Anda di halaman 1dari 20

ASMA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi yang Diampu Oleh


Ibu apt. Nuralifah, S.Farm., M.Kes.

KELOMPOK 4
KELAS B
KELOMPOK 4
NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1 WA ODE ASTUTI HAS (O1A117189)

WA ODE MUTIARA (O1A117191) 2


3 WINDY EGIDIA SAFITRI (O1A117197)

AYU DEWI WIDANINGSIH (O1A119073) 4


5 FERLISA ARIANTI (O1A119086)

MUH. ASRUN (O1A119096) 6


PEMBAHASAN

Definisi Patofisiologi Klasifikasi

1 2 3 4 5 6

Etiologi Manifestasi Pencegahan


klinis
01
DEFINISI ASMA
ASMA

Yunani
Terengah-engah

“Asthma”
Serangan napas pendek

Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) asma


didefinisikan sebagai gangguan infllamasi kronik saluran napas
dengan banyak sel yang berperan khususnya sel mast, eosinofil,
dan limfosit T.

(Richman, 1997)
02
ETIOLOGI
ASMA
1 Genetik Genetik termasuk faktor predisposisi yang
diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat,
akibat adanya bakat alergi ini penderita sangat
mudah terkena asma apabila dia terpapar dengan
faktor pencetus.

2 Alergen
Alergen erupakan suatu bahan penyebab alergi yang terdiri atas :
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu
binatang, serbuk bunga, bakteri, dan polusi.
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-obatan
tertentu seperti penisilin, salisilat, beta blocker, kodein, dan
sebagainya.
3. Kontaktan, seperti perhiasan, logam, jam tangan, dan aksesoris
lainnya yang masuk melalui kontak dengan kulit.
(Nurarif & Kusuma, 2015)
3 Infeksi Saluran Pernapasan Infeksi saluran pernapasan terutama disebabkan oleh
virus. Virus Influenza merupakan salah satu faktor
pencetus yang paling sering menimbulkan asma
bronkhial, diperkirakan dua pertiga penderita asma
dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh infeksi
saluran pernapasan

4 Perubahan Cuaca

Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering


mempengaruhi asma, perubahan cuaca menjadi pemicu
serangan asma. Selain itu juga, cuaca yang panas dapat
memicu asma karena terdapat peninngkatan debu dan
polusi udara.

(Nurarif & Kusuma, 2015)


5 Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan
serangan asma bila sedang bekerja dengan berat/aktivitas
berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma

6 Stress

Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya


serangan asma. Selain itu juga dapat memperberat
serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma
harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stres harus diberi nasehat untuk menyelesaikan
masalahnya.

(Wahid & Suprapto, 2013)


03
PATOFISIOLOGI
ASMA
Gambar Patofisiologi Asma

Patofisiologi asma tidak hanya berawal dari


adanya alergen. Akan tetapi, fakto lain juga
berpengaruh untuk mengaktifkan mediator
misalnya: obat-obatan, olahraga (latihan
berat), cuaca, dan stres.

(Barnes, 2008)
Gambar perbedaan saluran napas normal dan penderita asma

(Hadioroto dkk., 2005)


04
MANIFESTASI
KLINIS
Menurut (Padila, 2013) adapun manifestasi klinis yang dapat ditemui pada pasien asma yaitu:
Stadium Dini:

Faktor hipersekresi yang lebih menonjol Faktor spasme bronchiolus dan


edema yang lebih dominan:
1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek 1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sputum
sifatnya hilang timbul 2) Wheezing
3) Wheezing belum ada 3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
4) Belum ada kelainan bentuk thorak 4) Penurunan tekanan parsial O2
5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE b. Stadium lanjut/kronik
6) BGA belum patologis

Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
2) Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit dikeluarkan
4) Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)
5) Thorak seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot stenorkleidomastoideus
7) Sianosis
05
KLASIFIKASI
ASMA
Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) 2010 asma dibagi menjadi 4 yaitu :

Klasifikasi Ciri-ciri
Asma intermiten ( Asma Ringan) 1. Gejala kurang dari 1 kali seminggu
2. Eksaserbasi singkat
3. Gejala malam tidak lebih dari 2 kali sebulan
4. Bronkodilator diperlukan bila ada serangan.
5. Serangan agak berat mungkin memerlukan kortikosteroid

Asma Persisten Sedang (Asma 1. Gejala asma malam >2x/bulan


Sedang) 2. Eksaserbasi >1x/minggu, tetapi <1x/hari; yang mempengaruhi aktivitas dan tidur;
3. Membutuhkan bronkodilator dan kortikosteroid;.
4. APE atau VEP1 ≥ 80% prediksi;.
5. Variabiliti APE atau VEP1 20-30%

Asma Persisten Ringan (Asma 1. Gejala hampir tiap hari;


Ringan) 2. Gejala asma malam >1x/minggu; yang mempengaruhi aktivitas dan tidur;.
3. Membutuhkan steroid inhalasi .
4. Bronkhodilator setiap hari;.
5. APE atau VEP1 60-80%; dengan variabilitiAPE atau VEP1 >30%.

Asma Persisten Berat (Asma Berat) 1. APE atau VEP1 <60% prediksi; dengan variabiliti APE atau VEP1 >30%.

Keterangan : APE (Arus Pucak Respirasi), VEP1 (Volume Ekspirasi Paksa detik Pertama)
06
PENCEGAHAN
ASMA
Menurut Sundaru & Sukamto (2014), usaha-usaha pencegahan asma antara lain:

3. Menghindari penggunakan obat-obat


1. Menjaga kesehatan 2. Menjaga kebersihan lingkungan
antiasma.

4. Menghindari alergen pada bayi


dianjurkan dalam upaya menghindari
sensitisasi atau pencegahan primer.

Berbagai studi menunjukkan bahwa ibu merokok selama kehamilan akan


mempengaruhi perkembangan paru anak, dan bayi dari ibu perokok, 4 kali lebih
sering mendapatkan mengi dalam tahun pertama kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA

Barnes PJ. 2008. Immunology of asthma and chronic obstructive pulmonary disease. Immunology. Vol. 8.
Global Initiative for Asthma. 2010. Global Strategy for Asthma Management and Prevention.
Hadioroto, Iwan, dkk. 2005. Asma oleh Tim Redaksi Vital Health. Gramedia pustaka utama: Jakarta.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-
NOC. MediAction: Jokjakarta.
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Nuha Medika: Yogyakarta.
Richman, E. 1997. Asthma Diagnosis and Management, New Severity Clasifications and Therapy Alternative.
Clinician Reviews. Vol. 7(8).
Sundaru, H., & Sukamto. (2014). Asma Bronkial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. 4 vol.3. Pusat Penerbit IPD
FKUI: Jakarta.
Wahid, A., dan Suprapto. 2013. Keperawatan Medical Medical Bedah Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem
Respirasi. CV. Trans Info Media: Jakarta.
TERIMA KASIH
Stay Safe, Stay Happy, Stay Healthy

Anda mungkin juga menyukai