambahan, retraksi dinding
menit
dada.
-Steroid sistemik
-Agonis 2 kerja singkat setiap jam
-Oksigen untuk mempertahankan
atau terus menerus + ipatropium
saturasi O2 > 95%
bromide inhalasi
-Lanjutkan terapi selama 1-3 jam,
-Oksigen
sampai ada perbaikan
-Steroid sistemik
Respons Baik Respons Tidak Komplit Respons Buruk
VEP 1 atau APE > 70% VEP 1 atau APE > 50% VEP 1 atau APE < 50%
Respons bertahan 60 menit tapi < 70% PCO2 >42 mmHg
setelah pengobatan terakhir Gejala ringan sedang Pemeriksaan fisik : sesak
Tidak ada distress pernapasan Lanjutkan penilaian hebat, bingung, mengantuk
Pemeriksaan fisik normal janin Lanjutkan penilaian janin
Pastikan kembali keadaan janin
Keputusan perawatan
Dipulangkan ke rumah berdasarkan tiap Rawat di ICU
Lanjutkan terapi dengan agonis 2 individu Inhalasi agonis 2 kerja
kerja singkat singkat setiap jam atau
Lanjutkan steroid oral Rawat di Rumah Sakit terus menerus + inhalasi
Inhalasi agonis 2 kerja ipapropium bromide
Mulai atau lanjutkan steroid
singkat + ipatropium Steroid intravena
inhalasi sampai follow up
bromide Oksigen
selanjutnya
Steroid oral atau intravena Pikirkan kemungkinan
Edukasi pasien
Oksigen intubasi dan ventilasi
Tinjau ulang penggunaan obat
Pantau VEP 1 atau APE, mekanik
Tinjau ulang / mulai rencana
saturasi oksigen, nadi Lanjutkan penilaian
tindakan
Lanjutkan penilaian janin janin sampai pasien
Dianjurkan untuk tindak lanjut
sampai pasien stabil stabil
secara ketat
Perbaikan
PENYELESAIAN KASUS
Tn. Vb berumur 18 tahun mempunyai riwayat
penyakit asma jika berjalan 200 meter terasa sesak atau
nafas berbunyi. Dia belakangan ini mengikuti gym, dan
keadaannya semakin memburuk. Dia pergi menonton
motor GP. Dia dapat bebrbicara namun hanya perkalimat
tetapi laju pernafasannya pendek. Dimana puncak
pernafasannya 420 Liter/ min dimana 80% dari hasil
prediksi. Hasil diagnosa menunjukkan mengalami asma
ringan. Dia mulai mencoba menggunakan Salbutamol
(MDI) dengan 2 x semprot atau hirup jika diperlukan. Dan
beklometason (Qvar) 50 mcg selama 2 x sehari.
Selesaikan kasus diatas !
LANJUTAN .....
Penyelesaian kasus menggunakan metode SOAP :
Subjektif
Nama : Vb
Umur : 18 tahun
Keluhan : Terasa sesak nafas jika berjalan 200m,
pernafasan pendek
Riwayat penyakit : Asma ringan
Riwayat Pengobatan : - Salbutamol (MDI) 2x semprot bila perlu
- Beclometason (Qvar) 50mcg selama 2x sehari
Objektif
Hasil laboratorium : Tingkat pernafasan 420 L/min
Normal : - Laki laki 450 650 L/min
- Perempuan 350 500 L/min
Hasil % prediksi 80%
LANJUTAN .....
Assesment
Dari hasil pemeriksaan bahwa Tn. Vb
mengalami asma ringan.

Plant
1. Terapi Farmakologi :
Salbutamol inhalasi 2x semprot bila perlu
Beklometason 50 mcg 2x sehari
EVALUASI KERASIONALAN
1. Tepat Indikasi
1. TepatIndikasi
Nama Indikasi Mekanisme Keterangan
Obat
Salbutamol Bronkodilator Obat ini bekerja dengan Karena pasien
cara merelaksasi otot mengalami asma
saluran nafas dan ringan
menurunkan permeabilitas
vaskuler
Beklometason Untuk pencegahan Mencegah dan menekan Untuk pencegahan
jangka panjang dan aktivitas sel sel radang jangka panjang
pengontrolan gejala dan pengontrolan
asma dan gejala asma
menyembuhkan
inflamasi yang terjadi
2. Tepat Obat
Nama Alasan Dipilihnya Keterangan
Obat

Salbutamol Karena pasien hanya mengalami Pasien menderita asma


asma ringan dan sesak nafas ringan
dalam kondisi tertentu, yang
diobati dengan obat-obat
golongan beta 2 adrenergik
bekerja dengan cepat
Beklometason Untuk menyembuhkan inflamasi Pasien menderita asma
ringan
3. Tepat Pasien

Nama Obat Kontra Indikasi Ketrerangan

Salbutamol Hipersensitivitas -

Beklometason Hipersensitivitas -
4. Tepat Dosis
Nama Obat Rekomendasi Dosis yang Keterangan
Dosis diberikan

Salbutamol Salbutamol inhalasi Salbutamol Untuk dosis


100-250 mcg (1-2 inhalasi (1-2 pemeliharaan
hisapan) bila perlu hisapan) bila
perlu

Beklometason Beklometason 50 Beklometason 50 Untuk dosis


mcg 2x sehari (2-4 mcg 2x sehari kombinasi dengan
hisapan) salbutamol
5. Waspada Efek Samping Obat
Nama Efek Samping Saran
Obat
Salbutamol Tremor, takikardia, hipokalemia, Waspada Efek
hiperglikemia, peningkatan kadar Samping Obat
asam laktat dan sakit kepala

Beklometason Efek sampingnya minimal dan dapat Waspada Efek


diminimalkan lagi dengan Samping Obat
pengguunaan spacer.Reaksi
sampingnya adalah kandidiasis
orofaringeal, disfonia,serak dan
batuk, sakit kepala dan hal ini
tergantung dosis
LANJUTAN .....
2. Terapi non Farmakologi :
Menghindari pemicu alergi karena dapat memperparah penyakit
asma
Melakukan terapi pemeliharaan
Melakukan tes PEV untuk mengetahui perkembangan penyakit
asma
Menghindarkan stress fisik dan emosional
Memilih olahraga yang tepat untuk penderita asma

3. Monitoring
Monitoring tanda dan gejala asma
Monitoring arus puncak ekspirasi (APE) dengan peak flow meter.
LANJUTAN .....
4. Konsultasi, Informasi dan Edukasi
Adapun konsultasi, informasi dan edukasi yang diberikan kepada
pasien menunjang proses pengobatan pasien adalah sebagai berikut :
Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis,
aturan pakai serta cara penggunaan obat tersebut
Memberikan informasi tentang efek samping yang mungkin bisa muncul
selama pengobatan
Penderita asma dan keluarga (yang merawat) perlu diberi edukasi
mengenai asma secara detail agar mengetahui apa yang terjadi pada
asma, faktor faktor pemicu serangan asma, penangan pertama apabila
terjadi serangan
Menyarankan kepada pasien untuk mematuhi terapi non farmakologi guna
menunjang keberhasilan terapi
Memberikan informasi untuk menghindarkan pemicu asma (debu, asap
rokok, bulu bulu binatang dll)
Bila beluM membaik konsultasikan ke dokter

Anda mungkin juga menyukai