KELAS B
GENAP
Eka Sityani. A (201210410311007) Hawa F (201210410311081)
Elita Marta W. (201210410311020) Siti Hasanah (201210410311129)
Noviyatul F. (201210410311025) Angga A (201210410311180)
Septia Alfionika (201210410311045) Tri Rahmi (201210410311187)
Sri Azhari B (201210410311048) Agung P (201210410311216)
Novita Riski K (201210410311055) Dio Agustine (201210410311223)
Yuanita E (201210410311059) Elok Muthokaroh (201210410311244)
Syahila R.M (201210410311064) Umi Nurul (201210410311250)
Rusdiana Dewi (201210410311068) Yeyen Pesa (201210410311128)
Kuntum K (201210410311071) Grandaes (201210410311146)
Awinda D (201210410311074) Dinarti P (201210410311164)
Nur Annisa (201210410311076) Ifkliyatul R (201210410311169
Dara Desinta (201210410311078)
DEFINISI
• Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang
ditandai oleh inflamasi, peningkatan reaktivitas terhadap
berbagai stimulus, dan sumbatan saluran napas yang bisa
kembali spontan atau dengan pengobatan yang sesuai.
• Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Berbagai sel
inflamasi berperan, terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T,
makrofag, netrofil dan sel epitel.
• Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan. Hal ini
disebabkan karena pengencangan dari otot sekitar saluran
napas, peradangan, rasa nyeri, inflamasi dan iritasi pada saluran
napas di paru-paru.
• Asma adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan
respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam-macam
stimuli yang di tandai dengan penyempitan bronkus atau
bronkiolus dan sekresi berlebih dari kelenjar di mukosa bronkus.
PATOFISIOLOGI
• Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar
bernafas. Penyebabnya adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di
udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut :
seseorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E
abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan
antigen spesifikasinya.
• Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka
antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat
pada sel mast dan menyebabkan sel akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya
histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik
eosinofilik dan bradikinin.
• Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot
polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat Pada
asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena
peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus.
• Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari
tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita
asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal
ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat
meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini
bisa menyebabkan barrel chest
KLASIFIKASI PENYAKIT ASMA
• Ekstrinsik (Alergi),ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh alegren
yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic
dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan
adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada
alegren spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan
asma ekstrinsik
• Intrinsik (non alergik), ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi
terhadap faktor yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin
atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
INDIKASI Pengobatan asma kronik dewasa dan (ISO vol. 46, hal: 492)
anak > 12 tahun
Loading Dose
Dewasa atau anak-anak yang tidak menerima theofilin: IV 6 mg/kg.
Dewasa atau anak yang menerima theofillin: IV 0.6 to 3.1 mg/kg.
Maintenance Dose
Dewasa (bukan perokok): IV 0.5 to 0.7 mg/kg/jam
Geriatric dan pasien dengan corpulmonar: IV 0.3 to 0.6 mg/kg/jam
Pasien dengan CHF: IV 0.1 to 0.5 mg/kg/jam
Anak 9-16 tahun & pasien dewasa (yang merokok): IV 0.8 to 1 mg/kg/jam
Anak 1-9 tahun: IV 1 to 1.2 mg/kg/jam
Baru lahir- bayi <6bln: tidak direkomendasikan.
Bayi 26-52 minggu: dibagi menjadi per 6 jam.
Bayi <26 minggu: dosis dibaagi per 8 jam.
Bayi 6-52 minggu: dosis 24 jam(mg).
Intermiten pengobatan / jangka panjang: 1-2 tiupan 3-4 kali / hari (maksimum 8 puff / 24 jam)
Informasi pasien 1. Pasien harus diinstruksikan untuk mencari bantuan medis dalam kasus di mana gejala akut tidak lega atau
tingkat sebelumnya respon berkurang.
2. Kebutuhan untuk meningkatkan frekuensi penggunaan dapat menunjukkan kerusakan asma, dan
pengobatan tidak boleh ditunda.
3. Semua pasien harus menggunakan perangkat spacer saat menggunakan inhaler meteran-dosis.
4. Jangan gunakan lebih sering dari yang direkomendasikan.
5. Mempertahankan hidrasi yang memadai (2-3 L / hari cairan) kecuali diperintahkan untuk membatasi
asupan cairan
6. Jangan dibekukan dilemari es
7. Kocok tabung sebelum menggunakan
8. Duduk saat menggunakan obat
9. Tutup mata saat pemberian fenoterol untuk menghindari semprotan masuk ke mata.
10. Buang napas perlahan dan benar-benar melalui hidung; menghirup dalam-dalam melalui mulut sementara
pemberian aerosol. Tahan napas selama 10 detik setelah terhirup. Tunggu minimal 1 menit penuh antara
penarikan. Cuci corong antara penggunaan.
11. Jika lebih dari satu obat inhalasi yang digunakan, menggunakan fenoterol pertama dan menunggu 5 menit
antara obat. Perdana inhaler sebelum penggunaan pertama, dan setiap kali inhaler belum digunakan
selama lebih dari 2 minggu, dengan melepaskan 4 semprotan tes ke udara (dari wajah).
12. Buang inhaler setelah nomor berlabel dosis yang digunakan, bahkan jika tabung itu tidak merasa kosong.
13. Simpan dengan corong bawah.
14. Jangan biarkan tabung logam menjadi basah.
perhatian Laktasi Memasuki ASI / tidak dianjurkan; Makanan: Hindari atau
membatasi kafein (dapat menyebabkan stimulasi CNS); Ramuan /
Nutraceutical: Hindari ephedra, yohimbe (dapat menyebabkan stimulasi
CNS); kehamilan / Menyusui tidak dianjurkan
Efek samping Dalam pengobatan bronkospasme akut (dosis tinggi nebulization), gejala
sakit kepala (hingga 12%), tremor (32%), dan takikardia (hingga 21%);
mungkin mengalami kegelisahan, pusing, atau kelelahan (penggunaan hati
saat mengemudi atau terlibat dalam kegiatan berbahaya sampai respon
terhadap obat yang diketahui); mulut kering, rasa tidak enak, marah perut
(kecil, sering makan, perawatan mulut sering, permen karet, atau mengisap
lozenges dapat membantu); atau kesulitan buang air kecil (selalu
membatalkan sebelum pengobatan). Laporan GI terselesaikan marah, pusing
atau kelelahan, perubahan visi, nyeri dada atau palpitasi, ketidakmampuan
persisten untuk membatalkan, gugup atau insomnia, kram otot atau tremor,
atau batuk yang tidak biasa.
Mekanisme Melemaskan otot polos bronkus oleh aksi beta 2-
reseptor dengan sedikit efek pada detak jantung.
Sumber: farmasi-id.com
Sumber: medicastore.com
Indikasi Terapi reguler untuk penyakit obstruktif saluran nafas yang reversibel, mencakup asma
dan PPOK, termasuk bronkitis dan emfisema
Penyakit obstruksi saluran napas yang reversibel : Dewasa dan anak ≥ 12 tahun : 1
Dosis
inhalasi Diskus Seretide 100, 250, atau 500. Anak > 4 tahun : 1 inhalasi Diskus Seretide
100. PPOK : Dewasa 1 inhalasi Diskus Seretide 250 atau 500. Semua dosis diberikan 2
kali sehari
Tidak untuk terapi gejala asma akut dan penanganan awal asma. TB paru, gangguan KV
Perhatian: berat, DM, hipokalemia yang tidak diterapi, tirotosikosis. Lakukan pengawasan berkala
terhadap laju pertumbuhan pada anak yang mendapat terapi jangka panjang. Hamil,
laktasi
Efek Samping Serak atau disfonia, sakit kepala, kandidiasis mulut dan tenggorokan, iritasi
tenggorokan, palpitasi, tremor, bronkospasme paradoksikal, artralgia; kram otot
Debu rumah (Domestik Cuci sarung bantal, guling, sprei, selimut dengan air panas (55-60°C) paling lama 1 minggu
mite) sekali
Ganti karpet dengan linoleum atau lantai kayu
Ganti furnitur berlapis kain dengan berlapis kulit
Bila gunakan pembersih vakum, pakailah filter HEPA dan kantung debu 2 rangkap
Cuci dengan air panas segala mainan kain
Serpihan kulit (Alergen Pindahkan binatang peliharaan dari dalam rumah, atau paling tidak dari kamar tidur dan
binatang) ruang utama.
Gunakan filter udara (HEPA) terutama di kamar tidur dan ruang utama
Mandikan binatang peliharaan 2 x/ minggu
Ganti furniture berlapis kain dengan berlapis kulit
Ganti karpet dengan tikar atau lantai kayu
Gunakan pembersih vakum dengan filter HEPA dan kantung debu 2 rangkap
Eliminasi lingkungan yang disukai kecoa seperti tempat lembab, sisa makanan, sampah
Kecoa terbuka dll
Gunakan pembasmi kecoa
Perbaiki semua kebocoran atau sumber air yang berpotensi menimbulkan jamur , misalnya
Jamur dinding kamar mandi, bakmandi, kran air, dsb. Jangan gunakan alat penguap.
Pindahkan karpet basah atau yang berjamur
Tepung sari bunga dan Bila di sekitar ruangan banyak tanaman berbunga dan merupakan pajanan tepung sari
jamur di luar ruangan bunga, tutup jendela rapat-rapat, gunakan air conditioning. Hindari pajanan tepung sari
bunga sedapat mungkin.
Mengontrol polusi udara di dalam dan
di luar ruangan
Faktor Pencetus Asma Kontrol Lingkungan
Polusi udara dalam ruangan Tidak merokok di dalam rumah
Asap rokok (perokok pasif) Hindari berdekatan dengan orang yang sedang
Asap kayu/ masak merokok
Spray pembersih rumah Upayakan ventilasi rumah adekuat
Obat nyamuk Hindari memasak dengan kayu
Dll Hindari menggunakan spray pembersih rumah
Hindari menggunakan obat nyamuk yang
menimbulkan asap atau spray dan
mengandung bahan polutan
Polusi udara di luar`ruangan Hindari aktiviti fisis pada keadaan udara dingin
Asap rokok Cuaca Ozon dan kelembaban rendah
Gas buang kendaraan bermotor Tinggalkan/ hindari daerah polusi
Dll