Anda di halaman 1dari 13

CARA BERKOMUNIKASI

PADA PASIEN LANSIA DAN


ANAK
NAMA : GIVEN.A.MAMUSUNG
NIM : 18101106079
Pengertian Komunikasi Terapeutik

• Indrawati (2003) mengemukakan bahwa komunikasi terapeutik adalah


komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik adalah
hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku,
perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim
terapeutik. Komunikasi dengan lansia harus memperhatikan faktor fisik,
psikologi, lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan
ketrampilan komunikasi yang tepat. disamping itu juga memerlukan
pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang tepat.
Komunikasi Terapeutik pada lansia
• Menurut Wahjudi Nugroho (2008) Komunikasi dengan lansia adalah proses penyampaian
pesan atau gagasan dari petugas atau perawat kepada lanjut usia dan diperoleh tanggapan
dari lanjut usia sehingga diperoleh kesepakatan tentang isi pesan komunikasi.

• Komunikasi yang baik pesannya singkat, jelas, lengkap dan sederhana. Sarana
komunikasi meliputi panca indra manusia (mata, mulut, tangandan jari) dan buatan
manusia (TV, Radio, surat kabar). Sikap penyampaian pesan harus dalam jarak dekat,
suara jelas, tidak terlalu cepat, menggunakan kalimat pendek, wajah berseri-seri,
sambil menatap lansia, sabar, telaten, tidak terburu-buru, dada sedikit membungkuk
dan jempol tangan bersikap mempersilahkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar
komunikasi berjalan lancar adalah menguasai bahan atau pesan yang akan
disampaikan, menguasai bahasa setempat, tidak terburu-buru, memiliki keyakinan,
bersuara lembut, percaya diri, ramah, dan sopan. Lingkungan yang mendukung
komunikasi adalah suasana terbuka, akrab, santai, menjaga tetap ramah, posisi
menghormati, dan memahai keadaan lanjut usia. (Wahjudi Nugroho, 2008)
Pendekatan Perawatan Lansia Dalam Konteks
Komunikasi
a) Pendekatan fisik
• Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian, yang dialami,
peruban fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan dikembangkan
serta penyakit yang dapat dicegah progresifitasnya. Pendekatan ini relative lebih mudah
di laksanakan dan di carikan solusinya karena riil dan mudah di observasi.
b) Pendekatan psikologis
• Karena pendekatan ini sifatnya absrak dan mengarah pada perubahan prilaku, maka
umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan ini
perawat berperan sebagai konselor, advokat, supporter, interpreter terhadap sesuatu
yang asing atau sebagai penampung masalah-masalah yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab bagi klien.
c. Pendekatan social
• Pendekatan ini di lakukan untuk meningkatkan keterampilan
berinteraksi dalam lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar pikiran,
bercerita, bermain, atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok
merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi
dengan sesama klien maupun dengan petugas kesehatan.
d. Pendekatan spiritual
• Perawat harus bisa membeikan kepuasan batin dalam hubunganya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnya terutama ketika klien dalam
keadaan sakit.
Teknik Komunikasi Pada Lansia

• Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain pemahaman yang
memadai tentang karakteristik lansia, petugas kesehatan atau  perawat juga harus mempunyai
teknik-teknik khusus agar komunikasi yang di lakukan dapat berlangsung secara lancar dan sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
• Beberapa teknik komunikasi yang dapat di terapkan antara lain:
a) Teknik asertif
b) Responsif
c) Fokus
d) Supportif
e) Klarifikasi
f) Sabar dan Ikhlas
Teknik Komunikasi Lansia Pada Reaksi Penolakan

• Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia dengan
reaksi penolakan, antara lain :
1. Kenali segera reaksi penolakan klien
2. Membiarkan klien lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu. Hal ini
merupakan mekanisme penyesuaian diri sejauh tidak membahayakan klien, orang lain
serta lingkunganya.
3. Orientasikan klien lansia pada pelaksanan perawatan diri sendiri
4. Langkah tersebut bertujuan untuk mempermudah proses penerimaan klien terhadap
perawatan yang akan di lakukan serta upaya untuk memandirikan klien.
5. Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat dengan tepat
6. Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas kesehatan memperoleh
sumber informasi atau data klien dan mengefektifkan rencana / tindakan dapat terealisasi
dengan baik dan tepat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinteraksi
pada lansia
• Menunjukkan rasa hormat, seperti “bapak” “ibu” kecuali apabila sebelumnya pasien telah meminta anda
untuk memanggil panggilan kesukaannya.
• Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien
• Pertahankan kontak mata dengan pasien
• Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif
• Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan perasaannya
• Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak, menggunakan bahasa dan kalimat yang sederhana.
• Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien
• Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien
• Menyederhanakan atau menuliskan instruksi
• Mengenal dahulu kultur dan latar belakang budaya pasien
• Mengurangi kebisingan saat berinteraksi, beri kenyamanan, dan beri penerangan yang cukup saat
berinteraksi.
• Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di tangan. Lengan, atau bahu.
• Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi.
•  
KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA PASIEN ANAK

• Salah satu pasien yang dihadapi perawat di rumah sakit adalah anak.
Anak ialah pribadi yang unik. Untuk itu diperlukan pendekatan khusus oleh
perawat pada pasien anak untuk memberi pengertian dan mengubah
perilakunya yang cenderung manja dan rewel. Ketika dirawat di rumah sakit
terkadang anak merasakan stress karena adanya perubahan status
kesehatan, prosedur perawatan yang harus dijalani, perubahan lingkungan,
serta keterbatasan mekanisme koping.
MASA BAYI (0-1 TAHUN)
pada usia ini, bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan kata-kata oleh
karena itu, komunikasi pada bayi lebih banyak menggunakan komunikasi non verbal. Pada saat lapar,
haus, basah, dan perasaan yang tidak nyaman lainnya bayi hanya bisa mengekspresikan dengan cara
menangis.
2. MASA BALITA (2-5 TAHUN)
pada usia balita (terutama pada usia dibawah 3 tahun) mempunyai sikap egosentris,selain itu anak
juga memiliki perasaan ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu apa yang akan terjadi
padanya.
3. ANAK USIA 5-8 TAHUN
anak usia ini sangat peka terhadap stimulus yang dirasakan akan mengancam tubuhnya.
4. ANAK USIA 8-12 TAHUN
anak usia ini sudah lebuh mampu berkomunikasi dengan orang dewasa. Perbendaharaan kata
sudah lebih banyak dikuasai dan anak sudah mampu berpikir konkrit.
5. ANAK USIA REMAJA
usia remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak menuju masa
dewasa.
BENTUK KOMUNIKASI PADA PASIEN
ANAK

a. TANGISAN
b. OCEHAN
c. ISYARAT
d. UNGKAPAN EMOSIONAL
TEKNIK KOMUNIKASI PADA PASIEN ANAK

• TEKNIK VERBAL yaitu melalui orang ketiga, bercerita, menfasilitasi,


biblioterapi, meminta untuk menyebutkan keinginan, pilihan pro dan
kontra, pengunaan skala.
• TEKNIK NON VERBAL yaitu, menulis, menggambar, gerakan gambar
keluarga, sosiogram, menggambar bersama keluarga,bermain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai